ch 10

Aku sibuk dengan tugas-tugas kuliah dan kegiatan di kampus, aku nggak tau Al sibuk apa sampai nggak ada waktu buat bertemu aku. Mungkin sibuk dengan tiga ceweknya yang lain, atau mungkin malah sudah ada yang baru lagi.

Dihubungi susah, aku hanya bisa bertanya kabar lewat Ara yang terus berusaha mendinginkan panasnya suasana. Whatever.

Dan hari ini yang ke rumah lagi-lagi bukan kakaknya tapi adiknya, Ara.

"Ra, aku capek ngejar kakakmu," kataku kesal. "Sibuk apa sih dia?"

Ara hanya mengangguk, "Dia lagi banyak urusan, Selia."

"Dia nggak pernah nganggep aku pacarnya," lirihku sedih. "Selalu bikin aku kesel!"

"Al itu selalu tau apa yang jadi prioritasnya Selia, kami dibesarkan bersama. Aku mengenalnya dengan sangat baik. Walaupun kadang menyebalkan, tapi dia bukan orang yang tega menyakiti wanita."

Ara mengatakannya dengan datar. Tanpa maksud membela kakaknya. Aku hanya bisa tersenyum kecut, "Aku kangen kakakmu, Ra! Mungkin itu yang bikin aku uring-uringan."

"Aku tau…" ujarnya singkat dengan urat pelipis yang terlihat menonjol seperti sedang berpikir serius. "Al juga lagi moody akhir-akhir ini."

"Kamu lagi mikir apa sih? Dari tadi kayaknya alis kamu nyatu terus…" tanyaku penuh selidik. Ara jarang tampak seperti itu.

"Nggak ada apa-apa, ini lagi di chat Lingga. Dia tanya alamat rumah kamu!" Kata Ara menoleh heran ke arahku.

"Ehh… Kalingga?"

"Siapa lagi? Emang ada asdos rese lain yang hobbynya ngerjain kamu?"

Ehm… jangan-jangan manjur nih mantra pengasihan dari Al yang aku bacain buat asdos itu. Nggak mungkin kan dia tanya alamat rumah sama Ara cuma karena iseng?

Diam-diam aku mengulum senyum. Kali ini dia nggak bakal nyusahin aku buat lulus mata kuliah Mister Abraham.

"Trus kamu kasih?"

"Ya belum, kalau kamu bolehin ya aku kasih. Gimana?"

"Hm… ya deh suruh sini sekarang aja, biar kita berdua bisa dapet kisi-kisi kuis mingguan," kataku licik.

"Biasanya paling males kamu kalau ketemu dia, aneh…"

"Sebenarnya aku manfaatin dia buat lulusin aku dengan normal, bukan mempersulit gitu, Ra! Aku nggak harus dapat A, tapi setidaknya nggak perlu ngulang."

Ara menanggapi dengan penuh simpati, "Kalau kamu ngulang mata kuliah si Mister kan otomatis masih ketemu dia terus, namanya juga orang cinta bisa berbuat apa aja kan?"

Masalahnya aku nggak mau Kalingga yang cinta sama aku, aku maunya yang cinta sama aku itu kakakmu.

"Iya, tapi kamu tau kan Lingga itu rada keterlaluan sama aku?"

"Laki-laki kan emang begitu…" gumam Ara sok tau.

"Kayak kamu dah pengalaman aja," ledekku sarkas. "Gimana Yudha? Ada kemajuan nggak?"

"Gitu-gitu aja," jawab Ara gusar. "Takut kalau deket dia, nggak nyaman…"

"Takut?"

"Iya, bawaannya nempel melulu. Takut digiring ke zona mesum."

"Kan udah diperingatkan sama kakak kamu…"

"Penasaran," putusnya cepat. "Jadi ngapain Lingga tiba-tiba jadi aneh, kamu apain dia?"

"Guna-guna," ujarku tanpa merasa bersalah. "Maksudnya pengasihan, Ra. Bukan santet atau sejenisnya…"

Dahi Ara langsung berkerut tajam, "Heh? Nggak salah kamu?"

"Aku males terus berhubungan dan pendampingan tugas sama dia, Ra. Jadi aku cari mudahnya aja. Kalau gini kan dia nurut sama aku..." ujarku tak pasti.

"Kamu nggak takut dikejar sampai ke neraka sama Lingga?"

"Ehh… kok bisa?"

"Duh Selia… lugu sih boleh, tapi jangan bodoh deh kamu! Itu mainin perasaan orang namanya, kamu pikir gampang bebasin orang yang kena mantra pengasihan?"

Aku menggeleng, nggak kepikiran sejauh itu. Duh bego banget aku ya, kalau Lingga beneran suka aku sendiri yang bakal repot menghindarinya. Tapi Al bilang efeknya hanya sementara?

"Terlanjur, Ra… gimana dong, aku jadi takut nih sekarang. Cancel aja deh biar dia nggak jadi datang!"

"Udah terlanjur juga!" Jawab Ara santai tapi sinis. "Kamu dapat pengasihan dari mana? Pantesan aura kamu ada yang beda, rupanya kamu lagi coba-coba jadi gila ya?"

Aku cengengesan "Kakak kamu!"

"Oh.. sudah kuduga," kata Ara datar. Sedikit membuatku terkejut karena Ara tidak kaget sama sekali. Jawaban kalau dia sudah menduga aku mendapatkan mantra dari kakaknya seperti sudah jadi bagian rencananya juga.

"Kenapa, Ra?"

"Kamu udah tanya mantra itu gunanya apa aja? Efeknya apa buat yang kena? Trus cara menghilangkannya gimana?"

Ehh… banyak banget pertanyaan Ara. Serius pula wajahnya.

"Nggak…" Ya ampun kenapa aku nggak tanya hal penting seperti ini sih?

"Astaga Selia… kamu tuh beneran dodol ya!"

Mau nggak mau aku tertawa lebar, ekspresi Ara saat mengatakan itu terlihat menggemaskan seperti wajah kakaknya.

"Iya, Ra iya, aku salah. Nanti aku tanyain, kamu nggak usah khawatir gitu."

"Nanti kamu lihat reaksinya pada Lingga gimana…"

"Ra, bisa teleponin kakak kamu sekarang? Takut nih…"

Tiba-tiba nyaliku menciut mendengar penuturan Ara.

Dengan kesal Ara mengeluarkan ponsel dan menulis sesuatu pada layarnya. "Cari penyakit aja kamu itu!"

"Aku kan nggak tau, Ra! Lagian kenapa juga kakakmu dengan mudahnya ngasih mantranya? Udah tau aku ini nggak bakat juga nggak tau apa-apa. Aku kan cuma iseng aja tadinya…" tuturku pelan-pelan membela diri.

"Al juga ingin kamu punya kekuatan, nggak polosan gini. Bahaya tau dekat-dekat sama kakakku itu!"

"Bahaya?" Aku melongo tanpa mengerti apa yang Ara maksudkan.

"Kamu pikir orang punya kekuatan seperti Al nggak banyak musuhnya?"

Walaupun masih juga belum paham sepenuhnya tapi aku mengangguk saja agar Ara tidak makin senewen.

"Musuh yang nyata apa yang nggak nyata, Ra?"

"Keduanya, Selia. Makanya kamu kalau niat belajar itu yang bener, tanya yang bener, gunakan yang bener juga. Bukan ujug-ujug kamu uji cobakan ke Lingga! Kalau dia kenapa-kenapa gimana coba? Kamu bisa ngobatinnya?"

Aku menggeleng kepala dengan rasa bersalah, "Maaf ya, Ra! Soalnya Al bilang itu sifatnya sementara. Aku pikir kalau cuma satu semester dan aku lulus apa salahnya? Kan kalau efeknya hilang, Kalingga juga bakal lupa pernah suka sama aku."

"Bukan salah kamu sepenuhnya, Al juga ngajarinnya nggak secara keseluruhan. Banyak nggak seriusnya dia itu," tutur Ara menahan kata-kata buruk untuk kakaknya. "Emang kalian belajarnya sambil ngerjain apa sih?"

"Ya pacaran, Ra. Apalagi emangnya?" Aku meringis menahan malu.

"Huh… ternyata kamu memang cocok sama kakakku, sama agak gilanya!"

"Dih, gitu amat sama kakak ipar!" Cibirku keberatan. "Tapi Ra, kamu bisa mantra-mantra sejenis gini juga? Mending aku belajar sama kamu kan?"

"Aku nggak bisa."

"Kenapa kamu nggak belajar?"

"Bukan wadahnya…"

"Maksudnya gimana sih?"

"Selia, ilmu begitu itu nggak mesti cocok sama kita. Kebetulan cocok sama kakakku karena dia memang tempatnya, keturunan dari leluhur dengan jiwa yang mudah menyatu dengan ilmunya. Sementara aku bukan tempatnya, jadi beda jalan…!"

"Oh pantesan pas ngajarin aku katanya kalau tiga kali aku tetep nggak bisa artinya aku juga bukan wadah."

"Nah itu tau…"

"Tapi kenapa ya kok kakakmu mau ngajarin aku? Maksudnya langsung bilang iya, langsung setuju aja gitu…"

"Hm… mungkin biar kamu juga punya kekuatan. Dia kan butuh pendamping yang kuat juga untuk kelangsungan keturunannya."

"Ehh… maksudnya apa ya, Ra? Tadi kamu bilang kalau dekat dengannya itu ikut tercemar bahayanya?"

"Maksudnya kalau kamu kuat, kamu bisa jaga anak-anak dan keluargamu dari mata gelap saat suami kamu lagi nggak ada di tempat."

"Gitu ya? Kirain..."

"Mungkin."

"Kok jadi nggak pasti gitu, Ra?"

Ara tertawa aneh, "Duh kenapa kamu nggak tanya Al aja sih. Makanya kalau pacaran tuh jangan cuma sibuk sayang-sayangan, ngobrol sesuatu yang penting dan berguna kek!"

"Ish… kamu ini! Coba kamu kalau berdua sama Yudha, sempet gitu ngobrolin tugas kampus?"

"Ya nggak sih… kebanyakan cuma kiss-kissan dan gombal masa depan doang," ujarnya meringis membenarkan.

Aku tertawa keras, sampai tak menyadari ada tamu yang mengucap salam di depan.

Kalingga sudah datang.

***

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

tak kiro waktu itu ujug ujug bakno 😂😂😂

2022-12-09

0

yamink oi

yamink oi

☕☕☕ bang AL

2022-08-30

1

•Dream Swan•

•Dream Swan•

nahh mampuss lohh makan tuh mantra😏🤣

2022-07-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!