Bab 3.Tabir Gelap yang Terungkap
.
.
.
...🍁🍁🍁...
" Sebab orang yang mendua hati tidak akan pernah tenang hidupnya!"
.
.
Pagi itu sesuai janji Indra membawa Raka periksa, hari ini adalah hari sabtu. Hari libur untuk para pekerja kantoran seperti Indra.
Tubuh Raka mengalami trauma karena benturan, menyebabkan dia demam. Namun itu bukanlah hal serius, itu semua adalah reaksi umum.
Setelah di beri obat dan suntikan, mereka pulang. Tak lupa Indra membawa Dhira ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan rumah.
"Ini uang untuk sebulan ini" Indra menyerahkan amplop coklat berisi lembaran rupiah.
"Kamu harus lebih hemat, uang ini harus bisa sampai bulan depan" ucap Indra yang terlihat hendak bersiap untuk pergi.
"Mau kemana lagi kamu mas" Dhira menautkan kedua alisnya.
"Aku mau survei pelanggan, diajak si Boni" tukas Indra santai.
"Ini hari libur loh mas, kamu kayak gak ada hari lain aja" Dhira merasa curiga sekali.
"Kamu jangan cerewet, kalau dapat duit larinya ke kamu juga" ia meninggikan nada bicaranya.
Sejurus kemudian ia pergi meninggalkan Dhira, hanya tangis yang bisa ia ciptakan. Apa maunya Indra sebenarnya.
"Ya Allah kuatkan aku" lirihnya dengan suara bergetar.
.
.
Indra telah janjian bertemu dengan Renata di sebuah hotel.
"Mas aku kangen banget" ucap Renata yang memeluk Indra saat dia baru saja membuka pintu kamar hotel itu.
"Baru juga kemaren ketemu" Indra meremas bokong Renata.
" Kamu lama banget sih" ucap Renata memanyunkan bibirnya.
"Raka sakit, tadi aku bawa dia dulu ke Dokter" Indra menangkup wajah Renata lalu mengecupnya.
Renata tak menanggapi obrolan seputar anak Indra itu, ia memilih mencium bibir Indra penuh gairah.
"Nanti dulu, kita sarapan dulu yuk" Ia sengaja tak sarapan masakan Dhira, ia mengajak Renata makan di hotel tersebut.
"Makan yang banyak mas, biar kuat" ia tersenyum penuh goda.
Mereka sudah lupa daratan, mereka tidak sadar jika perbuatan mereka saat ini pasti akan membawa mereka kedalam jurang kehancuran. Kebahagiaan sesaat yang justru akan membuat hidupnya menuju petaka besar.
Kini mereka tengah berada di dalam kamar, Mereka saling berbalas cium, menciptakan kissmark disana sini. Tubuh mereka sama sama polos, Indra menghentakkan tubuhnya, berusaha memasuki celah yang sudah tidak tersegel itu.
Sama sama terbawa di arus kenikmatan, mereka sudah lupa segalanya. Indra bahkan tak memberikan kesempatan Renata untuk beristirahat.
Sama sama memproduksi peluh secara bergantian, sampai akhirnya mereka melayang bersama menembus arus paling memabukkan.
Namun belum selesai aksi penyatuan haram itu, mereka dikejutkan dengan dobrakan pintu.
Braaaaak
Nampak disana Andhira yang berdiri di ambang pintu, juga Bastian dan Ayah Indra.
"Maaaaas" Andhira berteriak histeris.
Secepat kilat mereka berdua turun dari ranjang, karena telah tertangkap basah.
Oh ****!!!
Andhira berlari menuju ranjang putih itu, hendak menyerang Renata.
Namun Renata berhasil mundur dan menutup tubuh polosnya dengan selimut tebal, sementara dengan secepat kilat Indra menyambar ****** ***** miliknya yang terhambur di atas ranjang.
"Kurang ajar kamu Indra!!"" Pak Joko selaku ayah mertua Andhira berang, ia marah besar mendapati anaknya berzinah dengan orang lain saat dirinya masih berstatus seorang suami dan juga papa.
"Ayah dengar dulu, tolong"
"Bough"
" Ayah tolong...!"
" Bough"
kali ini Bastian sudah tidak tahan lagi, ia ingin menghabisi kakak iparnya saat itu juga.
Tak memberikan kesempatan bagi Indra untuk sekedar memberi penjelasan. Apa yang mereka lihat sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan situasi yang ada.
"Kemari kau wanita sialan!!" Bastian hendak meraih tubuh Renata, namun Indra tiba tiba menendang kaki Bastian.
Membuat Bastian terjatuh ke lantai.
...Flashback ...
Bastian yang mengetahui keponakannya sakit karena info dari kakaknya, hari itu mengunjungi rumah Andhira, kebetulan hari itu jadwal liburnya.
"Kakak kenapa?" Bastian panik, melihat Andhira yang menangis dengan sesenggukan di ruang tamunya.
Akhirnya Dhira menceritakan semua hal yang ia pendam, tentang perilaku Indra setahun terakhir, tentang dirinya yang tak sengaja menemukan alat kontrasepsi dan juga tissue magic.
Serta puncaknya, semalam dan pagi ini dia yang kelewatan meninggalkan dirinya saat Raka sakit.
Bahkan Indra hanya memberikan uang sebesar 500 ribu, untuk keperluan satu bulan.
Padahal biasanya ia memberikan uang sebesar 3 juta, mengingat keperluan Raka yang makin kompleks.
Itupun Indra masih memintanya untuk berhemat.
Benar benar diluar nalar.
Tanpa mereka sadari Pak Joko dan Bu Novi yang notabene adalah ayah dan ibu mertuanya, datang berkunjung tanpa memberitahu Andhira terlebih dahulu.
Mereka mendengar semua cerita Dhira, mama Novi bahkan mau pingsan. Tak mengira jika rumah tangga anaknya selama ini dirundung persoalan.
Lambung kapal rumah tangga anaknya telah berlubang.
Mereka berdiri mematung di ambang pintu selama Andhira bercerita kepada Bastian. Tentu saja kedua orang tua itu syok bukan main.
"Aku tadi melihat mobil kak Indra di hotel Aston, kukira bukan dia. Karena ini hari libur"
Ucap Bastian yang baru saja mengantarkan tamu keluarga tetangganya, yang meminta bantuannya untuk mengantarkan ke hotel.
"Pergilah, cari mereka. Biar Bunda yang menunggu Raka" ucap Bu Novi kepada Andhira.
Mereka menuju Hotel dimana Bastian sempat melihat mobil silver milik Indra.
"Benar, itu mobilnya" ucap Dhira yang sudah berlinang air mata, dengan jantung yang seolah ingin meledak.
"Kita tanya ke resepsionis"
"Maaf mbak, apakah ada tamu atas nama Indra Tanaya" ucap pak Joko.
"Maaf tuan, kami tidak bisa sembarangan memberikan informasi kepada orang lain"
"Kami keluarganya, ada masalah yang harus di selesaikan!"
"Kasus perselingkuhan!!! kau dengar tidak" ucap Bastian yang sudah tidak bisa bersabar lagi.
"Pak Joko menunjukkan sebuah foto, foto Indra dan foto KTP Indra di layar ponselnya"
"Saya orang tuanya, jika anda masih keberatan panggilkan satpam untuk mengawal kami" ucap pak Joko.
Petugas resepsionis dengan name tag Santi itupun merasa iba kepada wanita yang tengah menangis di hadapannya itu.
Hati kecilnya tergerak untuk menolong atas nama sesama wanita, ia melepaskan atribut karyawannya saat ini. Ia lebih menuruti nuraninya.
Ia memberikan kunci second setelah berkoordinasi dengan manager hotel tersebut, mendapat pengawalan juga dari satuan pengamanan di hotel tersebut.
Kamar 46
Setelah kunci terbuka, Bastian menendang pintu kamar itu, hingga menimbulkan suara yang keras.
"Braaaaak"
...Flashback Off...
Kali ini Andhira yang maju, ia berhasil menarik selimut tebal yang menutupi tubuh polos Renata.
Sementara Indra sudah dihajar oleh Pak Joko juga Bastian. Benar-benar meluapkan emosi yang membuncah.
Andhira menjambak rambut dan mencakar wajah Renata, melampiaskan kemarahannya.
"Wanita kurang ajar!!!"
"Wanita biadab!!"
Umpatnya berkali kali kepada Renata.
"Kau gila ya!!" Renata mendorong tubuh Andhira dengan keadaan polos.
Benar benar tidak tahu malu.
"Pantas saja mas Indra tak tertarik kepadamu, kau sangat jelek dan kasar"
"Wanita bo doh!!" ejek Renata pada Andhira.
Satpam yang melihat keadaan mulai tidak kondusif, mencoba memanggil personel lainnya.Kemudian melerai pertikaian itu.
Andhira yang emosinya memuncak akhirnya menjadi lemas dan tak sadarkan diri. Pandangannya gelap dan limbung seketika.
Ia pingsan saking tak kuasanya dalam menahan luapan emosi, membuat dirinya tak sadarkan diri.
Bastian yang melihat kakaknya ambruk dalam sekejap dengan segera meraih tubuh Andhira. Kakaknya lebih penting saat ini dari pada manusia brengsek seperti Indra.
"Kita selesaikan ini dirumah!!" ucap pak Joko penuh emosi, menunjuk ke wajah anaknya, yang tengah mengelap sudut bibirnya yang berdarah.
...🍁🍁🍁...
Bu Novi hanya menangis di samping Andhira yang masih belum sadarkan diri. Raka yang baru bangun dari tidurnya itu, bingung dengan apa yang terjadi.
Kenapa Uti dan Kakungnya juga tiba tiba ada dirumahnya.
Om Bastian juga.
Ia kini terkejut melihat mamanya yang terbaring di sampingnya," mama, mama kenapa Ti?" tanya Raka kepada Bu Novi.
Bu Novi tak kuat menjawab, ia malah memeluk tubuh Raka yang masih berbaring itu. Sementara Bastian terlihat memasuki kamar dan memanggil pak Joko.
"Kak Indra sudah datang!"
.
.
Plaaaaaakkkk
Tamparan keras melayang di pipi yang sudah terpahat luka di sana sini itu. Terasa berdenyut dan pedih.
Bu Novi melampiaskan kekecewaannya, kekesalannya dan kemarahannya kepada anaknya itu.
Wajah Indra sudah penuh luka disana sini, akibat bogem mentah yang di layangkan Bastian tadi.
"Apa kau sudah tidak waras!!"
" Apa otakmu sudah rusak, hah?"
"Apa yang kamu pikirkan Indra!!"
"Anak kamu sakit, istri kamu menderita dirumah"
"Dan kamu justru main gila dengan perempuan itu!!!"
Pak Joko kini meluapkan emosinya.
Indra hanya terpekur menatap meja putih di depannya. Sungguh otaknya tak bisa berpikir taktis.
"Kamu ini sudah seperti binatang saja!!"
"Ayah sama bunda malu punya anak seperti kamu, apa kamu lupa? Andhira bahkan mengorbankan hubungan baiknya dengan ibunya, demi kamu!"
"Demi menikah dengan bajingan seperti kamu Indra!!!"
Suara Pak Joko bahkan menggema di ruangan itu. Membuat kesemuanya diam membisu.
"Sekarang ayah sama bunda tidak akan bisa mencegah lagi, jika Andhira ingin berpisah, maka hal itu akan terjadi!"
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Suyatno Galih
Dhira laporkan jg kejadian memalukan ini ke instansi indra bekerja, alamat TAMAT riwayatnya biar jd gembel. wkwkwkkwkw bahagia rasanya hmmm
2024-01-06
0
Sofia Pontoh
Duuuh..sakiit hatiq thor..😢😢
2022-11-05
0
🌾lvye🌾
untung aja mertuanya baik 😟
2022-09-29
0