Bab 11. Menjemput Jodhi

Bab 11.Menjemput Jodhi

.

.

.

...🍁🍁🍁...

"Semiskin apapun keadaan, pasti ada usaha untuk senang. Tatkala mati kita susah, seberapa amal yang sudah tercatat?".

Andhira

Wanita yang menyandang status janda itu membiasakan dirinya untuk bangun saat hari masih gelap, selesai menunaikan kewajibannya ia lantas pergi ke ujung gang tempat tinggalnya, untuk membeli sayuran di Cak Ahmad.

Seorang pedagang sayur keliling, hari ini hari Jumat sudah pasti Cak Ahmad sudah standby disana.

Pria dengan logat Madura itu terlihat sibuk meladeni permintaan ibu ibu, dengan kepentingan yang sama dengan dirinya.

Membeli sayuran plus lauk.

"Kangkungnya berapa Cak?"

"Labu siamnya ini?"

"Kalau ayam berapa sekarang?"

"Jeroannya setengah kilo aja"

Suara sahutan ibu ibu yang ramai, membuat Dhira makin gencar melanjutkan langkahnya.

"Loh Dhir, kamu kapan balik kesini, apa kabar?" sapa Shinta teman semasa sekolahnya dulu.

"Kamu kok gak ngasih tahu aku kalau kamu disini"

Shinta terlihat senang, ia bahkan memegangi lengan Dhira sedari tadi.

Ia adalah teman akrab Dhira, yang juga sudah menikah.

Teman semasa sekolah lebih tepatnya, ia tinggal di gang sebelah.

Dhira merasa canggung, karena saat menikah dulu tidak ada rekan yang dia undang.

Hanya saling memberi kabar lewat jejaring sosial.

"Hay Shin, aku udah lama kok disini"

"Indra apa kabar? Raka ikut? tanya Shinta sambil memilih beberapa ikan yang sudah di bungkus plastik itu.

Seketika Dhira menggigit bibirnya sendiri, tentu saja dia malu menceritakan kegagalan yang dia alami.

Shinta yang menangkap raut muka Dhira seketika mencari alternatif pertanyaan lain.

Ia tahu ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu, ia akan mencari tahu nanti.

"Emm kamu mau belanja apa?" Shinta kini mengganti topik pembicaraan.

"Gak tahu ini, enaknya masak apa ya" jawab Dhira sambil celingak-celinguk melihat lihat sayuran.

"Cak ini berapa?" ucap Dhira menunjukkan wortel, kubis, kentang dan teman temannya, beserta sosis dan bakso.

Rencananya ia akan membuat sayur SOP, dan ayam goreng serta tempe goreng sebagai lauknya.

"Murah aja itu dek, sayurnya sepoloh ribo aja" bakul sayur itu berucap masih dengan logat Madura.

"Dhir, aku duluan ya"

"Loh udah dapet?"

"Udah ini" Shinta menunjukkan hasil buruan belanjanya, berupa ikan nila segar juga beberapa ikat sayur kangkung.

"Masak yang gak ribet aja Dhir, mas Rangga soalnya musti berangkat pagi hari ini" ucap Shinta memberikan sedikit alasan

"Kamu main kerumah Shin kalau waktumu longgar" ucap Dhira yang menunggu antrian untuk membayar sayuran itu.

"Ok, duluan ya da"

Dhira membalas lambaian tangan Shinta pelan, kemudian berbalik untuk membayar.

"Eh kayaknya gak jadi sama lakinya itu"

"Bener, udah lama disini gak pernah lihat lakinya"

"Cerai kali"

"Kualat sama ibunya itu, dulu kayaknya nikahnya gak disini kan"

Suara suara sumbang yang masih bisa di dengar oleh telinga Dhira, ia lebih memilih untuk mengabaikannya.

"Sesulit inikah menjadi Single Parents?" batinnya berbicara.

Tapi jika ini adalah rangkaian karma yang harus ia jalani, sebagai bagian penebusan dari kesalahan dirinya di masa lalu. Insyaallah dia sanggup menjalani.

Ia tahu ini tak mudah, bahkan cenderung menyakitkan. Tapi ia yakin, semua yang terjadi di kehidupannya adalah takdir dari yang kuasa.

Berusaha menjadi diri sendiri adalah kesempurnaan yang masih bisa dibenahi.

"Udah dek, keropoknya enggak dek?" tawar cak Ahmad yang lekas menghitung jumlah belanjaan yang di beli Dhira.

"Enggak cak itu aja"

Setelah selesai membayar, Dhira masih menyempatkan diri untuk menyapa gerombolan ibu ibu yang sempat menjadikan dirinya sebagai bahan ghibah tadi.

"Mari buk saya duluan" ucap Dhira tersenyum.

"Oh, eh iya" jawab mereka kikuk dan kaku.

...🍁🍁🍁...

Dirumah besar keluarga Aryasatya terlihat beberapa penghuni rumah itu tengah menikmati sarapan.

Geliat pekerja yang riuh sibuk kesana kemari, menjadi pemandangan yang biasa.

"Makan yang banyak, kamu hari ini ada kegiatan apa?" tanya nyonya Regina kepada Jodhi.

"Belum tahu Oma Buyut" jawabnya di sela sela dia menyantap sarapan pagi yang lezat bergizi itu.

"Hay boy" ucap Abimanyu yang baru saja datang, mengusap pucuk kepala Jodhi. As usually.

Kemudian menarik kursi tersebut, dan mendudukkan tubuhnya di kursi samping Jodhi.

"Ayah, nanti gak usah jemput"

"Loh kenapa?" ucap Abimanyu mengernyit heran.

"Aku ada kegiatan" bohong Jodhi.

"Jam berapa? nanti ayah tetep jemput, kalau enggak biar mas Agus yang jemput kamu" ucapnya kini mulai membalikkan piring di depannya.

"Nanti aku pulang bareng Raka" ucapnya menunduk dengan suara lirih.

Nyonya Regina yang melihat kesedihan RI wajah Jodhi segera mengambil tindakan.

"Pergilah, nanti Oma yang jemput kamu di rumah teman kamu"

Abimanyu rupanya tak paham maksud Jodhi.

Keponakannya itu rupanya ingin bermain kerumah Raka, lantaran ada tugas dari seni budaya yang harus di kerjakan berkelompok.

Tentu saja ia hanya memiliki Raka yang bisa ia ajak bekerjasama.

Abimanyu kali ini mencoba mencerna ucapan neneknya, "rumah teman?" itu artinya?

"Ya sudah nanti ayah yang jemput kamu dirumah teman kamu ya?" ucapnya antusias.

Nyonya Regina seketika menoleh kepada Abimanyu, mengapa tiba tiba cucunya itu begitu antusias?

Ini pasti gila, sangat gila.

Dia perempuan yang sudah bersuami, pikir Abimanyu.

Namun entah mengapa selalu ada dorongan untuk bertemu, melihat ada kesempatan hari ini. Entah mengapa dia menjadi begitu antusias.

...🍁🍁🍁...

Di Sekolah

Chiko dan geng nya masih terdiam saat berpapasan dengan Raka dan Jodhi, entah mengapa bisa begitu.

"Kamu jadi main ke rumahku nanti?" Raka bertanya sambil berjalan menuju kelas mereka, sambil menghindari senggolan dari siswa siswi, yang juga berjalan berlawanan arah dengan mereka, di lorong sekolah itu.

"Jadi" ucapnya yang selalu saja datar dan seperlunya.

Mereka lantas memasuki kelas, mengikuti jam pelajaran dengan normal.

Hari ini hari Jum'at, mereka pulang lebih awal di banding hari biasanya.

"Tuh mamaku dah jemput" ucap Raka yang tengah berjalan bersama Jodhi, bersamaan dengan hamburan siswa siswi lain yang juga akan pulang.

Jodhi menatap ke arah depan, ia melihat seorang wanita yang duduk diatas motor, masih mengenakan helm menggunakan jaket warna hitam.

"Ma" ucap Raka saat mereka sudah berdekatan.

Raka mencium tangan mamanya takzim, kemudian menyenggol Jodhi dengan maksud kini gilirannya yang bersalaman.

"Oh" Jodhi yang mengerti maksud Raka itu, segera meraih tangan lembut Andhira.

"Eh, ini pasti Jodhi ya" ucap Dhira sambil menyalami bocah tampan itu.

"Iya tante" jawab Jodhi memaksa senyum.

"Dia mau ikut kerumah ma, ada tugas dari guru. Dia belum mengerti" ucap Raka menjelaskan.

"Oh, boleh. Tapi pakai motor gapapa kan?" Dhira tahu jika teman anaknya itu bukan dari golongan orang biasa.

"Gapapa tante" ucap Jodhi, ia bahkan heran "memangnya kalau pakai motor kenapa?" ia mengucap dalam hati.

Dhira membonceng serta dua bocah ingusan itu, Jodhi merasa senang. Ini pengalaman pertamanya akan bertandang ke rumah seorang teman.

Setelah perjalanan kurang lebih 35 menit, mereka sampai dirumah milik Bu Kartika itu.

Keluarga Andhira adalah keluarga yang tidak kaya, namun juga tidak kekurangan. Semua serba sedang.

"Nah, ini rumahku. Maaf ya jelek" ucap Raka mendeklarasikan keadaan rumahnya

Jodhi menyapukan pandangannya ke sekitar rumah itu, rumah tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil.

Bercat warna hijau mint cenderung warna pastel, dengan dua buat kursi dari kayu jalin yang ada di depan rumahnya.

Memiliki banyak sekali tanaman hias, juga sebuah garasi mobil yang sempit.

"Malah bengong, ajak temannya masuk Ka" ucap Andhira kepada anaknya.

"Assalamualaikum" ucap Raka begitu memasuki rumah itu, tanpa di nyana Jodhi turut menirukan ucapan temannya itu.

"Assalamualaikum" meskipun lirih nyaris tak terdengar, namun ia sudah berhasil berucap.

"Loh ada teman Raka" Bu Kartika datang menyambut kedatangan cucunya.

Jodhi meraih tangan nenek Raka, mencium punggung tangan wanita tua itu. Persis dengan yang ia lakukan kepada Andhira di sekolah tadi.

"Ka, ajak makan setelah ini" ucap neneknya, mengusap rambut Raka penuh kasih.

Hal itu tak luput dari pandangan Jodhi, keluarga sederhana namun penuh cinta kasih.

Tak seperti dirinya.

"Mau shalat Jumat dulu, Jo kamu ikut gak?" ajak Raka yang sudah mengalungkan handuk biru di lehernya.

Bergegas untuk mandi, dan menuju masjid untuk melaksanakan shalat Jum'at.

"Aku ikut"

Ini mungkin kali pertamanya pula, seorang Jodhi mengikuti shalat Jum'at.

Ia mengenakan sarung dan baju Koko milik Raka, yang pas di badannya.

"Wah, kalian kayak anak kembar saja" seloroh Bu Kartika yang melihat dia bocah itu, sudah siap untuk berangkat ke masjid.

Terlihat senang dengan senyum merekah.

"Aku berangkat dulu Uti"

Mereka berdua segera melesat, menuju masjid yang terletak tidak jauh dari rumah mereka.

.

.

"Itu tadi siapa?, kok Raka belum pernah ngajak kemari"

"Anak baru katanya buk" ucap Dhira sembari menatap meja makan sederhana itu, dengan aneka makanan hasil buatannya.

"Dari Singapura" tambahnya.

"Anaknya bule?, pantas bersih begitu" ucap Bu Kartika kini duduk di kursi, mendengar ucapan Dhira dengan saksama.

"Bukan, sekolah terakhirnya di Singapura, dia anaknya pria yang nolongin Dhira waktu itu"

"Oh" Bu Kartika hanya ber oh panjang, sambil manggut-manggut.

Andhira menata sup panas, beserta ayam goreng garing juga tempe renyah beserta sambal tomat, juga kerupuk udang.

Makanan sederhana yang sarat akan gizi, tak mewah memang, namun apalagi yang bisa mereka perbuat?.

.

.

Raka dan Jodhi sudah duduk dengan manis di meja makan sederhana namun bersih itu.

Terlihat nasi yang mengepulkan asap putih, beserta sayur sop dengan sosis dan bakso yang terapung di dalam kuah itu, ayam goreng yang di goreng garing serta tempe renyah yang menggugah selera.

"Ayo jangan diem aja, ini mamaku loh yang masak" ajak Raka kepada Jodhi yang masih malu malu.

"Mamamu gak ikut makan?" Jodhi bertanya dengan suara pelan.

"Udah tadi ,lagi buat lapis legit di belakang sama Uti"

"Emmmm" ucap Jodhi tatkala suapan perdana itu masuk kedalam mulutnya.

"Gimana?" Raka bertanya penuh antusias.

"Ini enak, mamamu jago masak banget" ucapnya memberi pujian.

Jodhi merasa senang, ini benar benar membuatnya seperti hidup kembali.

Usai menyantap makan siang, mereka lantas mengerjakan berbagai tugas.

Namun sepertinya mereka sama sama tajam di bidang masing masing. Jodhi yang mahir di bidang Matematika, dan Raka di IPA.

Dua jam lebih mereka berkutat dengan soal soal, di tambah mereka harus mengerjakan hukuman menulis satu buku penuh tulisan "Saya tidak akan mengulangi perbuatan saya lagi".

Seketika tangan mereka pegal, kebas dan ngilu.

"Huft, gila. Kalau aku ngerjain sendirian dirumah, gak bakal aku selesain deh kayaknya" ucap Jodhi sambil merebahkan dirinya di atas karpet.

Meregangkan otot-ototnya, ia menggunakan kedua tangannya sebagai bantal, melipatnya kebawah kepalanya.

Sementara Raka hanya menggelengkan kepalanya, ia tak menyangka anak dingin dan kaku itu kini tengah berada di rumahnya.

Menjadi temannya pula.

"Kamu pulangnya gimana?" Raka bertanya sambil membereskan buku bukunya, memasukkannya kedalam tas hitam miliknya.

"Dijemput, Oma Buyut bilang beliau yang jemput" ucap Jodhi kini dengan posisi duduk di atas karpet, turut membereskan buku buku miliknya.

"Kamu shareloc aja, biar gak bingung nyari rumahku"

.

.

"Alhamdulilah Dhir, semenjak kamu disini. Makin banyak orang yang pesen ke kita" ucap Bu Kartika mengaduk adonan kue lapis itu.

Dhira senang, ia memposting berbagai jenis kue dan makanan yang biasa di buat oleh ibunya untuk dijual.

Keramahan Dhira, juga rasa yang memang top markotop itu menjadi pilihan para pelanggan.

Banyak yang tahu cita rasa kuliner mereka dari mulut ke mulut. Alhasil, membuat mereka selalu tak pernah sepi orderan.

"Ini kue diambil apa di antar buk"

"Di ambil, Bu Camat yang pesen. Katanya buat di kirim ke anaknya"

Dhira hanya manggut-manggut.

Merasa jika Bu Camat adalah pelanggan setianya.

Jelang pukul lima sore, kegiatan mereka sudah selesai. Tinggal mencuci peralatan kotor, bekas untuk membuat kue barusan.

Mereka mendengar suara mobil, meskipun tidak jelas namun mobil itu berhenti di depan rumah mereka.

"Siapa Dhir?"

"Bastian?" tanya Bu Kartika.

Namun, biasanya Bastian pasti akan langsung memasukkan mobilnya di garasi kecil rumahnya itu.

"Ma ada tamu" ucap Raka dari arah depan.

Dhira segera mengelap tangannya yang basah selepas mencuci tangan.

Dengan sedikit berlari ia menuju ruang tamu, mungkin orang yang akan mengambil pesanan. Tapi bukannya masih nanti malam.

Ia terkejut begitu mendapati pria yang ia temui di sekolah kemaren, kali ini memakai jas dengan warna berbeda dan seorang pria tak kalah tampan yang berdiri di ambang pintu.

"Hay, selamat sore. Maaf jika Jodhi merepotkanmu" ucapnya tersenyum.

Dhira bahkan hanya terbengong, tak mengira jika Jodhi akan di jemput oleh pria itu.

"Siapa Dhir" ucap Bu Tika yang menyusulnya ke ruang tamu.

"Loh ada tamu"

Bu Kartika mengulurkan tangannya kepada Abimanyu, dan di balas ramah oleh pria tampan itu.

"Saya Bu Kartika"

"Saya Abimanyu"

"O jadi namanya Abimanyu" Dhira membatin.

"Terimakasih banyak Buk sudah jaga Jodhi, mengijinkannya untuk belajar disini bersama Raka" ia kini sudah tahu nama anak dari sabahat keponakannya itu.

Bu Kartika tersenyum ramah, "Iya sama sama, anda ini orang tuanya Jodhi?"

"Saya Pa..." ucapan Abimanyu terjeda.

"Yah, ayo pulang udah sore ini" ucap Jodhi menyela ucapan Abimanyu.

Dhira hanya mematung, ia merasa malu. Entah mengapa ia tak percaya diri saat bertemu dengan pria tampan penuh kewibawaan itu.

"Baiklah, kamu pamit dulu" ucap Abimanyu berpamitan.

"Oh, tunggu sebentar" Bu Kartika segera pergi menuju dapurnya, berlari kecil.

Menyisakan Dhira yang saling bersitatap dengan Abimanyu.

Senyum kecut cenderung malu malu yang ia tampilkan, sangat berbeda dengan senyum yang di berikan oleh pria yang duduk di kursi ruang tamunya itu.

"Ini ada kue, nanti kalian coba di rumah ya" ucap Bu Kartika menyerahkan sekotak lapis legit buatannya barusan.

"Homemade, barangkali rasanya cocok" Bu Kartika tersenyum.

"Terimakasih banyak Bu, maaf merepotkan"

"Tidak repot, kami biasa membuat kue"

"Terimakasih banyak sekali lagi"

"Ayo Jodhi" ajak Abimanyu.

"Saya pamit Bu, terimakasih" ia lantas bersalaman kepada Bu Kartika, juga kepada Dhira.

"Om pulang dulu ya" pamit Abimanyu kepada Raka.

"Iya om, hati hati" jawab Raka nampak akrab dengan ayah sahabatnya itu.

Devan terlihat membungkukkan badannya, pertanda turut undur diri dari kediaman Bu Kartika.

.

.

.

.

Hay Readers terkasih sekalian, follow author yuk.

Ig : Fitria Ermila Yessi

Fb : Fitria Ermila Yessi

Tinggalkan jejak dengan beri like and comment 🙏

Terpopuler

Comments

Sofia Pontoh

Sofia Pontoh

Semoga ada..ad getar2 aneh tuh..🤩

2022-11-06

0

🌾lvye🌾

🌾lvye🌾

serasa baca novel cetak 😍

2022-09-29

0

Lina ciello

Lina ciello

gassspoll thorr... seruu

2022-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kecurigaan
2 Bab 2. Mencium Aroma Penghianatan
3 Bab 3. Tabir Gelap yang Terungkap
4 Bab 4. Ibu
5 Bab 5. Status Baru
6 Bab 6. Sikap Jodhi
7 Bab 7. Pertolongan
8 Bab 8. Berkelahi
9 Bab 9. Berteman
10 Bab 10. Mengganggu pikiranku
11 Bab 11. Menjemput Jodhi
12 Bab 12. Direktur Utama Delta Group
13 Bab 13. Namanya Andhira
14 Bab 14. Perang itu melawan diri sendiri
15 Bab 15. Aksi Heroik
16 Bab 16. Rupanya dia karyawanku
17 Bab 17. Kesalahpahaman yang berimprovisasi
18 Bab 18. Ayahnya Raka?
19 Bab 19. Follow Your Heart
20 Bab 20. Permintaan Oma
21 Bab 21. Dia ada disini
22 Bab 22. Ternyata oh ternyata
23 Bab 23. Gelenyar aneh
24 Bab 24. Di Tribun
25 Bab 25. Keinginan Jodhi
26 Bab 26. Kiriman Makanan
27 Bab 27. Bos Cantik
28 Bab 28. Tugas Nyeleneh
29 Bab 29. Awal Yang Luar Biasa
30 Bab 30. Berkunjung
31 Bab 31. Apakah itu bentuk perhatian?
32 Bab 32. Terlalu Berlebihan
33 Bab 33. Wanita yang Berbeda
34 Bab 34. Empat Mata
35 Bab 35. Raka Cidera
36 Bab 36. Selalu Terlibat
37 Bab 37. Pingsan
38 Bab 38. Indra yang Kalap
39 Bab 39. Kuasa sang Direktur
40 Bab 40. Permintaan Jodhi
41 Bab 41.Witing tresno jalaran Soko kulino!
42 Bab 42. Hukum Tabur Tuai
43 Bab 43. Kepanikan Bastian
44 Bab 44. Kena Grebek
45 Bab 45. Terimakasih Anggi
46 Bab 46. Beban Abimanyu
47 Bab 47. Prestasi Raka
48 Bab 48. Oma sakit
49 Bab 49. Stigma Untukku
50 Bab 50. Tamparan Nyasar
51 Bab 51. Ungkapan
52 Bab 52. Pengukuhan Niat
53 Bab 53. Ambigu
54 Bab 54. Kegundahan Gwen
55 Bab 55. Dunia ini Panggung Sandiwara
56 Bab 56. Tak Semudah Yang Dikira
57 Bab 57. Alasan Raka
58 Bab 58. Dirundung Kegalauan
59 Bab 59. Let's Do It Now!
60 Bab 60. Sebuah Tekad
61 Bab 61. Puber Kedua
62 Bab 62. Bertemu Pesaing
63 Bab 63. Gara - Gara Devan
64 Bab 64. Kamu atau Aku yang Maju?
65 Bab 65. Aku Menyayangimu
66 Bab 66. Manusia Memang Tempatnya Salah
67 Bab 67. Orang Tua tetaplah Orang Tua
68 Bab 68. Aku Sayang Padamu
69 Bab 69. Niat Ibu
70 Bab 70. Satnight
71 Bab 71. Benang Kusut
72 Bab 72. Fatamorgana Kehidupan
73 Bab 73. Menepis Prasangka
74 Bab 74. Pemandangan Mengejutkan
75 Bab 75. Visual
76 Bab 76. Petuah Kakung
77 Bab 77. Seringai Licik
78 Bab 78. Mencoba ide Gila
79 Bab 79. Kekhawatiran Dhira
80 Bab 80. Tanpamu Aku Lemah, dan tiada berarti
81 Bab 81. Kecurigaan Arya
82 Bab 82. Bertikai
83 Bab 83. Satu Dukungan
84 Bab 84. Keputusan Dhira
85 Bab 85. Dukungan ke-dua
86 Bab 86. Menipu Diri
87 Bab 87. Siapa Sebenarnya Pak Joko
88 Bab 88. Menyingkap yang Terselubung
89 Bab 89. Niat Yang Urung
90 Bab 90. Tak sadarkan diri
91 Bab 91. Sepertinya Benihku Tak Tumbuh
92 Bab 92. Two Red Lines
93 Bab 93. Bleeding
94 Bab 94. Tears for Dhira
95 Bab 95. Turning Point
96 Bab 96. Jiwa yang Terguncang
97 Bab 97. Bairkan Waktu Menjalankan Tugasnya
98 Bab 98. Oma Beraksi
99 Bab 99. A Beginning
100 Bab 100. Kasih Itu Memaafkan
101 Bab 101. Finally I Get it
102 Bab 102. One step ahead
103 Bab 103. Kemarahan Wisang
104 Bab 104. Cita-cita Abimanyu
105 Bab 105. Intermezo
106 Bab 106. Pria Lembeng
107 Bab 107. One Step Closer
108 Bab 108. Kakak Untuk Jodhi
109 109. Merajuk
110 Bab 110. Manifestasi Doa
111 Bab 111. Rasa Penasaran
112 Bab 112. Candu Bagiku
113 Bab 113. Pelukan yang dirindukan
114 Bab 114. Di Pusara Bapak
115 Bab 115. Nyonya Lisa
116 Bab 116. Challenge For Me
117 Bab 117. Meminta Waktu
118 Bab 118. You and Me, Us
119 Bab 119. Happiness
120 Bab 120. Manusia dan segala persoalannya
121 Bab 121. Danan oh Danan
122 Bab 122. First impression
123 Bab 123. Your Hurt Me
124 Bab 124. Kecemburuan Sekar
125 Bab 125. Disclosure of Feelings
126 Bab 126. Menemukanmu
127 Bab 127. Making Love
128 Bab 128. Terror
129 Bab 129. What's wrong with you?
130 Bab 130. Akulah PelindungMu
131 Bab 131. Bandot Tua
132 Bab 132. Save You
133 Bab 133. A Worried
134 Bab 134. I Love You
135 Bab 135. Tingkah Absurd
136 Bab 136. Bersolo Karir
137 Bab 137. Kecamuk di Hati
138 Bab 138. Satu kantong Restu
139 Bab 139. Titian Takdir
140 Bab 140. Apes
141 Bab 141. Pria Menyebalkan
142 Bab 142. Temptation in Life
143 Bab 143. Devan Lagi
144 Bab 144. Teripang
145 Bab 145. You'll be Mine
146 Bab 146. First Night Interruption
147 Bab 147. Sindrom Kehamilan Simpatik
148 Bab 148. I am happy with you
149 Bab 149. Arrogant mother-in-law
150 Bab 150. Poin untuk Devan
151 Bab 151. Pahlawan Kesiangan
152 Bab 152. Thank you for helping
153 Bab 153. Tempo Lambat
154 Bab 154. Naas
155 Bab 155. Do not go
156 Bab 156. Siapa Musuhku? (1)
157 Bab 157. Siapa Musuhku ? (2)
158 Bab 158. Siapa Musuhku? (3)
159 Bab 159. Seribu Satu Perasaan
160 Bab 160. Sadness
161 Bab 161. Hati yang Buta
162 Bab 162. Mati Aku!!!
163 Bab 163. Kebingungan
164 Bab 164. Antara Bertahan atau Merelakan?
165 Bab 165. Suara Menggelegar
166 Bab 166. Ucapan Menyakitkan
167 Bab 167. Adu Mulut
168 Bab 168. Mode Angry
169 Bab 169. Pelukan Seorang Saudara
170 Bab 170. Bergumul Dengan Pikiran
171 Bab 171. Masih Menjadi Target
172 Bab 172. Touch You
173 Bab 173. Salep
174 Bab 174. Apatis
175 Bab 175. Misunderstanding
176 Bab 176. Awan Hitam
177 Bab 177. Duka Shinta
178 Bab 178. One Secret
179 Bab 179. Lintas Perasaan
180 Bab 180. Selamat Jalan
181 Bab 181. Sister in Law
182 Bab 182. Dunia Seakan-akan Selebar Daun Kelor
183 Bab 183. Unexplained Jealousy
184 Bab 184. Rencana ke Luar Kota
185 Bab 185. Sebuah Kelegaan
186 Bab 186. Tirani Kehidupan
187 Bab 187. Supir Baru
188 Bab 188. Kata - Kata Oma
189 Bab 189. Long Distance Relationship
190 Bab 190. Seremonial Pertama
191 Bab 191. Titah Bu Bos
192 Bab 192. Kong- kalikong
193 Bab 193. Perjalanan jauh
194 Bab 194. Misi Dhira (1)
195 Bab 195. Misi Dhira (2)
196 Bab 196. Misi Dhira (3)
197 Bab 197. Misi Selesai
198 Bab 198. Case Close
199 Bab 199. Kasih itu Memaafkan
200 Bab 200. Good news from Wisang
201 Bab 201. A Touch
202 Bab 202. Kabut Jiwa
203 Bab 203. Perhatian Danan
204 Bab 204. Bertemu dengan Kerikil di masa lalu
205 Bab 205. Entah Apa yang Merasukimu
206 Bab 206. A Reality
207 Bab 207. Kilas balik
208 Bab 208. Second Touch
209 Bab 209. Kelegaan Hati
210 Bab 210. Babak Baru
211 Bab 211. Satu langkah lebih dekat
212 Bab 212. Aku menunggumu
213 Bab 213. Apapun untukmu
214 Bab 214. Titik Nadir untuk kepingan masa lalu
215 Bab 215. Chandrakanta?
216 Bab 216. Hakikat Cinta
217 Bab 217. Peluang itu selalu ada
218 Bab 218. Be Honest
219 Bab 219. Aku Mencintaimu
220 Bab 220. Orang Itu
221 Bab 221. Sak Karepmu ( terserahmu)
222 Bab 222. Approach
223 Bab 223. Langkah yang di mudahkan
224 Bab 224. Like you too
225 Bab 225. A Friend's Hug
226 Bab 226. Will you marry me?
227 Bab 227. A shocking news
228 Bab 228. The Enemy
229 Bab 229. Danger for Wisang (1)
230 Bab 230. Danger for Wisang (2)
231 Bab 231. Danger for Wisang (3)
232 Bab 232. Danger for Wisang (4)
233 Bab 233. Hikmah dibalik peristiwa
234 Bab 234. Mengahadapi
235 Bab 235. The end of the enemy
236 Bab 236. Perasaan Bersalah
237 Bab 237. Lintas Perasaan
238 Bab 238. Risau
239 Bab 239. Armaan Amritaya
240 Bab 240. Selamat untukmu 'Bas'
241 Bab 241. Pembalasan
242 Bab 242. Freddy's Trap
243 Bab 243. Tepat Waktu
244 Bab 244. Melebur Amarah
245 Bab 245. Tamu tak terduga
246 Bab 246. Satu lagi rasa syukur
247 Bab 247. Father in Law
248 Bab 248. Bahasa Kalbu
249 Bab 249. Contraction
250 Bab 250. Surgery CS
251 Bab 251. Welcome to the world my Princess
252 Bab 252. Kalyna Divya Abimanyu
253 Bab 253. Kebahagiaan porsi combo
254 Bab 254. Trio konglo dan para betina
255 Bab 255. Sidak
256 Bab 256. Devan side story
257 Bab 257. Menuju Halal ( Side Danan)
258 Bab 258. Sah!!
259 Bab 259. Lintas Kebahagiaan
260 Bab 260. Fire of love
261 Bab 261. Harus bagiamana?
262 Bab 262. Jodoh pada waktunya
263 Bab 263. Takdir Tuhan Asli
264 Bab 264. Kisah Bahagia
265 Bab 265. The End
266 Bab 266. Teruntuk Reader Terkasih
267 Bab 267. Attention Please
268 Bab 268. Wajib di baca
269 Bab 269. Penting untuk dibaca
270 Bab 270. Intermezo
271 Bab 270. Attention please, a new work has been published
Episodes

Updated 271 Episodes

1
Bab 1. Kecurigaan
2
Bab 2. Mencium Aroma Penghianatan
3
Bab 3. Tabir Gelap yang Terungkap
4
Bab 4. Ibu
5
Bab 5. Status Baru
6
Bab 6. Sikap Jodhi
7
Bab 7. Pertolongan
8
Bab 8. Berkelahi
9
Bab 9. Berteman
10
Bab 10. Mengganggu pikiranku
11
Bab 11. Menjemput Jodhi
12
Bab 12. Direktur Utama Delta Group
13
Bab 13. Namanya Andhira
14
Bab 14. Perang itu melawan diri sendiri
15
Bab 15. Aksi Heroik
16
Bab 16. Rupanya dia karyawanku
17
Bab 17. Kesalahpahaman yang berimprovisasi
18
Bab 18. Ayahnya Raka?
19
Bab 19. Follow Your Heart
20
Bab 20. Permintaan Oma
21
Bab 21. Dia ada disini
22
Bab 22. Ternyata oh ternyata
23
Bab 23. Gelenyar aneh
24
Bab 24. Di Tribun
25
Bab 25. Keinginan Jodhi
26
Bab 26. Kiriman Makanan
27
Bab 27. Bos Cantik
28
Bab 28. Tugas Nyeleneh
29
Bab 29. Awal Yang Luar Biasa
30
Bab 30. Berkunjung
31
Bab 31. Apakah itu bentuk perhatian?
32
Bab 32. Terlalu Berlebihan
33
Bab 33. Wanita yang Berbeda
34
Bab 34. Empat Mata
35
Bab 35. Raka Cidera
36
Bab 36. Selalu Terlibat
37
Bab 37. Pingsan
38
Bab 38. Indra yang Kalap
39
Bab 39. Kuasa sang Direktur
40
Bab 40. Permintaan Jodhi
41
Bab 41.Witing tresno jalaran Soko kulino!
42
Bab 42. Hukum Tabur Tuai
43
Bab 43. Kepanikan Bastian
44
Bab 44. Kena Grebek
45
Bab 45. Terimakasih Anggi
46
Bab 46. Beban Abimanyu
47
Bab 47. Prestasi Raka
48
Bab 48. Oma sakit
49
Bab 49. Stigma Untukku
50
Bab 50. Tamparan Nyasar
51
Bab 51. Ungkapan
52
Bab 52. Pengukuhan Niat
53
Bab 53. Ambigu
54
Bab 54. Kegundahan Gwen
55
Bab 55. Dunia ini Panggung Sandiwara
56
Bab 56. Tak Semudah Yang Dikira
57
Bab 57. Alasan Raka
58
Bab 58. Dirundung Kegalauan
59
Bab 59. Let's Do It Now!
60
Bab 60. Sebuah Tekad
61
Bab 61. Puber Kedua
62
Bab 62. Bertemu Pesaing
63
Bab 63. Gara - Gara Devan
64
Bab 64. Kamu atau Aku yang Maju?
65
Bab 65. Aku Menyayangimu
66
Bab 66. Manusia Memang Tempatnya Salah
67
Bab 67. Orang Tua tetaplah Orang Tua
68
Bab 68. Aku Sayang Padamu
69
Bab 69. Niat Ibu
70
Bab 70. Satnight
71
Bab 71. Benang Kusut
72
Bab 72. Fatamorgana Kehidupan
73
Bab 73. Menepis Prasangka
74
Bab 74. Pemandangan Mengejutkan
75
Bab 75. Visual
76
Bab 76. Petuah Kakung
77
Bab 77. Seringai Licik
78
Bab 78. Mencoba ide Gila
79
Bab 79. Kekhawatiran Dhira
80
Bab 80. Tanpamu Aku Lemah, dan tiada berarti
81
Bab 81. Kecurigaan Arya
82
Bab 82. Bertikai
83
Bab 83. Satu Dukungan
84
Bab 84. Keputusan Dhira
85
Bab 85. Dukungan ke-dua
86
Bab 86. Menipu Diri
87
Bab 87. Siapa Sebenarnya Pak Joko
88
Bab 88. Menyingkap yang Terselubung
89
Bab 89. Niat Yang Urung
90
Bab 90. Tak sadarkan diri
91
Bab 91. Sepertinya Benihku Tak Tumbuh
92
Bab 92. Two Red Lines
93
Bab 93. Bleeding
94
Bab 94. Tears for Dhira
95
Bab 95. Turning Point
96
Bab 96. Jiwa yang Terguncang
97
Bab 97. Bairkan Waktu Menjalankan Tugasnya
98
Bab 98. Oma Beraksi
99
Bab 99. A Beginning
100
Bab 100. Kasih Itu Memaafkan
101
Bab 101. Finally I Get it
102
Bab 102. One step ahead
103
Bab 103. Kemarahan Wisang
104
Bab 104. Cita-cita Abimanyu
105
Bab 105. Intermezo
106
Bab 106. Pria Lembeng
107
Bab 107. One Step Closer
108
Bab 108. Kakak Untuk Jodhi
109
109. Merajuk
110
Bab 110. Manifestasi Doa
111
Bab 111. Rasa Penasaran
112
Bab 112. Candu Bagiku
113
Bab 113. Pelukan yang dirindukan
114
Bab 114. Di Pusara Bapak
115
Bab 115. Nyonya Lisa
116
Bab 116. Challenge For Me
117
Bab 117. Meminta Waktu
118
Bab 118. You and Me, Us
119
Bab 119. Happiness
120
Bab 120. Manusia dan segala persoalannya
121
Bab 121. Danan oh Danan
122
Bab 122. First impression
123
Bab 123. Your Hurt Me
124
Bab 124. Kecemburuan Sekar
125
Bab 125. Disclosure of Feelings
126
Bab 126. Menemukanmu
127
Bab 127. Making Love
128
Bab 128. Terror
129
Bab 129. What's wrong with you?
130
Bab 130. Akulah PelindungMu
131
Bab 131. Bandot Tua
132
Bab 132. Save You
133
Bab 133. A Worried
134
Bab 134. I Love You
135
Bab 135. Tingkah Absurd
136
Bab 136. Bersolo Karir
137
Bab 137. Kecamuk di Hati
138
Bab 138. Satu kantong Restu
139
Bab 139. Titian Takdir
140
Bab 140. Apes
141
Bab 141. Pria Menyebalkan
142
Bab 142. Temptation in Life
143
Bab 143. Devan Lagi
144
Bab 144. Teripang
145
Bab 145. You'll be Mine
146
Bab 146. First Night Interruption
147
Bab 147. Sindrom Kehamilan Simpatik
148
Bab 148. I am happy with you
149
Bab 149. Arrogant mother-in-law
150
Bab 150. Poin untuk Devan
151
Bab 151. Pahlawan Kesiangan
152
Bab 152. Thank you for helping
153
Bab 153. Tempo Lambat
154
Bab 154. Naas
155
Bab 155. Do not go
156
Bab 156. Siapa Musuhku? (1)
157
Bab 157. Siapa Musuhku ? (2)
158
Bab 158. Siapa Musuhku? (3)
159
Bab 159. Seribu Satu Perasaan
160
Bab 160. Sadness
161
Bab 161. Hati yang Buta
162
Bab 162. Mati Aku!!!
163
Bab 163. Kebingungan
164
Bab 164. Antara Bertahan atau Merelakan?
165
Bab 165. Suara Menggelegar
166
Bab 166. Ucapan Menyakitkan
167
Bab 167. Adu Mulut
168
Bab 168. Mode Angry
169
Bab 169. Pelukan Seorang Saudara
170
Bab 170. Bergumul Dengan Pikiran
171
Bab 171. Masih Menjadi Target
172
Bab 172. Touch You
173
Bab 173. Salep
174
Bab 174. Apatis
175
Bab 175. Misunderstanding
176
Bab 176. Awan Hitam
177
Bab 177. Duka Shinta
178
Bab 178. One Secret
179
Bab 179. Lintas Perasaan
180
Bab 180. Selamat Jalan
181
Bab 181. Sister in Law
182
Bab 182. Dunia Seakan-akan Selebar Daun Kelor
183
Bab 183. Unexplained Jealousy
184
Bab 184. Rencana ke Luar Kota
185
Bab 185. Sebuah Kelegaan
186
Bab 186. Tirani Kehidupan
187
Bab 187. Supir Baru
188
Bab 188. Kata - Kata Oma
189
Bab 189. Long Distance Relationship
190
Bab 190. Seremonial Pertama
191
Bab 191. Titah Bu Bos
192
Bab 192. Kong- kalikong
193
Bab 193. Perjalanan jauh
194
Bab 194. Misi Dhira (1)
195
Bab 195. Misi Dhira (2)
196
Bab 196. Misi Dhira (3)
197
Bab 197. Misi Selesai
198
Bab 198. Case Close
199
Bab 199. Kasih itu Memaafkan
200
Bab 200. Good news from Wisang
201
Bab 201. A Touch
202
Bab 202. Kabut Jiwa
203
Bab 203. Perhatian Danan
204
Bab 204. Bertemu dengan Kerikil di masa lalu
205
Bab 205. Entah Apa yang Merasukimu
206
Bab 206. A Reality
207
Bab 207. Kilas balik
208
Bab 208. Second Touch
209
Bab 209. Kelegaan Hati
210
Bab 210. Babak Baru
211
Bab 211. Satu langkah lebih dekat
212
Bab 212. Aku menunggumu
213
Bab 213. Apapun untukmu
214
Bab 214. Titik Nadir untuk kepingan masa lalu
215
Bab 215. Chandrakanta?
216
Bab 216. Hakikat Cinta
217
Bab 217. Peluang itu selalu ada
218
Bab 218. Be Honest
219
Bab 219. Aku Mencintaimu
220
Bab 220. Orang Itu
221
Bab 221. Sak Karepmu ( terserahmu)
222
Bab 222. Approach
223
Bab 223. Langkah yang di mudahkan
224
Bab 224. Like you too
225
Bab 225. A Friend's Hug
226
Bab 226. Will you marry me?
227
Bab 227. A shocking news
228
Bab 228. The Enemy
229
Bab 229. Danger for Wisang (1)
230
Bab 230. Danger for Wisang (2)
231
Bab 231. Danger for Wisang (3)
232
Bab 232. Danger for Wisang (4)
233
Bab 233. Hikmah dibalik peristiwa
234
Bab 234. Mengahadapi
235
Bab 235. The end of the enemy
236
Bab 236. Perasaan Bersalah
237
Bab 237. Lintas Perasaan
238
Bab 238. Risau
239
Bab 239. Armaan Amritaya
240
Bab 240. Selamat untukmu 'Bas'
241
Bab 241. Pembalasan
242
Bab 242. Freddy's Trap
243
Bab 243. Tepat Waktu
244
Bab 244. Melebur Amarah
245
Bab 245. Tamu tak terduga
246
Bab 246. Satu lagi rasa syukur
247
Bab 247. Father in Law
248
Bab 248. Bahasa Kalbu
249
Bab 249. Contraction
250
Bab 250. Surgery CS
251
Bab 251. Welcome to the world my Princess
252
Bab 252. Kalyna Divya Abimanyu
253
Bab 253. Kebahagiaan porsi combo
254
Bab 254. Trio konglo dan para betina
255
Bab 255. Sidak
256
Bab 256. Devan side story
257
Bab 257. Menuju Halal ( Side Danan)
258
Bab 258. Sah!!
259
Bab 259. Lintas Kebahagiaan
260
Bab 260. Fire of love
261
Bab 261. Harus bagiamana?
262
Bab 262. Jodoh pada waktunya
263
Bab 263. Takdir Tuhan Asli
264
Bab 264. Kisah Bahagia
265
Bab 265. The End
266
Bab 266. Teruntuk Reader Terkasih
267
Bab 267. Attention Please
268
Bab 268. Wajib di baca
269
Bab 269. Penting untuk dibaca
270
Bab 270. Intermezo
271
Bab 270. Attention please, a new work has been published

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!