"Waduhhh, maaf ya de. Kok jadi saya malah curhat "sambil Arya garuk garuk tengkuk yang tak gatal. "
Adeliapun tersenyum "ga apa apa kok om dokter. Saya bersedia kok, jika setiap saat om dokter butuh bantuan saya. "
"Saya juga ga akan tega jika anak om, kangen mommynya. Saya ga apa apa jadi mommy bohongan buat anak om. Asal anak om ga bersedih lagi. Kasihan om, kalau sebentar bentar menangisi mommynya. "
"Baik de Adelia, sebelumnya terimakasih karena telah peduli dengan anak saya. Hhmmm jika boleh, saya ingin meminta nomor ponsel ade. "
Kemudian Adelia memberikan nomor ponselnya pada sang dokter. Dan seketika ada nomor masuk ke ponsel Adelia.
Adeliapun melihat nomor ponsel tersebut "Maaf om dokter, apa ini nomor om dokter? "
"Iya de, itu nomor saya. Oh iya sebentar lagi ada perawat yang akan melepas selang infus ibu ade. Saya permisi dulu. "
Seperginya dokter tersebut, datanglah ayah Adelia.
"Barusan itu pak dokter yang ngerawat ibu kan bu?? "
"Iya yah, ibu sudah diperbolehkan pulang hari ini juga yah. "
"Loh, bukannya besok pagi kan bu? "
Adelia menyela pembicaraan orang tuanya.
"Ibu itu yah, barusan membujuk pak dokter. Minta pulang hari ini juga. "
Sang ayah hanya tersenyum, sedang sang ibu masih asik dengan pikirannya mengenai istri dokter yang bernama Arselia.
Diamnya Hesty mengundang tanya si Rahmat sang suami.
"Ibu, kenapa cemberut?? Kenapa kok murung?? Harusnya kan ibu senang, usaha ibu bujuk pak dokter berhasil "canda Rahmat. "
"Iya ayah, ibu senang kok yah "Jawab ibu Hesty.
Padahal bu Hesty dalam hati sedang berpikir sendiri. Kenapa tiba tiba sakit sesaknya hilang begitu saja, setelah ada sentuhan tangan di dadanya "batin bu Hesty. "
"Siapa sebenernya yang sempat menyentuh dada saya? "batin Hesty kembali. "
Selagi suami istri dan anak ini berbincang bincang, datang seorang perawat untuk melepas selang infus Hesty.
"Sore ibu Hesty. Maaf ya, jika ada rasa nyeri sedikit. Saya akan melepas infus ibu. "
"Iya sus, ga apa apa kok. "
Dengan cekatan sang perawat melepas selang infus Hesty yang berada di pergelangan tangan kirinya. Dan tak butuh waktu lama.
"Sudah ya bu, ibu sudah boleh pulang hari ini juga. Semoga sehat selalu ya ibu. "
"Aminn, terimakasih ya sus. "
"Sama sama ibu.Kalau begitu saya permisi ya ibu. "
Setelah tugasnya selesai, perawat tersebut meninggalkan ruang rawat Hesty.
Rahmat dan Adelia mengemasi semua barang barang milik Hesty. Setelah itu Adelia memesan taxi on line.
"Ayah, sebaiknya ayah bersama ibu naik taxi pesenan Adel, biar Adel naik motor ayah. "
"Iya terserah kamu saja Del, baiknya bagaimana. Ayah sama ibu nurut nurut saja "ucap Rahmat. "
Setelah semua barang barang terkemas rapi,ayah dan ibu Adelia menunggu kedatangan taxi on line pesenan Adelia.
Tak berselang lama, datang juga taxinya. Kemudian orang tua Adelia masuk taxi tersebut.
Sementara Adelia mengikuti jalan taxi tersebut dibelakangnya dengan mengendarai motor butut milik ayahnya.
Setelah perjalanan beberapa menit, sampai juga dirumah kontrakan milik orang tua Adelia.
"Ibu beristirahatlah, ga usah bekerja apapun. Biar Adelia yang membantu ayah. Kebetulan kan besok jadwal kuliah Adelia masuk siang. "
"Iya nak, ibu ke kamar ya ."
Seperginya Hesty, Adelia membantu ayahnya meracik semua sayur dan bumbu untuk dini hari membuat berbagai menu masakan.
Semua dijalani Adelia dengan penuh suka cita tanpa pernah mengeluh sedikitpun.
Sementara didalam kamar, Hesty telah melamunkan mengingat kenangan tempo dulu.
Waktu melahirkan Adelia dan Arselia.
**flashback on **
"Tahan bu, sebentar lagi kita sampai rumah sakit. "
"Aduhhh sakit banget yah ..ibu sudah ga tahan lagi.. "
Tak berselang lama pasangan suami istri ini telah sampai di rumah sakit kusus bersalin.
Sang istri segera dilarikan ke ruang bersalin. Tak berselang lama, lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik jelita.
Namun 5 menit kemudian lahir kembali seorang bayi perempuan lagi.
"Bu, anak kita kembar bu. perempuan semuanya. "
"Iya yah, tapi bagaimana kita akan membayar biaya rumah sakit ini? "
"Ibu ga usah mikir apapun, ini biar jadi urusan ayah. Sebentar ya bu, ayah mau cari pinjaman dulu. "
Rahmat pergi mencari pinjaman ke tetangga tetangga, namun semua tidak ada yang bisa membantu.
Hingga akhirnya Rahmat pergi kerumah salah satu kaka kandungnya yang tak jauh dari rumahnya.
"Permisi ,mba Rina, mas Bagas. Apa kalian ada dirumah? "
"Eh kamu Mat, ada perlu apa malam malam kemari ?"
"Maaf mas Bagas, saya mengganggu istirahatnya. Saya mau minta tolong ,pinjamin saya uang buat biaya lahiran. Karena uang saya ga cukup mas. "
"Jadi Hesty sudah lahiran? anaknya perempuan apa laki laki? "tanya Rina. "
"Perempuan semua mba ."
"Loh maksudmu anakmu kembar? "tanya Bagas."
"Iya mba, mas. Anakku kembar. "
Rina dan Bagas saling pandang saling bisik. Kemudian Bagas berbicara kembali.
"Kami akan bantu kamu, tapi ada syaratnya. "
"Syaratnya apa mas? "
"Kamu serahkan satu anakmu untuk kami rawat. Karena kamu tahu kan, kami tak bisa memiliki keturunan. "
"Bagaimana kalau mas sama mba ikut saya ke rumah sakit. Kalian ngomong sendiri ke Hesty.
"Baiklah ,mari kita ke rumah sakit sekarang. "
Merekapun berangkat ke rumah sakit .
Tak berselang lama telah sampai dirumah sakit.
"Mba Rina, mas Bagas .Kalian malam malam kesini? "
"Iya Hesty, kami sengaja kesini. Barusan Rahmat ke rumah mau minjam uang. "
"Kami bisa kasih uang tanpa meminjam, tapi ada syaratnya. Lah Rahmat bilang, kami suruh ngomong sendiri ke kamu. "ucap Bagas. "
"Maksudnya gimana mas Bagas, saya ga paham? "
"Kami akan bayar semua tanggungan rumah sakitmu ,tapi kami minta satu anakmu buat kami ."kata Bagas. "
"Iya Hesty, lagian kan kita bukan orang lain. Mas Bagas ini kan kaka kandung suamimu. "ucap Rina. "
Sejenak Hesty termenung diam tak berkata. Jika diberikan salah satu anaknya, dia merasa ga tega. Namun jika dia rawat keduanya juga takkan sanggup.
"Baiklah mba, mas. Kalian boleh bawa satu anakku. Tapi tolong rawat seperti anak kalian sendiri. "
"Kamu ga usah kawatir, kami pasti akan merawat anakmu sebaik mungkin. Dan juga akan kami berikan pendidikan setinggi tingginya "jawab Bagas. "
Akhirnya Bagas mengambil salah satu dari anak Hesty. Bagas mengambil anak pertama yang dilahirkan Hesty.
"Apa kalian telah memberikan nama untuk bayi ini? "tanya Rina. "
"Sudah mba, anak yang sama mba kami beri nama Arselia dan ini adiknya Adelia "jawab Hesty. "
**Flash back of **
Hestypun menangis ketika mengingat peristiwa 27 tahun yang lalu. Teringat akan kata kata sang dokter sore tadi.
"Apakah Arselia yang dimaksud dokter tampan itu adalah anakku? "batin Hesty. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
IG : @thatya0316
seru kak..
semangat
2022-01-01
0
Taurus Garangan
konflik nya makin seru dan penasaran
2021-12-29
2
Hanna Devi
semangat selalu 💪💪
2021-12-26
0