Setelah pulang dari markas besarnya, Kaisar lebih dulu membersihkan diri. Lelaki itu memakai piyama tidurnya, lalu berbaring di samping Airish yang sudah terlelap begitu nyenyak.
Gadis itu bergeming, setia memejamkan mata meski ruang di sampingnya bergerak-gerak.
Di dalam sebuah pencahayaan lampu kamar yang remang-remang, Kaisar memandangi wajah cantik Airish yang terlihat begitu damai. Wajah yang tak memiliki beban.
Bulu mata lentik hitam, hidung mancung yang mungil, serta bibir kecil yang merah merekah, meski tanpa pewarna.
Lama semakin lama, desiran itu kembali menyapa. Bias aura yang membuat Kaisar tak mampu untuk berpikir jernih.
Kaisar memegang dagu runcing itu, dan mulai memangkas jarak, menempelkan benda lembut itu di atas bibir Airish yang sedikit terbuka.
Mencecap dengan penuh kelembutan, dan menggigit-gigit kecil hingga si empunya menggeliat-geliat.
Ciuman itu terlepas, tetapi lelaki perkasa itu belum merasa puas.
"Setiap aku melihatmu lagi, kau terasa jauh lebih cantik. Ada apa dengan wajahmu? Apa kau memakai sejenis sihir?" Gumam Kaisar yang pastinya hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.
Tangan kekar itu masuk ke dalam lingerie sang istri, sedangkan di atas sana ia kembali beraksi.
Sebuah usapan lembut Airish terima. Terasa naik turun, dari bokong menuju punggungnya. Lagi, gadis itu bergerak, tetapi sama sekali tak terganggu dengan aktivitas Kaisar di atas tubuhnya.
Lelaki itu mengulum senyum, merasa gemas sendiri dengan Airish. "Apa kau sengaja diam saja? Apa sebenarnya kau juga menginginkannya? Hm?"
Dengan nakal, Kaisar menarik lingerie itu, hingga menampilkan tubuh polos Airish yang hanya, terlilit tali kecil di kedua inti tubuhnya.
Bukan keinginannya untuk memakai pakaian seperti ini saat tidur. Sang suamilah, yang memberi perintah, hingga ia tak mampu menolak ataupun memprotesnya.
Bahu polos itu terlihat begitu menggoda, dan tatapan mata Kaisar berhenti, tepat di leher jenjang sang gadis. Otaknya berputar, memikirkan rasa nikmat saat taringnya menancap di sana.
Kaisar menjilat bibirnya. Ia mendekat ke arah ceruk leher Airish. Namun, seketika otaknya sadar, tak ingin kelepasan mulut itu berpindah haluan.
Menyesap bahu putih Airish, dan menyusuri tiap lekuk tubuh gadis itu. Hingga berpusat di dada yang tengah membusung.
Airish mengangkat tangannya, lalu tiba-tiba menarik kepala Kaisar dan memeluknya erat, seperti guling.
Alhasil wajah lelaki itu, terjerembab diantara bulatan menggunung yang terasa begitu sintal.
"Aku semakin yakin, kau sengaja melakukannya. Kita lihat saat pagi nanti, reaksimu akan seperti apa." Gumam Kaisar mulai memejamkan mata.
**********
Tubuh ramping itu bergerak mencari kehangatan, mengusak semakin dalam ke dada bidang Kaisar. Namun, bukannya hangat, ia malah semakin merasa kedinginan.
Merasa ada yang bergerak-gerak di area dadanya. Sontak Kaisar membuka mata.
Senyum di bibir tipis itu terbit, seiring matahari yang mulai naik.
Kaisar membiarkan Airish dengan segala tingkahnya, agar gadis itu bisa melihat dengan jelas, siapa diantara mereka yang lebih dulu menggoda.
Bias cahaya itu masuk melalui celah-celah kamar. Tangan lentik itu meraba-raba, merasa aneh dengan guling yang sedang dipeluknya.
"Kenapa rasa gulingnya begitu dingin." Bergumam, tapi tetap menunda niatnya untuk bangun.
Dan sringgg...
Mata Airish langsung membola, dan hal yang pertama kali Airish lihat adalah dada suaminya yang terbuka. Ia kembali sadar, bahwa ia tidak tidur sendiri, di kamar ini.
Secepat kilat gadis itu menarik diri, namun tangan besar itu lebih dulu menahannya. Airish bergeming, ia menggigit kuat bibir bawahnya.
Ck! Sepertinya aku akan terkena masalah.
"Mau kemana kau?" Tanya Kaisar, menatap dengan sorot mata tajam. Ia sama sekali tak melepaskan cekalan tangannya di lengan Airish.
"Tuan. Aku." Airish tergagap, tiba-tiba lidahnya kelu. Kalimat-kalimat itu tercekat di tenggorokan dan tidak bisa keluar.
"Apa? Kau mau bilang itu tidak sengaja?" Kaisar mencondongkan wajahnya, reflek Airish mundur, semakin beringsut takut.
"Tuan, tapi aku benar-benar tidak sengaja, AC nya sangat dingin, aku, aku aku kedinginan." Ucap Airish jujur, dengan terbata-bata.
Cih, Kaisar berdecih, seolah tidak mau mendengar omong kosong lagi. Padahal siapa yang membuat Airish melakukan ini?
"Harusnya aku memasang CCTV di kamar ini, supaya kau bisa melihat kelakuan liarmu semalam."
Glek!
Semalam? Memangnya aku melakukan apa semalam? Bukankah aku hanya bermimpi, kalau lelaki bedebah ini menciumku? Ya Tuhan... Ku mohon jangan yang aneh-aneh.
"Hei!" Pekik Kaisar, melihat Airish hanya bergeming seperti kambing kurang asupan.
"Tuan, aku mohon maafkan aku. Tapi aku sungguh tidak tahu apa yang aku lakukan, mungkin aku sedang mengigau." Balas Airish mencari alasan yang paling masuk akal.
"Mengigau?" Kaisar mengulang kalimat terakhir Airish, dengan mata yang semakin melotot tajam. Dan cengkraman tangan yang terasa begitu kuat.
Mengakulah! Begitulah kira-kira arti tatapannya.
Tapi dia mau mengaku apa? Sedangkan pelaku sebenarnya adalah lelaki itu.
"Maafkan aku, Tuan. Aku begitu lancang, tapi aku hanya bermimpi. Sumpah, aku hanya bermimpi kau menciumku lebih dulu." Ucap Airish, lalu mengatupkan bibirnya.
Jadi dia merasakannya? Dan menganggap itu hanya mimpi? Baguslah, ini akan semakin mudah. Kaisar tertawa puas dalam hati, semakin gencar ingin menggoda sang istri.
"Apa? Jadi kau menuduhku? Sedangkan kau yang memulainya lebih dulu?" Cetus Kaisar dengan mimik wajah marah.
Saliva Airish semakin berat untuk ditelan, ia ingin berkata jujur. Tapi jujur tentang apa? Bahkan ia sama sekali tidak ingat apa yang telah dilakukannya terhadap Kaisar.
Lihat, dia saja tidak sadar dengan penampilannya sekarang.
"Tuan aku tidak menuduh. Aku bilang itu hanya mimpi." Bela Airish dengan bola matanya berbinar memohon.
Ck, menyebalkan sekali, sebenarnya apa sih yang aku lakukan dengan si bedebah gila ini?
"Baik, sekarang ku beritahu apa yang kau lakukan semalam. Lihat, lihat tubuhmu!" Seru Kaisar dan Airish langsung memperhatikan tubuhnya, tubuh polos yang tak tertutup oleh apapun selain hanya sebuah bikini.
"Arghh!" Airish berteriak kencang, lalu menarik kuat tangannya. Ia menutup sana sini, agar tubuh telanjangnya tidak dilihat oleh Kaisar.
Namun percuma, Kaisar telah melihat semuanya. Pipi Airish bersemu merah, menahan malu.
Sedangkan Kaisar tersenyum tipis, senyum yang tidak disadari oleh Airish.
"Bagaimana kau sudah mengingatnya?"
Airish menggeleng-gelengkan kepala. Tidak mungkin, ia tidak mungkin bertindak bodoh, sampai harus melemparkan tubuhnya ke lelaki bedebah itu kan?
"Oh baik, akan aku ceritakan detailnya, pertama, saat aku baru saja berbaring di tempat tidur, tiba-tiba kau langsung naik ke atas tubuhku. Kedua, dengan lancang kau..." Kaisar menuding wajah Airish menggunakan telunjuknya. "Menciumku dengan rakus, bahkan masih terasa kebas sampai sekarang..."
Airish melipat bibirnya ke dalam. Ia memejamkan mata berulang kali mencoba mengingat sesuatu. Namun nihil. Otaknya benar-benar tidak bisa diajak berpikir.
"Sudah, tidak perlu berusaha sekuat mungkin mengingatnya, karena aku akan menceritakan kelakuan nakalmu itu. Cih, tidak ku sangka kau ternyata..." Kaisar mencibir seraya menggeleng pelan, so tidak habis pikir.
"Tuan, aku benar-benar tidak bermaksud untuk melakukan itu__"
"Jadi kau masih tidak mau mengaku? Hah?"
Glek!
"Kau sudah terlalu banyak menodaiku, senjataku semalam kau pegang-pegang seperti mainan, bibirku habis kau cium dengan buas, belum lagi dada dan punggungku kau raba-raba seenak jidat. Dan yang paling parah, kau membenamkan wajahku di dadamu yang besar itu, apa? Kau mau pamer?" Rancau Kaisar pura-pura tidak terima.
Tidak tahu, sudah semerah apa wajah Airish sekarang. Benarkah ia seliar itu? Atau ini hanya akal-akalan Kaisar.
Tapi walaupun begitu, pasti ia akan tetap kalah melawan bedebah satu ini.
"Tuan maafkan aku, ini memang salahku, aku sudah terlalu lancang, dan membuatmu tidak nyaman." Ungkap Airish akhirnya. Lebih baik ikuti saja permainannya, agar cepat selesai. Daripada harus menahan malu, yang tak berkesudahan. Batin Airish.
"Wah, kau sudah mengakuinya? Bagus, dan aku tidak berpikir ini gratis. Tubuhku itu mahal. Jadi kau harus membayar."
"Bayar? Tapi aku tidak punya uang."
Mendengar itu, Kaisar menyeringai.
"Kalau begitu bayar dengan tubuhmu, sekarang!"
Dan pagi yang panjang, akan segera dimulai...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aku cuma mau ngingetin, kalau hari ini tuh hari Senin, kalian punya vote kan? Yuk sini lempar🙈🙈🙈 Berbagilah pada yang membutuhkan wkwk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ney 🐌
ishh modus🤭🤭
2024-04-22
1
Ayunda Abdullah
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-03-21
0
Triiyyaazz Ajuach
😄😄😄 kasian bener Airish korban tapi malah jadi tersangka 😄😄
2023-08-18
0