ch 17

Malam sesunyi kuburan, karena semua makhluk halus yang berada di sekitarku ini membawa hawa menidurkan orang. Meskipun belum tengah malam tapi suasana sangat sunyi. Hanya ada suara desau angin dan gemericik air di dalam taman. Tidak ada tanda-tanda kehidupan lain walaupun hanya suara jangkrik jalanan.

Aku mulai melihat kelebat bayangan hitam dan putih yang hanya terlihat dalam satu kedipan mata, tapi efek yang ditimbulkan pada tubuhku terasa sangat nyata. Aku gemetar dari ujung kaki hingga kepala.

Al masih mengajakku berjalan menyusuri depan rumahnya, berhenti di satu titik dan berpindah ke titik lainnya. Membiasakan hawa lelembut menyentuh kulit dan naluriku. Memberikan tekanan ketakutan terdalam pada otakku.

Kenapa? Al bilang ini hanya masalah emosional, tapi memang mampu melumpuhkan dan menumpulkan otak. Wajar saja jika takut karena ini adalah pengalaman pertama, ini adalah respon alami dan normal otak manusia agar bersikap waspada.

"Al…" panggilku lirih tercekat.

"Kamu butuh perasaan takutmu, Beb. Itu yang akan membuatmu berpikir untuk membuat perlindungan diri, membentuk keberanian untuk mengambil keputusan dalam waktu cepat."

"Tapi…" aku ingin berdebat sebentar, aku ingin takutku ini dipahami.

"Lari atau hadapi, pilihanmu hanya itu." Tegas Al dengan penuh tekanan. Sial, dia mempermainkan mentalku.

Tak lama suhu sekitarku anjlok seketika, entah hanya aku yang merasa menggigil atau Al juga. Aku meliriknya tak bergeming, dia terlihat baik-baik saja dan tak peduli dengan apa yang sedang terjadi padaku. Dia menungguku mengambil keputusan.

Otakku tak sempat berpikir lagi, aku hanya berusaha membohongi pikiranku bahwa semua ini tidak nyata. Ini hanya hasil karya Al untuk menguji batas ketakutanku. Dan tentu saja sebentar lagi dia akan menyelamatkanku.

Tapi… Al masih saja diam. Gigiku sudah bergemelatuk menahan dingin. Ternyata Al serius, dia justru menjauh dariku. Membiarkan makhluk-makhluk buruk rupa itu mulai mendekatiku. Tidak ada pilihan, aku harus menghadapi ketakutanku sekarang…!!!

Aku membuka mata lebar-lebar dan mengamati sekitar dengan jeli, wajah-wajah mengerikan yang berterbangan di sekitarku mulai menampakkan diri dengan sengaja. Mereka melambat dan akhirnya berhenti, berdiri melayang dengan kaki sejengkal di atas tanah mengelilingiku. Kaki… bahkan ada yang tidak punya kaki.

Duh Gusti… aku hanya ingin menelan ludah, tapi kenapa rasanya begitu sulit?

Aku sampai lupa berkedip, lupa membuang pandangan dan lupa mengatupkan mulut yang ternganga. Inilah batas ketakutanku. Batas yang membuatku segera ambil sikap dengan merapal mantra yang diajarkan Al.

Mantra itu seolah bernyawa, memanggilku untuk segera membacanya. Tanpa sadar aku sudah menggerakkan bibir melafalkan kata demi kata yang sudah terekam dalam kepala dengan sempurna.

Hawa hangat merasukiku, mengusir rasa dingin yang tadi menyiksa dan keberanian itu muncul perlahan. Sedikit demi sedikit aku mulai mengikis rasa takut, aku tatap wajah tak beraturan dan menjijikkan dari makhluk halus yang datang menggoda. Begitu buruknya rupa mereka sehingga sulit dikenali sebagai wajah. Aku mual melihatnya.

Seringai bengis, tawa sumbang, tangisan menyayat dari jabang bayi, atau kikikan kuntilanak dan berbagai lolongan binatang jadi-jadian ini sudah tidak menimbulkan getaran yang menciutkan nyali. Aku berusaha tabah dan berani agar mereka tidak menganggapku pengecut. Aku adalah tuan di sini.

Bukan hanya mata dan telinga, mereka juga menyerang indera penciuman. Bau-bauan memenuhi udara terbuka. Kadang wangi menyengat, kadang busuk kadang berbau gosong kadang berbau sangat anyir seperti ada darah yang sengaja disiramkan di hidungku. Aku mengernyit menahan godaan untuk muntah secara tiba-tiba.

Rasa sakit di kulit mulai mereda seiring mantra yang aku rapal memasuki sesi ketiga, aku mulai terbiasa dengan kehadiran mereka. Aura tubuhku keluar dan mulai memberi tekanan pada kehadiran mereka.

Sedikit demi sedikit mereka melayang mundur menjauhiku dengan tatapan mengiba. Mereka telah terpengaruh olehku. Tunduk oleh mantra pengasihanku.

Aku menyeringai senang dan mengibaskan tangan saat mengusir mereka, "Pergi dari sini…!"

Wuss… angin dingin berhembus kencang dan menerbangkan mereka semua tanpa sisa. Tiba-tiba aku merasa dunia kembali seperti semula, tapi aku masih linglung mencerna keadaan sampai sentuhan Al mengusap wajah pucatku. Pandangan gaibku langsung tertutup sempurna, aku hanya mendapati senyum bahagia Al yang melihatku dengan lekat.

"Makan yuk…!" Ajaknya menggandeng tanganku untuk kembali ke rumah. "Aku lapar lagi," sambungnya cengengesan.

"Ini tengah malam kan?"

"Iya."

"Nanti aku gendut, Al."

"Seksi."

"Nggak mau…" berontakku menolak ajakan makannya.

"Temenin aja kalau gitu, ayo kita cari rawon di luar. Atau kamu mau makan nasi babat? Bebek? Sego sambel?"

"Aku cuma mau es degan aja, nggak mau makan…"

"Huh… dasar cewek!"

"Ajak Ara sekalian ya?"

"Nggak usah, palingan dia juga udah tidur. Lagian percuma, dia juga nggak bakal mau makan."

"Ya buat ramein aja, aku bangunin ya?"

"Males, ntar nggak bisa ngapa-ngapain." Rautnya sama sekali tidak tertarik dengan ideku untuk mengajak Ara.

"Bukannya kita mau makan?"

"Mau ciuman." Bisiknya dekat telingaku dengan gaya cueknya.

"Al… aku yang males kalau begini."

"Berisik, ayo berangkat! Keburu kelaparan, ntar aja diskusinya di mobil."

"Di rumah kan ada makanan, nanti aku yang angetin," kilahku menghindari keluar tengah malam.

"Nggak ada rawonnya, Beb. Kamu mau bikinkan aku rawon malam-malam begini?"

"Ya nggak sih…" jawabku pasrah. "Maksudnya aku mau bikin nasi goreng kalau kamu nggak mau makanan yang ada," sambungku lirih.

"Besok pagi aja, kamu mau masak apa aja pasti aku makan dengan senang hati. I promise. Tapi untuk sekarang jangan ganggu hasratku ingin makan rawon di luar ya? Lagian kamu tinggal duduk manis, aku yang ngemudi, aku juga makan bayar sendiri nanti…" Gumamnya lucu. Sumpah rasanya gemes ingin aku acak-acak rambutnya yang memang sedikit berantakan itu.

"Kamu kalau lagi mau sesuatu… harus saat itu juga terkabul gitu ya?"

"Nggaklah, Beb. Inikan cuma ingin makan di luar sama kamu, perlu gitu diributin?"

Ehm… pemikiran sederhana sih, niatnya kan baik ingin ngajak keluar. Makan sekalian cari angin segar. Mungkin biar aku nggak tegang setelah kejadian bertemu banyak makhluk astral barusan.

"Aku nggak pernah keluyuran tengah malam, terlebih sama cowok." Kataku mengalihkan pembicaraan.

Sekarang dia tertawa lepas, tentu saja tawa itu sengaja menghina kepolosanku. Dia menoleh sekilas padaku dan mengambil tanganku untuk selanjutnya dikecup punggungnya seperti biasa.

"Jangan bilang Ibunda soal ini ya!"

Aku tertawa kecil, entah mengapa hal kecil apapun yang dilakukannya padaku benar-benar membuat bahagia.

"Ini pelanggaran tata krama namanya," tapi aku suka sekali-kali terbebas dari aturan yang kadang menyiksa. Lanjutku hanya di dalam hati.

"Iya maaf, sekali ini aja. Lagian cuma makan doang, abis gitu pulang trus aku ajarin dua mantra sekalian."

"Apa aku kuat?"

"Harus…"

"Kamu tau kan tadi aku hampir saja kehilangan kesadaran."

"Ya makanya nanti makan yang banyak."

Ngaco nih cowok! Apa hubungannya coba ketakutan sama kelaparan?

"Al…"

"Kamu butuh banyak energi, Beb. Lagian kita ini nggak tidur lho malam ini, begadang sampai subuh. Kalau nggak makan nanti kamu masuk angin, sakit…!"

"Kan cuma buat ngapalin dua mantra, kayaknya nggak makan nggak apa-apa!"

"Siapa bilang kamu butuh energi cuma buat ngapalin mantra?"

"Trus buat apa lagi?"

"Pacaran sampai pagi," jawabnya penuh tawa riang.

Aku mencubit lengannya, "Apaan sih?"

"Pacaran, Beb. Cuma cium-cium doang, bukan bercinta. Tangan tetap di atas kepala nanti kalau nggak percaya, janji…" tuturnya tertawa jahil seraya membuat tanda dengan dua jarinya.

Hadew… belum-belum aku sudah panas dingin hanya mendengar ucapannya. Lagian dia nggak jelasin tangan siapa yang ada di atas kepala. Kalau itu tanganku artinya tangan dia bebas gerilya gitu?

***

Terpopuler

Comments

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

yuk sell mojok baren aku juga gk ngerti tangan diatas kpla itu naon

2023-05-22

1

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

berhubungan sell orang takut biasanya lemes bth tenaga yak makan dong

Al kmu betul

2023-05-22

0

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

𝕃α²¹ᴸ🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀ🇦🇪

ada gitu di RL kek Al ini?
klo ada mo tak iket pke rantai kapal

2023-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!