Airish menggeleng-gelengkan kepalanya, bahkan sesekali membenturkannya ke arah tembok kontrakan. Merasa pusing dengan pilihan yang harus ia jalani. Tapi bagaimana kalau ia menolak, dan Kaisar malah menyerang keluarganya?
Ah, dia akan sangat bersalah jika itu terjadi. Apa ia harus menerima saja tawaran lelaki itu? Toh, ia dinikahi bukan hanya dijadikan simpanan atau wanita bayaran.
Malam semakin larut, dan dia tidak memiliki waktu lagi untuk berpikir panjang. Kaisar sudah mengiriminya pesan, sebuah alamat rumah, itu artinya lelaki itu sudah menunggu ia datang.
Airish menggigit bibir bawahnya kuat, mencari cara, supaya ia tidak hanya terjebak dalam pernikahan tersebut. Karena ia yakin, Kaisar hanya penasaran padanya, bukan cinta atau apapun itu.
"Aku harus mengajukan syarat." Pikir Airish, seraya memesan taksi untuk mengantarkannya menemui lelaki bedebah itu.
Tak butuh waktu lama, taksi sudah menjemputnya di depan kontrakan, ia segera masuk lalu meminta sang supir mengantarkannya ke alamat yang sudah ia sebutkan.
Gadis itu terus berpikir keras, kira-kira apa yang paling pas, supaya lelaki itu tidak semena-mena terhadapnya.
Dengan senyum mengembang, pikiran Airish akhirnya mulai berjalan, entah akan terealisasi atau tidak, yang penting ia sudah mengajukannya.
Hingga tak terasa, taksi itu sudah berhenti di depan rumah yang sangat mewah. Gerbang tinggi menjulang, halaman luas dan bangunan yang terlihat besar dan megah. Airish berdecak kagum dalam hati, belum lagi para pengawal yang berjaga sana-sini.
Ah, rumah ini sudah seperti istana baginya. Bagaimana bagian dalamnya? Apa jauh lebih indah? Airish mulai menebak-nebak, sejenak ia lupa tujuan awalnya, ia tersenyum kecil, lalu menekan bel yang ada di depan pintu gerbang tersebut.
Dengan sigap satu pengawal yang sudah di tugaskan oleh Kaisar, membukakan pintu, lalu membungkuk memberi hormat. Karena lelaki itu sudah memberi ultimatum, bahwa sang calon permaisuri akan datang malam ini.
Awalnya beberapa dari mereka tak percaya, karena Airish adalah wanita pertama, yang datang ke rumah utama. Apalagi statusnya yang dikenalkan sebagai calon istri dari Tuan mereka.
Namun, tak mampu bertanya apalagi membantah, mereka menyimpan rapat-rapat kalimat itu di dalam otak.
"Tuan sudah menunggu anda di dalam kamar, Nona." Ucapnya dengan sopan. Lalu membawa Airish masuk ke dalam. Dengan ia yang memimpin di depan.
Kamar? Kenapa harus menunggu di kamar?
Kalimat itu terasa ambigu di dalam otak Airish, tetapi teringat tentang keluarganya, ia langsung menepis pikiran-pikiran aneh itu. Ia terpaksa pasrah, karena harus menjadi tumbal atas keserakahan pacarnya, dan menjadi mangsa untuk keselamatan keluarganya.
Ayo Airish, kamu pasti bisa! Hanya menikah dan menjadi istrinya, itu saja.
Di setiap langkah kaki Airish, gadis itu tak berhenti untuk mengucap kalimat pujian, melihat kesana-kemari, menikmati interior rumah yang begitu indah, dan memanjakan mata.
Semua nampak cantik, bersih seperti tidak ada debu yang mau menempel sedikitpun. Lantainya mengkilap, dinding putih tanpa ada coretan, dan lukisan-lukisan kaca sebagai penyempurna.
Ah, ini seperti di surga.
Gadis itu menapaki anak tangga, wajahnya terlihat lebih cerah setelah masuk ke dalam rumah. Namun, saat sang pengawal berhenti di salah satu kamar yang ia yakini, adalah kamar Kaisar.
Tubuh Airish mendadak gugup dengan keringat dingin yang membasahi tangannya.
"Ini kamar Tuan. Nona sudah ditunggu di dalam, saya permisi." Pamit pengawal tersebut merasa sudah melakukan tugasnya.
Tetapi sebelum ia benar-benar pergi, tangan kekarnya tiba-tiba dicekal oleh gadis cantik itu.
Sang pengawal melirik tangan mungil itu dengan tak enakan. Bagaimana kalau tuannya tahu. Batinnya.
"Tuan, apa dia jahat pada seorang wanita? Ah maksudnya kasar begitu? Aku takut dia KDRT, kalau dia KDRT Tuan bantu aku yah." Mohon Airish dengan wajah polos sekaligus terlihat lucu, pengawal itu yakin siapa saja orang yang melihatnya, tidak akan bisa menolak pesona gadis tersebut.
Namun, karena tak mau mati sia-sia, pengawal itu hanya menunduk sebagai permohonan maaf yang sebesar-besarnya, karena tidak bisa membantu apa-apa.
"Saya minta maaf, Nona. Lebih baik Nona segera masuk, karena Tuan tidak suka menunggu."
Hah, Airish menghela nafas, ia sudah menduga, semuanya percuma. Ia melepas cekalan tangannya, lalu dengan bibir mengerucut, Airish meraih handle pintu, dan memutarnya ke bawah.
Dan saat pintu itu terbuka, hal yang paling pertama ia lihat adalah, sosok tubuh tegap yang terlihat begitu sempurna, hanya dengan berbalut jubah mandi, Kaisar berdiri, bersandar di meja rias menunggu Airish datang.
Tatapannya mengintimidasi, tetapi wajah tegas itu benar-benar tak berubah, tetap tampan meski tanpa senyuman.
"Hei, lihat! Air liurmu mau menetes, memangnya kau tidak pernah melihat pria tampan apa?" Cibir Kaisar, melihat Airish hanya mematung di ambang pintu.
Reflek, gadis itu mengelap pinggiran bibirnya, membuat Kaisar tergelak kencang.
"Haha kau benar-benar percaya?"
Pipi Airish merona, menahan malu. Benar juga, harusnya dia tidak percaya pada lelaki itu. Dan lagi, ah kenapa ia sempat terpesona tadi, dia mulai merutuki pikirannya sendiri.
"Mendekatlah!" Pinta Kaisar, ia menyesap wine yang ada di tangannya sedikit, lalu menaruhnya kembali.
Dengan langkah kecil, Airish mendekat ke arah Kaisar. Begitu sampai, kepala yang dihiasi rambut indah itu menunduk.
"Bagaimana? Kau menerima tawaranku?"
Mau bagaimana lagi?
Pelan, Airish mengangguk-anggukkan kepala, malas.
"Tegakkan kepalamu, dan tatap lawan bicaramu, dasar tidak sopan!"
Mendengar itu, Airish menatap Kaisar yang tengah menatapnya, pandangan mata mereka terkunci cukup lama. Dan detik selanjutnya, Kaisar memutus lebih dulu, lalu berbisik. "Setelah kau masuk ke dalam rumah ini, jangan berpikir untuk pergi lagi. Atau keluargamu akan habis saat itu juga. Camkan itu!"
Glek!
Airish mengangguk, meski dalam hatinya ia begitu takut. Apa yang sebenarnya lelaki itu inginkan?
"Tapi, bolehkah aku mengajukan syarat?" Tanya Airish dengan binar mata penuh harap.
"Hah, syarat lagi?" Kaisar mendesaah, lalu bertolak pinggang. Ia malas mendengarnya, bahkan malam itu Airish tidak menyanggupi syaratnya.
"Iya tapi aku janji. Kali ini aku pasti mengikuti semua keinginanmu, Tuan. Aku hanya ingin pernikahan ini dirahasiakan, dan aku minta pekerjaan."
"Benar hanya itu?" Kaisar mulai tertarik, ia mendekat ke arah Airish.
"Aku mau tetap kuliah, dan melakukan semua yang ingin aku lakukan seperti biasa."
"Ada lagi?" Kini tangan Kaisar sudah menyentuh surai hitam itu, lalu menyelipkannya di belakang telinga. Entah pesona apa yang di miliki gadis itu, apa karena Airish memiliki darah suci, hingga gairah dalam tubuh Kaisar selalu membuncah, ketika ada didekatnya.
"Kau harus menjamin, keluargaku aman dari bahaya apapun, termasuk dirimu." Final Airish.
Kaisar menyunggingkan senyum, mendengar permintaan Airish. Sebegitu sayangnya kah gadis itu terhadap keluarga yang tidak menganggapnya?
Benar-benar gadis yang baik hati.
"Aku akan mengikuti semua kemauanmu, dan malam ini jadilah milikku!"
Kaisar mendorong tubuh mungil itu ke atas ranjang, tanpa aba-aba Kaisar menyerang, membuat Airish terperanjat kaget. Nafasnya tersengal, kala Kaisar tak berhenti menyesap bibirnya yang terasa kelu.
"Bernafas, bodoh!" Ucap Kaisar, merasakan gadis di bawah kungkungannya hanya bergeming seperti patung.
Tanpa menunggu jawaban, Kaisar kembali memberikan serangan. Tubuh Airish semakin membeku, saat tangan besar Kaisar merayapi tubuh bagian depannya.
"Tu—Tuan." Lirihnya dengan air mata yang berhamburan.
Lelaki itu sama sekali tidak berhenti, justru semakin mendalami apa yang sedang diinginkan naluri. Ia menarik diri dari tubuh Airish, dan mulai membuka tali jubah tersebut.
Tetapi sebelum itu, suara gedoran di pintu, menyalamatkan Airish dari serangan mematikan yang akan Kaisar berikan.
"Tuan, ada beberapa orang yang mencoba membakar gudang milikmu, para pengawal yang berjaga sudah menangkap satu orang pelakunya. Apakah anda akan pergi melihatnya?" Terang satu pengawal yang sempat mengantarkan Airish.
Mendengar itu, Kaisar langsung mengepalkan tangannya kuat, lantas dengan rahang mengeras, ia bangkit dari atas ranjang, dan mencari pakaiannya.
"Bawa dia ke tempat biasa, aku akan melihatnya sekarang juga!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa untuk senantiasa like dan komen 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ney 🐌
selamatttt
2024-04-21
1
Sukesi Nganjuk
kaisar main serobot aja..
tunggu sah dulu
2024-02-02
1
Ida Ulfiana
aduh knp gak nunggu sah dulu sih baru belah duren
2023-10-09
1