ch 20

Ibunda melihatku dengan rumit, Beliau pasti bingung dengan penjelasan Lingga. Makin tak mengerti karena aku mengatakan bahwa semua hanya salah paham.

"Salah paham bagaimana, Diajeng?"

"Lingga mengira… kalau kakak Ara mengirimkan guna-guna." Suaraku tercekat dan terhenti karena lagi-lagi Kalingga ingin menjelaskan sendiri duduk masalahnya pada Ibunda.

"Saya merasa kakak Ara itu pemuda aneh, Ibu. Auranya tidak seperti orang pada umumnya. Ibu sudah tau kan bagaimana dia mempengaruhi saya hingga hilang kesadaran, saya takut kalau dia memanfaatkan putri ibu tanpa disadarinya. Karena saya lihat akhir-akhir ini Selia tidak fokus pada materi kuliah yang saya bimbing, dia seperti terkena pelet pemuda itu."

Uhuk… aku bukan kena pelet Lingga, aku ini sedang jatuh cinta sama kakaknya Ara.

Ibunda menahan senyumnya sesaat, "Jadi ini hanya atas dasar perkiraan nak Kalingga?"

"Tapi saya yakin, Ibu. Biar sedikit saya juga pernah belajar di pendopo kesatrian."

"Apa betul demikian, Pak? Putri saya ini terkena mantra guna-guna? Apa bisa dilihat kebenarannya soal mantra pelet yang sengaja dikirim seseorang pada anak gadis saya?"

Ibunda tersenyum tenang dan tidak terpengaruh dengan provokasi yang dilakukan Kalingga.

"Saya tidak melihat ada gejala aneh pada putri ibu, tapi memang ada aura tertentu yang memancar dari dalam tubuhnya. Itu jenis aura pengasihan, semacam ajian."

"Maksudnya?" Kejar ibu meminta penjelasan lebih lanjut.

"Aura seperti itu biasanya dimiliki oleh orang yang punya ilmu pengasihan."

"..." Oh no, bagaimana aku menjelaskan semua ini pada Ibunda?

"Diajeng? Ada yang ingin kamu jelaskan mungkin?" Tanya Ibunda dengan lembut menekan mentalku.

"Eeeee…" Aku bungkam. Hatiku hanya bisa menjeritkan nama Al untuk kesalahpahaman yang tidak bisa aku ungkapkan secara jujur.

"Biar saya saja yang jelaskan, Ibunda!" Tutur lembut suara Al bagai air dingin di padang pasir yang panas.

Dia permisi mengambil duduk di depan orang pintar yang dibawa Kalingga. Berhadapan langsung hanya terpisah meja.

Benar-benar berani, lelaki sejati…!!!

Mata Kalingga membelalak, jelas ini di luar dugaannya. Kehadiran Al tidak masuk hitungan, dan pasti sangat tidak diinginkan olehnya.

"Kamu…?" Hardiknya sedikit keras.

Al sama sekali tidak mempedulikan Lingga, matanya tajam menatap orang pintar itu meski tidak menghilangkan senyum tipisnya.

"Saya minta maaf untuk kesalahpahaman yang sedang terjadi, orang yang dimaksud oleh Mas Lingga adalah saya."

Orang pintar itu tertawa lebar tapi menyimpan sesuatu dalam matanya, "Iya, ini memang hanya salah paham biasa."

Aku tertegun mendengarnya, semudah itu?

Kalingga menggeram seperti harimau yang sedang marah, "Ki, apanya yang salah paham? Dia makhluk terkutuk yang sudah menebar guna-guna pada kekasih saya."

Ehh… sejak kapan pula aku jadi kekasih Lingga? Duh, makin halu aja nih anak.

"Sebaiknya kita pulang, Mas Lingga. Tidak ada masalah sama sekali, saya merasa malu karena memang tidak ada yang harus saya selesaikan di sini." Kata Bapak itu menenangkan Lingga. Dan sedikit memaksa agar mau pulang bersamanya. Sepertinya Bapak itu sudah 'membaca' Al dan tidak ingin cari perkara.

"Saya tidak akan kemana-mana sebelum beres masalahnya!" Tukas Kalingga dengan emosional.

Aku lihat Al menggaruk kepalanya dan menatap Lingga dengan sorot yang membuatku bergidik ngeri. Dengan suara dingin dia menyapa, "Kendalikan emosimu, Lingga…"

Brakkk… suara gebrakan Kalingga diatas meja kayu itu mengagetkan semua yang ada. Terlebih aku dan ibunda sebagai wanita yang tidak mengerti apa-apa.

Aku menarik tangan Ibunda untuk menjauh dari mereka karena Kalingga mulai mengeluarkan suara-suara aneh yang tidak biasa. Dia terus menggeram dan kedua tangannya mencakar-cakar meja seperti kucing sedang mengasah kukunya.

"Ajak Ibunda masuk aja, Beb. Ini ada yang nggak beres dengan Kalingga, ada makhluk halus yang menguasainya," perintah Al tegas padaku.

Ibunda masih tak percaya saat aku membawanya ke dalam. Aku memanggil Nizar agar ikut ke depan menjaga hal-hal yang mungkin terjadi.

Dan benar saja, Lingga sedang mengamuk dengan kekuatan besarnya. Bapak yang datang bersamanya sudah terjengkang dari kursi saat mencoba memegang dan menaklukkan sesuatu yang menguasainya.

Tangannya terus dalam posisi mencakar, dan mulutnya meraung dengan geraman aneh. Dia terus bergerak tanpa henti memporak-porandakan meja dan apapun yang ada di atasnya. Matanya nyalang menatap Al seperti hendak menerkam dan mencabik-cabiknya.

Aku hanya melongo ketika Kalingga membuat lompatan seperti cheetah menangkap mangsa, dia benar-benar menubruk Al dan berusaha keras mencengkeram leher Al dengan kalap.

"What the heck is that?" Desisku pelan. Aku khawatir pada dua orang yang sedang duel itu. "Nizar… bisakah kamu melerai mereka?"

"Iya, Kak." jawab Nizar singkat seraya menunggu momentum untuk memisahkan Al dan Kalingga.

Al meniup telapak tangan kanannya dan memukul pelan kepala Kalingga yang sedang menindihnya sambil mencekik. Kalingga meraung keras dan semakin marah, tapi Al terus saja menepuk-nepuk kepalanya hingga Kalingga melepaskan tangannya dari leher Al. Dia mengerang kesakitan dan mengibaskan kepalanya ke belakang.

Nizar dan orang pintar yang dibawa Kalingga serentak memegang kedua tangannya dan membantingnya dalam posisi terlentang. Kedua laki-laki bertubuh besar itu memaksa Kalingga diam dengan menindih perut dan kakinya.

Al mengusap telapak kaki Kalingga sambil bergumam sesuatu yang tidak mampu aku dengar.

Kalingga menjerit dan bicara dengan sangat berat, "Ini rumahku, aku tidak mau keluar dari sini!"

Hatiku bergetar aneh mendengar suaranya, itu suara lain yang sedang bicara. Itu bukan Kalingga. Aku melihat Al yang menatapku kosong dan menakutkan, tatapan itu mengatakan padaku untuk merapal mantra pemanggil lelembut dan pengobatan.

Aku mengangguk dan memejamkan mata, berkonsentrasi penuh pada mantra yang tiba-tiba terngiang dan berlarian di dalam otak meminta untuk dibaca. Ajaib sekali.

Gumamanku baru saja selesai, tapi aku justru terlarut ke dalam sebuah meditasi. Dan lagi, aku merasakan ada tangan yang menarikku untuk mengikutinya dalam genggaman erat. Mengajakku berlari dengan kecepatan tak terkira. Aku seperti sebuah bayangan yang berkelebat secepat kedipan mata.

"Sepertinya kepalamu agak error karena tepukanku tadi, bagaimana jika srikandi menepuk pantatmu karena kau cukup nakal hari ini?"

Itu suara Al, aku membuka mata dengan cepat. Tanganku masih dalam genggaman Al, di belakang punggungnya. Al berdiri dengan siaga, dengan tombak di tangan kanan dan menyilang di depan dadanya. Huh, dia tampak keren sekali!

Tapi dimana ini?

Aku menutup mulut menyadari ini bukan ruangan tempat Kalingga didiamkan oleh Nizar. Ini… alam lain. Astaga… Al membawaku melintas dimensi tanpa aku sadari.

Suara desing menggidikkan telinga terdengar dari putaran tombak Al. Dia memainkannya dengan begitu lihai, hawa angker gelap keluar dari mata tombak itu. Hawa yang sama yang aku rasakan saat terbang bersama Jagad.

"Kau sengaja mempermalukan aku anak muda! Aku tidak sudi menghadapi perempuan!" Kata suara itu dengan garang.

"Jangan besar kepala! Jika kau menang dalam pertarungan ini, kau boleh menempati tubuh inangmu selamanya. Tapi jika kalah kau akan meninggalkannya, bagaimana?" Jawab Al tegas dan menekan.

"Kita lihat saja nanti, jangan menyesal jika aku melukai wajah cantiknya anak muda arogan!"

Aku bergeser ke samping Al karena penasaran ingin melihat siapa yang sedang berdiskusi dengan Al. Aku tidak menemukan Kalingga, Nizar dan juga orang pintar itu di sini.

Hanya ada aku, Al dan harimau hitam yang besarnya dua kali lipat dari umumnya.

"Hajar harimau nakal itu, Beb! Cabut taringnya jika perlu!" Perintah Al lembut seraya bermain-main dengan tombaknya.

"Ehh… aku…?"

Jangan bercanda kamu, Al…!!!

***

Terpopuler

Comments

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

sampai bab ini dulu, lnjt besok

jmptn sdh nungguin 😂

2023-05-22

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

klo cabut yg lain boleh Al?😉

2023-05-22

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

kesenangan dong linggga di tabok pnttnya😁

2023-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!