Di malam yang sama, di tempat yang berbeda, suara bahak tawa saling bersahut-sahutan, di sebuah ruangan yang nampak masih terang benderang. Mereka merasa bahagia, karena telah mendapatkan uang sebanyak itu, hanya dalam satu malam.
"Hahaha, gue seneng banget Roger, akhirnya lo bisa singkirin tuh si Airish." Ucap Jane girang, seorang gadis yang umurnya tidak jauh dari Airish, sekaligus kakak tiri dari gadis itu.
"Hah, gue juga udah muak liat muka so lugunya. Jual mahal anjirr!" Balas Roger mencerca, lalu menghisap kembali rokok yang ada di tangannya.
Kini, mereka berada di apartemen gadis bernama Jane itu, keduanya saling mengenal saat Airish mengenalkan Roger sebagai pacarnya. Namun, siapa sangka, lelaki itu malah bermain api dengan Kakak tiri pacarnya setelah hari itu.
Bahkan ide menjual Airish juga muncul dari gadis tersebut. Gadis yang penuh dengki dengan kebahagiaan Airish, baginya Airish adalah sebuah petaka.
Karena Airish adalah anak hasil dari perselingkuhan ayahnya dengan seorang wanita yang entahlah, sang ibupun tidak tahu asal usulnya. Yang jelas, Jane yakin bahwa ibu Airish tidak lebih dari wanita jalangg, yang kerap mengumbar liang di rumah-rumah bordir.
Semenjak Airish hadir, rumah sudah seperti neraka. Karena ayah dan ibunya kerap bertengkar. Tak hanya dirinya, sang ibupun benci pada Airish. Apalagi kasih sayang sang ayah juga mulai terbagi, dan Jane tidak suka itu.
Apapun yang dimiliki Airish, Jane juga ingin memilikinya. Dan apapun yang membuat Airish bahagia, ia pasti akan merebutnya. Contohnya adalah Roger.
"Ahhhh... Pinter banget pacar gue, males banget emang liat dia so soan baik di depan ayah. Mending kita jual aja, biar dia berguna. Ya nggak?" Ucap Jane, lalu mengusap lembut pipi Roger sambil tersenyum girang.
Membuat Roger terpancing untuk mendekati selingkuhan sekaligus partner ranjangnya itu. Roger mengusak rokok di tangannya. Beralih menatap Jane dengan lapar.
Semenjak saling mengenal, keduanya sudah sering melakukan hal di luar batas itu. Dan Roger adalah lelaki pertama yang membobol pintu nirwana Jane, membuat gadis itu selalu ketagihan akan permainan lelaki itu, yang kerap membawanya melayang ke atas awan.
"Lo emang jahat Jane, tapi gue suka. Lo nggak munafik." Ujar Roger tanpa melepas pandangannya dari bibir ranum itu. Dan detik selanjutnya mereka berdua sudah berbaring di atas sofa, dengan Roger yang berada di atas tubuh Jane.
Gadis itu jelas tahu apa yang akan terjadi, tetapi ia tidak peduli. Ia suka, ia menikmati rasa yang Roger berikan untuknya. Bahkan ia kerap memintanya lebih dulu, saat mereka lama tidak bertemu.
"Let's have fun, Baby."
****************
Sore itu, sepatu pantofel dengan lantai saling berdecitan, menghasilkan suara derap langkah kaki yang terdengar sangat nyaring.
Di depan pintu sebuah gudang tua yang terlihat masih kokoh itu, para pengawal berbaris rapih, menyambut kedatangan sang bos besar.
Semua kompak menunduk dalam satu komando, begitu Kaisar berdiri di depan mereka dengan tubuh tegapnya. Sorot mengintimidasi, dengan rahang mengeras, menandakan ia sudah tidak sabar untuk menerkam mangsanya sore ini.
Setelah tanda penghormatan itu usai, Kaisar kembali melangkah, ke sebuah ruangan yang nampak temaram.
Di ruangan tersebut, tangan seorang lelaki tua diikat kuat ke belakang dan terduduk di atas lantai. Begitu melihat ada yang datang, lelaki itu mengangkat kepalanya.
Tubuhnya bergetar hebat, melihat tatapan membunuh dari Kaisar. Presdir di tempatnya bekerja. Ia telah salah mengambil langkah, memanipulasi data keuangan, hingga Kaisar meminta pengawal membawanya ke tempat ini setelah pulang dari perusahaan.
Kaisar berjongkok di depan lelaki tersebut, lalu tanpa disangka-sangka, lelaki bermata elang itu meludah, dan tepat mengenai wajah lelaki paruh baya itu.
Membuat lelaki itu sadar, bahwa nyawanya tengah berada di awang-awang. Saat ini, yang ia bisa lakukan hanyalah meminta maaf, dan meminta pengampunan lelaki yang tengah marah itu.
Tangan besar Kaisar menjambak rambut, hingga lelaki itu mendongak. "Katakan, kemana semua uang itu kau gunakan?" Tanyanya geram.
Lelaki itu meringis, Kaisar seperti ingin mencabut rambutnya dari kepala saking kuatnya. "Ampuni saya, Tuan. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Pinta lelaki tua itu, air matanya mengalir seiring rasa yang berdenyut.
"Aku bertanya, kemana uang itu kau gunakan?" Berteriak kencang dan semakin menarik keras, membuat lelaki itu mengerang kesakitan.
"Ampun, Tuan. Uang itu saya gunakan untuk anak istri saya." Ujarnya bergetar sambil mengerjap-ngerjap.
Mendengar itu, Kaisar tertawa sarkas, lelaki itu pikir, Kaisar tidak tahu kemana uang itu pergi? Ia melepas jambakannya dengan kasar, hingga kepala lelaki itu terjengut.
Kaisar bangkit, lalu kakinya bertengger di bahu lelaki itu, satu kali tendang, ia yakin mantan pekerjanya itu akan terjengkang.
"Kau pikir aku tidak tahu?" Kaisar mengambil sesuatu dari balik saku jasnya, lalu melemparkannya ke depan wajah lelaki itu, foto-foto perselingkuhannya, dan foto dirinya di depan meja judi. "Itukah yang kau sebut anak dan istrimu?"
Glek!
Ludahnya serasa tercekat, dengan mata yang membulat sempurna, tamatlah riwayatnya. "Tuan, ampuni saya. Saya mohon sekali ini saja, beri saya kesempatan. Saya mohon Tuan, kasihani saya." Ucapnya sesenggukan sambil menunduk semakin dalam.
"Hahahaha, kau pikir kau siapa? Sudah dua kali kau seperti ini, yang pertama masih bisa aku maafkan. Tapi tidak untuk yang kedua kali."
Bugh!
Kaisar sang iblis menendang keras lelaki itu tanpa belas kasih, hingga lelaki itu terjengkang jauh ke belakang. Rahang itu semakin mengeras, dengan mata menyalak tajam, ia sangat benci pengkhianatan.
Nafasnya terengah, ia melangkah ke arah pengawal yang ada di dalam sana, dengan sigap pengawal itu menyerahkan sesuatu yang Kaisar minta.
Lelaki itu menyeringai, wajahnya tampak semakin menyeramkan dengan pedang panjang di tangannya.
Sring!
Lelaki itu menarik pedang dari dalam sangkarnya. Nampak berkilau ditengah gelapnya ruangan. Dengan sengaja, Kaisar menyeret pedang itu, menimbulkan bunyi yang membuat lelaki tua itu beringsut mundur ketakutan.
Tubuhnya semakin bergetar tak karuan, saat ia melihat dengan jelas apa yang ada di tangan Kaisar, terseret menuju dirinya.
Lagu kematian seperti sedang diputar, mengiringi nyawanya yang akan melayang.
Setiap derap langkah lelaki muda itu, menjadi detik-detik sang malaikat akan membawanya terbang tinggi menemui raja neraka.
Tepat di depan lelaki paruh baya itu, Kaisar kembali menyeringai seperti setan.
Lelaki itu semakin menangis kencang. Ia tertunduk dengan lemah. "Tuan saya mohon, jangan lakukan itu pada saya. Ampuni saya, Tuan. Saya tidak mau mati. Semua uang yang saya ambil akan saya kembalikan asal jangan bunuh saya."
Kaisar tergelak tidak peduli. "Mau mati saja kau banyak bicara." Pekiknya.
"Tuan saya mohon."
Kaisar mendekatkan tubuhnya, lalu berbisik tepat di telinga. "Aku tidak bisa membebaskanmu, karena aku juga sedang lapar, jadi diam dan nikmatilah kematianmu. Salamkan rinduku pada raja neraka, karena aku yakin orang seperti dirimu, tidak mungkin masuk ke dalam surga."
Sejurus kemudian, Kaisar menunjukkan taringnya yang tajam, ia mendesis lalu menancapkannya di leher lelaki tua itu tanpa segan dan mulai menghisap makanannya.
Lelaki tua terlihat kejang-kejang, selagi sari dalam tubuhnya terhisap hingga menyeluruh.
"Ternyata... Kau bukan manusia, kau setan." Ucap lelaki itu terbata sebelum ia merenggang nyawa.
Setelah selesai, Kaisar kembali bangkit, dan mengangkat pedangnya, menebas kepala mangsanya, bertujuan agar mayat itu tidak menjadi vampir seperti dirinya.
Sekali lagi, lelaki muda itu menyeringai dengan darah disela-sela giginya. "Manusia tidak berguna," cibir Kaisar.
"Pengawal!"
"Bakar dia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ita rahmawati
astaga naga 😱
2024-07-12
0
🟢Ney Maniez
😱😱😱😱
2024-04-20
0
Ida Ulfiana
wao kejem bngt tp ganteng
2023-10-09
0