Suara tubuh yang dipukul terdengar nyaring di sebuah ruangan menyerupai singgasana. Lelaki itu mengerang, tubuhnya kesakitan saat punggungnya menerima pukulan tongkat dari sang Tuan.
Sedangkan tangan kanannya sudah tertembak, saat ia melarikan diri dari kejaran para pengawal yang menjaga gudang milik Kaisar.
Empat temannya menjadi tawanan, hanya dia seorang yang selamat. Tapi, bukan berarti ia tidak akan mendapat amukan. Buktinya, sekarang sang Tuan tengah memakinya sambil sesekali mengangkat dan mengayunkan tongkat.
"Tuan, maafkan saya." Pintanya memohon ampun sambil meringis, tidak dibunuh saja itu adalah hukuman yang paling ringan untuknya. Karena telah gagal menjalankan misi.
Tak menjawab, lelaki dengan rambut panjang dan wajah tampak menyeramkan, kembali memberinya pukulan lengkap dengan seringai jahat.
"Arghhh." Lelaki itu memekik, entah sampai kapan dia akan begini. Namun, ia yakin nasib temannya tak jauh berbeda dengannya, atau mungkin jauh lebih parah.
"Bodoh! Kenapa kalian bisa ketahuan?" Memaki sekaligus bertanya. Pertanyaan yang sudah terjawab sendiri oleh otaknya.
Karena sebenarnya, dia hanya ingin memancing kemarahan Kaisar. Dari dulu hingga sekarang keduanya bermusuhan. Saling ingin merebut tahta dan kekuasaan.
Dewa Aaron, adalah ketua dari Genk manusia serigala. Lelaki mematikan nomor dua setelah Kaisar, dia tidak akan segan untuk membunuh, apapun yang tidak dia suka, dan menghancurkan sesuatu yang mengusiknya.
Selama ini, Kaisar adalah satu-satunya orang yang ingin ia musnahkan, karena lelaki itu selalu lebih unggul dalam hal apapun.
Namun, tidak dengan darah suci. Ia yakin, ia adalah orang pertama yang akan menemukan darah suci tersebut. Bagaimana pun caranya.
"Enyahlah dari sini, jika kau tidak ingin mati!" Teriak Dewa marah, ia sudah muak, begitu muak dengan kegagalan.
Dengan tergesa-gesa, lelaki itu bangkit. Lalu secepat mungkin, ia melangkah, keluar dari ruangan eksekusi. Satu detik saja ia terlambat, ia yakin nyawanya akan melayang.
***************
Sementara di bumi belahan yang lain, empat orang lelaki diikat dengan rantai dan saling terhubung satu sama lain. Mulut mereka ditutup dengan rapat, selagi menunggu bos besar datang.
Tak ada bunyi apapun, selain deru nafas yang saling beradu, para pengawal seperti tak punya mulut, mereka akan bicara jika memang sang Tuan bertanya, ataupun meminta sesuatu.
Ruangan yang nampak lenggang itu mendadak riuh, saat para pengawal berbaris rapih, seperti biasa, menyambut bos besar yang baru saja menginjakan kakinya di gudang tua tempat para tawanan berada.
Suara decitan sepatu dengan lantai semakin menggema, seiring langkah Kaisar yang semakin masuk ke dalam.
Lelaki itu selalu tampak rapih dalam keadaan apapun. Bahkan sebelum pergi ia meminta Airish memasangkan jas di tubuh tegapnya.
Begitu sampai, satu pengawal memberikan satu kursi lipat untuk sang Tuan. Dengan santai lelaki tampan itu duduk, menopang kaki kanannya di atas kaki kiri, lalu membuka penutup mulut salah satu tawanannya dengan kasar.
Lelaki itu menggerak-gerakkan mulutnya, merasa sakit sekaligus perih atas tindakan Kaisar.
Kaisar menarik nafas, memperhatikan satu persatu manusia di depannya dan tatapannya berhenti, pada lelaki yang baru saja ia buka penutup mulutnya. "Selagi aku masih baik, katakan siapa yang menyuruh kalian?" Tanyanya pada satu orang tersebut. Lalu Kaisar menyalakan sebatang rokok, dan mengapitnya di antara kedua bibir.
Ke empat tawanan itu saling pandang, untuk menentukan jawaban, dan mereka kompak menggeleng mantap, berharap sang Tuan akan datang dan membebaskan mereka dari kekejaman Kaisar.
"Apa maksudnya kalian menggelengkan kepala? Kalian tidak mau memberitahuku? Padahal aku berencana melepaskan kalian, kalau kalian mau bekerja sama denganku, tetapi sepertinya kalian terlalu setia yah." Ucap Kaisar tanpa memandang, ia malah asyik dengan kepulan asap bernikotin itu.
"Karena kami percaya, Tuan kami akan datang, dan menghabisimu!" Pekik satu tawanan yang menjadi juru bicara. Ia memandang Kaisar dengan tatapan remeh.
Kaisar menoleh, ia memberikan senyum serta wajah meledek, seolah kata-kata itu bukanlah apa-apa untuknya.
"Uh, aku takut mendengarnya. Kalau begitu kita bermain saja bagiamana?"
"Arghhh!" Lelaki itu mengerang kesakitan, saat lehernya terkena sundutan rokok milik Kaisar. Membuat tawanan yang lain melebarkan mata mereka, cemas bercampur takut.
Seketika kulit itu melepuh, diiringi rasa perih yang menjalar.
"Ha-ha-ha, ini belum seberapa. Kalau kalian tidak mau memberitahuku juga, maka akan ada banyak permainan yang akan kita mainkan malam ini, bagaimana kalian setuju?" Tawar Kaisar.
"Tidak! Kami tidak akan memberitahumu, karena sekalipun itu terjadi, kami yakin kau tidak akan menepati janjimu!" Ucap lelaki itu menggebu. "Jika kau ingin membunuh kami, bunuhlah, kami tidak takut!"
Semua tawanan kembali memandang ke arah juru bicara mereka, tidak habis pikir bagaimana bisa dia berbicara lantang seperti itu pada raja neraka yang hidup di dunia.
Keberanian yang sempat menyapa, seolah raib tiba-tiba.
Mereka kompak menelan ludah, saat Kaisar bangkit dari atas kursinya, mendekat ke arah lelaki juru bicara lalu dengan kasar menarik rambutnya, dan menyeret hingga rantai itu menegang. "Menarik, kau begitu berani ternyata, apa Tuanmu memberimu gaji yang sepadan dengan kesetiaanmu?"
Lelaki itu meringis, sedangkan Kaisar semakin kuat menarik. Rambut di kepalanya seperti akan lepas semua. "Setidaknya dia bukan iblis sepertimu!" Ucapnya penuh penekanan, dan mata melotot tajam.
"Arghhhh!!!" Lelaki itu kelojotan saat Kaisar tiba-tiba menggigit lehernya, tetapi belum sampai habis lelaki tampan itu berhenti, memandang orang yang telah memakinya.
"Bagaimana, kau sudah melihat kemampuan iblisku?" Tanyanya, sedangkan lelaki itu terlihat kejang-kejang. Membuat yang lain merasa ketakutan.
Tubuh mereka bergetar hebat, saat melihat dengan langsung, Kaisar berubah menjadi sosok yang sangat menyeramkan.
Kaisar melirik tawanan yang lain, tubuh mereka kompak beringsut mundur, ketakutan. Saat tiba di salah satunya, tiba-tiba Kaisar kembali membuka penutup itu dengan kasar.
"Katakan! Siapa yang menyuruh kalian?" Bentaknya tidak sabaran.
"Jangan turuti kemauannya." Ucap lelaki yang sebentar lagi akan merenggang nyawa. Seketika Kaisar kembali mendekat, lalu meminta pengawal membawakan sesuatu.
Dengan kemarahan yang memuncak, tanpa segan lagi Kaisar menebas leher itu, hingga kepala itu menggelinding di atas lantai.
Sedangkan sisa darah dalam tubuhnya menyiprat kemana-mana.
Semua mata tawanan kembali terbelalak dengan mulut yang menganga lebar, jantung mereka seperti akan loncat dari sarangnya.
"Musnahkan tubuhnya, dan bungkus kepala itu, kirim pada Tuan mereka... Dewa Aaron." Perintah Kaisar, sekaligus menebak dalang dari semua semua ini.
Glek!
***************
Setelah selesai dengan urusannya, dengan tidak sabar Kaisar kembali ke rumah utama, tempat dimana sang gadis berada. Dengan langkah cepat, lelaki itu menapaki anak tangga menuju kamarnya.
Sedangkan Airish yang merasa lelah sekaligus mengantuk, tanpa sadar tidur di atas ranjang king size milik Kaisar.
Lelaki itu masuk, lalu dengan dengan senyum mengembang, ia naik dan langsung memeluk tubuh Airish. Menghirup dan mengecupinya seperti mereka sudah lama tidak bertemu.
Tidur Airish terganggu, ia mengerjap-ngerjapkan bola matanya, lalu melihat ruang di sampingnya.
"Tuan, kau sudah pulang?" Tanyanya lembut, ia belum sadar sepenuhnya.
"Hem."
"Apa urusanmu sudah selesai?" Lagi, hal gila yang Airish lakukan adalah mengelus pipi Kaisar dengan sayang. Hingga lelaki itu menyeringai, menunjukkan gigi-giginya yang berbaris dengan rapih.
Kaisar mengikis jarak, tetapi Airish menahan tubuh itu. "Tunggu!" Titahnya dengan memperhatikan wajah Kaisar dengan seksama.
"Ada apa?" Tanya Kaisar.
"Ada cabai di gigimu, Tuan."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat pagi 🌞
Maaf yah, kemarin Dede nggak bisa up. Soalnya dari kemarin mulai sibuk di Real life. Tetapi diusahakan terus buat up, insyaallah pagi yah🙏
Doakan sehat terus dan lancar terus idenya. Pun sebaliknya buat kalian semua. Jangan lupa like, komen dan vote🤗🤗🤗
Salam perhaluan 💃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ricka Monika
🤣sejak kapan darah jd cabai ya 🤔🤭
2025-02-04
0
Ita rahmawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2024-07-12
0
Ney 🐌
🤭🤭😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
2024-04-21
0