2. Okaaa ... I'm coming

“Jelek?” Bi tidak percaya melihat pesan dari Oka.

Awalnya dia merasa bahagia karena ini kali pertama Oka mengirimnya pesan lebih dulu, tapi isi pesannya malah membuat Bi terbebelak tak percaya.

Tidak ada yang salah dengan fotonya, hanya memerlihatkan Bentari yang memakai jumpsuit putih tanpa lengan lengkap dengan kaca mata hitam dan tas branded yang baru saja dia beli kemarin.

Hubungannya sendiri dengan Oka belumlah pada tahap dekat seperti dirinya dan Kirana. Oka masih menjaga jarak walau tidak menghindar, tapi Bentari bisa merasakan kalau adiknya itu seolah membangun dinding untuk dia tembus.

Bukti. Oka memerlukan bukti kalau Bentari berbeda dengan Anggi. Segala macam cara sudah dia lakukan termasuk mengganti kembali namanya dengan Bentari.

“Saya sudah kehilangan nama saya yang sebenarnya selama dua puluh tahun ini. Dan mulai sekarang saya akan kembali menggunakan nama itu … Sagita Bentari. Bi. Itu adalah nama saya,” ucapnya di hadapan keluarga besar ayahnya.

“Tapi, Nggi …”

“Bi, panggil saya dengan nama itu,” ucapnya memotong ucapan H. Joko. Kakeknya. “Saya tidak mungkin mengganti semua dokumen saya kembali menjadi Sagita Bentari, jadi saya tetap akan menggunakan nama Anggi Santoso di semua dokumen saya. Namun setidaknya untuk sehari-hari panggil saya dengan nama pemberian orangtua saya.”

Semua orang terdiam, hanya Andi Santoso yang mengangguk setuju. Mungkin di antara semua orang yang berada di sana, ayahnya lah yang paling mengerti dan memahami kondisinya saat ini.

“Kamu ... tidak akan meninggalkan mamah kan?” Mata Mayang gemetar takut putri yang dari kecil dia besarkan itu akan pergi meninggalkannya dan kembali kepada ibu kandungnya.

“Tidak, saya akan tetap tinggal di sini, tapi saya juga berhak untuk menemui mamah Mega, kak Nana dan Oka kapanpun. Jangan larang saya untuk itu.”

Mayang mengangguk dengan senyum di wajahnya, merasa tenang karena setidaknya Bentari tidak akan meninggalkannya.

Sungguh Bentari menyayangi ibu sambungya itu. Selama ini Mayanglah yang telah membesarkannya, memberinya kasih sayang layaknya ibu kandung, namun dia kecewa karena selama ini Mayang merahasiakan identitas Bentari yang sebenarnya, hingga akhirnya dia terlambat untuk menyadari kebenaran yang hampir melukai ibu kandung juga kakaknya.

“Perempuan dipanggil ibu bukan hanya yang melahirkan saja, Bi.”

Bi mengingat ucapan bu Mega ketika memceritakan kekecewaannya terhadap Mayang.

“Mungkin di antara mamah dan ibu sambungmu. Dialah yang paling berhak kamu panggil mamah.” Bentari terkejut mendengar penuturan ibu kandungnya itu. “Mamah memang yang melahirkanmu, tapi mamah hanya merawatmu selama 4 tahun, sedangkan dia … selama 20 tahun ini merawatmu. Tidak tidur ketika kamu sakit, membesarkanmu dengan penuh kasih sayang hingga tumbuh menjadi wanita cantik. Ikut menangis ketika kamu bersedih, ikut bahagia ketika melihatmu tersenyum, bangga ketika kamu berhasil. Itulah seorang ibu, Bi. Tidak perlu melahirkan untuk menjadi seorang ibu, karena pada kenyataannya banyak ibu yang hanya melahirkan saja, kemudian menelantarkan anaknya begitu saja, bahkan ada yang menjualnya dan menyiksanya. Apa seseorang seperti itu layak disebut seorang ibu? Sedangkan ibu sambungmu begitu menyayangimu teramat sangat, meskipun dia tidak melahirkanmu.”

Bentari terdiam mendengar penuturan ibu kandungnya. Dia memang beruntung karena mendapatkan seorang ibu sambung yang sangat menyayanginya, tapi boleh kan dia kecewa?

“Jangan menjadi anak yang tidak tahu berterima kasih. Mamah tidak pernah mengajarkan itu kepada kakak dan adikmu, dan sekarang mamah mengajarkan itu kepadamu. Kecewa boleh, tapi jangan sampai kamu meninggalkan dia karena kekecewaanmu hingga melupakan jasanya selama ini.”

Karena itulah Bentari memutuskan tetap tinggal di Surabaya, dan hanya pergi Jakarta sebulan sekali ketika dia merindukan bu Mega, Kirana, Oka juga Danish keponakannya yang sangat menggemaskan.

“Teteh, Danish mana?” tanya Anggi seketika video callnya diangkat oleh kakaknya. Setelah Kirana menikah Bentari ikut memanggil Kirana dengan panggilan teteh seperti Oka, bu Mega dan keluarga besar Caraka.

“Tuh!” Kirana memerlihatkan Danish yang hari ini terlihat lucu mengenakan jumpsuit berwarna biru tua dengan gambar apolo dan planet, dia terlihat sedang berjalan seperti robot dengan tangannya memegang mobil-mobilan.

“Daniiiish … aaah, aunty kangeeen pengen ciuuum.” Bentari mendekatkan mulutnya ke arah layar sedangkan Danish kini telah duduk sambil mengigit mobil-mobilan membuat Kirana langsung berteriak.

“Oooh, no no no, Baby, tidak boleh gigit itu!” Kirana langsung merebut mobilannya yang sudah basah oleh air liur membuat Danish merengek, tapi langsung diam setelah Kirana memberikan mainan berisi air yang memang untuk digigit. “Gigit ini saja.”

“Hahaha … giginya mau tumbuh ya?” tanya Bi setelah melihat kehebohan kakaknya.

“Iya … giginya mau empat, lucu kaya kelinci … Baby! Iiiii … giginya mana giginya, lihatin sama aunty.”

“Iiiii …” Danish langsung nyengir memerlihatkan giginya yang baru dua di atas dan di bawah.

“Aaaaah … lucuuu … jadi pengen ke Jakarta.”

“Sini dong … nginep yang lama kalau di Jakarta bukan cuma sehari-dua hari doang.”

“Hehehe iya, Teh, nanti aku ke Jakarta. Eh, Kak, tahu nggak masa Oka nyebelin banget.”

“Hahaha … baru tahu? Dia memang nyebelin.”

“Ckkk … dia nyuruh aku hapus postinganku pakai bilang jelek segala.”

“Hahaha … memang foto apa?”

“Cuma foto OOTD biasa saja, Teh. Padahal aku sudah jarang juga upload-upload foto di medsos.”

“Itu tandanya kalau dia sudah peduli sama kamu, Bi.”

Bentari menghempaskan tubuhnya di atas kasur sambil menghela napas. “Tapi dia masih menjaga jarak dariku, padahal aku sudah berubah bukan lagi Anggi Santoso yang dulu.”

“Bukannya Oka tidak tahu, tapi belum yakin saja.”

Kirana berhenti sebentar karena Danish kembali merengek. Terlihat Kirana memberikan biscuit bayi yang membuat bayi berumur 13 bulan itu kembali terdiam dan mulai asyik dengan snack nya.

“Ya bagaimana dia bisa yakin kalau bertemu kamu saja jarang, jadi dia tidak bisa melihat kamu yang sudah berubah. Lagian kebiasaan selama dua puluh tahun tidak mungkin bisa diubah dalam sekejap mata, buktinya kamu terkadang masih dengan kehidupanmu yang dulu kan?”

Yang dikatakan Kirana benar. Bentari kembali kepada kehidupan glamornya, pergaulannya dengan kalangan atas, juga kebiasaan berfoya-foyanya, semenjak …

“Jadi menurut, Teteh, aku harus bagaimana?”

“Hmmm … apa kamu pernah berpikiran untuk tinggal beberapa waktu dengan mamah dan Oka? Merasakan hidup sederhana seperti kami? Mungkin dengan begitu Oka bisa melihat kesungguhan kamu untuk berubah.”

Bentari terdiam sesaat.

“Tinggal bersama mereka?”

“Iya, kenapa tidak? Selama ini kamu kalau ke sini cuma beberapa hari saja kan, jadi bagaimana bisa Oka melihat perubahanmu. Yang dia lihat cuma postinganmu di medsos yang masih saja mengumbar kemewahan.”

“Tapi aku sudah jarang upload foto di medsos.”

“Tetap saja, lagian yang kamu upload itu apa sih, Bi? OOTD yang memerlihatkan pakaian dan tas brandedmu? Mobil barumu? Tempat makan kelas atas? Liburan ke beberapa tempat yang hanya jadi impian untuk sebagian orang? Apa yang kamu cari dari itu semua? Jumlah like dan juga pujian dari pengikutmu yang bahkan sebagian besar tidak kamu kenal?”

Bentari terdiam mendengarkan kakaknya yang kini terlihat mengejar Danish yang jalan entah kemana.

“Kamu itu boleh dibilang influencer. Apapun yang kamu upload, apapun tindakanmu akan memberi pengaruh kepada masyarakat luas. Setidaknya berilah pengaruh yang positif, bukan hanya memamerkan kekayaan saja, walaupun itu hak kamu, tapi ingat ada tanggung jawab yang kamu emban di sana.”

Lagi-lagi yang dikatakan kakaknya itu benar membuat Bentari hanya terdiam.

“Jadi bagaimana Oka bisa melihat perubahanmu kalau ketemu saja jarang dan apa yang kamu upload di medsos-pun belum ada perubuhan apa-apa, sedangkan hanya medsos tempat Oka bisa melihat perubahanmu.”

“Jadi … apa aku perlu tinggal sementara di Jakarta?”

“Ya, terserah kamu … wa’alaikumsalam.” Terdengar suara Caraka mengucap salam. “Eeeh! Jangan gendong dulu! Jangan cium dulu! Cuci kaki, cuci tangan, ganti baju dulu kalau mau mandi sekalian, baru boleh gendong sama cium Danish.” Protes Kirana membaut Bentari tersenyum karena mendengar Caraka yang hanya bisa berdecak pasrah.

“Kalau begitu cium ibunya saja dulu,” ucap Caraka yang langsung mencium Kirana.

“Woi!!! Halloo … ada jomblo di sini! Trus itu coba ya, di depan anaknya jangan main nyosor gitu!”

“Hahaha.”

Caraka hanya tertawa mendengar protes Bentari. Kirana terlihat memerah sambil memukul lengan Caraka.

“Makanya jangan jomblo mulu, move on dong, move on!” seru Caraka yang wajahnya muncul di layar ponsel.

“Ckkk … dikira move on itu kayak nahan pipis, tinggal ke toilet dan … selesai.”

“Kamu tidak bikin rencana yang aneh-anehkan untuk menggagalkan pernikahan Birendra kan?”

“Enggalah! Kapok aku, bagaimana kalau calon istrinya dia ternyata kakakku atau adikku yang beda ibu?”

“Hahaha, terus kamu pikir ayah selingkuh gitu?”

“Ya, siapa tahu.”

“Hahaha.”

Beberapa menit kemudian Bentari mengakhiri pembicaraan dengan kakaknya karena sepertinya Danish sudah mengantuk dan mulai rewel.

Bentari terdiam, matanya menerawang menatap langit kamar-kamarnya. memikirkan kisah asmaranya yang seolah tak pernah mulus. Birendra pria yang dia pikir bisa mencintainya seperti Caraka mencintai Kirana, ternyata lebih memilih perempuan lain. Berawal dari kesalah pahaman bu Mega yang mengira kalau Birendra adalah kekasih Bentari, kisah mereka berlanjut walau tak pernah ada ikrar di antara keduanya.

Mengingat Birendra yang memang diam tak pernah banyak bicara dan cenderung tanpa ekspresi membuat Bentari memaklumi ketika kata cinta tak pernah ke luar dari mulutnya. Bentari hanya percaya dengan melihat sikap, perlakuan dan tatapan matanya yang selalu menatap lembut. Namun ternyata diamnya Birendra, dengan kata cinta tak pernah ke luar dari mulutnya memiliki makna lain.

Beberapa hari Birendra seolah menghilang membuat Bentari khawatir karena tak bisa menghubunginya. Persiapan aqiqah Danish waktu itu menglihkan perhatian Bentari, untuk sesaat dia tidak memikirkan ketidak hadiran Birendra sampai akhirnya pada hari aqiqah, Birendra mencarinya membuat Bientari terkejut sekaligus senang karena akhirnya Birendra telah kembali, tapi yang Bentari terima hari itu adalah berita tentang pernikahannya.

“Aku telah menemukan perempuan yang ku rasa cocok menemani hidupku. Aku akan menikahinya,” ucap Birendra hari itu membuat Bentari terdiam tak mengerti dengan apa yang diucapkannya. “Kamu tak perlu lagi aku menjadi tamengmu untuk menutupi perasaanmu pada Caraka kan?”

“Apa maksudmu?” Sesaat Bentari bingung mendengar penuturan Birendra yang masih tanpa ekspresi menatapnya.

“Sandiwara kita … apa bisa kita akhiri sekarang?”

“Sandiwara?”

“Iya, bukankah selama ini kita hanya bersandiwara untuk menutupi masa lalumu dengan Caraka di depan ibumu?”

Bentari tidak bisa berkata apa-apa, hatinya terasa sakit mendengar ucapan Birendra. Dari semua orang Birendra seharusnya paling tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya kepada Caraka. Ya, Bentari memang pernah menyukai Caraka, terobsesi lebih tepatnya, tapi itu dulu ketika dia masih menjadi Anggi Santoso sebelum dia mengetahui kebenaran yang sebenarnya. Dan kini perasaan itu benar-benar sudah tidak ada selain rasa hormat kepada kakak ipar.

“Sandiwara?” Suara Bentari bergetar, bibirnya menyunggingkan senyum namun matanya menyorotkan perasaan yang terluka. “Ya, sandiwara … hidupku memang tak ayalnya panggung sandiwara.”

Bentari mendengus menertawakan jalan takdir hidupnya sebelum akhirnya kembali menatap Birendra.

“Jadi kamu mau menikah?”

Birendra terdiam menatap Anggi yang masih menyunggingkan senyum dengan mata terluka.

“Selamat, semoga semuanya lancar. Terima kasih karena telah menadi partner sandiwaraku yang luar biasa selama ini.”

Bentari pergi meninggalkan Birendra yang terdiam menatap kepergian Bentari. Walaupun gadis itu berusaha berjalan dengan punggung tegak meninggalkannya, namun Birendra tahu gadis itu tengah menahan air matanya sebelum akhirnya luluh lantah di dalam kendaraannya yang terparkir di depan café dimana mereka tadi bicara.

“Lupakan! Lupakan! Lupakan!” Bentari menepuk-nepuk pipinya ketika kembali mengingat hari terakhir dia bertemu Birendra dan menjadi kali pertamanya dia patah hati.

Dulu bahkan ketika Caraka membatalkan perjodohannya dia tak merasa patah hati, dia hanya merasa harga dirinya sedikit terluka, tapi ketika dengan Birendra... dia merasakan nangis selama berhari-hari, untung saja kejadiannya di Jakarta jadi Kirana dan Siska selalu menghiburnya.

“Kenapa lelaki sangat merepotkan?” tanya Bentari pada dirinya sendiri sambil memeluk gulingnya dalam posisi miring.

“Asoka Danubrata, kamu juga sangat merepotkan!” Bentari menutup wajahnya menggunakan guling.

“Lihat saja, akan ku buat kamu bisa menerimaku sebagai kakakmu!”

Bentari kembali dalam posisi telentang, matanya kini mentap atap kamar tidurnya yang tinggi, perlahan api seolah berkobar di matanya sebelum akhirnya dia tersenyum.

“Baiklah! Okaaa … I’m coming!” Serunya dengan penuh keyakinan dan niat yagn kuat.

Dan beberapa hari kemudian Bentari sudah berdiri di depan rumah tipe 36 pinggiran kota Jakarta Timur, dengan kaca mata hitam, pakaian dan sepatu branded yang melekat pada tubuhnya. Dua koper besar yang berada di belakangnya membuat bu Mega dan Oka menganga tak percaya

.

“Mamah!” Bi mencum pipi bu Mega yang masih terkejut. “Hallo little brother, mulai hari ini kita akan tinggal serumah,” ucap Bentari dengan senyum lebar membuat mata Oka membulat dan mulut menganga.

“WHAT?!”

*****

*Ha**lo, apa kabar semuanya*? Sehat-sehat kan yaaaa ...

*Cuma m**au bilang terima kasih, hatur nuhun matur suwun, thank u buat sambutan yg luar biasa untuk Oka dan Bi ini ... kaget, terharu, dan juga* excited melihat antusias dari teman-teman semuanya, hingga sempat menduduki posisi sepuluh besar di minggu kemarin!!!! 👏👏👏👏👏 💓💓💓💓

*Sekali lagi t**erima kasih banyak, semua tercapai karena dukungan teman-teman semua 🙇‍♀️😘😘*

Oh, iya baca komen banyak yg nanya ini kisahnya siapa? Oka atau Bi? secara di Prolog itu ada Kang mas Birendra, dan bab 1 nya ada Abang Oka ... insyaallah kita bahas 22nya, Oka dan Bi 😍

Ada yang nanya juga .. dulu kayanya Bi manggilnya Mas Rendra deh bukan Mas Abhi, kenapa ganti? Hmmm ... karena satu dan lain hal, dan karena ada yg cocokologi 😅 di kisahnya Kang kopi tentang "Rendra" ini, jdnya kita ganti aja ya sama Mas Abhi, mudah"an setelah ganti nama tidak ada lagi yang cocokologi di antara kita 😅😅😅

Tapiiii ... yg paling banyak adalah yang salfok sama KAYAS 🤣🤣🤣 banyak yang ngira kalau Kayas itu laki-laki 🤣🤣🤣 salah saya sih tidak menjelaskan dari awal 🤭🤭.. maaf yaaa 😁😁😁 KAYAS itu adalah nama warna dalam bahasa Sunda yang artinya MERAH MUDA alias PINK, jadi tau dong ya kalau pink itu warna yang identik untuk perempuan, jadi fix ya Kayas gendernya P 😁😁 cuma si Kayas ini walaupun namanya ciwi bangat, tp kelakuannya setengah cewek untung aja Sakha mau 😅😅😅

Untuk yang kesekian kalinya saya ucapkan terima kasih banyak atas dukungan dan doa baiknya untuk saya ... saya aamiini setiap doanya dan berdoa yang sama untuk semuanya 😘😘😘

Nb: Kalau ada yg mau ditanyakan boleh tulis di komentar, PC, atau DM saya dan para mimin ya 😍

Love

A.K

Terpopuler

Comments

Ƙıąŋɖгå 🈂️i⏤͟͟͞Rkà

Ƙıąŋɖгå 🈂️i⏤͟͟͞Rkà

semenjaknya digantung nih...😁

2024-01-30

1

Fitriyazahra

Fitriyazahra

bc ke 2 x
dan ampe skrg msh nyesek z bc akhir cinta kayas & sakha...sakha meninggal😭😭😭😭😭

2023-11-19

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

😄 my sister my enemy...mimpi apa dia mau tinggal bareng

2023-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Suddenly became a Prince
3 2. Okaaa ... I'm coming
4 3. Dugong
5 4. 1st date
6 5. Arunika vs Burung
7 6. Stranger (Orang asing)
8 7. Investor
9 8. Oka si Matre
10 9. RIP ( Rest in peace)
11 10. Kisah Seorang Mayang 1
12 11. Kisah Seorang Mayang 2
13 12. Bumi
14 13. Freezer!
15 14. Happiness Indicator (Indikator Kebahagiaan)
16 15. The real Sultan
17 16. And the winner is ... Arunika!
18 17. Always in my head
19 18. The Line (Garis batas)
20 19. Dilema
21 20. Cross the line
22 21. Kisah Arunika
23 22. Easier said than done (Lebih mudah berbicara daripada melakukan)
24 23. Parent's Sin (Dosa orangtua)
25 24. Nobody's Perfect
26 25. Forgive but Not Forget (Memaafkan tetapi tidak melupakan)
27 26. Putra Bungsu Andi Santoso
28 27. Mr. Freezer
29 28. Every son’s first superhero is his father
30 29. Cinta yang diam.
31 30. Kang Es
32 31. The Key
33 32. The Secret Mission (Misi Rahasia)
34 33. Trending Topik
35 Waiting (Menunggu)
36 35. Distorsi
37 36. Key of Heart
38 37. The past in the past, let it go
39 38. Dating?
40 39. Take it or leave it
41 40. 2nd Chance
42 41. Belum Ada Judul
43 42. Bi … aku rindu!
44 43. Level
45 44. The Mask
46 45. Si anak pembawa sial
47 46. Si anak pembawa sial 2
48 47. Destiny
49 48. Kejutan?
50 49. Snowball
51 50. Untitled
52 51. Saksi Kunci
53 52. Forgiveness
54 53. The Man Behind The Gun
55 54. Pulang
56 55. Better late than never
57 56. The real prince
58 57. The Fact
59 58. Different kinds of fathers
60 59. Life
61 Traktiran Abang!!!
62 60. Times
63 61. Multitasking
64 62. God’s Secret
65 63. Polaris (TAMAT)
66 64. Epilog
67 Extra Part 1
68 Extra Part 2
69 Extra Part 3
70 Extra Part 4
71 Pengumuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
1. Suddenly became a Prince
3
2. Okaaa ... I'm coming
4
3. Dugong
5
4. 1st date
6
5. Arunika vs Burung
7
6. Stranger (Orang asing)
8
7. Investor
9
8. Oka si Matre
10
9. RIP ( Rest in peace)
11
10. Kisah Seorang Mayang 1
12
11. Kisah Seorang Mayang 2
13
12. Bumi
14
13. Freezer!
15
14. Happiness Indicator (Indikator Kebahagiaan)
16
15. The real Sultan
17
16. And the winner is ... Arunika!
18
17. Always in my head
19
18. The Line (Garis batas)
20
19. Dilema
21
20. Cross the line
22
21. Kisah Arunika
23
22. Easier said than done (Lebih mudah berbicara daripada melakukan)
24
23. Parent's Sin (Dosa orangtua)
25
24. Nobody's Perfect
26
25. Forgive but Not Forget (Memaafkan tetapi tidak melupakan)
27
26. Putra Bungsu Andi Santoso
28
27. Mr. Freezer
29
28. Every son’s first superhero is his father
30
29. Cinta yang diam.
31
30. Kang Es
32
31. The Key
33
32. The Secret Mission (Misi Rahasia)
34
33. Trending Topik
35
Waiting (Menunggu)
36
35. Distorsi
37
36. Key of Heart
38
37. The past in the past, let it go
39
38. Dating?
40
39. Take it or leave it
41
40. 2nd Chance
42
41. Belum Ada Judul
43
42. Bi … aku rindu!
44
43. Level
45
44. The Mask
46
45. Si anak pembawa sial
47
46. Si anak pembawa sial 2
48
47. Destiny
49
48. Kejutan?
50
49. Snowball
51
50. Untitled
52
51. Saksi Kunci
53
52. Forgiveness
54
53. The Man Behind The Gun
55
54. Pulang
56
55. Better late than never
57
56. The real prince
58
57. The Fact
59
58. Different kinds of fathers
60
59. Life
61
Traktiran Abang!!!
62
60. Times
63
61. Multitasking
64
62. God’s Secret
65
63. Polaris (TAMAT)
66
64. Epilog
67
Extra Part 1
68
Extra Part 2
69
Extra Part 3
70
Extra Part 4
71
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!