"Chika sayang, ini enak loh. Ini namanya sayur sop ,ada dagingnya juga. hhhhhmmmm sedap banget..... Chika coba dulu ya, kalau ga mau nanti mommy nangis.... "
Chikapun mengangguk dan perlahan membuka mulutnya, walaupun dengan sejuta keraguan...
Namun setelah Chika menyantap satu suap sayur sop beserta nasi. Chika tersenyum...
"Hhhhmmm ternyata memang enak ya mommy, ini mommy yang masak sendiri?? Chika mau mam mam sayur kalau mommy Arselia yang masak. "
Kata kata terakhir Chika membuat detak jantung orang tua Adelia berdebar kencang. Bahkan keduanya saling berpandangan.
Chika menyantap makanannya dengan lahap ,bahkan meminta tambah lagi sayur sopnya.
Arya yang melihatnya sangat kagum dengan Adelia. Karena dalam waktu sekejap mampu merubah Chika. Yang tadinya ga suka sayur, sekarang jadi suka sayur.
Arya juga kagum, karena Adelia benar benar bisa membuat Chika nyaman bersamanya.
Setelah puas bermain, serta sarapan dirumah Adelia. Chikapun tertidur dipangkuan Adelia.
Arya menggunakan kesempatan ini untuk membawa Chika pulang.
Setelah kepulangan Arya dan anaknya. Adelia jaga warung kopinya. Sementara ayah dan ibunya berpamitan ingin ngobrol penting.
"Aneh, sebenernya ayah sama ibu menyembunyikan apa ya?? Kok pake acara ngobrol cuma berdua ??"batin Adelia ."
Selagi bengong memikirkan orang tuanya, mulailah berdatangan para pembeli.
Sementara Rahmat dan Hesty telah berada di kamar.
"Yah, sudah tahu kan kenapa dokter Arya kesini? "
"Ya bu, sudah. Ayah sempet kaget juga si bu. Apa iya ya bu?? Jika almarhumah istri dokter Arya itu Arselia anak kita bu? "
"Ibu juga penasaran yah, tapi bagaimana cara kita mencari tahu lebih lagi tentang jati diri istri dokter Arya?? "
"Kalau saran ayah, lebih baik kita jujur ke Adelia. Kalau Adelia sudah tahu, otomatis dia pasti mau bantu kita cari tahu jati diri almarhumah istri dokter Arya bu. "
"Bagaimana menurut ibu? "
"Iya juga si yah, sebaiknya kita cari waktu yang tepat untuk menceritakan sebuah rahasia masa lalu kita pak. "
"Iya benar bu, kalau untuk saat ini kayanya waktunya belum pas ya bu. "
"Iya yah, sebaiknya kita simpen rapat dulu rahasia ini. Sampai bener bener ada waktu yang tepat untuk cerita ke Adelia. "
"Ya bu, lagian ibu kan dalam masa pemulihan. Sebaiknya ibu fokus sama kesehatan ibu dulu. Jangan terlalu memikirkan masalah ini. Biar ibu ga drop lagi. "
"Iya ayah, pasti ibu akan nurut saran dokter Arya kok yah. Ayah ga usah terlalu kawatir. "
"Ya sudah sekarang ibu istirahat, ayah mau kedepan bantu Adelia. Sudah banyak pembeli bu. "
Rahmat bergegas keluar kamar, melangkah ke warung membantu Adelia melayani para pembeli.
Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, hingga jarum jam menunjukan pukul 11 siang. Adelia berpamitan pada ayahnya untuk bersiap siap ke kampus.
Selagi Adelia mandi, datang Silvy untuk menjemput Adelia bersama sama pergi ke kampus.
Tak berselang lama, Adelia dan Silvy telah berboncengan dengan mengendarai motor matic Silvy menuju kampus.
Mereka sengaja berangkat lebih awal karena ingin mengerjakan tugas bersama sama. Setelah sampai di kampus, Silvy memarkirkan motornya terlebih dahulu.
Sedang Adelia pamit ke toilet sebentar. Namun ketika Adelia akan melangkah kembali ke dalam kelas, dua orang pemuda menabrak Adelia.
Adelia yang sedang konsen memegang hand phone tersentak kaget. Sehingga hand phone terjatuh.
Dua pemuda itu adalah Dony dan Dody sahabat dari Willy juga Rara.
"Upss maaf sengaja "ujar Dony. "
Adelia tak menanggapi senyum sinis kedua pemuda tersebut .Lalu Adelia memungut hand phonenya yang terjatuh.
Lagi lagi Adelia mendapat cemoohan, cibiran dari kedua pemuda tersebut .
"Haaaa hari gini masih pake hand phone jadul "cibir Dody. "
"Heh Del, itu kan hand phone butut waktu pertama kalinya ada hand phone. Kan modelnya kaya gitu "ejek Dony. "
"Iihhh ga banget ,masa anak kuliahan pake hand phone jadul hhaaa norakkk "teriak keduanya sembari terbahak bahak. "
Lalu datanglah Rara dengan sombong, congkak mendekati Adelia..
"Heh temen temen. Dia kan cuma jualan kopi, ya maklumlah ga bisa beli hand phone yang lagi ngetren "cicir Rara. "
Gelak tawa Dony, Dody, serta Rara mengundang perhatian Willy yang melintas akan ke toilet.
"Rame banget, ada apa ini? "tanya Willy. "
Dengan congkaknya Dony bercerita "Ini ,tadi gwe ga sengaja nabrak Adelia. Ehh sampe hand phonenya jatuh.. Gwe sempet geli bro, masa hari gini anak kuliah pake hand phone jadul?? "
Willy geleng geleng kepala tak habis pikir dengan kelakuan teman temannya yang selalu ngebully Adelia.
"Del, hand phone loe rusak ga?? "
"Adelia tersenyum "Ga kok Will, masih bisa berfungsi. "
"Gimana kalau hand phone loe diganti saja dengan hand phone baru?? "ujar Willy. "
"Ga usah Will, ini juga masih bisa berfungsi. Gwe ga masalah punya hand phone jadul, yang penting bisa buat komunikasi dan ngerjain tugas dari dosen. "
Sementara dari jauh datang Silvy menghampiri Adelia.
"Del, loe ga apa apa???Pasti mereka ganggu loe ya? "
"Ga kok Vy, mereka ga ganggu gwe. Kita cuma saling bertegur sapa saja. "
"Ya sudah Del, yuk masuk kelas. Kata mau ajarin tugas yang kemaren belum kelar. Entar keburu bel masuk loh. "Sambil Silvy menarik tangan Adelia melangkah menuju kelas. "
Seperginya Adelia dan Silvy, Rara marah marah sewot emosi ke Willy.
"Will ,loe apa apaan si?!!Pake nawarin beliin hand phone ke cewe cupu itu??! "
Willy tak berkomentar apapun malah mengajak Dony dan Dody pergi.
"Yuk cabut, loe loe mau gwe traktir ga ke kantin?? "
Sontak Dony dan Dody mengikuti langkah Willy menuju kantin dengan sumringahnya.
Sementara Rara semakin emosi dengan tingkah cuek Willy.
"Iiihhh, sejak ada Adelia!! Sejak kenal Adelia!!Willy perlahan lahan ngejauhin gwe!! Gimana gwe cepet bisa balas sakit hati mamah gwe!! Semua gara gara Adelia cupu, kampungan!!! "
"Awas loe Adelia, gwe akan buat hidup loe menderita!! Kalau perlu orang tua loe juga akan merasakannya!! Kalau loe masih saja deket deket Willy!!"
Gerutu caci maki terlontar tak ada habisnya dari mulut Rara. Hingga merasakan cape sendiri, terdiam dan melangkah ke kantin.
"Willy, loe kok ninggalin gwe gitu aja??!! Loe ajak mereka, tapi kok ga ajak gwe??!! "sambil nunjuk ke arah Dody dan Dony."
Lagi lagi Willy diam seribu bahasa, malah bangkit dari duduknya. Dan menyerahkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke Dony dan Dody.
"Ini loe berdua bayar sendiri, sekalian punya gwe bayarin. Gwe cabut dulu ya?Karena gwe belum ngerjain tugas dari dosen kemaren. "
Willy melangkah pergi dari kantin tanpa menghiraukan tatapan memelas Rara.
Willy melangkah dengan cepat menuju ke kelasnya. Yang ternyata satu ruang kelas dengan Adelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Vigiani Nurike
mampir lg thor🤩🤩
2022-01-04
0