Mobil itu melandas ke arah kampus Airish. Sebelum bekerja, Kaisar lebih dulu mengantar sang istri pergi kuliah.
Tak ingin ada yang tahu, ataupun curiga. Gadis itu meminta turun, ketika mobil itu masih cukup jauh dari kawasan kampusnya.
"Tuan, aku turun disini saja." Ucapnya setelah mobil sukses berhenti disisi kiri jalan.
Kaisar mengangguk sekilas. "Pulang nanti, aku ingin melihatmu sudah ada di rumah. Kau mengerti?" Ucapnya menatap ke arah lawan bicara.
"Mengerti, Tuan." Balas Airish tak membantah, jika tidak, dia yakin akan terkena semprot mulut Kaisar yang berbisa.
Kaisar menarik sudut bibirnya ke atas, senang melihat gadis itu patuh padanya. "Kalau begitu kau boleh pergi."
Mendengar kata pergi, Airish cepat-cepat membuka sabuk pengaman, dan meraih pintu mobil. Ia berusaha menariknya, tetapi nihil, karena Joni masih menguncinya, padahal ia sudah ingin terbebas dari sang suami yang selalu membuatnya frustasi.
"Pamitlah dengan benar, baru bisa keluar." Kaisar menyedikepkan tangan di dada, bersandar sambil menunggu Airish melakukan apa yang ia inginkan.
"Maksudnya bagaimana?" Gadis itu terlihat bingung sendiri dengan permintaan Kaisar. Berpikir keras apa sebenarnya yang dimau lelaki itu. Cih, pamit yang benar itu seperti apa? Apa aku harus menyalami tangannya dan mencium pipinya seperti seorang istri sungguhan. Melirik sang suami yang bergeming dan tak mau menjelaskan.
"Ck." Tiba-tiba lelaki dengan sorot mata elang itu berdecak keras, tidak sabaran. Ia memejamkan mata sejenak, lalu menatap tajam ke arah Airish.
Lantas dengan gerakan cepat lelaki itu memberi kecupan singkat di pipi kanan sang istri. Membuat mata gadis itu melebar dengan detak jantung yang berdebar kencang. "Kenapa kau begitu bodoh sih? Seperti itu saja tidak mengerti? Sudah sana pergi!" Usirnya dengan tangan yang mengayun-ayun meminta Airish keluar.
Cih, mana aku tahu apa yang kau maksud. Makanya kalau bicara yang jelas, tinggal bilang cium pipiku apa susahnya. Pakai acara teka-teki segala. Tapi jantungku, ah jantungku masih selamat kan?
Airish membatin dengan tubuh yang bergeming.
"Hei, ku bilang turun!" Lagi, Kaisar mengagetkannya. Gadis itu tersentak kesal, tetapi tidak berani marah sedikitpun. Hanya bisa menggerutu dalam hati, memaki Kaisar tanpa henti.
"Baik Tuan. Tapi pintu mobilnya?" Kaisar mencondongkan badan, reflek Airish mundur, siaga satu. Pikirannya berputar saat mereka berada di dalam kamar. Saat Kaisar dengan buas merampas bibirnya sebelum mereka mandi bersama. Ah tidak, hanya Kaisar yang mandi, Airish hanya membantunya.
Klek!
Kaisar menunjuk pintu yang sudah sukses terbuka dengan ekor matanya. Lalu kembali ke posisi awal, merapihkan jasnya, dan duduk dengan tenang.
Pipi Airish bersemu merah, malu sendiri dengan pikirannya, ia kira akan ada sesuatu lagi yang terjadi antara dirinya dengan sang suami.
Ck, aku pasti sudah gila. Dan hei, sepertinya ada kolaborasi antara Tuan dan asistennya. Memicing curiga ke arah Kaisar dan Joni secara bergantian.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kaki Airish baru saja menginjak halaman kampus, tempat dimana ia menimba ilmu. Tetapi tiba-tiba tangannya sudah diseret oleh seseorang. Jane, dengan kasar menarik tangan adiknya menuju toilet.
"Kak, ada apa ini?" Tanya Airish tanpa meronta. Ia yakin akan ada sesuatu yang ingin disampaikan Kakaknya tersebut. Tetapi tidak perlu diseret seperti ini juga kan?
Jane menyentak kasar pergelangan tangan Airish, saat ia sudah sampai di tempat yang di tuju. Melihat tidak ada satu orangpun, gadis itu tak segan lagi, menampar keras pipi sang adik.
Plak!
Airish terhenyak, diiringi rasa panas dan kebas akibat perbuatan Jane terhadap pipinya. Ini bukan yang pertama kali, entah sudah berapa banyak gadis itu menerima tamparan seperti ini.
"Kemana lo semalem, hah?" Bentaknya dengan raut wajah kesal, gadis itu bertolak pinggang, dan melotot tajam. Seolah menjadi Kakak sungguhan yang tengah mengkhawatirkan keadaan sang adik. Padahal ia hanya ingin memastikan kemana Airish pergi.
"Aku? Aku di kontrakan." Balas Airish berkilah, berharap sang Kakak percaya.
Hah, Jane mendesah kecil lalu memandang ke arah Airish dengan tatapan jijik. "Jangan lo pikir gue nggak tahu, semalem lo nggak ada di kontrakan karena gue udah kesana. Gue tanya sekali lagi, lo kemana?" Tanyanya menyelidik. Melihat raut wajah gugup Airish, Jane yakin ada yang disembunyikan gadis itu.
Glek!
"Kenapa tiba-tiba Kakak kesana?" Mencari alasan, dengan mengalihkan pembicaraan, berharap gadis di depannya berhenti bertanya yang tidak-tidak, dan percaya padanya.
Meski itu mustahil.
"Lo pikir? Gue mau kesana dengan cuma-cuma? Kalo gue nggak disuruh ayah yang lagi khawatirin lo." Tunjuk Jane tepat di depan wajah Airish. "Gue juga nggak sudi, nginjek tempat tinggal lo yang kumuh itu." Cibirnya benar-benar merasa jengah.
Mendengar sang ayah yang mengkhawatirkannya, gurat rasa bersalah di wajah Airish langsung muncul. Ya, dia sudah membohongi lelaki tua itu, menyembunyikan kenyataan bahwa dirinya sudah menikah, dan menjadi istri seorang Kaisar.
Ayah maafin Airish.
"Lo jual diri? Atau lo ngelayanin orang yang ngebeli lo kemaren?" Cetus Jane tanpa rasa canggung sedikitpun.
Berbeda dengan Airish yang merasa harga dirinya semakin terinjak-injak. Ia menatap Jane dengan matanya yang memerah dan sudah berkaca-kaca, tetapi sebisa mungkin ia tidak ingin Jane melihat kelemahannya.
"Apa maksud Kakak?" Tangannya mengepal kuat di bawah sana. Menahan gejolak yang sebentar lagi akan tumpah.
"Alah, udah deh lo nggak usah ngelak. Lo ngelayanin orang yang kemaren kan? Gue tahu Airish, gue tahu. Lo udah nggak perawan kan?"
Plak!
Satu tamparan keras berhasil Airish layangkan. Bahkan ia kaget sendiri, karena bisa melakukan itu pada Kakaknya, ini yang pertama kali, karena ia benar-benar merasa marah saat dirinya disudutkan seperti itu.
Ini bukanlah salahnya, ia harus jatuh ke tangan Kaisar adalah karena ulah Roger yang telah menjualnya dengan cuma-cuma. Memberi harga pada seorang manusia, yang berstatus sebagai kekasihnya.
"Kurang ajar! Berani lo sama gue?" Jane menatap marah, mendorong kuat tubuh Airish hingga gadis itu tersungkur di atas lantai. Dan mengaduh kesakitan.
Beberapa mahasiswa yang hendak ke toilet menjadi urung, mendengar suara pekikan Jane yang tengah bertengkar dengan sang adik, Airish.
Gadis berlesung pipi menengadah, menatap wajah Jane. "Bukankah aku seperti ini karena pacar Kakak?" Pekik Airish di bawah sana. Ia sudah tidak peduli, ia ingin melawan Jane walaupun hanya sekali.
Jane, gadis itu melangkah mendekati Airish, lalu mencengkram kuat dagu adiknya itu hingga meringis. Kuku tajam itu seperti menancap. "Lo emang pantes dijual. Karena dengan begitu, gue jadi punya banyak uang! Dan lo harus tahu, itu semua ide dari gue." Jane tersenyum remeh, lalu melepas cengkramannya dengan sedikit menyentak. Mengelap-elap tangannya seperti habis menyentuh kotoran.
Airish melebarkan bola matanya, cairan bening itu luruh seketika, tetapi segera ia tepis. Betapa kejamnya sang Kakak, menyuruh lelaki itu menjualnya hanya demi uang. Padahal selama ini ia selalu bertanya-tanya, apa salahnya? Kenapa Jane begitu membencinya?
"Tapi lo tenang aja." Jane berdiri dengan santai, dengan tangan berlipat di dada. "Gue nggak bakal kasih tahu ayah tentang ini. Jadi, layani pelanggan lo dengan baik, adikku sayang."
"Kamu jahat Kak!" Teriak Airish.
Mendengar itu, bukannya iba Jane justru terbahak-bahak. "Haha, gue emang jahat Airish. Dan gue mau lo hancur sehancur-hancurnya. Lo emang sama kaya ibu lo, sama-sama sampah." Setelah sukses meluapkan semua yang ingin ia ungkapkan. Tanpa rasa bersalah, Jane meninggalkan toilet tersebut.
Menyisakan Airish yang mematung di tempatnya. Dia ingin menyalahkan takdir, takdir yang menjadikan dirinya aib keluarga. Namun ketika mengingat sang ayah, dia tidak bisa melakukannya. Dia pikir, dia terlalu serakah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa untuk senantiasa like dan komen 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Aisyah Humairah
orang yang paling bodoh mau buat novel norak kayak gini thor
2021-10-29
20
IbuNaGara
yg kuat donkkk ai
2024-04-21
0
thata_01
lembek bnget airis nya aiss....blum cocok jdi lawan kaisar...aduhh gmna yah thor😳
2023-08-27
0