Bab 13. Namanya Andhira
.
.
.
...🍁🍁🍁...
"Besi menajamkan besi, manusia menjamkan sesamanya".
Abimanyu
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, dan Minggu berganti bulan.
Tak terasa sudah lewat sebulan dari kegiatan bersih bersih di beberapa sektor usaha yang dia miliki.
Setelah menghimpun semua data dan laporan, ia memutuskan untuk mencopot Roger dari jabatannya.
Serta menjebloskannya ke dalam dinginnya hotel prodeo.
Pilihan yang tepat.
Roger adalah dalang dari beberapa rekening fiktif, dan juga penyelewengan beberapa dana.
Bukannya bekerja penuh dedikasi untuk menekan laju inflasi, dia malah menjadi biang kerok di sana.
Hal itu pula atas hasil penyidikan, penyelidikan serta kerja keras dua sahabatnya, Wisang dan Danan.
Mereka juga merombak habis-habisan semua struktur kepegawaian, mulai dari usahanya di bidang manufakturing, real estate, juga bidang perbankan, kecuali bidang perhotelan dan hiburan.
Ia memasrahkan samua birokrasi itu kepada Devan asistennya, yang berkoordinasi juga berkolaborasi dengan Wisang dan juga Danan.
Selama sebulan terakhir pula, ia jarang menjemput Jodhi. Pembersihan kinerja pegawai di lingkup usahanya, benar benar menyita waktunya.
Praktis sebulan itu juga, ia tak pernah bertemu dengan wanita itu. Hal aneh bukan, disaat sibuk ia justru memikirkan seorang wanita yang notabene sudah mempunyai anak dan suami.
Pikirnya.
.
.
.
Bastian
Dia benar benar mengimplementasikan ide idenya untuk membantu sang kakak bisa melakukan swasembada untuk kemerdekaan hidupnya sendiri.
"Bas, ini terlalu mahal" ucap kakak satu satunya itu.
"Kak, ini saatnya kakak move on"
"Move-on dari semuanya, termasuk rasa ragu untuk memulai usaha" ucapnya memberikan semangat dan pengertian, untuk wanita yang tengah duduk lesu di ruang tamunya.
"Ok gini deh, kalau kakak ngerasa ini beban, kakak bisa balikin uangku kapan aja"ucapnya karena melihat wajah kakaknya yang masih lesu, tak bersemangat.
"Kalau kakak usahanya udah maju dan lancar, gimana?" ucapnya menaik turunkan alisnya.
"CK, bukan itu. Kamu itu harusnya gak perlu ngelakuin ini Bas, uang kamu sampai habis untuk aku"
"Jujur Bas, aku itu gak enak banget terus dan terus ngerepotin kamu" ucap Andhira yang memasang wajah sedih.
"Kak, beginilah seorang saudara. Ada di saat saudara kita sedang membutuhkan"
"Pumpung aku bisa bantu, nanti sore orangnya akan kerumah kita buat kasih sertifikat tanahnya"
Bastian menatap ke arah kakaknya yang masih diliputi rasa ambigu.
"Kita tinggal bilang ke ibuk buat bilang ke Pak Darmono, buat ngerjain bangunannya"
Ucap Bastian penuh keyakinan.
"Terimakasih Bas" Dhira memeluk adik laki lakinya itu dengan haru, sungguh Bastian adalah saudara yang baik.
.
.
.
Hari Minggu adalah bebas untuk semuanya, malam nanti rencananya Bastian ingin mengajak Raka dan Andhira untuk makan diluar.
"Pumpung sempat"
"Pumpung habis gajian"
Kata demi kata yang selalu membuat Dhira akhirnya mengalah, Bastian tahu bila kakaknya itu tak mau berboros boros ria. Semenjak menjadi orang tunggal, Dhira harus berhemat.
"Uti gak ikut?" Raka bertanya saat mereka sudah bersiap hendak memasuki mobil silver sejuta umat itu.
"Nenek tua biar jaga rumah saja, kalian bersenang-senang lah" Bu Kartika berucap seraya tersenyum senang.
"Mau nitip apa?" kini Bastian yang antusias bertanya.
"Gak usah, udah kenyang juga"
"Kami pergi dulu buk, assalamualaikum" ucap Dhira berpamitan.
"Walaikumsalam"
Mobil itupun berjalan dengan kecepatan sedang, hari minggu ini jalanan cukup padat merayap.
Imbas dari kepulangan beberapa orang sehabis liburan, juga anak anak kuliah dari beberapa kota yang harus kembali masuk esok hari.
"Om, mampir ke toko buku dulu om. Mau cari buku sejarah, ada tugas. Buat besok hari pahlawan"
Raka berucap dari arah belakang, sembari matanya tetap pada ponsel pintarnya.
"Ok bos" ucap Bastian seraya berkonsentrasi di depan kemudi.
Bastian mencoba memutar radio, berupaya membuat suasana tidak garing.
"Yo selamat malam para pecinta galau FM dimanapun berada. Menemani malam hangat di ruang dengar anda, Vj flow akan memberikan lagu lagu yang bisa anda request di layanan interaktif kami 021 123xxx, atau bisa juga chat di wa kami 081123456xxx"
Suara penyiar bersuara nyaring itu membuat Bastian tertawa.
"Galau FM? hahahaha, kek gak ada nama lain aja"
Bastian berucap sambil menggelengkan kepalanya.
Namun tak berselang lama sebuah lagu terdengar mengalun dari dashboard mobil itu,
🎶"Jangan datang atau jangan dekat kepadaku lagi, aku semakin tersiksa karena tak memilikimu"
Seketika Dhira memejamkan matanya, kenapa harus lagi ini yang berputar.
Bastian yang tak menyadari kakaknya tengah baper dengan lagu itu, dengan enaknya dia menikmati alunan suara merdu itu.
"Mengapa semua ini, terjadi kepadaku. Tuhan maafkan diri ini, yang tak pernah bisa menjauh...."🎶
( Rossa terlalu cinta)
Bastian segera mengganti chanel radio itu, begitu melihat kakaknya menyeka sudut matanya yang basah karena air mata.
"Astaga bodohnya aku" Bastian merutuki dirinya sendiri.
Ia lupa bila kakaknya itu masih belum sepenuhnya bisa move on, ia juga lupa bila wanita itu memang selalu mengedepankan perasaannya alias baper dari pada logikanya.
Ia lebih memilih untuk tancap gas, berharap bisa segera sampai di mall terbesar di kota itu.
.
.
.
Rania yang sudah tinggal di Indonesia dua hari yang lalu terlihat senang dengan kemajuan Jodhi yang kini bisa diajak bicara layaknya anak normal.
Ia di temani Abimanyu tengah berada di stand buku buku yang berada di lantai dua mall tersebut.
Tentu saja karena mengantar Jodhi untuk membeli buku sejarah, tugas dari gurunya untuk membuat beberapa narasi dan juga kliping seputar hari pahlawan.
"Sebelah sana yuk ma" ajak Jodhi yang dari tadi belum juga menemukan kisah Bung Tomo, sebagai pemrakarsa 10 November.
Abimanyu masih setia mengikuti kemanapun langkah Jodhi pergi, kesana kemari.
Dia akhirnya duduk di bangku panjang, rupanya mengurus bocah sekolah itu tak gampang.
Rania juga turut menyusulnya, ia benar benar lelah.
"Aku ikut tunggu disini, kakiku pegal" ucapnya seraya memijat kakinya.
Ini juga kali pertamanya Rania bertindak sebagai mama yang sebenarnya.
Karena selama di Singapura, ia melimpahkan tugas itu kepada assisten rumahnya.
Ia sudah berkata kepada Jodhi, untuk istirahat sebentar. Membiarkan Jodhi untuk memilih sendiri buku yang ia mau.
Namun tanpa di nyana, Abimanyu melihat Raka serta sosok yang beberapa waktu ini kerap hadir di pikirannya.
Namun hatinya mencelos, begitu mendapati ia tak sendiri, melainkan bersama pria yang Abimanyu duga adalah suami dari wanita itu.
"Loh Om ada disini?" Raka menyapa mereka berdua.
"Hai Raka, kamu nyari buku juga?" sapa Abimanyu.
Rania menatap kakaknya, meminta penjelasan.
Abimanyu tersenyum "Ini Raka, teman Jodhi yang biasa di ceritain Oma" Abimanyu memperkenalkan Raka kenapa Rania.
"Hay Raka, saya Tante Rania. Mamanya Jodhi" Rania memperkenalkan dirinya.
Raka kemudian meraih tangan Rania, menciumnya takzim.
"Apa kabar Tante" Raka menyapa mama dari temannya itu.
"Tante baik"
Rania lalu menatap kepada wanita cantik yang bersama pria tampan.
"Mungkin ini ayah ibunya" batin Rania
"Dan ini mamanya Raka" Abimanyu memperkenalkan Andhira.
Ia heran padahal dirinya sendiri ,padahal ia belum tahu nama dari mama Raka, namun ia malah memperkenalkannya kepada orang lain.
Very bad!!
"Saya Andhira" ucap Dhira tersenyum ramah.
"Rania"
"Jadi namanya Andhira, CK aku malah tak sempat berkenalan" batin Abimanyu memperhatikan interaksi mereka.
"Bastian"
"Rania"
Mereka berdua saling berjabat tangan, berkenalan, membuat Abimanyu merasakan gejolak aneh.
Semacam tak suka, cenderung iri. Entahlah, benar benar sulit di definisikan.
"Gimana udah dapat?" tanya Abimanyu ketika keponakannya itu tengah menghampirinya.
"Udah yah" jawab Jodhi.
"Lu disini juga" Jodhi menyapa temannya itu, membuat semua yang disana tersenyum melihat keakraban Jodhi dan Raka.
"Dimana nyarinya Jo, aku juga mau cari"
"Banyak, di sebelah kanan sendiri ya. Tadi aku nemuin judul judul bagus disana"
"Kita pulang ya, ayah ada acara sama om Wisang dan om Danan" ucap Abimanyu mengelus punggung Jodhi.
Jodhi hanya mengangguk.
"Kami duluan ya" Rania kini berucap kepada semuanya.
"Tante duluan ya Ka" Rania mengusap pucuk kepala Raka.
"Iya Tante" jawab bocah itu tersenyum ramah.
"Mari" sapa Rania seraya berjalan.
.
.
Andhira
Ia tak menyangka akan berjumpa dengan keluarga Jodhi.
Pasangan yang bahagia menurut pengamatannya.
Bagaimana tidak, Jodhi memiliki orang tua yang lengkap. Berasal dari keluarga berada dan terlihat harmonis.
Sangat kontras dengan dirinya, seorang wanita yang telah gagal, dengan kesulitan keuangan.
Ia lantas menatap punggung Raka yang menghilang di balik rak buku yang berjejer rapi.
"Kak, ayolah jangan melamun" ia mencoba membuyarkan lamunan kakaknya.
"Tadi itu orang tuanya temannya Raka?" tanya Bastian sambil melihat lihat buku yang tersusun rapi di rak rak itu.
"Iya, baru pindah sekolah" jawab Dhira yang mulai sibuk melihat-lihat.
"Kayaknya bukan orang sembarangan kak"
"Iya, kakak juga mikir begitu. Penampilannya saja kau bisa lihat, mana bisa di pandang sebagai orang biasa" jawab Dhira yang kini berpindah ke buku resep masakan Jawa Timuran.
.
.
Abimanyu
Ia berjalan lesu saat keluar dari mall itu, merasa kehilangan semangat juang.
Padahal, jelas tidak ada sangkutan apapun antara mereka.
Hanya hubungan pertemanan Raka dan keponakannya, Jodhi.
Tak lebih dari itu.
Namun mengapa, hatinya merasa tak rela melihat wanita yang baru ia ketahui namanya adalah Andhira itu, berjalan bersama suaminya.
"Kau ini kenapa kak, aku perhatikan semenjak bertemu keluarganya Raka kok jadi macam kain kusut begitu" ucap Rania yang memasang sabuk pengamannya.
"Oh, enggak. Cuman gak enak aja, Wisang sama Danan udah nunggu lama" ia berkilah, menjadikan dua sahabatnya itu sebagai alasan.
"Duh, maaf ya. Ya udah kita langsung pulang aja deh" Rania bahkan sampai merasa tidak enak hati"
Sementara Jodhi memilih tak mendengar ucapan orang di depan itu, ia keburu menyumpal telinganya dengan headset.
"Kenapa dengan diriku, kenapa rasanya aku tak terima melihat wanita itu bersama suami dan anaknya"
"Tidak, ini tidak benar"
Ia membatin, seraya menatap tajam jalanan yang tengah padat dengan kendaraan itu.
Benar benar tidak seperti dirinya, mengapa harus wanita yang bersuami. Batinnya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
dementor
biasa kalau author dinoveltoon kebanyakan typo kadang-kadang suka bikin bingung.. tolong dong jangan sering typo ya para author.. 👍👍👍👍
2023-05-17
0
🌾lvye🌾
saling salah paham,,, itu adeknya dhira,,, bimmmmm
2022-09-29
0
Budi Kustowo
Semua jadi salah kaprah 🤭🤭 alias salah faham 🤣🤣
2022-09-11
0