Bab 14. Perang itu melawan diri sendiri
.
.
.
...🍁🍁🍁...
"Nurani senantiasa memberimu kebijaksanaan!".
Selepas mengantar adik dan keponakannya sampai dirumah besar, Abimanyu langsung melesat ke sebuah kawasan cafe elite.
Patrick Star Caffe
Itulah nama cafe yang sudah menjadi kesepakatan, tempat berkumpulnya trio sultan itu.
Abimanyu melihat Wisang dan Danan sudah duduk di meja yang terletak di sudut cafe itu.
Seperti biasanya.
"Tumben lu telat" ucap Danan yang menyambut kedatangan Abimanyu.
Saling ber high five, sebagai kebiasaan ketika mereka bertemu.
"Sory, tadi ngantar keponakan dulu"
"Mengantar keponakan sampai membuat muka kusut begitu?" kali ini Wisang berucap seraya mengangsurkan minuman kepada Abimanyu.
Abimanyu hanya tersenyum kecut, seraya mendudukkan dirinya ke kursi yang berada di hadapan Danan dan Wisang.
Mustahil juga dia menceritakan semua ini kepada dua sahabatnya.
Bisa habis di maki dia, begitu pikirnya.
"Oh ya, gue udah mindahin satu orang yang ada di BCS kemaren jadi kepala cabang baru"
"Dia awalnya bawahnya si Roger itu"
"Dia bersih kok, jadi langsung aja aku naikin dia" ucap Wisang melaporkan tindakannya.
"Go ahead aja, gue percaya ama kalian" ucap Abimanyu dengan muka kusut.
"Lu ada apa sih, gak biasanya kusut begitu" sahut Danan yang melihat wajah Abimanyu tak memiliki aura positif sama sekali.
"Udah dari pada kusut, mending kita cari panda lokal. Common man!!" ajak Danan kepada dua orang sahabatnya itu.
Abimanyu memang terkadang mengikuti saran gila Danan, the master of playboy kelas kakap.
Bagaimanapun juga, lelaki dewasa dan kebutuhan biologis merupakan hal yang biasa.
Apalagi status Abimanyu yang tak jelas, membuatnya kadang membutuhkan pelepasan.
"Not for tonight" tolak Abimanyu, entah mengapa ia seperti bukan dirinya semenjak melihat orang tua dari teman keponakannya itu.
"What??" seriously?" Danan lagi lagi menatap heran.
"Apa kau sedang memikirkan sesuatu?" tebak Wisang yang melihat sahabatnya itu seperti tak biasa.
"Wanita?, pekerjaan?, rumah tangga?" tebak Wisang, mencoba memecahkan teka-teki kegundahan Abimanyu.
"Entahlah, aku tidak tahu"
Abimanyu sendiri merasa belum yakin untuk menceritakan hal ini kepada Wisang dan Danan.
Ia tahu, ini hal tidak benar. Bagaimanapun juga Andhira sudah berumah tangga dan bahagia bersama anak dan suaminya.
Begitu pikir Abimanyu.
Namun saat mereka tengah asik berbincang, mata Abimanyu di kejutkan dengan kedatangan keluarga yang barusan menjadi sumber kekacauan pikirannya.
.
.
Bastian
Ia tetap mengajak kakak dan keponakannya untuk makan di cafe yang terbilang mahal, dan hanya golongan sultan saja yang biasa nongkrong disana.
Menghabiskan rupiah milik mereka, hingga ber jam jam.
"Bas, kita makan di warung tenda aja lah. Gak usah disini" tolak Andhira.
"Udah lah kak, gak setiap hari pula" lagi lagi Bastian menggunakan jurus ngeyel nya.
"Kita belum pernah kesini Lo, kakak juga pasti belum pernah kemari kan" tebak Bastian.
"Ada live music nanti"
Dan memang benar, Dhira yang memang belum pernah di aja oleh Indra kemari.
Ia bahkan lupa kapan terakhir mereka pergi berkencan, atau sekedar menikmati quality time berdua.
Benar benar parah.
Bastian mengajak mereka makan disana, tempat bagus, mewah dan rasa makanan yang lezat, sudah pasti menjadi sajian umum disana.
"Om ini bagus banget tempatnya, nanti fotoin aku ya om" ucap Raka yang berniat mengunggah fotonya ke insta story.
Biar kelihatan kekinian gitu.
Andhira akhirnya menurut saja, ia selalu saja kalah apabila melihat senyum senang yang terpahat di wajah tampan Raka.
Mengingat dirinya tidak tahu kapan akan bisa membawa Raka ke tempat seperti ini lagi.
.
.
Mereka duduk di meja dekat pintu, kebetulan disana yang masih kosong.
Rupanya malam itu, pengunjung cafe itu penuh dan sesak.
Bastian dan Raka sibuk memilih makan, sambil sesekali melakukan aksi foto memfoto.
Norak tapi beken.
Sementara Andhira, sibuk melihat ponselnya.
Membalas satu persatu orang orang yang melakukan pemesanan kue untuk besok.
Senyum mengembang di wajah Andhira, rupanya besok ada tiga orang yang memesan kue.
"Kenapa senyum senyum" Bastian menoel dagu kakaknya itu.
"Oh Bastian, Kakak lagi seneng tahu. Besok ada yang pesen kue"
"Nih lihat" Andhira memperlihatkan pesan dari seorang pelanggan, yang memesan kue.
"Wah, aku ikut senang. Artinya, bangunan ruko itu musti segera di bangun" Bastian merangkul bahu kakaknya.
pemandangan itu tak luput dari penglihatan Abimanyu, entah mengapa pasangan yang terlihat romantis di depannya itu membuat dirinya kehilangan senyum.
"Bukan begitu Bim" tanya Danan.
"Bim Bim" Danan memanggil Abimanyu yang terus saja menatap ke arah belakang.
Nampaknya sahabatnya itu tak mengikuti jalan pembicaraan mereka.
Ia dan Wisang tentu saja mengikuti arah pandangan Abimanyu.
Tidak ada yang aneh menurut pemantauan mereka, hanya ada satu keluarga bahagia yang saling tertawa dan terlihat berfoto foto.
"Kita pindah tempat saja" ucap Abimanyu, langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menuju luar.
Membuat Danan dan Wisang saling tatap, ada apa dengan sahabatnya itu.
Setelah membayar bill, mereka kemudian menyusul Abimanyu.
"Kenapa Abimanyu itu, benar benar aneh" Danan tentu saja masih mengomel sepanjang mereka berjalan menuju tempat parkir.
Menggerutu bak emak emak yang ogah kalah.
Sementara Wisang, hanya membatin " Siapa keluarga tadi, pasti ada hubungannya dengan Abimanyu".
Sejurus kemudian mereka bertiga berpindah tempat, menuju Pub.
Pub adalah singkatan dari "Public House" dan merupakan tempat minum umum bergaya Inggris. Pub populer karena suasananya memudahkan sosialisasi pria dan wanita.
Tommorow Never die
Adalah nama Pub berkonsep outdoor pilihan Abimanyu.
Pub terbesar di kota J itu, tak pernah sepi dari kunjungan tamu.
"Wow, gak nyangka rupanya Abimanyu mau ngajak kita nyari panda lokal disini coy" ucap Danan yang terlihat gembira.
Abimanyu langsung meneguk minuman beralkohol itu, ia merasakan kesunyian di tengah tengah orang banyak.
Mengapa? mengapa hidupnya harus seperti ini.
Andai Gwen tak meninggalkan dia, mungkin dia bisa hidup normal dan bahagia seperti keluarga lainnya, memiliki anak. Mungkin.
Namun mengapa saat hatinya kosong, justru hatinya seolah tertarik dengan wanita yang sudah bersuami menurut Abimanyu.
Ia terus meneguk minuman itu, tandas tuang lagi, tandas tuang lagi.
"Bro, aku kesana dulu" ucap Danan yang sepertinya sudah mendapatkan target panda lokalnya.
Sementara Wisang masih tertarik ingin mengorek penyebab rekannya menjadi kacau begitu.
"Wanita arah jam 12 bersama suami dan anaknya di Patrick Star Caffe?" tebak Wisang tanpa tedeng aling-aling.
Abimanyu sontak terkejut, bagiamana bisa sahabatnya itu bisa tahu.
"Benar kan?" ucapnya lagi kini menatap Abimanyu dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Entahlah, dia bersuami. Anaknya adalah teman Jodhi"
"Wow, she is really really beautiful buddy, tapi jangan melampaui batasan. Ingat yang Gwen lakukan kepadamu" ucap Wisang kini serius.
"Itulah Wisang, aku seperti orang bo doh saat ini"
"Jangan goyah, perang itu melawan diri sendiri" ucap Wisang menepuk pundak Abimanyu, sejurus kemudian ia menyusul Danan ke tempat berkumpulnya panda lokal yang haus uang dari pria pria kaya seperti mereka.
Namun Abimanyu tetap dalam posisinya, mencerna ucapan sahabatnya itu.
Meneguk sloki demi sloki minuman itu.
"Jangan goyah, perang itu melawan diri sendiri"
Kata kata yang terus terngiang-ngiang di kepalanya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
kalea rizuky
jebule tukang celup menjijikan
2024-06-18
0
Ilan Irliana
yah...kirain Bima bersih...tau'y hobi jajan juga y...
2023-08-13
0
Sofia Pontoh
Yee elaah..si Abi..pusiing mikirin momx Raka.. 🤩😁
2022-11-06
0