ch 12

Al memapah Lingga keluar rumah dibantu Nizar, adikku yang kebetulan sedang tidak ke kampus. Mereka mendudukkannya di kursi kayu dekat dengan taman.

"Bang, ini mau disiram di sini?" tanya Nizar masih tidak mengerti apa yang akan dilakukan Al.

"Iya, tolong isi penuh ember-ember itu," perintah Al pada adikku seraya menunjuk dua ember kecil kosong yang aku sediakan.

Nizar dengan sigap menyalakan kran dan mengalirkan air dalam selang untuk mengisi ember.

Aku mendengar Al mengucap Bismillah dan beberapa bunyi yang tidak jelas diucapkannya seraya memejamkan mata. Mungkin doa atau mantra untuk menyadarkan Kalingga.

Dia membuatku takjub saat membuka mata, bagaimana rautnya dan caranya melihat jadi sangat berbeda dengan Al yang kukenal. Aku merasakan hal magis sangat lekat ada padanya.

Dia mencelupkan tangannya pada air di dalam ember dan mengucap dua kalimat syahadat, lalu membawa ember itu dan menyiram kepala Lingga yang masih belum sadar juga.

"Nizar, bantu siram pake air yang itu ya!" Aku mendengar Al memerintahkan Nizar untuk membantunya.

Ember kedua dibawakan Nizar yang diinstruksikan Al untuk menyiram persis sama seperti yang Al lakukan. Digerujukkan dari kepala hingga membasahi seluruh tubuhnya.

Aku, Ara dan Ibunda menunggu dengan cemas di sisi taman untuk menghindari cipratan air.

Ember ketiga masih belum membuatnya sadar, hingga aku mulai khawatir berlebihan. Untung saja Ara bisa menenangkan Ibunda yang juga memaksa ikut menyaksikan acara siraman tapi bukan dalam konteks pernikahan ini.

"Ra, kok belum sadar juga?"

"Lingga nggak apa-apa, Selia. Bentar lagi juga siuman," jawab Ara santai tanpa ada nada takut dalam suaranya.

"Kakakmu pake ilmu apa sih kok sampai Kalingga tiba-tiba pingsan? Padahal cuma dilihatin aja, sama sekali nggak disentuh?" Tanyaku resah.

Itu ksatria muda ngeri juga kalau lagi marah. Entah apa yang dilihatnya pada Kalingga hingga terjadi adu mata. Sepertinya Al melemahkan Kalingga dari dalam. Apa seperti itu termasuk perang gaib?

Lebih menakjubkan lagi ternyata sama sekali nggak susah buat meredakan amarah Al. Sepertinya aku jadi salah satu kelemahannya. Bukankah seharusnya aku tidak boleh menjadi titik lemahnya?

"Nggak tau aku, Selia. Soal apa yang Al punya aku sungguh tidak tau detailnya, aku hanya memahami auranya yang selalu berbeda secara berkala."

"Dia nggak pernah cerita?"

"Dia hanya bercerita hal seperti itu pada mom. Dia kan anak mom, kamu tau kan?"

"Semacam kesayangan Mom gitu?"

Ara mengikik, "Anggep aja begitu, jadi jangan cemburu kalau dia akan selalu mengutamakan mom daripada kamu nanti."

Tentu saja aku nggak akan cemburu. Aku akan bangga dengan sikap seperti itu. Jika anak laki-laki sangat menyayangi ibunya, dia akan menjadi seorang yang juga penyayang untuk istri dan anaknya. Aku akan jadi wanita beruntung jika berjodoh dengannya.

My future husband.

Aku menghitung sudah ada enam ember yang disiramkan secara bergantian ke tubuh Lingga. Tidak ada tanda-tanda dia mau sadar atau bagaimana. Kepalanya tetap terkulai lemas menunduk. Tangannya juga lemas di sebelah tubuhnya.

Hingga pada saat ember ketujuh selesai disiramkan, Al minta jeda waktu untuk berhenti. Tak lama terdengar suara batuk dari mulut Kalingga, suaranya pelan dan lemah. Tapi bisa dipastikan dia mulai sadar.

Nizar yang ada di depan Lingga langsung memegangi, menepuk pipi Lingga hingga mendapatkan kontak mata. Selanjutnya membantunya berdiri dan menidurkan telentang di teras. Seluruh pakaiannya basah kuyup dan membasahi lantai, tapi wajahnya yang pucat berangsur mulai memerah. Aku bernafas sangat lega saat melihatnya.

Ibunda menyentuh tanganku untuk memanggilkan Nizar karena harus meminjamkan pakaiannya untuk Lingga, aku sendiri diminta membawakan minuman hangat.

Situasi mulai membaik dan terkendali, Lingga sudah sadar sepenuhnya. Dia juga tidak lupa dengan apa yang baru saja menimpanya. Kami mengobrol di ruang tamu setelah dia berganti pakaian milik Nizar dan numpang mandi di rumahku.

Aku berbisik pada Al menanyakan keadaan Kalingga, "Dia udah baik-baik aja kan?"

"Hemm… iya, suruh pulang aja!"

Huh, bisa ditegur tanpa ampun sama ibunda kalau aku sampai berani ngusir tamu. Aku mendelik tak suka pada Al, "Kamu ini nggak ada sopan-sopannya!"

"..." Cengiran jenakanya mulai iseng menggoda jiwa.

Lingga melihatku dan juga melirik Al yang dengan cuek menyibukkan diri dengan ponselnya. Main game. Astaga! Nggak ada dikit aja merasa bersalah apa gimana kek udah bikin pingsan anak orang. Dan jelas saja kakak Ara ini tidak mungkin mau minta maaf. Tidak ada tanda-tanda menyesal pada wajahnya.

Sementara Kalingga dari ekspresinya masih terlihat menyimpan rasa kesal. Jelas saja, pria mana yang suka mengakui kekalahan? Tidak ada, mereka semua ego dan merasa dominan.

Tapi, siapa yang bisa mengabaikan kenyataan? Kalau Al jelas lebih dominan dan jantan dibandingkan dengan asisten Mister Abraham ini. Telak, tak terbantahkan.

"Sayang… sepertinya aku harus pulang sekarang, ada sesuatu yang harus aku kerjakan di rumah." Pamit Kalingga sopan tapi sama sekali tidak mampu membuatku terkesan.

Dia memanggilku sayang di depan Al, di depan orang yang jelas-jelas telah membuatnya pingsan tanpa bisa melawan. Dan setidaknya dia tau kalau Al adalah orang yang spesial untukku. Lingga, kamu sengaja cari perkara!

"Dia pacarku… jadi jangan berani panggil dia seperti itu!" Al menyela sebelum aku menjawab pamitnya Lingga. Pun masih dengan permainan yang tidak dihentikannya sama sekali. Rupanya dia membagi konsentrasi antara bermain game dan mengikuti obrolan. Calon suami model apa ini?

'Victory' suara sangat jelas terdengar dari ponsel Al yang diikuti dengan senyum puasnya. Al melihat sekilas pada Lingga, begitupun dengan Lingga yang sangat sinis pada Al. Sinis karena Al menang main game apa karena Al menang melawannya?

Tidak ingin suasana memanas, aku langsung berdiri dan mengantar Lingga ke depan. Meninggalkan Al dan Ara yang masing-masing sibuk lagi dengan ponselnya. Mereka memang tidak jauh beda, sama-sama cuek dan tidak peka.

"Thanks kunjungannya ya, kak! Aku minta maaf untuk kejadian tidak enak yang menimpa kak Lingga tadi." Dengan tulus aku memintakan maaf atas kelakuan Al yang sudah membuatnya mengalami hal paling memalukan.

Dari rautnya Lingga jelas tidak terima Al mengatakan kalau aku pacarnya. Kecewa dan marah berkilat dalam matanya.

"Kapan kamu ada waktu untukku, sayang?" Tanya Lingga tanpa mendengar apa yang baru saja aku sampaikan. "Besok ya?"

"Ehh anu… besok aku sibuk, kayaknya besok aku nggak bisa." Aku berpikir keras untuk menemukan sebuah alasan paling masuk akal agar tidak bertemu dengannya besok.

"Sibuk sama dia?" Sinisnya seraya melirik keberadaan Al di dalam rumah yang sungguh tidak terganggu oleh obrolan kami di depan pintu.

"Nggak… besok mau nemenin Ibunda belanja bulanan, trus pergi bezuk ke rumah bude. Beliau sedang sakit."

Aku hampir tertawa mengingat aku tidak punya bude di Surabaya. Akal-akalanku sedikit manjur kali ini, dia tidak menanyakan alamat bude atau memaksa mengantar ke sana.

"Sejak kapan kamu pacaran sama dia?" Duh… nggak pulang-pulang juga, malah interview di depan pintu gini sih.

Aku melirik Al sebelum menjawab, "Beberapa bulan."

Ngaco!!! Biar dah, lebih dari satu kan bisa di sebut beberapa. Biar kelihatan banyak aja jumlahnya. Terkesan udah lama gitu pacarannya.

"Aku nggak peduli ya sayang, selama kamu belum menikah dengannya aku akan mengejarmu ke ujung dunia…"

"..."

Al… rasanya aku ingin memakinya yang tetap diam saja, berteriak dalam hati 'selamatkan aku sekali lagi!' padanya agar Kalingga lekas pulang dan tidak menekanku dengan kata-katanya.

Tiba-tiba panggilan dari dalam hatiku terjawab, Al datang mendekati kami dengan wajah malasnya. Tangannya langsung merangkul bahuku dan mengecup pipiku seenaknya. "Masih lama, Beb?"

"..."

See... Kalingga langsung angkat kaki tanpa pamit dan tanpa menoleh lagi. Al memang sakti.

***

Terpopuler

Comments

indah aca

indah aca

bojoq nih kyk gni...ego da dominan

2024-01-24

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

Really? pria itu mementingkan ego nya dan dominan?

2023-05-20

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

hooh ada gk sih di RL kek Al ini

2023-05-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!