Mengingat perintah Kaisar untuk kembali pulang ke rumah. Airish mampir sejenak ke kontrakan untuk mengambil beberapa barangnya.
Setelah selesai, tanpa membuang waktu, ia langsung meminta supir taksi, untuk membawanya ke rumah utama.
Di sana, ia kembali disambut, layaknya seorang ratu yang baru saja datang, para pelayan dan pengawal berbaris rapih, bahkan pintu taksi tidak dibuka oleh tangannya sendiri.
Kepala pelayan wanita yang hampir masuk usia satu abad, memberitahu pesan Kaisar pada Airish, agar gadis itu tidak lupa untuk makan siang dan beristirahat di kamar.
Ada uluman senyum di bibir gadis itu, mengingat perhatian Kaisar kepadanya.
Cih, kenapa aku senang.
Namun, Airish yang merasa jenuh, setelah menyantap makan siang, ia justru memilih untuk berjalan-jalan ke rumah belakang, tempat di mana para pelayan tinggal.
Di tengah-tengah rumah itu terdapat sebuah taman yang cantik, bunga-bunga terawat dan mekar indah di sana. Wajah Airish yang tadinya murung, berubah sedikit berbinar seraya menatap takjub. Lagi, ia merasa berada di surga, surga dunia milik suaminya.
Ia duduk di kursi taman, memandangi beberapa kupu-kupu yang tengah menghisap sari pati bunga. Sedangkan pikirannya menerawang jauh, dan tiba-tiba wajah cantik itu kembali berubah sendu, kala mengingat tentang sang ibu.
Ibu yang telah melahirkannya, ibu yang entah wajahnya seperti apa, dan ibu yang selalu mendapat hinaan serta cacian dari Kakak dan ibu tirinya.
Aku yakin ibu tidak seburuk itu, aku yakin ibu pasti wanita hebat. Menepis semua pikiran picik terhadap kehidupan sang ibu di masa dulu. Walau bagaimanapun, wanita itu tetap orang yang bertaruh nyawa untuknya, orang yang membawanya lahir, untuk melihat indahnya dunia.
Satu tepukan di pundak Airish, membuat lamunan itu buyar.
Dilihatnya kepala pelayan wanita duduk di samping gadis itu dengan mengulas senyum.
"Kenapa Nona duduk disini? Bukankah Tuan menyuruhmu untuk istirahat?" Ucapnya mengingatkan pesan sang Tuan.
Airish lebih dulu menghela nafas, lalu menatap ke samping dengan tersenyum lebar. "Aku bosan, Bu. Jadi aku memutuskan untuk berkeliling rumah. Oh ya, aku juga belum berkenalan dengan para pelayan." Balas Airish seceria mungkin, meski netra pekatnya tak bisa bohong. Ada gurat kesedihan di dalam sana. Dan kepala pelayan wanita bisa melihat itu.
Anda tidak bisa membohongi saya, Nona.
"Kami para pelayan dan pengawal sudah mengenal Nona. Hanya saja Nona tidak diwajibkan untuk mengenal kami." Ucapnya lembut dan apa adanya, suka dengan sifat Airish yang sederhana.
"Tapi aku ingin mengenal kalian, rasanya tidak sopan jika hanya kalian yang mengenalku, kitakan hidup berdampingan." Keluhnya dengan wajah dibuat cemberut. Membuat wanita tua itu terkekeh.
"Kalau begitu panggil saja saya Ibu Oh. Saya kepala pelayan wanita disini." Ucap wanita paruh baya itu dengan ulasan senyum tulus di bibirnya. Merasa kagum dengan gadis muda yang duduk di sampingnya.
"Baik, aku akan memanggilmu Ibu Oh, apa Ibu Oh sudah lama bekerja disini?" Melupakan sejenak kesedihan yang tengah menerpa, Airish memutuskan untuk mengajak ibu Oh untuk mengobrol.
"Lumayan, saya bekerja disini sejak Tuan besar masih hidup."
"Itu artinya semenjak Tuan Kaisar masih kecil, apa dia menggemaskan waktu itu?" Bertanya antusias, seraya membayangkan Kaisar kecil yang menggemaskan. Bola mata tajam, dengan bibir tipis yang tidak pernah tersenyum.
"Benar, dia sangat menggemaskan Nona. Bahkan menurut saya, dia yang paling tampan. Nona Airish beruntung mendapatkan Tuan." Ucap Ibu Oh jujur, mengingat masa-masa kecil seorang Kaisar. Pria kecil yang tampan, yang dibawa Tuan besar setelah pulang dari hutan.
"Tapi dulu dia susah sekali untuk makan, dan sekarang Nona membawa perubahan besar. Saya senang melihatnya, pagi tadi Tuan terlihat makan lebih banyak." Sambungnya lagi, senang melihat perubahan Kaisar yang cukup drastis dalam waktu sehari.
"Benarkah? Lalu kemana keluarga Tuan, kenapa dia hanya sendiri tinggal di rumah ini?" Tanya Airish, mulai mengulik kehidupan Kaisar.
Penasaran, kenapa rumah sebesar ini, tetapi tidak memiliki penghuni.
Ibu Oh meraih tangan Airish, menggenggamnya dengan erat. Tiba-tiba ada gurat kesedihan disana. Membuat gadis itu merasa telah salah bicara. "Nona, kami disini adalah keluarganya. Karena keluarga utama tidak tinggal disini setelah kejadian pembantaian yang menewaskan Tuan besar, Nyonya besar, dan Tuan muda sulung, Kakak dari Tuan Kaisar." Terang Ibu Oh, mengingat kejadian beberapa tahun lalu, saat satu keluarga di serang oleh orang-orang bertopeng, yang diduga memiliki dendam terhadap Tuan besar. Perebutan wilayah perluasan perusahaan adalah salah satu penyebabnya.
"Mereka dengan keji menjadikan para pelayan sebagai tawanan. Dan tak segan membunuh siapa saja yang tidak tunduk di bawah perintah Tuan mereka. Saya sangat bersyukur, Tuan Kaisar dan kedua adiknya selamat, saya yang membawa pergi dua bocah itu dari rumah utama. Meninggalkan Tuan Kaisar dan para pengawal yang melawan para badjingan itu."
"Jadi saya minta tolong padamu, Nona. Jangan pernah tinggalkan Tuan Kaisar, meski dia terlihat menakutkan, dibalik semua itu dia hanyalah seorang pria kesepian yang membutuhkan kasih sayang. Dia bisa bersikap manja, tetapi manjanya Tuan Kaisar itu berbeda, saya yakin Nona pasti sudah cukup memahaminya."
Setitik cairan bening menetes, lalu dengan cepat Airish mengusapnya, ada rasa iba di hati gadis itu, tak dapat ia bayangkan, bagaimana rasanya saat orang tua yang kita sayang, meninggal dengan cara mengenaskan di depan mata kita sendiri.
Ibu Oh mengulum senyum, yakin gadis di sampingnya adalah gadis yang lembut dan penyayang. Gadis yang mampu merubah sikap dingin seorang Kaisar.
"Oh ya makanan apa yang disukai oleh Tuan?" Tanya Airish mengalihkan pembicaraan. Jika ia terus membicarakan kehidupan sang suami, rasa-rasanya ia tidak akan sanggup untuk tidak menangis lagi.
"Apa saja, asalkan tidak dicampur dengan bawang putih."
"Jadi semua masakan tadi pagi tidak memakai bawah putih?" Tanya Airish dan dijawab anggukan oleh ibu Oh.
"Pantas saja rasanya ada yang kurang." Gumam Airish.
"Sejak kecil Tuan memiliki alergi bawang putih, Nona. Dia tidak menyukai bau amis darah, dan tidak bisa terkena sinar matahari langsung." Terangnya tentang sesuatu yang tidak disukai oleh Kaisar. Kebiasaan yang sudah ada, sejak lelaki itu datang ke rumah utama.
"Wah, apa dia seorang vampir? Kenapa semua hal yang tidak disukainya mirip dengan makhluk penghisap darah itu?" Cetus Airish, tiba-tiba dia ingat dengan cerita legend tersebut.
"Haha, Nona benar. Tuan Kaisar adalah vampir." Ucap ibu Oh dengan tawanya yang cukup keras.
Airish melebarkan matanya mendengar ucapan ibu Oh. Apa benar sang suami adalah makhluk yang seperti itu?
"Vampir yang akan menggigit Nona di tempat tidur." Sambungnya menggoda, dan tawa Airish langsung pecah dengan pipi yang bersemu merah. Sudah ia duga, ibu Oh hanya bercanda.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa untuk senantiasa like dan komen 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ita rahmawati
apakah kaisar anak angkat ygditemukan dihutan 🤔
apakah ibu oh tau klo kaisar vampir 🤔
2024-07-12
0
amelia Adwin
ibu oh pasti tau kaisar vampire
2024-04-29
0
Ney 🐌
🥺🥺🥺🥺🥺
2024-04-21
0