ch 18

Jam tanganku menunjukkan pukul setengah dua dini hari, artinya acara makan Al sudah menghabiskan waktu satu jam lebih. Aku yang tak berniat makan akhirnya kenyang juga karena Al terus menjejalkan sendok berisi nasi rawon itu ke mulutku. Hingga tak kusadari dia sudah memesan satu porsi lagi untuk kami makan berdua.

"Mau nambah apalagi, Beb? Kayaknya nasi pecelnya enak juga, mau ya?"

"No, aku sudah kenyang…!"

"Ok."

Aku lihat dia mendekati penjualnya dan meminta satu piring nasi pecel tapi yang banyak sayurannya, menunjuk ayam goreng dan telur balado sebagai lauknya.

Aku geleng-geleng kepala saat dia duduk lagi di dekatku masih dengan ekspresi lapar dan gembira.

"Banyak banget porsinya." Ujarku, membayangkan dia akan makan lagi sebanyak itu membuatku menahan tawa.

"Ini sayurannya yang banyak, Beb." Tegasnya membela diri, "Enak banget pecelnya, luar biasa." Sambungnya dengan gumaman karena mulutnya dengan lahap mengunyah makanannya.

Dengan lihai dia mulai memaksaku untuk mencicipi, menyorongkan satu sendok penuh yang tak bisa kutolak, "Beneran enak ini, cobain satu sendok aja!"

Satu sendok? Tidak, aku makan beberapa sendok lagi dan berhenti saat piringnya kosong. Ya ampun… memalukan sekali! Bahkan aku tak pernah makan sebanyak ini sebelumnya.

"Kamu bikin lambungku melar, Al." Aku mengusap perutku yang over kenyang dan sedikit tak nyaman.

Dia terbahak, puas sekali dengan hasil dari usahanya menyuapiku. "Kalau Ara ikut, nggak mungkin kamu mau makan. Karena ada teman puasa nggak makan malam…"

See, dia sudah memperhitungkan semuanya.

"Iya kenyang begini mana bisa nahan ngantuk, yang ada bentar lagi pasti nguap trus pules. Gagal sudah melekan sampai pagi."

Huh, senyumnya mencurigakan. Apalagi pandangan matanya jatuh ke bibirku yang sedang bicara.

"Coba aja kalau berani, aku bakal kasih kamu hukuman berat…"

"Ehh… hukuman?"

"Yuk pulang sekarang! Masih banyak yang harus kita lakukan," tukasnya dengan seringai penuh rencana. Dia belum membahas soal hukuman.

"Langsung pulang?" Tanyaku setelah duduk di sebelahnya dan mobil mulai melaju pelan.

"Kamu mau nggak pulang? Nginep di hotel sama aku?"

"..."

Oh my… dari mana dia dapat pikiran seperti itu? Mukaku langsung pias walau hanya membayangkan tidur dengannya dalam satu ranjang.

"Nggak usah dibayangin, Beb! Kamu kok menghayati banget kelihatannya…" ledeknya santai.

"Kamu itu… ngeselin tau nggak sih?"

Dengan senyum cerah dia balik bertanya, "Takut ya?"

"Iya," jawabku jujur. Aku takut kamu minta bercinta tapi aku nggak bisa nolaknya. Kan gawat.

"Ehh… jujur banget. Aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu, kalaupun iya itu pasti karena kamu yang maksa."

Unbelievable. Kira-kira aku kalau maksa dia dengan gayaku yang malu-malu gimana ya? Itu sih namanya bukan maksa, tapi meminta.

"Oh kamu maunya aku paksa?"

"Aku maunya kamu goda. Bisa?"

"Nggak… belum… iya, mungkin bisa," jawabku bingung hingga yang keluar kata yang tak beraturan.

Denyut nadiku kacau sudah.

"Nggak usah gugup, Beb. Udah sampai rumah juga, udah aman kamu."

Maksudnya dia nggak bakal aneh-aneh kalau di rumah? Duh manis sekali anak mom satu ini.

Kali ini biar aku yang menertawakan kekalahannya biar impas. "Satu sama…"

Dia diam saja saat melihatku, "Aku butuh mendinginkan kepala, Beb. Sebentar aja, boleh ya?"

Maksudnya dia minta aku menciumnya?

"Ok," kataku menyetujui dan mendekat untuk mengecupnya singkat. Tapi dia menangkap kepalaku dan menelusupkan tangannya ke dalam rambut hingga menyentuh tengkuk. Jelas ini bencana, dia tidak akan melepasku dengan mudah.

Aku hanya mendesah atau mungkin mendesis merasakan bibirnya yang menjajah dengan lembut tapi nakal.

Tak lama dia menyudahi semua tanpa ada invasi lebih lanjut, aku bernafas lega sekaligus kecewa ketika melepasnya. Tapi aku kan nggak mungkin merengek minta dicium lagi.

Kentang…!!!

"Masuk yuk!" Ajaknya kalem mengusap sisa basah di bibir bawahku dengan penuh rasa menang. "Kalau kelamaan nanti panas semua kepala. Atas bawah… ehm… nggak ada yang namanya satu sama ya, Beb! Yang ada satu kosong."

Hah..!!??

"..."

Aku masuk rumah mengikuti langkahnya dengan protes tertahan, rumah sudah sepi dan Ara pasti sudah tidur. Aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan kaki, sementara Al pergi ke dapur.

Suara air mendidih membuatku ingin tau apa yang sedang dilakukannya di area kekuasaan wanita itu. Di rumah, aku tidak pernah melihat ayah sekalipun ke dapur. Ibunda melarangnya.

"Mau kopi juga? Atau teh?"

Tangannya cukup terampil menyiapkan cangkir dan kebutuhan minumnya itu.

"Aku nggak bisa minum kopi hitam, sakit perut."

Dia tersenyum, "Mau pake susu apa krim bubuk?"

"Krim aja. Boleh aku yang membuatnya?"

Naluri wanitaku langsung jalan, melayani adalah pengabdian tertinggi seorang istri kepada suami. Huh, aku bahkan tidak melupakan hasil kursusku, bagaimana menjadi seorang putri sekaligus seorang istri.

Ibunda juga bilang pria sangat suka diperlakukan seperti raja, dilayani dan dimanja wanitanya.

Dia hanya nyengir mengiyakan, "Dengan senang hati."

Aku meracik kopi dengan sedikit bertanya takaran yang biasa dipakainya agar tidak merusak seleranya nanti saat meminumnya. Pecinta kopi sangat peka dengan perubahan rasa dan aroma dari minumannya. Jadi aku lebih berhati-hati saat membuatnya.

Kami duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Kopiku sudah habis, tapi itu tidak mampu menahan kantuk. Aku beberapa kali menguap dan mengusap mata agar tetap terbuka. Bagaimanapun aku harus tetap terjaga, atau semua lelaku akan sia-sia. Dan aku yakin Al akan memaksaku mengulanginya dari awal jika itu sampai terjadi.

"Al, aku ngantuk sekali!" Keluhku lirih. Ini benar-benar ujian terberat, aku bahkan sudah sangat sulit konsentrasi pada acara televisi.

Setiap kali berkedip, mataku seolah enggan terbuka lagi. Ada pemberat ratusan kilo yang memaksa untuk terpejam dan lelap seperti dalam kematian. Apalagi kalau bukan karena ada sirep yang sedang berjalan. Gerombolan makhluk halus lain sudah datang.

Al menepuk punggung tangan kananku dan mengusap telapaknya kemudian, memberikan pijatan lembut dengan gerakan memutar dan tak beraturan. Aku lebih merasa itu bukan pijatan, tapi seperti dia sedang membuat sebuah gambar dan tulisan. Aku awam, aku tidak tau jika mungkin yang ditulis Al adalah sebuah rajah atau sigil. Jika memang benar, itu pasti memiliki kekuatan gaib.

Dan tiba-tiba saja aku sudah dalam ruang hampa udara lagi, rasa kantuk terkikis dan aku membuka mata dengan sempurna. Dalam konsentrasi penuh di bawah kuasa aura si ksatria.

Amazing…!!!

Niat ingsun matek ajiku…

Gumebyar ing bumi Soko kataman

Ajiku lebur ing pangastuti

Tumurunung bumiku jinawung…

Setelah mengulangi tiga kali dan hawanya lepas di dadaku, aku mulai kepanasan. Tapi Al melanjutkan membaca mantra berikutnya sebanyak tiga kali juga.

Ingsun ametak ajiku si…

Tak larung ing rogo siro

Sak ananing penyakit podo sumingkiro

Yo aku iki kang nguasai jagate kolo…

Ketika dia berhenti, aku bukan lagi merasa kepanasan. Dadaku bergemuruh dan rasanya terbakar dari dalam. Ada sesuatu yang ingin meledakkanku. Aku mual juga pusing, mataku basah karena menahan panas yang tidak berkesudahan. Dunia terasa berputar dan aku seperti orang lupa ingatan. Aku jatuh pingsan.

Aku melihat Al merebahkanku di karpet dan memberi bantal untuk alas kepalaku. Bagaimana mungkin aku ada dua? Aku melihat diriku sendiri sedang tidur di sana.

Aku baru mau mencerna keadaan ketika tiba-tiba ada seseorang yang menyambar tubuhku, memelukku erat dari belakang dan membawaku terbang entah kemana.

"Kita ke timur, Jagad!"

Aku berusaha melihat apa yang sedang terjadi, dan aku menjerit-jerit histeris setelahnya.

Apa-apaan ini...? Kenapa aku sudah berada di atas seekor naga...!!??

Tolong...!!!

Ini pasti mimpi, ini tidak nyata.

***

Terpopuler

Comments

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

tunggangan nya Al?

2023-05-22

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

ada yg bilang pecinta kopi juga
ktanya ngaduknya juga kudu 17x
yang artinya tanggal kemerdekaan dijamin enak dah tuh kopi😅

2023-05-22

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

kenaaa tanggung

2023-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!