The Love Story' Of Single Parents

The Love Story' Of Single Parents

Bab 1. Kecurigaan

Halo Readers terkasih, ini adalah karya keduaku, setelah NCJ

Dalam kisah ini Author tidak pernah bermaksud untuk menyinggung siapapun atau mendiskreditkan pihak manapun.

Apabila ada kejadian, nama dan juga alur cerita yang bisa dikatakan mirip. Itu hanyalah kebetulan semata.

Karya ini murni rekaan belaka dan hasil dari kehaluan Author.

Terimakasih buat para readers yang mendukung mommy untuk terus berkarya 🙏

.

.

.

Bab 1

Kecurigaan

.

.

.

...🍁🍁🍁...

Andhira Avanti, adalah seorang istri sekaligus seorang ibu yang waktu dan hari-harinya tercurah untuk suami dan anaknya.

Ia terlalu sibuk mengurus Rumah Tangganya sebaik mungkin, sampai dirinya tak sempat mengurus dirinya sendiri.

Paras cantik dan tubuh yang indah itu ,kini tertutup oleh kesibukan. Pagi buta ia harus bangun guna menyiapkan sarapan untuk suaminya dan Raka. Dan segala keperluannya.

Raka, anak satu-satunya hasil dari pernikahannya dengan Indra.

Indra Tanaya, Suami sah Andhira. Pria matang berusia 42 Tahun yang bekerja di sebuah Bank Swasta besar di kota itu.

Pagi ini seperti pagi biasanya, tiap Kamis Dhira selalu menyiapkan bekal untuk Raka. Karena dihari itu, putra semata wayangnya itu akan mengikuti latihan bola voli. Cabang olahraga yang sudah ia geluti semenjak sekolah dasar.

"Nak sarapan dulu!" ucap Dhira saat melihat Raka yang sudah berseragam lengkap.

"Mau nasi goreng apa roti?" tawar Dhira.

"Roti aja ma" Raka mulai kehilangan selera makannya demi mengingat kejadian semalam.

...Flashback On...

"Kamu tiap hari pulang telat terus mas, kamu juga makin jarang balas WA dari aku" Dhira mencecar suaminya dengan pertanyaan yang sudah ia tahan sedari tadi.

"Pulang pulang bukannya di sambut malah di curigai kayak gitu. Aku kan udah bilang, semenjak naik jabatan aku juga makin sibuk" Indra memarahi Dhira.

"Aku kan cuma tanya loh mas, kenapa harus marah-marah begitu ? sebagai istri wajar dong kalau aku khawatir"

"Kamu itu!!!!!!, dah aku capek siapin air sana, aku mau mandi" Indra meninggalkan Dhira tanpa peduli.

Seketika mata Dhira tergenang oleh cairan bening, sejurus kemudian meluncur membasahi pipinya, ini bukan kali pertamanya suaminya memberikan kata kata tak menyenangkan untuk dirinya. Ia seolah telah kehilangan Indra yang dulu.

"Kamu berubah mas, kamu bukan mas Indra yan aku kenal" ia membatin, kemudian menangis seorang diri di kursi ruang tamu itu. Hatinya rapuh serta menahan sesak saat ini. Ia terisak , seraya menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Raka yang kebetulan baru saja mengambil minum dari dapur tanpa sengaja mendengar pertengkaran kecil kedua orangtuanya.

Mendadak ia kehilangan rasa hausnya.

Ini juga bukan kali pertamanya Raka melihat mamanya menangis. Tanpa sengaja, benih- benih kebencian kepada figur sang ayah, tumbuh di hati remaja 13 tahun itu.

...Flashback Off...

"Nanti jadi latihan?" Dhira menemani putranya yang tengah sarapan di meja makan.

Raka mengangguk seraya tersenyum.

"Nanti biar di jemput papa ya" Dhira menatap wajah putranya yang kini sudah terlihat tanda-tanda baligh.

"Aku gak bisa jemput, nanti aku ada rapat evaluasi" jawab Indra yang membenahi dasinya, dan sejurus kemudian menarik kursi untuk ikut bergabung sarapan.

Raka hanya diam, memasang wajah datar. Ia merasa papanya memang telah berubah.Dhira menghembuskan nafasnya berat.

"Kalau begitu biar di jemput om Bastian aja ya, nanti biar mama WA om kamu" ucap Dhira.

"Terserah mama" jawab Raka masih datar. Mau bagaimana lagi.

Setelah suami dan anaknya berangkat ke tempat tujuan masing-masing, ia kembali melanjutkan aktivitasnya.

Membereskan meja yang berantakan, menyimpan sisa lauk tadi, merendam pakaian kotor untuk di cuci nanti. Ia bahkan tak sempat untuk sekedar pergi ke salon layaknya perempuan lainnya.

Menyapu, mengepel, membersihkan seluruh bagian rumah tanpa terkecuali sudah menjadi santapan sehari-hari.

Sudah begitu masih mengira jika seorang ibu rumah tangga adalah seorang pengangguran, padahal pekerjaan yang dilakukan mulai dari membuka mata di pagi hari, hingga menutup mata kembali untuk beristirahat di malam hari.

Menjelang siang semua pekerjaannya baru beres, kini ia tinggal mandi dan sarapan.

Sudah hal biasa jika seorang ibu adalah orang yang selalu memprioritaskan anak dan suaminya untuk makan, sementara untuk dirinya sendiri, entahlah.

Dia mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga, sejenak beristirahat sambil menyaksikan berita di televisi.

"Pemirsa, seorang wanita tega membunuh suaminya. Aksi ini disinyalir dipicu oleh kecemburuan dan kemarahan sang istri, yang memergoki suaminya tengah berselingkuh"

"Korban mengalami luka yang cukup parah di bagian perut dan juga leher, korban meninggal saat akan dibawa menuju rumah sakit"

" Dari tangan pelaku, Polisi berhasil menyita barang bukti berupa sebilah pisau, yang ia gunakan untuk menusuk korban"

Ia bergidik ngeri menyaksikan berita tersebut, ia menjadi kasihan dengan wanita tersebut.

Dia memang salah, namun jika tak di latar belakangi penghianatan sang suami. Tidak mungkin dia melakukan hal itu.

"Huft, banyak banget orang orang jahat di sekeliling kita" gumamnya sambil mengganti channel TV ke acara musik.

"Kau dulu pernah bilang

Aku ratu di hatimu, sayang

Dan aku ratu di istanamu

Dan dulu pernah kau pun bilang

Takkan pernah tinggalkanku sumpah

Mungkin kau lupa....

( Tata Janeeta "Sang penggoda")

Lagu itu terputar di salah satu channel musik yang tak sengaja ia tekan.Membuat hatinya baper, liriknya begitu membuatnya mengharu biru.

Ia menatap foto pernikahan dirinya dengan Indra 13 tahun yang lalu. Foto dimana Indra sangat memujanya, dan foto itu juga mengingatkan dirinya akan titik balik putusnya hubungan dirinya dengan sang Ibunda.

Tak terasa ia menitikan air matanya, suaminya itu kini telah banyak berubah. Kata kata manis, perlakuan hangat sudah sangat jarang ia dapatkan. Lebih menyesakkan lagi, ia merasa suaminya jarang sekali menyentuhnya.

Bahkan nafkah batin dari suaminya, juga amat jarang diberikan. Ia adalah wanita normal, yang menginginkan kasih sayang, sentuhan, cinta dan juga belaian hangat dari suaminya.

Sebisa mungkin dia bersikap tak berubah meski suaminya kini berubah, ia selalu menanamkan pikiran mungkin saja suaminya itu lelah, mungkin saja suaminya itu banyak pikiran.

Satu tahun terakhir ini suaminya bahkan sering terlambat pulang dengan berbagai alasan, mulai dari meeting, tugas keluar kota, dan hal hal yang tidak Dhira ketahui lainnya.

Ia dulu pernah bekerja di Airport sebagai customer service, namun karena setelah menikah lalu hamil, ia lantas mengundurkan diri.Memilih concern merawat buah hatinya, Raka.

Ia mematikan televisi sambil menyusut hidung yang basah, karena tak terasa air matanya juga sudah menganak sungai, membasahi wajah cantiknya.

.

.

"Huft capek banget" ia memegang ototnya yang pegal, karena sehari hari ia melakukan pekerjaan yang nyaris tak pernah ada habisnya.

Ia menuju ruang khusus baju, ia menarik tumpukan baju bersih namun kusut yang berada di keranjangnya warna magenta itu.

Mulai memanaskan setrika listrik.

Ia menggosok pakaian suami dan anaknya, memberikan cinta kasih yang tulus lewat perbuatannya. Sungguh ia sangat berharap keluarganya bisa langgeng hingga maut memisahkan. Mengingat dia sudah mengorbankan hubungan baiknya dengan sang Ibu, demi Indra.

Namun saat mengambil celana kerja suaminya, ia merasa ada sesuatu di saku celana Indra. Dengan tanpa curiga, ia merogoh benda itu.

"Apa ini" ia mencoba menganalisis benda yang berada di dalam saku celana abu abu itu.

Ia terkejut demi melihat sebuah alat kontrasepsi pria yang masih utuh, namun bungkusnya sudah sedikit ringsek.Mungkin akibat tak sengaja ikut tercuci di mesin cuci.

"Astagfirullahhaladzim" hati Dhira begitu sakit, ia masih mencoba menenangkan dirinya.

mencoba berfikir positif.

Tapi dirinya menjadi gemetar, ia menjadi tak bersemangat mengerjakan pekerjaannya. Apa yang kamu lakukan diluar sana mas?.

Ingatannya tentang perubahan sikap Indra yang signifikan, serta dirinya yang jarang sekali di sentuh itupun membuat dirinya kembali menangis. Dan mengapa relevansi juga terjadi saat ia menemukan benda itu.

Kali ini lebih dalam, bahkan terisak. Hatinya nyeri. Pikiran yang tidak- tidak mulai meracuni.

Sakit, perih. Tapi, apa benar? bukankah dia harus mencari tahu dulu, Bisa saja itu bukan milik suaminya. Ia masih berusaha menekan laju kecurigaan yang mencoba mendesak.

...🍁🍁🍁...

Bastian segera membalas pesan dari kakaknya itu, Ok nanti aku yang jemput, tenang aja.

"Huft, sampai kapan kak hidup kamu begitu" gumamnya sambil meletakkan ponsel di meja samping komputernya.

Bastian Bagaspati, lelaki berusia 30 tahun. Adik dari Andhira, ia bekerja di sebuah perusahaan Manufacturing milik keluarga Aryasatya.

Pria lajang yang menjadi tulang punggung untuk ibunya sejak usianya yang masih terbilang muda.

Di tinggal pergi Ayahnya untuk selama lamanya, membuat dirinya harus mengikat pinggangnya lebih kencang lagi.Karena ibunya kini menjadi tanggung jawabnya.

Hubungan Andhira dengan Ibunya tidak harmonis, semua terjadi karena Dhira nekat menikah dengan Indra tanpa restu dari ibunya.

Sampai saat ini, hubungan mereka merenggang.Bu Kartika pernah mengingatkan kakaknya itu, tapi Andhira yang di butakan oleh cinta saat itu, lebih memilih Indra dan hidup bersama hingga saat ini.

Bastian lah yang masih menjalin hubungan baik dengan Andhira, meski Indra dengan dirinya tidak begitu dekat. Melindungi Dhira sebisanya.

Tapi persetan untuk itu, baginya yang terpenting kakaknya bahagia dan tidak terjadi sesuatu.

.

.

.

Ia menepikan mobil sejuta umat warna silver miliknya di bawah pohon yang berada di depan sekolah, mobil dari hasil kredit yang akan lunas tiga bulan lagi.

Suatu kebanggaan bisa memiliki sesuatunya, hasil dari kerja keras halalnya.

...SMP TUNAS BANGSA...

Itulah nama sekolah Raka, sekolah favorit yang berhasil ia tempati saat ini. Sekolah yang terbilang mahal, namun menjadi rebutan para siswa.

Raka adalah anak yang cerdas, juga berprestasi di bidang non akademik. Pembawaannya yang tenang adalah berasal dari gen mamanya.

Dia mahir di cabang olahraga Bola Voli, ia bahkan sempat beberapa kali menjuarai lomba dan juga kejuaraan bergengsi lainnya.Suatu pencapaian yang luar biasa di usianya yang masih belia.

"Hay bro!!" Sapa Bastian kepada keponakannya.

"Om udah disini" jawab Raka yang datang menghampiri Om nya itu, dengan peluh yang terpampang di dahinya.

Bajunya pun basah dan lengket akibat serapan keringat, rambutnya pun jangan di tanya. Sudah sangat lepek.

Definisi dari anak olahraga banget.

"Yuk kita kemon" Ajak Bastian yang membukakan pintu mobilnya untuk Raka.

Dalam mobil Bastian mencoba berinteraksi, "Gak pingin mampir dulu kemana gitu? Om habis gajian nih"

"Gak usah Om, langsung pulang aja. Kasihan mama sendirian"

Bastian menangkap wajah sedih dari keponakannya itu, ya sudah kita beli makanan di depan situ ya buat mama.

Raka mengangguk.

Sekitar jam 16.19 mobil Bastian telah sampai di rumah Dhira. Rumah yang tak terlalu besar, namun juga tak terlalu kecil.

Rumah yang lumayan bagus, dengan fasilitas yang terbilang komplit.

"Ma aku pulang" ucap Raka membuka pintu rumahnya.

"Sudah pulang nak, kamu mandi sana dulu terus makan, mama masak pindang koyong kesukaan kamu" ucap Dhira setelah menyambut anaknya itu.

"Ini untukmu kak" Bastian menyerahkan sekotak donat kentang lezat.

"Terimakasih banyak selalu membantu, maaf terus terusan merepotkanmu" ucap Dhira tak enak hati pada adiknya.

"Jangan begitu, Raka kan juga anakku"

"Ibu apa kabar?" pertanyaan yang selalu di ucapkan oleh Dhira kepada Bastian, karena terus terang saja hanya melalui Bastian lah dia bisa mengetahui kabar sang Ibu.

"Ibu baik, dia masih tidak mau disuruh diam. Masih nekat jualan lauk kak"

"Tunggu sebentar ya" pamit Dhira membuatkan minum untuk Bastian.

"Ini minumlah selagi hangat, setelah ini ikutlah makan bersama Raka"

"Aku tidak bisa lama lama, setelah ini ada acara kak" tolak Bastian.

Bastian menatap wajah kakaknya, tubuhnya tetap seperti saat dia masih gadis dulu, hanya saja wajahnya nampak sayu dan matanya bengkak seperti orang habis menangis.

Ia juga nampak pucat dan tak mengenakan make-up atau riasan wajah apapun.

"Kakak baik baik saja kan" tanya Bastian.

"Aku baik baik saja, kenapa?" tanya Dhira.

"Kau terlihat tidak sehat" Bastian bertanya dengan wajah muram.

" Mungkin karena aku tidak memakai make up saja" Dhira mencoba menutupi kegelisahannya.

"Ya sudah aku pulang dulu" Bastian pamit.

"Raka om mau pulang, kesini dulu" Bastian meminta keponakannya itu, untuk kembali ke ruang tamu.

Raka yang baru saja mandi, dan kini sudah terlihat segar itu datang menghampiri Bastian.Meraih tangannya dan menciumnya takzim.

"Nih, buat yang saku ke sekolah. Ga usah minta mama besok ya" ucap Bastian menyerahkan dua lembar berwarna merah bergambar Proklamator, kemudian mengacak rambut lurus Raka.

"Terimakasih banyak om" ucap Raka yang kegirangan, mendapatkan uang saku yang lumayan.

"Kamu ini selalu saja memanjakan Raka Bas" Andhira menjadi tak enak hati, adiknya itu selalu saja memberi untuk Raka.

"Habis gajian, kalau enggak gak bakalan ku kasih. Kalah sama cicilan" ia tersenyum, kemudian pamit kepada Andhira.

Ada rasa tak tega kepada kakaknya itu saat Bastian pulang. Ia merasa ada yang tidak beres.

Tapi ia juga tak berani untuk ikut campur terlalu dalam, yang penting ia melihat kakaknya sehat sehat saja, that's more than enough.

.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Fia Azril Aby

Fia Azril Aby

baca lagi

2024-09-12

0

mama Al

mama Al

aku mampir kak bacanya pelan-pelan.

2023-09-25

0

Diana Susanti

Diana Susanti

Alhamdulillah aku berdoa semoga
diberi keberkahan dalam berumah tangga aamiin
h

2023-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kecurigaan
2 Bab 2. Mencium Aroma Penghianatan
3 Bab 3. Tabir Gelap yang Terungkap
4 Bab 4. Ibu
5 Bab 5. Status Baru
6 Bab 6. Sikap Jodhi
7 Bab 7. Pertolongan
8 Bab 8. Berkelahi
9 Bab 9. Berteman
10 Bab 10. Mengganggu pikiranku
11 Bab 11. Menjemput Jodhi
12 Bab 12. Direktur Utama Delta Group
13 Bab 13. Namanya Andhira
14 Bab 14. Perang itu melawan diri sendiri
15 Bab 15. Aksi Heroik
16 Bab 16. Rupanya dia karyawanku
17 Bab 17. Kesalahpahaman yang berimprovisasi
18 Bab 18. Ayahnya Raka?
19 Bab 19. Follow Your Heart
20 Bab 20. Permintaan Oma
21 Bab 21. Dia ada disini
22 Bab 22. Ternyata oh ternyata
23 Bab 23. Gelenyar aneh
24 Bab 24. Di Tribun
25 Bab 25. Keinginan Jodhi
26 Bab 26. Kiriman Makanan
27 Bab 27. Bos Cantik
28 Bab 28. Tugas Nyeleneh
29 Bab 29. Awal Yang Luar Biasa
30 Bab 30. Berkunjung
31 Bab 31. Apakah itu bentuk perhatian?
32 Bab 32. Terlalu Berlebihan
33 Bab 33. Wanita yang Berbeda
34 Bab 34. Empat Mata
35 Bab 35. Raka Cidera
36 Bab 36. Selalu Terlibat
37 Bab 37. Pingsan
38 Bab 38. Indra yang Kalap
39 Bab 39. Kuasa sang Direktur
40 Bab 40. Permintaan Jodhi
41 Bab 41.Witing tresno jalaran Soko kulino!
42 Bab 42. Hukum Tabur Tuai
43 Bab 43. Kepanikan Bastian
44 Bab 44. Kena Grebek
45 Bab 45. Terimakasih Anggi
46 Bab 46. Beban Abimanyu
47 Bab 47. Prestasi Raka
48 Bab 48. Oma sakit
49 Bab 49. Stigma Untukku
50 Bab 50. Tamparan Nyasar
51 Bab 51. Ungkapan
52 Bab 52. Pengukuhan Niat
53 Bab 53. Ambigu
54 Bab 54. Kegundahan Gwen
55 Bab 55. Dunia ini Panggung Sandiwara
56 Bab 56. Tak Semudah Yang Dikira
57 Bab 57. Alasan Raka
58 Bab 58. Dirundung Kegalauan
59 Bab 59. Let's Do It Now!
60 Bab 60. Sebuah Tekad
61 Bab 61. Puber Kedua
62 Bab 62. Bertemu Pesaing
63 Bab 63. Gara - Gara Devan
64 Bab 64. Kamu atau Aku yang Maju?
65 Bab 65. Aku Menyayangimu
66 Bab 66. Manusia Memang Tempatnya Salah
67 Bab 67. Orang Tua tetaplah Orang Tua
68 Bab 68. Aku Sayang Padamu
69 Bab 69. Niat Ibu
70 Bab 70. Satnight
71 Bab 71. Benang Kusut
72 Bab 72. Fatamorgana Kehidupan
73 Bab 73. Menepis Prasangka
74 Bab 74. Pemandangan Mengejutkan
75 Bab 75. Visual
76 Bab 76. Petuah Kakung
77 Bab 77. Seringai Licik
78 Bab 78. Mencoba ide Gila
79 Bab 79. Kekhawatiran Dhira
80 Bab 80. Tanpamu Aku Lemah, dan tiada berarti
81 Bab 81. Kecurigaan Arya
82 Bab 82. Bertikai
83 Bab 83. Satu Dukungan
84 Bab 84. Keputusan Dhira
85 Bab 85. Dukungan ke-dua
86 Bab 86. Menipu Diri
87 Bab 87. Siapa Sebenarnya Pak Joko
88 Bab 88. Menyingkap yang Terselubung
89 Bab 89. Niat Yang Urung
90 Bab 90. Tak sadarkan diri
91 Bab 91. Sepertinya Benihku Tak Tumbuh
92 Bab 92. Two Red Lines
93 Bab 93. Bleeding
94 Bab 94. Tears for Dhira
95 Bab 95. Turning Point
96 Bab 96. Jiwa yang Terguncang
97 Bab 97. Bairkan Waktu Menjalankan Tugasnya
98 Bab 98. Oma Beraksi
99 Bab 99. A Beginning
100 Bab 100. Kasih Itu Memaafkan
101 Bab 101. Finally I Get it
102 Bab 102. One step ahead
103 Bab 103. Kemarahan Wisang
104 Bab 104. Cita-cita Abimanyu
105 Bab 105. Intermezo
106 Bab 106. Pria Lembeng
107 Bab 107. One Step Closer
108 Bab 108. Kakak Untuk Jodhi
109 109. Merajuk
110 Bab 110. Manifestasi Doa
111 Bab 111. Rasa Penasaran
112 Bab 112. Candu Bagiku
113 Bab 113. Pelukan yang dirindukan
114 Bab 114. Di Pusara Bapak
115 Bab 115. Nyonya Lisa
116 Bab 116. Challenge For Me
117 Bab 117. Meminta Waktu
118 Bab 118. You and Me, Us
119 Bab 119. Happiness
120 Bab 120. Manusia dan segala persoalannya
121 Bab 121. Danan oh Danan
122 Bab 122. First impression
123 Bab 123. Your Hurt Me
124 Bab 124. Kecemburuan Sekar
125 Bab 125. Disclosure of Feelings
126 Bab 126. Menemukanmu
127 Bab 127. Making Love
128 Bab 128. Terror
129 Bab 129. What's wrong with you?
130 Bab 130. Akulah PelindungMu
131 Bab 131. Bandot Tua
132 Bab 132. Save You
133 Bab 133. A Worried
134 Bab 134. I Love You
135 Bab 135. Tingkah Absurd
136 Bab 136. Bersolo Karir
137 Bab 137. Kecamuk di Hati
138 Bab 138. Satu kantong Restu
139 Bab 139. Titian Takdir
140 Bab 140. Apes
141 Bab 141. Pria Menyebalkan
142 Bab 142. Temptation in Life
143 Bab 143. Devan Lagi
144 Bab 144. Teripang
145 Bab 145. You'll be Mine
146 Bab 146. First Night Interruption
147 Bab 147. Sindrom Kehamilan Simpatik
148 Bab 148. I am happy with you
149 Bab 149. Arrogant mother-in-law
150 Bab 150. Poin untuk Devan
151 Bab 151. Pahlawan Kesiangan
152 Bab 152. Thank you for helping
153 Bab 153. Tempo Lambat
154 Bab 154. Naas
155 Bab 155. Do not go
156 Bab 156. Siapa Musuhku? (1)
157 Bab 157. Siapa Musuhku ? (2)
158 Bab 158. Siapa Musuhku? (3)
159 Bab 159. Seribu Satu Perasaan
160 Bab 160. Sadness
161 Bab 161. Hati yang Buta
162 Bab 162. Mati Aku!!!
163 Bab 163. Kebingungan
164 Bab 164. Antara Bertahan atau Merelakan?
165 Bab 165. Suara Menggelegar
166 Bab 166. Ucapan Menyakitkan
167 Bab 167. Adu Mulut
168 Bab 168. Mode Angry
169 Bab 169. Pelukan Seorang Saudara
170 Bab 170. Bergumul Dengan Pikiran
171 Bab 171. Masih Menjadi Target
172 Bab 172. Touch You
173 Bab 173. Salep
174 Bab 174. Apatis
175 Bab 175. Misunderstanding
176 Bab 176. Awan Hitam
177 Bab 177. Duka Shinta
178 Bab 178. One Secret
179 Bab 179. Lintas Perasaan
180 Bab 180. Selamat Jalan
181 Bab 181. Sister in Law
182 Bab 182. Dunia Seakan-akan Selebar Daun Kelor
183 Bab 183. Unexplained Jealousy
184 Bab 184. Rencana ke Luar Kota
185 Bab 185. Sebuah Kelegaan
186 Bab 186. Tirani Kehidupan
187 Bab 187. Supir Baru
188 Bab 188. Kata - Kata Oma
189 Bab 189. Long Distance Relationship
190 Bab 190. Seremonial Pertama
191 Bab 191. Titah Bu Bos
192 Bab 192. Kong- kalikong
193 Bab 193. Perjalanan jauh
194 Bab 194. Misi Dhira (1)
195 Bab 195. Misi Dhira (2)
196 Bab 196. Misi Dhira (3)
197 Bab 197. Misi Selesai
198 Bab 198. Case Close
199 Bab 199. Kasih itu Memaafkan
200 Bab 200. Good news from Wisang
201 Bab 201. A Touch
202 Bab 202. Kabut Jiwa
203 Bab 203. Perhatian Danan
204 Bab 204. Bertemu dengan Kerikil di masa lalu
205 Bab 205. Entah Apa yang Merasukimu
206 Bab 206. A Reality
207 Bab 207. Kilas balik
208 Bab 208. Second Touch
209 Bab 209. Kelegaan Hati
210 Bab 210. Babak Baru
211 Bab 211. Satu langkah lebih dekat
212 Bab 212. Aku menunggumu
213 Bab 213. Apapun untukmu
214 Bab 214. Titik Nadir untuk kepingan masa lalu
215 Bab 215. Chandrakanta?
216 Bab 216. Hakikat Cinta
217 Bab 217. Peluang itu selalu ada
218 Bab 218. Be Honest
219 Bab 219. Aku Mencintaimu
220 Bab 220. Orang Itu
221 Bab 221. Sak Karepmu ( terserahmu)
222 Bab 222. Approach
223 Bab 223. Langkah yang di mudahkan
224 Bab 224. Like you too
225 Bab 225. A Friend's Hug
226 Bab 226. Will you marry me?
227 Bab 227. A shocking news
228 Bab 228. The Enemy
229 Bab 229. Danger for Wisang (1)
230 Bab 230. Danger for Wisang (2)
231 Bab 231. Danger for Wisang (3)
232 Bab 232. Danger for Wisang (4)
233 Bab 233. Hikmah dibalik peristiwa
234 Bab 234. Mengahadapi
235 Bab 235. The end of the enemy
236 Bab 236. Perasaan Bersalah
237 Bab 237. Lintas Perasaan
238 Bab 238. Risau
239 Bab 239. Armaan Amritaya
240 Bab 240. Selamat untukmu 'Bas'
241 Bab 241. Pembalasan
242 Bab 242. Freddy's Trap
243 Bab 243. Tepat Waktu
244 Bab 244. Melebur Amarah
245 Bab 245. Tamu tak terduga
246 Bab 246. Satu lagi rasa syukur
247 Bab 247. Father in Law
248 Bab 248. Bahasa Kalbu
249 Bab 249. Contraction
250 Bab 250. Surgery CS
251 Bab 251. Welcome to the world my Princess
252 Bab 252. Kalyna Divya Abimanyu
253 Bab 253. Kebahagiaan porsi combo
254 Bab 254. Trio konglo dan para betina
255 Bab 255. Sidak
256 Bab 256. Devan side story
257 Bab 257. Menuju Halal ( Side Danan)
258 Bab 258. Sah!!
259 Bab 259. Lintas Kebahagiaan
260 Bab 260. Fire of love
261 Bab 261. Harus bagiamana?
262 Bab 262. Jodoh pada waktunya
263 Bab 263. Takdir Tuhan Asli
264 Bab 264. Kisah Bahagia
265 Bab 265. The End
266 Bab 266. Teruntuk Reader Terkasih
267 Bab 267. Attention Please
268 Bab 268. Wajib di baca
269 Bab 269. Penting untuk dibaca
270 Bab 270. Intermezo
271 Bab 270. Attention please, a new work has been published
Episodes

Updated 271 Episodes

1
Bab 1. Kecurigaan
2
Bab 2. Mencium Aroma Penghianatan
3
Bab 3. Tabir Gelap yang Terungkap
4
Bab 4. Ibu
5
Bab 5. Status Baru
6
Bab 6. Sikap Jodhi
7
Bab 7. Pertolongan
8
Bab 8. Berkelahi
9
Bab 9. Berteman
10
Bab 10. Mengganggu pikiranku
11
Bab 11. Menjemput Jodhi
12
Bab 12. Direktur Utama Delta Group
13
Bab 13. Namanya Andhira
14
Bab 14. Perang itu melawan diri sendiri
15
Bab 15. Aksi Heroik
16
Bab 16. Rupanya dia karyawanku
17
Bab 17. Kesalahpahaman yang berimprovisasi
18
Bab 18. Ayahnya Raka?
19
Bab 19. Follow Your Heart
20
Bab 20. Permintaan Oma
21
Bab 21. Dia ada disini
22
Bab 22. Ternyata oh ternyata
23
Bab 23. Gelenyar aneh
24
Bab 24. Di Tribun
25
Bab 25. Keinginan Jodhi
26
Bab 26. Kiriman Makanan
27
Bab 27. Bos Cantik
28
Bab 28. Tugas Nyeleneh
29
Bab 29. Awal Yang Luar Biasa
30
Bab 30. Berkunjung
31
Bab 31. Apakah itu bentuk perhatian?
32
Bab 32. Terlalu Berlebihan
33
Bab 33. Wanita yang Berbeda
34
Bab 34. Empat Mata
35
Bab 35. Raka Cidera
36
Bab 36. Selalu Terlibat
37
Bab 37. Pingsan
38
Bab 38. Indra yang Kalap
39
Bab 39. Kuasa sang Direktur
40
Bab 40. Permintaan Jodhi
41
Bab 41.Witing tresno jalaran Soko kulino!
42
Bab 42. Hukum Tabur Tuai
43
Bab 43. Kepanikan Bastian
44
Bab 44. Kena Grebek
45
Bab 45. Terimakasih Anggi
46
Bab 46. Beban Abimanyu
47
Bab 47. Prestasi Raka
48
Bab 48. Oma sakit
49
Bab 49. Stigma Untukku
50
Bab 50. Tamparan Nyasar
51
Bab 51. Ungkapan
52
Bab 52. Pengukuhan Niat
53
Bab 53. Ambigu
54
Bab 54. Kegundahan Gwen
55
Bab 55. Dunia ini Panggung Sandiwara
56
Bab 56. Tak Semudah Yang Dikira
57
Bab 57. Alasan Raka
58
Bab 58. Dirundung Kegalauan
59
Bab 59. Let's Do It Now!
60
Bab 60. Sebuah Tekad
61
Bab 61. Puber Kedua
62
Bab 62. Bertemu Pesaing
63
Bab 63. Gara - Gara Devan
64
Bab 64. Kamu atau Aku yang Maju?
65
Bab 65. Aku Menyayangimu
66
Bab 66. Manusia Memang Tempatnya Salah
67
Bab 67. Orang Tua tetaplah Orang Tua
68
Bab 68. Aku Sayang Padamu
69
Bab 69. Niat Ibu
70
Bab 70. Satnight
71
Bab 71. Benang Kusut
72
Bab 72. Fatamorgana Kehidupan
73
Bab 73. Menepis Prasangka
74
Bab 74. Pemandangan Mengejutkan
75
Bab 75. Visual
76
Bab 76. Petuah Kakung
77
Bab 77. Seringai Licik
78
Bab 78. Mencoba ide Gila
79
Bab 79. Kekhawatiran Dhira
80
Bab 80. Tanpamu Aku Lemah, dan tiada berarti
81
Bab 81. Kecurigaan Arya
82
Bab 82. Bertikai
83
Bab 83. Satu Dukungan
84
Bab 84. Keputusan Dhira
85
Bab 85. Dukungan ke-dua
86
Bab 86. Menipu Diri
87
Bab 87. Siapa Sebenarnya Pak Joko
88
Bab 88. Menyingkap yang Terselubung
89
Bab 89. Niat Yang Urung
90
Bab 90. Tak sadarkan diri
91
Bab 91. Sepertinya Benihku Tak Tumbuh
92
Bab 92. Two Red Lines
93
Bab 93. Bleeding
94
Bab 94. Tears for Dhira
95
Bab 95. Turning Point
96
Bab 96. Jiwa yang Terguncang
97
Bab 97. Bairkan Waktu Menjalankan Tugasnya
98
Bab 98. Oma Beraksi
99
Bab 99. A Beginning
100
Bab 100. Kasih Itu Memaafkan
101
Bab 101. Finally I Get it
102
Bab 102. One step ahead
103
Bab 103. Kemarahan Wisang
104
Bab 104. Cita-cita Abimanyu
105
Bab 105. Intermezo
106
Bab 106. Pria Lembeng
107
Bab 107. One Step Closer
108
Bab 108. Kakak Untuk Jodhi
109
109. Merajuk
110
Bab 110. Manifestasi Doa
111
Bab 111. Rasa Penasaran
112
Bab 112. Candu Bagiku
113
Bab 113. Pelukan yang dirindukan
114
Bab 114. Di Pusara Bapak
115
Bab 115. Nyonya Lisa
116
Bab 116. Challenge For Me
117
Bab 117. Meminta Waktu
118
Bab 118. You and Me, Us
119
Bab 119. Happiness
120
Bab 120. Manusia dan segala persoalannya
121
Bab 121. Danan oh Danan
122
Bab 122. First impression
123
Bab 123. Your Hurt Me
124
Bab 124. Kecemburuan Sekar
125
Bab 125. Disclosure of Feelings
126
Bab 126. Menemukanmu
127
Bab 127. Making Love
128
Bab 128. Terror
129
Bab 129. What's wrong with you?
130
Bab 130. Akulah PelindungMu
131
Bab 131. Bandot Tua
132
Bab 132. Save You
133
Bab 133. A Worried
134
Bab 134. I Love You
135
Bab 135. Tingkah Absurd
136
Bab 136. Bersolo Karir
137
Bab 137. Kecamuk di Hati
138
Bab 138. Satu kantong Restu
139
Bab 139. Titian Takdir
140
Bab 140. Apes
141
Bab 141. Pria Menyebalkan
142
Bab 142. Temptation in Life
143
Bab 143. Devan Lagi
144
Bab 144. Teripang
145
Bab 145. You'll be Mine
146
Bab 146. First Night Interruption
147
Bab 147. Sindrom Kehamilan Simpatik
148
Bab 148. I am happy with you
149
Bab 149. Arrogant mother-in-law
150
Bab 150. Poin untuk Devan
151
Bab 151. Pahlawan Kesiangan
152
Bab 152. Thank you for helping
153
Bab 153. Tempo Lambat
154
Bab 154. Naas
155
Bab 155. Do not go
156
Bab 156. Siapa Musuhku? (1)
157
Bab 157. Siapa Musuhku ? (2)
158
Bab 158. Siapa Musuhku? (3)
159
Bab 159. Seribu Satu Perasaan
160
Bab 160. Sadness
161
Bab 161. Hati yang Buta
162
Bab 162. Mati Aku!!!
163
Bab 163. Kebingungan
164
Bab 164. Antara Bertahan atau Merelakan?
165
Bab 165. Suara Menggelegar
166
Bab 166. Ucapan Menyakitkan
167
Bab 167. Adu Mulut
168
Bab 168. Mode Angry
169
Bab 169. Pelukan Seorang Saudara
170
Bab 170. Bergumul Dengan Pikiran
171
Bab 171. Masih Menjadi Target
172
Bab 172. Touch You
173
Bab 173. Salep
174
Bab 174. Apatis
175
Bab 175. Misunderstanding
176
Bab 176. Awan Hitam
177
Bab 177. Duka Shinta
178
Bab 178. One Secret
179
Bab 179. Lintas Perasaan
180
Bab 180. Selamat Jalan
181
Bab 181. Sister in Law
182
Bab 182. Dunia Seakan-akan Selebar Daun Kelor
183
Bab 183. Unexplained Jealousy
184
Bab 184. Rencana ke Luar Kota
185
Bab 185. Sebuah Kelegaan
186
Bab 186. Tirani Kehidupan
187
Bab 187. Supir Baru
188
Bab 188. Kata - Kata Oma
189
Bab 189. Long Distance Relationship
190
Bab 190. Seremonial Pertama
191
Bab 191. Titah Bu Bos
192
Bab 192. Kong- kalikong
193
Bab 193. Perjalanan jauh
194
Bab 194. Misi Dhira (1)
195
Bab 195. Misi Dhira (2)
196
Bab 196. Misi Dhira (3)
197
Bab 197. Misi Selesai
198
Bab 198. Case Close
199
Bab 199. Kasih itu Memaafkan
200
Bab 200. Good news from Wisang
201
Bab 201. A Touch
202
Bab 202. Kabut Jiwa
203
Bab 203. Perhatian Danan
204
Bab 204. Bertemu dengan Kerikil di masa lalu
205
Bab 205. Entah Apa yang Merasukimu
206
Bab 206. A Reality
207
Bab 207. Kilas balik
208
Bab 208. Second Touch
209
Bab 209. Kelegaan Hati
210
Bab 210. Babak Baru
211
Bab 211. Satu langkah lebih dekat
212
Bab 212. Aku menunggumu
213
Bab 213. Apapun untukmu
214
Bab 214. Titik Nadir untuk kepingan masa lalu
215
Bab 215. Chandrakanta?
216
Bab 216. Hakikat Cinta
217
Bab 217. Peluang itu selalu ada
218
Bab 218. Be Honest
219
Bab 219. Aku Mencintaimu
220
Bab 220. Orang Itu
221
Bab 221. Sak Karepmu ( terserahmu)
222
Bab 222. Approach
223
Bab 223. Langkah yang di mudahkan
224
Bab 224. Like you too
225
Bab 225. A Friend's Hug
226
Bab 226. Will you marry me?
227
Bab 227. A shocking news
228
Bab 228. The Enemy
229
Bab 229. Danger for Wisang (1)
230
Bab 230. Danger for Wisang (2)
231
Bab 231. Danger for Wisang (3)
232
Bab 232. Danger for Wisang (4)
233
Bab 233. Hikmah dibalik peristiwa
234
Bab 234. Mengahadapi
235
Bab 235. The end of the enemy
236
Bab 236. Perasaan Bersalah
237
Bab 237. Lintas Perasaan
238
Bab 238. Risau
239
Bab 239. Armaan Amritaya
240
Bab 240. Selamat untukmu 'Bas'
241
Bab 241. Pembalasan
242
Bab 242. Freddy's Trap
243
Bab 243. Tepat Waktu
244
Bab 244. Melebur Amarah
245
Bab 245. Tamu tak terduga
246
Bab 246. Satu lagi rasa syukur
247
Bab 247. Father in Law
248
Bab 248. Bahasa Kalbu
249
Bab 249. Contraction
250
Bab 250. Surgery CS
251
Bab 251. Welcome to the world my Princess
252
Bab 252. Kalyna Divya Abimanyu
253
Bab 253. Kebahagiaan porsi combo
254
Bab 254. Trio konglo dan para betina
255
Bab 255. Sidak
256
Bab 256. Devan side story
257
Bab 257. Menuju Halal ( Side Danan)
258
Bab 258. Sah!!
259
Bab 259. Lintas Kebahagiaan
260
Bab 260. Fire of love
261
Bab 261. Harus bagiamana?
262
Bab 262. Jodoh pada waktunya
263
Bab 263. Takdir Tuhan Asli
264
Bab 264. Kisah Bahagia
265
Bab 265. The End
266
Bab 266. Teruntuk Reader Terkasih
267
Bab 267. Attention Please
268
Bab 268. Wajib di baca
269
Bab 269. Penting untuk dibaca
270
Bab 270. Intermezo
271
Bab 270. Attention please, a new work has been published

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!