My Husband Is A Vampire
Bau alkohol begitu menyeruak ke dalam indera penciuman, suara musik berdentum memekik telinga. Mungkin sesuatu itu menjadi hal biasa bagi Roger Federer.
Tetapi tidak untuk Airish Yuriko, gadis cantik berlesung pipi, yang baru saja genap 20 tahun itu merasa pusing. Ia merasa asing dengan tempat seperti ini, karena untuk pertama kalinya, sang pacar membawanya berkencan di sebuah club malam.
Banyak orang berlenggak-lenggok, berkerumun dengan lawan jenis tanpa tahu malu, busana terbuka tak jadi masalah, semuanya nampak bahagia dengan ukuran mereka masing-masing.
Tetapi entah kenapa gadis itu tidak merasakannya, meskipun ia duduk berdampingan dengan sang pacar. Namun, hatinya tak bisa diajak untuk tenang.
"Kenapa Ai, kamu tidak nyaman yah?" Tanya Roger, menuangkan soda kedalam gelas Airish. Lelaki itu menatap tenang kekasihnya.
Keduanya telah menjalin hubungan selama kurang lebih satu setengah tahun, dan selama itu pula, Roger selalu bersikap baik pada Airish. Adik tingkatnya di fakultas ekonomi.
Awal pertemuan mereka begitu sederhana, awal tahun Airish menjadi mahasiswa baru, Roger adalah orang pertama yang menyapanya.
Kulit hitam manis, dengan senyum tipis itu nampak mempesona di mata Airish, seakan terbius, gadis itu tidak berhenti memperhatikan Roger.
Banyak yang bilang, bahwa lelaki itu adalah seorang badjingan, kerap memukul tanpa alasan, dan memainkan para wanita, tetapi rasa suka telah menutup semuanya. Airish yang kala itu dihadapkan oleh kebaikan-kebaikan yang Roger berikan, akhirnya luluh, dan menerima cinta lelaki itu.
Dan lihat, hingga kini, Roger tidak berubah sedikitpun, masih sama seperti yang Airish kenal saat pertama mereka bertemu.
"Ah, tidak. Aku hanya sedikit pusing." Balas Airish, meneguk sedikit soda itu. Ia merasa tidak enakan jika harus jujur pada kekasihnya tersebut, ia tahu Roger selalu berusaha membahagiakannya, jadi ia tidak mau merusak itu.
Lelaki itu mengulas senyum, bibir atasnya tertarik sinis, ia mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Airish, lalu tiba-tiba mengecupnya dengan gerakan cepat.
Airish tersentak kaget, ia langsung menghindar. Pasalnya, selama mereka berpacaran, ia tidak pernah seintim ini dengan lelaki itu, menciumpun hanya sekedar di pipi, ataupun di kening.
Namun, sekarang Roger malah mencoba membangkitkan gairahnya. Airish mulai waspada.
"Roger, apa yang kamu lakukan?" Tanya Airish takut-takut, suasana di sekitarnya semakin menjadi tidak nyaman, apalagi lelaki disamping Airish merubah tatapannya, dengan tatapan penuh kabut nafsuu. Berbeda, dengan Roger yang biasanya.
Roger mencengkram kuat lengan Airish, hingga gadis itu meringis, ia sudah terlalu jengah untuk berpura-pura, gadis itu kembali membelalakkan mata, tidak menyangka Roger melakukan itu padanya.
"Ikut aku!" Ucap Roger tegas.
Airish meronta, ia tidak mau. Firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi.
"Roger lepaskan aku! Aku tidak mau ikut denganmu, aku mau pulang!" Pekik Airish dengan keras, ia terus menarik paksa tangannya agar terlepas, tetapi semakin kuat ia melawan Roger, semakin kuat pula lelaki itu menyeret paksa dirinya.
Tubuh Airish terseok-seok, Roger sama sekali tidak mengindahkan perkataannya. Dan detik selanjutnya, Airish terhenyak, saat lengannya di sentak dengan kasar di sebuah ruangan yang di huni beberapa lelaki tua, dengan perut buncit mereka.
Botol-botol alkohol berjajar sembarangan diatas meja, berbagai cemilan seperti kacang terhidang, dan jangan lupakan kartu judi yang sedang mereka mainkan.
Gadis itu menelan ludahnya yang terasa tercekat dengan berat, air matanya tiba-tiba luruh begitu saja karena saking takutnya.
Namun, seketika ia sadar, ia tidak boleh diam begitu saja, walaupun kakinya bergetar hebat dan merasa sedikit nyeri, sebisa mungkin ia mencoba untuk lari.
Tubuhnya tersendat, di langkahnya yang pertama, Roger sudah kembali mencekalnya. Airish meringis.
"Roger aku mohon, aku ingin pulang." Lirih Airish, air matanya tak berhenti untuk mengalir, rasa takut benar-benar tengah menguasai dirinya.
Lelaki itu hanya tersenyum remeh, lalu memandang wajah Airish tak suka. "Kau tidak akan bisa kemana-mana, karena malam ini, aku akan menjualmu!" Ucapnya lalu menyeringai, seperti iblis.
Mata Airish membulat sempurna, tangisnya kembali pecah saat Roger mengatakan ingin menjualnya. Sumpah demi apapun, ia sangat takut sekarang.
"Roger apa salahku? Kenapa kamu berubah seperti ini?" Pekik Airish dengan terisak-isak.
Tetapi semua orang tidak ada yang peduli, terus melanjutkan permainan mereka masing-masing, menganggap bahwa tidak ada yang terjadi.
Mendengar itu, Roger beralih mencengkram kuat rahang Airish, hingga wajah itu memerah, membawa tubuh mungil itu merapat ke tembok.
"Kau tanya kenapa? Karena kau bodoh! Lagi pula, aku tidak mendapatkan apapun selama kita pacaran. Aku penyuka sexx dan kau tidak, itu salahmu. Aku mau menjualmu, supaya kau berguna, mengerti?" Bentak Roger dengan mata melotot. Seketika, wajah tampan yang biasanya tersenyum itu, berubah sangat menyeramkan.
Bibir Airish mengatup, air matanya tidak berhenti untuk mengalir, ia tidak pernah berpikir Roger akan sejahat ini padanya.
Dengan mengumpulkan tenaga, Airish menendang kaki Roger sekeras mungkin.
Bugh!
Lelaki itu melepaskan cengkramannya, beralih mengaduh dengan kakinya yang kesakitan. Hingga membuat Airish bisa berlari. Namun naas, di depan pintu ia sudah lebih dulu dihadang oleh rekan-rekan Roger.
"Mau kemana kau Nona manis?" Ucap salah satu dari mereka.
Tak menjawab Airish mencoba memukul-mukul mereka, hanya berbekal keberanian, ia mencoba melumpuhkan lawan. Nafas gadis itu terengah, bukannya menang, ia malah kelelahan. Terlebih, kini kepalanya mulai terasa pusing.
Roger yang sedari tadi menonton, akhirnya kembali menyeret lengan Airish dengan kasar, hingga mereka berdua tepat di hadapan semua orang.
"Hei, semuanya dengar. Malam ini, aku mau melelang seorang gadis cantik. Adakah dari kalian yang mau membawanya?" Teriak Roger, suaranya menggema di ruangan tersebut.
Membuat semua orang yang ada didalam sana, menatap ke arahnya.
Air mata Airish kembali menderas, satu tangannya memegang kuat ujung bajunya. Tubuhnya bergetar ketakutan, melihat satu persatu orang-orang yang ada didepannya.
Mereka semua menyeramkan. Tuhan... Tolong aku. Aku tidak mau.
"Berapa kau membuka harga?" Tanya salah satu dari mereka.
Airish mengangkat kepalanya, dilihatnya seorang lelaki dengan kepala pelontos yang berteriak.
Mendengar itu, Roger tersenyum lebar. "Aku membukanya dengan harga 20 juta. Adakah dari kalian yang mau memasang harga lebih tinggi dari itu? Jika ada, aku akan langsung melemparkannya tepat di pangkuan kalian." Kembali menyeringai lebar.
Pria dengan badan tambun mengangkat tangan. "50 juta." Teriaknya.
"70 juta." Teriak yang lain.
Di saat yang bersamaan, di luar sana, seorang pria gagah dengan tubuh tegap dan wajah tampan rupawan, baru saja datang. Mata elang, tatapan membunuh, menjadi daya tarik tersendiri untuknya.
Dia adalah salah satu tamu VVIP di club tersebut, namanya yang sudah tersohor, dengan jabatan yang ia kantongi, membuat semua orang tunduk dan patuh di bawah kuasanya.
Di saat kakinya baru menginjak tanah, hidungnya sudah mencium aroma menyengat yang membuat desiran dalam tubuhnya mencuat.
Lelaki itu menyeringai, begitu hafal dengan aroma nikmat ini.
"Darah suci?" Gumam Kaisar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai hai hai...
Kembali lagi di story' barunya Dede othor 🤗
Bila berkenan ikut ramaikan yah, ikuti kisah Kaisar dengan gadis cantik bernama Airish ❤️❤️❤️
Tap 💙 dan jangan lupa untuk like, komen, vote yah. Big love readers kesayangan 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ita rahmawati
gk suka sih sm kisah² bgini tp kok kepingin baca ya yg punya author ini 🤣
2024-07-12
0
Naomi Syaranamual
anjg
2024-05-06
1
IbuNaGara
aku mampir
2024-04-14
0