Pesta telah selesai. Para pelayan dan pengawal sibuk berbenah, sedangkan Kaisar meminta Airish masuk ke dalam kamar, untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Karena ia masih ingin mengobrol dengan sang asisten, yang baru saja pulang dari perjalanan luar kotanya.
Joni, lelaki itu pulang tepat saat sang Tuan menikah. Ya, Joni sudah tahu alasannya, karena memang hanya dia yang dapat Kaisar percaya. Apa saja yang berkaitan dengan seorang Kaisar, Joni adalah juru kuncinya.
Setelah cukup lama berbincang-bincang, lelaki berbadan tegap itu pamit undur diri, sudah tidak sabar ingin melihat sang istri.
Langkahnya sedikit tergesa menapaki anak tangga, begitu sampai di depan pintu, tanpa mengulur waktu, lelaki itu langsung memutar kenopnya.
Klek!
Tidak dikunci. Ia mengembangkan senyum. Dan hal pertama yang ia lihat saat masuk ke dalam kamar, adalah tubuh semampai yang masih berbalut gaun pengantin, tengah duduk di sisi ranjang. Memasang raut wajah kebingungan.
Kaisar mengunci tatapan Airish, ia melangkah semakin mendekat tanpa melepas pandangan mata itu.
"Hei! Apa yang kau lakukan dari tadi? Sudah selama ini kau masih belum membersihkan diri? Kau mau seperti itu semalaman?" Cetus Kaisar tepat di depan Airish, membuat gadis itu langsung menunduk.
"Maaf, Tuan. Aku seperti ini, karena aku lupa membawa baju ganti, baju yang sempat aku pakai juga entah ada dimana. Lalu aku harus ganti dengan apa?" Terang Airish jujur dengan binar mata polosnya. Dari tadi ia bingung, kemana kira-kira bajunya dibawa pergi, padahal baju itu masih bersih.
Mendengar itu, Kaisar menyeringai penuh. Ada kesempatan untuk menggoda. Seketika lelaki itu menjatuhkan kedua tangannya di samping tubuh Airish, hingga gadis itu reflek mundur ke belakang, dan menumpu tubuhnya dengan kedua tangan.
Tatapan mereka kembali bertemu, dalam jarak sedekat ini gadis itu bisa merasakan hembusan nafas hangat menampar wajahnya. Begitu wangi menyeruak ke indera penciumannya membangunkan bulu roma.
Lidahnya jadi kelu, tubuhnya membeku, setiap ia berdekatan dengan Kaisar. Ingin menolak, tetapi anggota tubuh seolah tidak bisa diajak untuk bergerak.
"Bukankah malam ini kita tidak memerlukan baju?" Ujar Kaisar dengan santai, sedangkan yang diajak bicara justru tak mampu bernafas dengan normal, mendengar ucapan suaminya itu.
"Tu—Tuan." Panggilnya dengan terbata. Ia bukan gadis bodoh yang tidak mengerti apa maksud Kaisar. Namun, kalau boleh ia meminta, ia ingin melakukannya nanti, saat ia sudah siap dan menerima pernikahan ini dengan lapang dada. Setidaknya beri dia waktu untuk ini semua, sementara.
"Ada apa, hem?" Bertanya dengan alis yang terangkat satu.
"Aku." Airish melirik kesana-kemari, dengan jari yang meremat-remat kain sprei. "Aku, aku belum siap." Lirihnya dengan jujur menghindari tatapan mata Kaisar.
"Untuk?"
"Untuk, untuk itu."
"Bicaralah yang jelas, aku tidak mengerti sama sekali maksudmu." Lelaki itu semakin mencondongkan wajahnya, hingga akhirnya Airish menjatuhkan diri di atas ranjang, dengan Kaisar yang sudah mengunci tubuhnya. Posisi yang sangat tidak nyaman untuk kesehatan jantungnya.
Glek!
Gadis itu menelan salivanya kasar, semakin terlihat gugup, dan Kaisar menikmati pemandangan itu. Dalam hatinya ia tertawa. Sedangkan Airish menahan gemetar-gemetar di dada.
"Tuan, tolong beri aku waktu. Bila aku sudah siap, aku pasti menyerahkan semuanya padamu." Jelas Airish, setidaknya malam ini ia selamat dari terkaman lelaki itu.
"Kau yakin dengan ucapanmu?"
Airish mengangguk cepat. "Aku sendiri yang akan memintanya." Ucapnya meyakinkan, dan detik berikutnya Airish memukul mulut kecilnya yang berbicara sembarangan. Demi keselamatannya malam ini, ia malah bicara yang aneh-aneh. Lihat, lelaki itu tersenyum penuh kemenangan.
Kaisar menarik kedua sudut bibirnya keatas, lalu bangkit dari atas tubuh Airish setelah ia memberi kecupan sekilas.
"Baiklah, aku akan menagih janjimu. Sekarang bangun dan mandilah dengan cepat. Atau aku akan memandikanmu."
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Airish langsung berdiri, kakinya sudah mau melangkah menuju ke kamar mandi, tapi lagi-lagi ingatannya tertuju pada baju ganti.
"Tapi Tuan, baju gantiku bagaimana?" Keluhnya dengan wajah yang sudah lesu. Sebenarnya ia lelah, dan ingin cepat-cepat istirahat.
"Buka lemari pakaianku, disana sudah ada beberapa baju untukmu." Ucap Kaisar menunjuk lemari dengan ekor matanya. Sedangkan tangannya sibuk membuka kancing kemeja.
Senyum Airish mengembang, selalu merasa begitu istimewa saat berada didekat Kaisar. Semuanya serba disiapkan.
Tanpa curiga sedikitpun, gadis itu melangkah menuju lemari, ia membukanya dan melihat-lihat baju yang ada. Di dalam sana, sederet gantungan berisi lingerie seksi dengan beberapa model dan warna yang berbeda-beda. Dapat dihitung, total keseluruhan ada 20 pasang.
Entah pakaian mana yang Kaisar maksud, gadis itu hanya menemukan itu.
"Tuan, yang mana pakaianku?" Tanya Airish masih mencari-cari. Membuka sana-sini.
Mendengar itu, Kaisar mendekat, dan langsung merengkuh pinggang ramping itu dari belakang. Ia menyadarkan kepalanya di bahu Airish sambil menikmati aroma tubuh gadis itu.
"Kau tidak melihatnya? Padahal sebanyak itu, apa kau tidak melihatnya?" Tanya Kaisar mengendus-endus. Kalau sudah bersama Airish rasanya ia tidak tahan, ingin cepat-cepat menerkam.
"Maksudmu, baju kurang bahan itu?" Tanya Airish memastikan.
"Memangnya ada lagi selain itu?" Kaisar balik bertanya. "Sebaiknya kau tidak perlu banyak bertanya, atau aku akan berubah pikiran, dan memakanmu sekarang juga."
"Ah, baiklah." Dengan gerakan cepat, dan tanpa memperdulikan Kaisar yang terus menempel pada tubuhnya, Airish mengambil satu set lingerie berwarna hitam.
Lalu buru-buru pamit ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Lagi, Airish merasa kesal dengan dirinya sendiri, kenapa ia selalu kesulitan melakukan sesuatu, jika bersama lelaki itu. Dan hal bodoh yang tak mampu ia lakukan sekarang adalah membuka resleting gaunnya.
Sialan! Makinya dalam hati sambil menghentak lantai. Lalu kembali keluar untuk meminta bantuan sang suami.
"Tuan."
"Ada apa lagi?"
Airish menggigit bibir bawahnya sebelum melanjutkan bicara. Merasa tak enakan terus mengganggu lelaki itu. "Tuan, bisakah kau menolongku, membuka resleting gaun ini? Tanganku tidak sampai." Ucapnya malu-malu.
"Sebenarnya kau ini mau menggodaku yah?"
"Ah, bukan seperti itu. Tapi aku benar-benar tidak bisa membukanya."
"Kemarilah, sebelum kesabaranku habis." Ucap Kaisar, menggerakan tangannya meminta Airish mendekat.
Dengan patuh, gadis itu melangkah ke arah Kaisar, dan berbalik, memunggungi.
Kaisar menyibak rambut Airish yang tergerai ke samping. Memperlihatkan tengkuk serta leher putih gadis itu. Menggoda, satu kata untuk tatapan mata Kaisar saat ini, ia menelan salivanya yang terasa mengalir lebih banyak.
Tak tahan, lelaki itu menempelkan bibirnya disana. Melupakan permintaan Airish.
Gadis itu tersentak dengan tubuh yang menegang, habislah riwayatnya.
Sedangkan Kaisar begitu fokus, berlarian kesana-kemari, dan berlabuh untuk menyesap leher jenjang itu. Sesapan yang terasa begitu kuat hingga si pemilik tubuh berteriak. "Ah, Tuan sakit!" Merasakan lehernya seperti mau digigit.
Mendengar teriakan itu seketika Kaisar sadar, lalu menjauh dari tubuh Airish.
Sial! Aku malah lepas kendali!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa untuk senantiasa like dan komen 😍😍😍
Oh ya, hari ini hari Senin, mumpung punya vote yuk bantu vote Airish sama Kaisar 😍😍😍
Hatur tengkyuu 🤗❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ney 🐌
kirain skt knp
2024-04-21
0
💠⃟⃝♠Yeyen
ngeri ngeri sedep dehh ini. berlaku romantis tapi juga pengen segera menghisap.
SEMANGAT Thor 🤗
2023-07-01
3
Triiyyaazz Ajuach
sabar Kaisar sabar tahan dulu 😄😄
2023-06-23
0