8. Oka si Matre

Bandara udara internasional Juanda, Surabaya.

Bentari berjalan dengan percaya diri, rambut hitam panjangnya dibiarkan terurai, kacamata hitam membingkai matanya yang cantik, jumpsuit berwarna moca membalut tubuh langsingnya, cardigan putih tersampir di bahu. Bak seorang model yang berjalan di catwalk dia menarik perharhatian hampir semua orang yang berada di bandara siang itu.

“Adek, cepet!”

Pria muda yang dia panggil adek terlihat menggeram, tangannya terulur ingin mencekik leher perempuan yang tak lain dan tak bukan kakak kandungnya. Berbeda dengan sang kakak, sang adik hanya mengenakan pakaian sederhana. Celana blue jeans yang warnanya sudah sedikit memudar, kaos hitam bergambar band legendaris The Beatles dengan kemeja flannel kotak-kotak perpaduan hitam dan merah, tangannya menarik koper berisi barang keperluan mereka berdua.

“Sekali lagi Kakak manggil adek. Aku cekik nggak peduli kamu lagi patah hati atau apa, Kak!” geram Oka dengan gemas yang hanya membuat Bentari tersenyum sambil merangkul lengan Oka yang terlihat kesal.

“Aku sudah membayar hak paten untuk panggilan itu.”

“Aku balikin lagi hp-nya!”

“Imut banget sih kalau ngambek gini!” Bentari mencubit pipi Oka dengan senyum jahil.

“Aku nggak imut ya, Kak! Aku tuh keren, ganteng. Catat itu!”

“Iya-iya, ganteeeng!”

Bentari hanya tersenyum sambil kembali menarik Oka yang masih cemberut.

Kapan mereka mulai dekat?

Hmmm … jadi begini … malam itu Oka pulang sekitar pukul 10 malam dari kampus, dan mendapati Bentari masih duduk di depan TV dengan segelas coklat hangat dan satu dus pizza yang sudah dingin.

“Kamu pernah patah hati, Ka?” tanya Bentari dengan mulut penuh pizza. “Pernah putusin cewek?”

“Belum.”

“Jadi kamu yang diputusin?” Bentari bertanya dengan mata membulat.

Oka hanya mendelik sambil menggigit pizza yang membuat Bentari tertawa terbahak.

“Hahaha … ternyata kita senasib, hahaha. Uhuk-uhuk-uhuk!”

“Syukurin! Makanya jangan ngetawain orang ganteng!” Oka menepuk punggung Bentari sedikit keras membuat Bentari tersungkur ke depan.

“Sakit, iiiih!” Bentari memukul lengan Oka yang tersenyum santai sambil mengunyah pizza.

“Kenapa? Patah hati lagi?”

Bentari menghela napas, wajahnya kembali sendu, giginya menggigit pizza dangan gigitan besar membuat pipinya menggembung.

“Tadi ketemu mas Abhi di mall,” ucap Bentari dengan sedikit tak jelas karena bicara dengan mulut penuh.

“Terus?” Oka mulai penasaran, dia kembali mengambil pizza dan duduk miring bersandar pada sofa menghadap Bentari.

“Dia bareng cewek.”

“Istrinya?”

Bentari mengangkat bahu. “Mungkin.”

“Cantik?”

“Cantikan aku … jauuuh!”

“Cantikan kamu, Kak, tapi kamu yang diputusin, hahaha… aww! Belajar dari teteh ya?” Oka mengelus rambutnya yang tadi dijambak Bentari.

“Makanya nih mulut mending dipakai buat makan aja!” Bentari menjejalkan pizza ke dalam mulut Oka yang hanya tertawa.

Sesaat mereka terdiam seolah menikmati pizza mereka, tapi Oka tahu kalau kakaknya itu sedang tak baik-baik saja. Selama ini dia memang terkesan cuek terhadap Bentari, tapi semenjak mereka tinggal serumah Oka menyadari Bentari hanya gadis biasa seperti halnya Kirana yang memerlukan perlindungannya, karena itulah perlahan Oka mulai membuka diri berusaha untuk lebih mengenal kakaknya itu.

“Sudahlah, Kak. Lupain dia. Masih banyak cowok yang suka sama kamu, Kak.”

Bentari mendengus, dia mengambil coklatnya yang Oka rasa sudah tak lagi hangat.

“Tapi apa ada yang menyukaiku dengan tulus, Ka? Seperti kakang yang mencintai teteh dengan tulus?”

Oka terdiam karena dia sangat tahu perasaan itu.

“Aku pikir mas Abhi berbeda. Dia akan mencintaiku dengan tulus, tapi aku salah.” Suara Bentari terdengar lemah. “Ku pikir perhatiannya tulus, tapi ternyata itu hanya kepura-puraan.” Bentari kembali mengambil pizza dan menggigitnya besar-besar “Dan tadi.” Dia mengunyah pizzanya kasar seolah menyalurkan kekesalannya dan matanya sudah mulai berkaca-kaca. “Dia bahkan berpura-pura tak mengenaliku.” Dengan kasar Bentari menghapus airmatanya yang mulai bergulir.

Oka terdiam, perhatiannya kini penuh kepada Bentari yang sedang patah hati.

“Aku tahu dia berhak menikah dengan perempuan manapun yang dia cintai, tapi bukan berarti dia harus pura-pura tak mengenalku kan, Ka?”

Oka mengangguk setuju.

“Apa aku tak layak untuk dicintai, Ka?”

“Tidak.”

“Tuh kan! Aku memang tidak layak dicintai, huaaaaa!” Tangisan bentari semakin kencang membuat Oka panik.

“Enggak-enggak!”

“Tuhkan, enggak!” Tangis Bentari semakin menjadi, dia bahkan menghempaskan pizzanya yang tinggal setengah kembalinke dalam dus.

“Maksud aku tuh, kakak berhak dicintai. Laki-lakinya saja yang kurang ajar.”

Tangisan Bentari mereda, hanya terdengar isak-isakan kecil saja. Kalau saja Kemal, Wempi, Mantir dan yang lainnya melihat Bentari saat ini, dijamin mereka langsung kabur. Tidak ada Anggi Santoso yang cantik, anggun dan berpenampilan glamor, yang ada kini hanya seorang Sagita Bentari yang mengenakan kaos oblong, celana pendek, rambut dikuncir asal, dengan ingus dan air mata bleber membuat mukanya semakin kacau.

“Benar kan, Ka, dia kurang ajar?”

“Iya, walaupun Kakak nyebelin, tapi dia tak boleh melakukan itu. Bagaimanapun kalian saling kenal.”

Bentari mendelik mendengar Oka menyebutnya nyebelin.

“Selama ini tidak ada yang benar-benar menyayangiku.” Bentari memeluk lutut menumpukan dagu di atasnya. “Orang yang mengaku teman, ternyata menggunjing dan menertawakan di belakang. Pria yang ku kira mencintaku, meninggalkanku dan hanya menganggap perasaanku sebagai kepura-puraan.” Bentari menghela napas berat. “Tidak ada yang benar-benar tulus kepadaku.”

Oka terdiam memerhatikan Bentari yang sepertinya benar-benar terpuruk.

“Tidak semuanya, pasti ada yang tulus menyayangi kita.”

Bentari kembali mengembuskan napas berat.

“Siapa? Bahkan keluarga sendiripun tak memercayaiku.” Matanya menerawang, terlihat kesepian membuat Oka menyesal karena memberi jarak selama ini. “Aku benar-benar merasa sendiri.”

“Kakak tidak sendiri!” Oka terlihat serius. “Ada mamah, teteh, kakang, ayah, dan … aku.”

Bentari mengangkat kepalanya, matanya menatap Oka yang masih menatapnya serius.

“Tenang saja, sekarang kamu tidak sendiri, Kak. Kalau ada yang berani macam-macam, mereka harus menghadapiku dulu.”

Senyum Bentari terbit, air mata haru bercampur bahagia mulai bergulir, untuk pertama kali hatinya terasa hangat mendengar penuturan Oka. Apa ini rasanya memiliki saudara lelaki yang akan berdiri paling depan untuk melindungi kita?

Dan setelah hari itu Bentari benar-benar memupus jaraknya dengan Oka, dia akan menggoda Oka habis-habisan yang membuat Oka seperti kembali tinggal dengan Kirana dalam versi manja. Bentari bahkan memanggil Oka dengan panggilan adek, alasannya karena dari dulu dia sangat iri ketika teman-temannya memiliki kakak atau adik sedangkan dia anak tunggal. Tapi kini dia telah memiliki Kirana sebagai kakak, dan Oka sebagai adiknya, jadi dia sangat ingin memanggil Oka dengan sebutan adek untuk mewujudkan mimpinya dulu ketika masih kecil.

Jangan tanya bagaimana Oka menolaknya dengan keras, tapi Bentari menyogoknya dengan ponsel keluaran terbaru yang membuat Oka langsung setuju dipanggil adek, tanpa perlawanan lagi. Aaah … dasar matre!

****

“Ayo, turun!”

Oka turun dari mobil Mercedes Benz S – Class hitam yang tadi menjemput mereka di bandara. Matanya menyisir rumah megah dengan pilar-pilar besar menyangga atap teras berlantai marmer hitam mengkilat, satu set kursi rotan dan beberapa pot dengan daun-daun hijau, merah, dan bercorak membuat teras terlihat asri tak kalah dengan halamannya yang luas dan terawat.

“Sayaaang!”

Sebuah suara perempuan mengalihkan pandangan Oka dari rumah megah milik ayahnya. Seorang perempuan paruh baya ke luar dengan cepat dari dalam rumah yang langsung memeluk Bentari dengan senyum lebar dan sorot mata penuh perinduan juga kasih sayang seorang ibu.

Mayang, ibu sambung Bentari. Ya, ibu sambung Oka dan Kirana juga, hanya saja Bentari yang dari kecil dirawat Mayang dengan penuh kasih sayang sedangkan Oka dan Kirana baru mengenalnya dua tahun terakhir ini, dan baru bertemu beberapa kali saja. Maka wajar saja kalau mereka terlihat canggung.

Mayang menatap Oka dengan senyum lebar dan mata berbinar, dia terlihat ingin memeluknya seperti dia memeluk Bentari, tapi dia tahu lelaki muda di hadapannya itu belum bisa menerima Mayang sepenuhnya, jadi Mayang hanya menjulurkan tangan yang disambut Oka.

“Apa kabar, ka?”

“Alhamdulillah baik, Tante.”

Mayang menepuk lengan Oka lembut sebelum dia merangkul Bentari, dan mengajak mereka masuk ke dalam rumah.

Oka kembali dibuat takjub dengan interior rumah itu. Di satu sisi dia merasa bangga karena rumah megah itu adalah milik ayahnya, tapi di sisi lain dia miris ketika mengingat rumah sederhana di Jakarta yang selama ini dia tempati bersama ibu dan kakaknya. Jangan tanya perbandingannya karena memang sangat jauh, seperti jarak Jakarta – Surabaya yang terpisahkan oleh kurang lebih 800 KM, jauuuh.

Tapi ya bukan salah ayahnya juga, karena setelah kembali bertemu setelah 20 tahun terpisah Andi Santoso menawarkan untuk pindah ke rumah yang lebih besar, tapi bu Mega menolak karena sudah terlanjur nyaman tinggal di sana dengan tetangga yang sudah seperti saudara. Andi Santoso mengalah dan hanya merenovasi rumah mereka menjadi jauh lebih bagus tak memedulikan penolakkan bu Mega – pada awalnya – sebelum akhirnya wanita yang hobi nonton drama korea itu ikutan heboh dalam menentukan design eksterior dan interior rumahnya. Dan yang membuat Oka bingung sampai sekarang adalah kenapa orangtuanya itu tidak menambah kamar mandi waktu renovasi? Kenapa kamar mandinya tetap saja satu yang membuatnya kini harus berebut dengan Bentari si Putri Duyung alias Dugong.

“Tante sudah menyiapkan kamar di atas khusus untuk kamar Oka.” Mereka kini naik ke lantai dua dimana terdapat ruang keluarga dan beberapa kamar dan kamar Anggi salah satunya. “Tante harap kamu suka.”

Mayang terlihat gugup ketika membuka pintu kamar yang cukup luas dan sepertinya memang disiapkan untuk seorang pria dengan cat perbaduan abu tua dan muda (Seperti kamarnya di Jakarta), interior yang didominasi warna hitam dan abu muda. untuk sesaat Oka terdiam, takjub dengan kamarnya. Ya walaupun bagi Oka dia tidur dimana saja tak masalah toh dia hanya akan tinggal beberapa hari saja di Surabaya, tapi melihat ini semua membuat Oka menatap Mayang yang masih terlihat gugup.

“Tante menyiapkan ini semua? Untuk saya?”

Mayang mengangguk. “Ayahmu bilang kalau kamu akan ke Surabaya dan menginap di sini beberapa hari, jadi … maaf kalau tidak suka, karena dadakan.”

“Tidak!” ucap Oka ketika melihat kekecewaan di mata Mayang. “Saya suka, terima kasih banyak.”

Senyum lega terbit di wajah Mayang membuat Oka ikut tersenyum.

Oka belum mengenal baik Mayang Wicaksono, perempuan yang dinikahi ayahnya setelah bercerai dengan ibunya. Tapi melihat bagaimana dia menyayangi Bentari yang notabanenya bukan anak kandungnya, Oka menyadari kalau Mayang adalah perempuan yang baik. Kesalahannya di masa lalu hanya satu, dia menyembunyikan identitas Bentari yang sebenarnya karena takut kehilangan orang yang dia anggap anaknya sendiri, hingga membuat Bentari terpisah dari ibu dan saudara kandungnya selama 20 tahun.

Tapi semua itu kini telah menjadi cerita masa lalu, Bentari telah berkumpul dengan ibu dan kakak kandungnya, begitupun dengan Kirana dan Oka yang telah kembali bertemu dengan ayah dan saudara kandungnya. Walaupun orangtua mereka tidak kembali bersatu, setidaknya mereka mengetahui keberadaan masing-masing dan kembali terjalin hubungan darah itu.

Apa ini saatnya Oka juga menerima Mayang sebagai ibu sambungnya?

Aaah, dasar matre! Masa baru disogok kamar saja sudah luluh.

*****

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

tapi klo aku jd oka sepertinya kan lebih matre sih🤭 tos dulu donk ka

2023-11-17

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

setelah hp didapat ternyata tetap g mau dipanggil adek🤣🤣🤣 dede gumushhhh sekalian aja biar makin ngamuk

2023-11-17

0

Maya Kitajima

Maya Kitajima

ga papalah..kamar dulu..nnti menyusul sogokan yang lain😁😁😁

2023-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Suddenly became a Prince
3 2. Okaaa ... I'm coming
4 3. Dugong
5 4. 1st date
6 5. Arunika vs Burung
7 6. Stranger (Orang asing)
8 7. Investor
9 8. Oka si Matre
10 9. RIP ( Rest in peace)
11 10. Kisah Seorang Mayang 1
12 11. Kisah Seorang Mayang 2
13 12. Bumi
14 13. Freezer!
15 14. Happiness Indicator (Indikator Kebahagiaan)
16 15. The real Sultan
17 16. And the winner is ... Arunika!
18 17. Always in my head
19 18. The Line (Garis batas)
20 19. Dilema
21 20. Cross the line
22 21. Kisah Arunika
23 22. Easier said than done (Lebih mudah berbicara daripada melakukan)
24 23. Parent's Sin (Dosa orangtua)
25 24. Nobody's Perfect
26 25. Forgive but Not Forget (Memaafkan tetapi tidak melupakan)
27 26. Putra Bungsu Andi Santoso
28 27. Mr. Freezer
29 28. Every son’s first superhero is his father
30 29. Cinta yang diam.
31 30. Kang Es
32 31. The Key
33 32. The Secret Mission (Misi Rahasia)
34 33. Trending Topik
35 Waiting (Menunggu)
36 35. Distorsi
37 36. Key of Heart
38 37. The past in the past, let it go
39 38. Dating?
40 39. Take it or leave it
41 40. 2nd Chance
42 41. Belum Ada Judul
43 42. Bi … aku rindu!
44 43. Level
45 44. The Mask
46 45. Si anak pembawa sial
47 46. Si anak pembawa sial 2
48 47. Destiny
49 48. Kejutan?
50 49. Snowball
51 50. Untitled
52 51. Saksi Kunci
53 52. Forgiveness
54 53. The Man Behind The Gun
55 54. Pulang
56 55. Better late than never
57 56. The real prince
58 57. The Fact
59 58. Different kinds of fathers
60 59. Life
61 Traktiran Abang!!!
62 60. Times
63 61. Multitasking
64 62. God’s Secret
65 63. Polaris (TAMAT)
66 64. Epilog
67 Extra Part 1
68 Extra Part 2
69 Extra Part 3
70 Extra Part 4
71 Pengumuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
1. Suddenly became a Prince
3
2. Okaaa ... I'm coming
4
3. Dugong
5
4. 1st date
6
5. Arunika vs Burung
7
6. Stranger (Orang asing)
8
7. Investor
9
8. Oka si Matre
10
9. RIP ( Rest in peace)
11
10. Kisah Seorang Mayang 1
12
11. Kisah Seorang Mayang 2
13
12. Bumi
14
13. Freezer!
15
14. Happiness Indicator (Indikator Kebahagiaan)
16
15. The real Sultan
17
16. And the winner is ... Arunika!
18
17. Always in my head
19
18. The Line (Garis batas)
20
19. Dilema
21
20. Cross the line
22
21. Kisah Arunika
23
22. Easier said than done (Lebih mudah berbicara daripada melakukan)
24
23. Parent's Sin (Dosa orangtua)
25
24. Nobody's Perfect
26
25. Forgive but Not Forget (Memaafkan tetapi tidak melupakan)
27
26. Putra Bungsu Andi Santoso
28
27. Mr. Freezer
29
28. Every son’s first superhero is his father
30
29. Cinta yang diam.
31
30. Kang Es
32
31. The Key
33
32. The Secret Mission (Misi Rahasia)
34
33. Trending Topik
35
Waiting (Menunggu)
36
35. Distorsi
37
36. Key of Heart
38
37. The past in the past, let it go
39
38. Dating?
40
39. Take it or leave it
41
40. 2nd Chance
42
41. Belum Ada Judul
43
42. Bi … aku rindu!
44
43. Level
45
44. The Mask
46
45. Si anak pembawa sial
47
46. Si anak pembawa sial 2
48
47. Destiny
49
48. Kejutan?
50
49. Snowball
51
50. Untitled
52
51. Saksi Kunci
53
52. Forgiveness
54
53. The Man Behind The Gun
55
54. Pulang
56
55. Better late than never
57
56. The real prince
58
57. The Fact
59
58. Different kinds of fathers
60
59. Life
61
Traktiran Abang!!!
62
60. Times
63
61. Multitasking
64
62. God’s Secret
65
63. Polaris (TAMAT)
66
64. Epilog
67
Extra Part 1
68
Extra Part 2
69
Extra Part 3
70
Extra Part 4
71
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!