Kaisar, seorang pengusaha muda yang menjadi penyandang dana terbesar di kampus di mana Airish menimba ilmu. Nampak selalu menebar senyum ke semua orang, tetapi pandangannya tak lepas dari gadis cantik itu.
Dari atas hingga ke bawah, semuanya mencuri perhatian seorang Kaisar.
Airish semakin menunduk, menutupi sisi wajahnya dengan kedua tangan, saat lelaki itu bicara, memberikan beberapa patah kata, untuk menjawab rasa terimakasih dari semua anak beasiswa.
"Ai, lo nggak apa-apa?" Tanya Zoya, sedari tadi gadis itu memperhatikan sahabatnya yang terlihat berbeda, setelah masuk ke ruangan tersebut.
Apalagi saat Airish melihat orang yang berbicara di depan sana. Zoya curiga.
Pelan, Airish menggeleng, tanpa melihat ke arah Zoya.
Airish merasa lega, saat perkumpulan dadakan itu usai. Ia cepat-cepat berdiri, dan berniat melangkah keluar.
Namun, langkahnya tertahan, saat suara berat Kaisar terdengar. "Dimana mahasiswi yang bernama Airish?" Tanyanya pura-pura tidak tahu.
Cih! Sialan, dia pasti sengajakan! Gumam Airish sambil memijat-mijat pelipisnya.
"Ah itu dia, Airish!" Panggil Pak Santoso. Dosen yang mengumpulkan anak-anak beasiswa pagi itu.
Tetapi Airish acuh, dan pura-pura tidak mendengar, berharap hari ini ia bisa terlepas dari jeratan lelaki badjingan itu, dengan langkah tergesa Airish berjalan, sampai di ambang pintu ia siap untuk lari dan kabur dari sana.
Namun, sebelum itu. "Airish!!!" Panggil Pak Santoso lebih keras. Sampai hampir semua orang yang ada di sana, langsung melayangkan tatapannya pada nama yang terpanggil.
Mati aku! Gadis itu memejamkan matanya dengan tangan yang mengepal kuat.
"Ai, lo dipanggil tuh." Zoya yang mengekor ikut memberitahu, takut sahabatnya tidak mendengar, lalu melirik pak Santoso dengan ekor matanya.
Airish mendesaah pasrah. Mau tidak mau, dengan gerakan pelan nan malas, gadis itu akhirnya berbalik, lalu kembali mengembangkan senyumnya, senyum penuh kepalsuan.
"Iya, Pak." Sedikit menundukkan kepala, lalu melirik sinis ke arah Kaisar.
"Saya ingin bicara berdua dengannya, bisakah kalian meninggalkan kami?" Timpal Kaisar lebih dulu, sebelum Pak Santoso kembali bicara.
Lelaki dengan tubuh tambun itu mengangguk patuh, meskipun banyak tanda tanya di dalam otaknya. Lantas menyuruh semua anak-anak beasiswa segera keluar, pun dengan ia sendiri.
Pintu ditutup, di depan ruangan, di jaga oleh dua pengawal Kaisar.
Lelaki dengan paras menawan itu duduk di atas sofa yang tersedia, lalu menyalakan sebatang rokok seperti biasanya. Sedangkan Airish berdiri sambil terus menunduk, tidak mau melihat ke arahnya. Ia masih kesal, mengingat perbuatan Kaisar malam itu.
"Akhirnya kita bertemu lagi, kau tidak lupa dengan hutangmu kan, Sweetie?" Kaisar menopang kaki kanannya di atas kaki kiri, lalu duduk bersandar di punggung sofa, santai.
Kalau boleh jujur, Kaisar memang terlihat sangat tampan, hanya saja kelakuannya merusak ketampanannya itu.
Ck, Airish apa kau sudah gila? Dia itu iblis! Merutuk karena mengakui pesona seorang Kaisar.
"Aku akan segera membayarnya, jadi jangan ganggu aku." Balas Airish lugas seolah tak memiliki rasa takut. "Dan jangan panggil aku seperti itu, karena aku bukan Sweetiemu." Geram-geram Airish mengepalkan tangan.
Mendengar itu Kaisar justru terkekeh, lalu dengan gerakan cepat, menarik pergelangan tangan Airish, hingga gadis itu duduk di pangkuannya, ia membuang benda bernikotin tersebut, lalu mengusaknya, seiring ia melingkarkan tangan di perut gadis itu, mengunci.
Sementara kepalanya sudah bersandar di antara ceruk leher Airish.
Gadis itu menelan ludahnya yang terasa tercekat. Tubuhnya tiba-tiba meremang, geli. "Jangan gila, ini di kampus, kita bisa mati jika yang lain melihat." Pekik Airish dengan suara yang menggema.
"Kalau bukan di kampus berarti boleh?" Goda Kaisar, lalu mengendus-endus tengkuk gadis itu. Airish kembali meremang, darah dalam tubuhnya tiba-tiba berdesir dengan aneh. Ada rasa yang menggeleyar tidak karuan. Ada apa dengan tubuhku? Batinnya.
"Buk—bukan seperti itu maksudku." Menggeliat sambil menjawab dengan terbata.
Tak mengindahkan perkataan Airish, Kaisar justru memasukan tangannya ke dalam kaos yang dikenakan Airish. Membuat gadis itu tersentak dan berteriak. "Jangan!"
"Ku mohon jangan lakukan itu!" Sambungnya mulai gemetar.
"Kalau kau tidak mau mereka tahu, kecilkan suaramu. Aku hanya ingin mendengar kau berteriak, ketika kau sudah berada di atas ranjang bersamaku. Menyebut namaku sambil berpeluh." Ucap Kaisar dengan suara penuh gairah.
"Aku tidak mau, jadi lepaskan aku!" Terdengar penuh penekanan seraya meronta meskipun ia tahu, tidak akan ada hasil.
"Tidak akan! Aku tidak akan pernah melepaskanmu, karena setelah malam itu, aku benar-benar menginginkanmu. Sweetie." Benda kenyal itu menempel pada tengkuk Airish, berlarian kesana kemari, lalu menyesapnya sedikit demi sedikit, membuat gadis itu mengatupkan bibirnya, tak ingin mengeluarkan suara.
Namun, Kaisar sepertinya sengaja, hingga akhirnya Airish menyerah, lama kelamaan ia pun tidak bisa menahannya.
"Apa yang kau inginkan dariku?" Terdengar ada lenguhan kecil. Dan Kaisar semakin bersemangat untuk menggoda.
"Aku sudah bilang, jadilah istriku. Maka semuanya akan beres." Bisik Kaisar tepat di telinga gadis cantik yang ada dalam dekapannya.
"Kalau aku tidak mau?"
"Aku akan terus mengejarmu. Karena itu bukanlah hal yang sulit bagiku. Lagipula, bukankah kau sudah dijual oleh kekasihmu? Dikhianati oleh kakakmu? Dibenci oleh ibumu? Dan satu lagi, ayahmu tidak bisa melindungimu? Bagaimana? Apa tebakanku salah?"
Airish terperangah dengan semua perkataan Kaisar. Tak habis pikir, lelaki itu mencari tahu tentang semua keluarganya.
"Darimana kau tahu semua itu?" Tanya Airish basa-basi. Mengharap jawaban, sepertinya itu hanyalah mimpi.
"Itu tidak penting, yang harus kau lakukan sekarang, hanyalah menerima tawaranku." Mengusap perut rata Airish penuh kelembutan, hingga gadis itu tak sengaja melenguh nikmat. Karena sentuhan yang Kaisar berikan.
Bodoh! Kenapa kau terpancing Airish.
Airish menggeleng dengan air mata yang sudah luruh. "Aku tetap tidak mau!"
"Kalau begitu, saksikanlah kehancuran perusahaan konstruksi ayahmu. Dan juga kematian anggota keluargamu, satu persatu." Ucap Kaisar tak main-main. Dengan apapun, ia akan menjerat Airish.
Mendengar itu, bola mata Airish nyaris lompat dari saranganya. Tubuhnya semakin bergetar hebat.
"Kau benar-benar!!" Pekik Airish.
"Hah, selama ini aku tidak pernah menerima penolakan, hanya kau satu-satunya gadis yang menolakku. Maka dari itu, aku tertarik padamu."
Tanpa aba-aba, Kaisar bangkit, dan mengangkat tubuh mungil itu, membuat Airish terkejut. Reflek Airish mengalungkan tangannya di leher Kaisar karena takut terjatuh.
Seringai tipis kembali menghiasi bibir lelaki itu, lalu membaringkan tubuh Airish di atas sofa dan mengungkungnya. Kaisar mengambil sesuatu dari saku jas, dan memberikannya pada Airish.
Kartu nama.
"Bersiaplah, karena sebentar lagi kau akan menjadi milikku. Aku beri waktu tiga hari, jika kau tidak datang juga, kau akan tahu akibatnya."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa untuk senantiasa like dan komen 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Michelle Ardina
mau aja rish setan jg ganteng ini
2024-11-21
0
🟢Ney Maniez
, 💪💪💪💪
2024-04-20
1
Ayunda Abdullah
mau aja ai,ganteng ituuu udhh cinta Hadir belakangan tenang ajaa wkwkw
2024-03-21
1