Bekerja paruh waktu, sudah menjadi kebiasaan Airish dari semenjak SMA. Karena dari situlah dia bisa menghasilkan uang untuk membayar kontrakan, dan menambah uang jajan.
Dia tak lagi mengandalkan sang ayah, padahal kalaupun ia tidak bekerja, lelaki paruh baya tersebut masih sanggup membiayai hidupnya.
Namun, ibu tirinya selalu menghalangi ayahnya tersebut. Sampai memberi uang bulanan pun harus sembunyi-sembunyi.
Bahkan tak jarang, Airish membuka jasa untuk mengerjakan makalah pada teman-temannya. Sebagai seorang gadis yang dikaruniai otak yang cukup cerdas.
Dengan senang hati, Airish mengerjakan itu semua. Ia rela begadang, demi uang yang bisa ia kumpulkan.
Ia tidak ingin menyerah pada takdir yang membawanya sebagai anak haram dalam aib keluarga. Ia ingin membuktikan, bahwa ia bisa berdiri dengan kakinya sendiri.
Meski sulit, meski kerap merasa sedih, dan selalu merasa sendiri, Airish tak berhenti tersenyum dalam tangisnya. Ini hanya soal waktu, ia yakin suatu saat ibu dan kakaknya bisa berubah, bisa menyayanginya meski hanya pura-pura.
Sore itu, peluh mengucur deras membasahi dahi gadis cantik yang tengah mengelap meja. Setelah pelanggan pergi, ia bergegas merapikan bekas-bekas makanan di restoran tempat ia bekerja.
"Ai, abis ini layanin tamu VVIP yah." Ucap Diva, seniornya. Dia adalah pelayanan tetap di restoran ini. Sekaligus teman baik Airish.
Airish mengelap pinggiran wajahnya menggunakan lengan, lalu tersenyum sumringah. "Iya Kak." Balasnya dengan semangat. Tidak ada yang lebih baik selain banyak pelanggan, bagi pekerja seperti Airish.
Karena semakin banyak yang ia layani, uang tips yang ia dapatkan juga semakin banyak.
Dengan langkah riang, ia membawa tumpukan-tumpukan piring ke belakang, untuk dicuci. Setelahnya ia bergegas ke ruangan VVIP seperti yang di perintahkan Diva kepadanya.
Senyum terus mengembang di kedua sudut bibir Airish, hingga lesung di pipi kanannya semakin terlihat, dan menambah tingkat kemanisan wajah gadis itu.
"Permisi, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Airish sopan. Ia sedikit membungkukkan badan memberi hormat.
Lelaki itu terlihat memunggunginya, tapi setelah mendengar suara Airish, sontak ia berbalik, lengkap dengan senyum menawan yang menghiasi wajah tampannya.
"Aku ingin pesan gadis yang bernama Airish, apa dia ada disini?" Ucapnya dengan suara berat, sebagai ciri khas.
Deg!
Airish yang semula menunduk, kini mengangkat kepalanya. Suara yang mulai familiar itu sukses membuat jantungnya berdetak lebih kencang, sekaligus takut.
Semenjak bertemu lelaki itu, hari-hari Airish selalu dihantui perasaan was-was.
Kenapa harus dia? Apa dia sengaja? Gumamnya pada diri sendiri.
"Hei, Nona. Apa kau mendengarku?"
Airish lebih dulu menetralkan keterkejutannya, ia menarik dan menghela nafas bergantian, lalu menatap ke arah Kaisar.
"Maaf, Tuan. Bisakah anda mengulangi pesanannya?" Pinta Airish senetral mungkin. Padahal tubuhnya bergetar-getar.
"Aku kesini hanya ingin melihatmu. Ngomong-ngomong hari ini adalah hari terakhir kau menentukan pilihanmu, apa kau lupa?"
"Maaf, Tuan. Aku sedang bekerja. Dan perlu kau ingat, aku tidak peduli dengan semua bualanmu, aku yakin kau hanya mengancamku."
Kaisar bangkit, sedangkan Airish mulai waspada, dan berjalan mundur, lelaki itu menyeringai mulai mendekat ke arah Airish, membawa tubuh itu merapat ke dinding, karena Airish tak mampu lagi untuk menghindar.
"Tuan, tolong jangan seperti ini, atau aku akan teriak." Ancam Airish penuh penekanan.
"Ha-ha-ha. Kau bahkan tidak tahu, kalau restoran ini milikku? Aku bosmu, Sweetie." Kaisar meraih gelungan rambut Airish, menariknya hingga surai hitam legam itu sukses menjuntai tak beraturan.
Apalagi ini? Sebenarnya dia ini siapa? Kenapa banyak sekali yang dia punya?
"Kau tidak percaya?" Menggulung ujung rambut Airish, lalu menciuminya.
Airish menggeleng cepat, lalu mendorong kuat dada Kaisar. "Aku tidak percaya, kau pasti berbohong untuk menakut-nakutiku kan? Aku sama sekali tidak takut." Ucapnya berusaha melawan, tapi bola mata bulat Airish tak bisa bohong. Bahkan ia melirik kesana-kemari, cemas.
Ia tidak lupa, kalau Kaisar adalah penyandang dana terbesar di kampusnya. Itu artinya, lelaki ini bukanlah orang sembarangan.
Kaisar tertawa gemas melihatnya.
Sudah takut, masih saja membangkang.
"Kalau begitu, aku akan memanggil manager untuk memecatmu sekarang juga, supaya kau percaya." Ucap Kaisar enteng, ingin melihat reaksi Airish.
Terhenyak, bola mata Airish melebar, ia menelan salivanya susah payah dengan wajah terlihat pias.
"Pengawal!" Pekik lelaki tampan itu.
"Tuan, tunggu— Kau benar-benar pemilik restoran ini?"
"He'em."
Airish menggigit bibir bawahnya, rasa cemas semakin melanda, ah bagaimana kalau ia benar-benar dipecat, dan kehilangan pekerjaannya. Harus dengan apa ia membayar lelaki sialan ini.
Dan pastinya, Kaisar pun akan mengincar keluarganya. Seketika, ancaman Kaisar hari itu berputar-putar di otak Airish. Hancurnya perusahaan sang ayah, kematian satu persatu anggota keluarganya, ah tidak dia akan kehilangan semuanya.
"Tuan tolong jangan panggil ibu manager. Maafkan aku, aku tidak mau dipecat." Mohon Airish, wajah cantik itu memucat dalam sekejap, sepertinya dia tidak memiliki pilihan lain.
"Kalau begitu, mulai sekarang menurutlah padaku." Kaisar kembali menghimpit tubuh mungil itu, hingga dada Airish yang menonjol, terasa menekan dada Kaisar.
Airish berpaling muka, saat Kaisar mencondongkan wajahnya. Hembusan nafas beraroma mint menerpa kulit leher Airish, tubuhnya terkunci, dan tak mampu untuk bergerak. Sumpah demi apapun, kakinya terasa lemas, saat benda lembut milik Kaisar mulai berlarian di leher jenjangnya.
Tubuhnya meremang, ada getaran serta desiran yang menggeleyar tiba-tiba. Sekuat apapun ia bertahan dengan godaan lelaki itu, akhirnya bibir mungil itu tak bisa diajak kerja sama, Airish mendesaah.
Sedangkan Kaisar menyeringai penuh kemenangan dibalik tengkuk yang tengah ia nikmati. "Tuan." Rintih Airish, tangannya terkepal tetapi tak bisa di gerakan.
"Hemmm." Kaisar tak berhenti sama sekali, ia terus menyapa kulit lembut itu dengan decapan-decapan yang menimbulkan kemerahan.
Aroma darah Airish begitu memabukan, membuatnya ia tak sabar untuk segera menghisapnya.
"Tuan, tolong jangan seperti ini." Lirih Airish, ia memejamkan matanya. Tubuhnya menegang, dengan denyutan aneh di bawah sana.
Dan aksi Kaisar berhenti, ketika suara pintu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya, yang menduduki posisi manajer di restoran tersebut.
Lelaki itu menarik diri dari tubuh Airish. Lalu beralih menatap ke arah wanita yang baru saja masuk. Ia membenarkan letak jasnya terlebih dahulu sebelum buka suara. "Sepertinya pelayanmu tidak memiliki sopan santun, bukannya menawariku makan, dia malah menggodaku." Ucap Kaisar lengkap dengan wajah pura-pura kesal.
Mendengar itu, Airish terperangah, menatap tak percaya pada ucapan Kaisar yang baru saja terlontar, apa ia tidak salah dengar?
Aku menggodanya, dasar pria sialan!
Wanita paruh baya itu menunduk, merasa bersalah. "Maafkan pelayanan kami, Tuan. Saya jamin kejadian ini tidak akan terulang lagi."
"Aku mau kau memecatnya. Atau restoran bosmu aku tutup."
Apa? Jadi dia bukan bos yang sebenarnya? Dia membohongiku?
"Tuan!" Pekik Airish tidak terima. Bukankah tadi lelaki itu bilang tidak akan membuat dirinya dipecat. Lalu apa ini?
"Airish!" Gadis itu melihat ke arah ibu manajer yang berteriak memperingatinya. Diam, atau akan terkena masalah, begitulah arti tatapannya.
"Kamu dipecat! Mulai besok kamu tidak perlu lagi datang kemari, dan bereskan barang-barangmu sekarang juga!" Setelah mengatakan itu, sang manajer keluar, tanpa melirik ke arah Airish sedikitpun.
Sementara gadis itu sudah menangis, tetapi tak mampu untuk mengeluarkan suara. Mulutnya tak berhenti menganga tak percaya. Dengan tatapan marah, Airish berteriak sekuat tenaga.
"Dasar iblis!"
Kaisar hanya terkekeh pelan, lalu mengedipkan sebelah matanya. "Aku tunggu kau di rumah. Akan aku tunjukkan kemampuan iblisku malam ini juga."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa untuk senantiasa like dan komen 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ricka Monika
kasiannya iarish
2025-02-04
0
Ney 🐌
🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2024-04-21
0
thata_01
sumpah ini menguras emosi juga thor...tpi ku suka sma kaisar🤣😘
2023-08-26
1