ch 15

Langit sore lebih jingga dari kemarin, membawa keindahan tersendiri di depan rumah. Aku sengaja tak keluar seharian. Sabtu memang tidak ada jadwal kuliah, hanya ada kegiatan rapat dengan Himpunan Mahasiswa siang tadi dan aku sudah izin tidak hadir, selain karena sedang puasa aku juga enggan bertemu Kalingga.

Dan sebab itu juga aku mematikan ponselku setelah mengabari Al dan Ara kalau aku jadi menginap di rumahnya malam ini.

Puasa hari terakhir terasa sangat berat, badanku sakit semua tanpa sebab yang pasti. Seperti ada yang memukuli, aku mendapatkan lebam di beberapa tempat.

"Jadi nginep tempat Ara?" Ibunda mendekatiku yang sedang membaca novel di teras. Aku sedang menunggu dijemput Al sesuai janjinya.

"Iya. Besok siang sudah pulang kok, Ibu nggak usah khawatir."

"Diajeng yang sopan ya di sana! Jangan memberikan kesan buruk pada orang tuanya. Jangan pernah lupa kamu itu siapa, wanita yang penuh dengan tata krama!" Suara ibu begitu lembut di telinga, suara yang selalu menuntunku untuk mengikuti caranya bertutur kata.

Aku juga sebenarnya malu menginap di sana walaupun aku lebih banyak bersama Ara. Jarang sekali ngobrol dengan kakaknya apalagi punya waktu khusus berdua. Aku selalu menempatkan diriku sesuai ajaran keluarga.

Tapi sosok hitam bermata merah itu menghantui pikiranku selama seminggu, aku kesulitan tidur karena rasa takut. Al benar-benar tidak bertanggung jawab, mendatangkan hantu di saat malam. Dan aku tidak mau itu terulang malam ini, aku belum siap menghadapi penampakan seperti itu sendirian.

Dua adikku laki-laki, nggak mungkin aku tidur dengan mereka apalagi tidur dengan Ibunda. Dan lebih mustahil lagi tidur ditemani si ksatria.

"Iya Ibu." Aku mengangguk memberikan senyum ketenangan. Mungkin ibu kepikiran pada putrinya yang sedang dilanda cinta pertama.

"Ada yang datang, Diajeng. Tapi sepertinya bukan calon Kangmasmu," ucap ibu lirih seraya melirik pagar depan.

Aku tersipu mendengar ibu menyebut Al sebagai calon Kangmas untukku. Aku mengikuti arah pandang ibu dan hanya bernafas berat melihat Kalingga muncul dengan setelan necis malam minggunya.

Ibu ikut menyambut kedatangannya, aku hanya menerimanya di teras agar lebih santai karena cuaca cukup bagus senja ini.

"Aku kesulitan menghubungimu, ponselmu off? Kamu nggak ke kampus hari ini? Apa kamu sakit, my love?" Cerca Kalingga begitu ibu meninggalkan kami berdua.

"I am fine. Ponselku juga baik-baik saja, hanya terselip entah dimana aku lupa, dan mungkin kehabisan baterai," kilahku datar. "Tidak ada yang aku kerjakan di kampus, hanya rapat HM dan aku sudah izin untuk tidak datang."

Dua minggu bersama cowok dengan kadar cinta akut dan sangat posesif ternyata tidak bisa membawaku ikut dalam romantisme ciptaannya. Justru terkungkung seperti katak dalam tempurung atau merpati dalam sangkar emas.

Aku lebih menyukai Al, cowok yang cenderung cuek tapi penyayang. Dia memberikan aku banyak waktu untuk mengekspresikan diriku tanpa bergantung dengannya, membuatku tidak manja dan belajar dewasa menghadapi kebiasaannya. Satu hal yang manis adalah bahwa dia percaya aku tidak akan berpaling darinya.

Pe-de banget …!

"Mau keluar malam mingguan? Ada film bagus sedang tayang," ajak Lingga penuh harap. Dia memang tidak pernah jera meskipun tingkat keberhasilan mengajakku keluar tidak sampai 10%.

Aku menggeleng ringan, "Aku ada janji lain, kak!"

"Mau kemana? Sama siapa? Jam berapa?"

Astaga, apa nggak bosan dia melontarkan pertanyaan yang sama setiap saat? Aku yang ditanya saja sudah nggak mood buat jawab.

"Ke rumah Ara. Ini lagi nunggu dijemput kakaknya," jawabku jujur dan tentu saja dengan bahasa paling lembut.

Aturan wanita Jawa yang harus kujaga itu kalau menolak niat baik seseorang harus lebih lembut daripada saat menerima. Agar tidak membuat sakit hati dan menimbulkan dendam di belakang hari.

Tidak suka dengan seseorang itu diekspresikan hampir sama dengan kita menyukainya, bedanya dia tidak mendapatkan akses pribadi kepada kita, misal mengajak jalan berdua seperti yang dilakukan Kalingga.

Raut kecewa dan dengki muncul otomatis, nada bicaranya pun sedikit sinis dan ketus padaku. "Apa bagusnya kakak Ara, Selia?"

Aku mengerjap tak percaya, emang kakak Ara itu barang kok pertanyaan yang muncul terdengar sarkas dan arogan.

"Ya nggak ada bagusnya, kan kamu juga udah lihat orangnya!"

Iya aku tau, Al orangnya ngeselin kan? Belagu kan? Sok jago kan? Kamu benci setengah mati ma dia kan?

"Ehm … lalu? Aku tau siapa kamu hanya dari namamu, Selia sayang. Dan sebaliknya juga begitu, kita dalam strata yang sama. Bukankah lebih sepadan jika kau bersanding denganku daripada kakak Ara yang notabene bukan siapa-siapa? Dia rakyat jelata kan?" Cela Lingga dengan gaya elegan tapi penuh keangkuhan.

"Sayangnya aku tidak memandang kakaknya Ara seperti seorang jelata, bagiku dia spesial. Terlebih aku menyukainya, dan aku tidak menikah atas dasar selain cinta," tuturku santai menanggapi semua ucapan Lingga.

"Aku sudah menyelidiki siapa dia sepenuhnya, apa kamu tau kalau dia bukan pria yang setia?"

Kali ini aku tersenyum lebar, kau tidak bisa mempengaruhiku Kalingga. Jadi aku menjawab, "Aku punya penilaian pribadi tentang kakak Ara, dan aku masih saja menyukainya."

"Kamu terkena peletnya, Selia sayang. Aku tau dari auranya dia bukan pemuda biasa, aku juga belajar ilmu kesatrian di keluarga Adiwijaya." Terang Kalingga penuh percaya diri. Aku juga tau kalau beberapa keturunan seperti Kalingga masih percaya dan belajar hal mistik seperti kakak Ara.

Tapi soal pelet apa nggak salah duga, dia yang kena mantra peletku saja sama sekali tidak menyadarinya, ini mantranya yang ampuh apa Kalingga yang rapuh?

"Ehm … gitu ya? Aku nggak merasa dipelet sih, tapi kalaupun iya aku nggak keberatan," jawabku dengan nada jenaka.

Wajah Kalingga masam seketika, aku jadi sedikit merasa bersalah dan salah tingkah.

"Aku akan membantumu melepaskan jerat peletnya kakak Ara darimu, mungkin jika sudah terlepas kamu bisa berpikir normal lagi. Bisa melihat perbedaan yang sangat nyata antara aku dengan dia. Aku akan mencari orang pintar!"

Hah? Yang benar saja.

"Ehh … jangan, nggak mungkin kakak Ara seperti itu … maksudnya aku nggak merasa kalau aku suka tapi karena sebab yang aneh. Aku sadar sepenuhnya kak Lingga, sumpah …! Aku serius."

Duh cari penyakit beneran nih pemuda. Al … bisa nggak sih kamu cepat datang, my savior … please come now! Batinku menjerit gila, aku butuh alasan buat melarikan diri dari Kalingga.

"Selia sayang, mana ada korban pelet itu sadar kalau dia sedang dalam pengaruh mantra? Pikir pake logika dong, jangan buta …," tegas Lingga dengan nada sok pintarnya.

Hah, aku nggak tau harus tertawa atau menangis mendengarnya …!

Aku mengangguk saja berusaha setuju dengan isi otaknya agar Kalingga tidak kecewa dan terus memaksakan pendapatnya. "Yeah, you right."

Senyum cerah dan bahagia terkembang hanya karena aku pura-pura membenarkan logikanya.

"Jadi bisakah kamu nggak pergi bersama pemuda dengan aura aneh itu, my love?" Tanyanya sudah dengan nada lembut dan penuh harap lagi.

Gelengan kepalaku terasa lebih ringan daripada tadi, "Aku terlanjur berjanji, kak Lingga. Dan dia sedang dalam perjalanan kemari."

"Please … my love!"

"Sayangnya dia sudah di depan sekarang …," ucapku pelan seraya mengamati kendaraan yang sedang menepi di depan rumah.

Ekspresi Kalingga memburuk, seringainya seperti orang yang baru saja menabrak dinding. Matanya menatap bengis mengikuti arah pandanganku.

Sementara aku sangat ingin memeluk sosok yang sedang berjalan dengan tenang, dengan mata tajam mematikan dan dengan senyum tipis menggemaskan.

***

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

pin peluk Al rasane 😀😀

2022-12-11

0

🌹*sekar*🌹

🌹*sekar*🌹

bNeeeer kaaaannnN,😂😂😂

2022-05-03

3

Rania Puspa

Rania Puspa

Silahkan cb kalingga cri dukun yg sakti buat nglawan Al pling² modyar kbeh...

2022-04-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!