Bab 4. Ibu
.
.
.
...🍁🍁🍁...
" Maafkanlah dosa dari atas nama cinta, yang menutupi pandangan kalbu!"
.
.
"Maafkan kami nak, karena anak kami kamu menderita seperti ini" Bu Novi duduk dengan di peluk sang suami, sembari berbicara kepada Dhira.
Malu bukan kepalang karena perbuatan Indra.
Dhira hanya terlihat sesekali menghapus air matanya yang lolos begitu saja tanpa ijin darinya. Hatinya sesak. Pedih. Nyeri tak terperi.
"Semua kami serahkan kepada kamu" kali ini ayah mertuanya yang berbicara.
Dhira masih diam, terpekur memandang ke arah meja. Jiwanya benar-benar terguncang.
"Kesalahan Indra memang fatal, tolong maafkan kami juga nak yang selama ini kurang memperhatikan kalian"
Bu Novi benar-benar tak kuasa menahan laju air matanya. Ia berbicara dengan suara bergetar. Memiliki menantu yang baik namun bertolakbelakang dengan sikap anak mereka yang begitu buruk.
Dhira kali ini memejamkan matanya, ia merasa bahwa sudah tidak bisa lagi bertahan dengan suaminya itu. Ia sangat mencintai Indra, tapi mengapa pria itu berbuat hal menjijikkan macam ini.
Jelas ia tak bisa memaafkan sebuah pengkhianatan.
Apalagi setahun belakangan ini, sikap Indra yang berubah. Tentu saja karena hadirnya orang ketiga. Apa yang kurang dari dirinya.
Ia yang terlambat menyadari, dan juga karena terlalu sering berfikir positif tentang apapun yang di lakukan oleh suaminya itu menjadikan dirinya hancur. Ia sudah sampai pada batas kesabarannya.
Jika alasan Indra mengkhianati dirinya karena wajahnya yang tak secantik dulu, apa itu salahnya?
Uang yang diberikan selama ini hanya cukup untuk operasional dapur dan uang saku Raka, itupun Bastian sering memberinya uang secara diam diam.
Belum lagi biaya sekolah, sementara Indra sering berdalih jika pendapatannya menurun karena banyak potongan ini itu. Tubuhnya sudah letih sampai dia tak merawat dirinya, ia bak pembantu dirumahnya sendiri.
Apa itu salahnya?
"Ayah Bunda, sebelumnya saya mohon maaf. Mungkin karena saya belum bisa jadi istri yang sempurna buat mas Indra" Dhira berbicara dengan suara tercekat.
"Sehingga membuat mas Indra lari ke pangkuan wanita lain" Setegar karang ia mencoba berucap, meski dengan suara yang bergetar.
"Tidak nak, kamu adalah istri yang menantu yang baik. Kami pasrahkan semua keputusan kepadamu"
Bu Novi tahu jika seorang pembohong akan melakukan kebohongan lagi di lain hari, penghianatan yang dilakukan Indra sudah jelas tak bisa di toleransi.
"Saya ingin pulang ke rumah Ibu" Ucap Dhira mengambil keputusan.
...🍁🍁🍁...
Dirumah yang lebih mirip seperti istana terlihat pria bertubuh tinggi tegap, dengan wajah maskulin khas pria Asia, tampan dan tentu saja selalu memikat hati lawan jenis itu tengah sibuk menyiapkan sesuatu
"Jadi berangkat jam berapa?" tanya wanita tua itu.
"Setelah ini Oma, acara resepsinya besok" ucap Bima. Begitu wanita tua itu memanggil.
"Istrinya David orang mana? kenapa gak di kota saja acaranya" tanya Nyonya Regina.
"Orang sana lah Oma, om Edy kan udah lama tinggal disana" sahut Abimanyu
Abimanyu Aryasatya, pria matang berusia 43 tahun. Pemilik perusahaan Delta Group. Memiliki usaha di bidang Real Estate, manufaktur, perbankan, dan nirlaba sosial.
Kisah cintanya tidak jelas, ia menikah dengan seorang wanita bernama Gwen. Namun di tahun kedua, Gwen meninggalkan dirinya tanpa alasan yang jelas.
Sudah berupaya dan berusaha mencari namun nihil, bak ditelan bumi. Isterinya itu hilang tanpa jejak. Mereka juga belum di karuniai anak, Abimanyu sempat stres karena di tinggalkan oleh Gwen.
Bagaimanapun juga Gwen adalah cintanya, meski mereka menikah karena perjodohan. Namun sampai detik ini ia belum tahu mengapa Gwen meninggalkan dia tanpa alasan yang jelas.
Namun hidup terus berjalan bukan, ini sudah 10 tahun sudah Gwen meninggalkan dirinya. Kekayaan dan wajah tampan nampaknya masih belum cukup untuk membuat istrinya itu bertahan.
"Carilah istri Bim, sampai kapan kau akan seperti ini terus" tukas Nyonya Regina. Nyonya Regina selalu saja meminta cucunya itu untuk menikah kembali.
"Sudah 10 tahun Gwen meninggalkan kamu, mungkin dia sudah menikah lagi dan memiliki anak" imbuhnya lagi.
Abimanyu tak menanggapi ucapan neneknya itu," Aku berangkat dulu" Ia berpamitan hendak menuju airport.
Ada undangan resepsi yang harus ia hadiri di kota kecil ujung timur pulau Jawa. Pernikahan David dengan Jessika.
Ia adalah salah satu tamu dari teman semasa kuliah, juga sekarang menjadi rekan bisnisnya itu.
Devan selaku asisten Abimanyu itu terlihat sudah standby, mereka akan bersama sama bertolak ke Kabupaten B.
"Sudah kau siapkan semuanya?" tanya Abimanyu kepada assistennya itu.
"Sudah Tuan, sekretaris Tuan David sudah memberikan info tentang Hotel yang akan kita gunakan" jawab Devan segan.
Dari kota J menuju kabupaten B memerlukan waktu tempuh perjalanan udara selama 2, 5 jam. Dua hari rencananya mereka akan berada di Kabupaten B.
...🍁🍁🍁...
Ibu Kartika hanya berdiri mematung menatap seorang anak yang sudah lama tidak bersua dengan dirinya, di sampingnya terlihat seorang anak laki laki yang wajahnya juga mirip dengan anaknya itu.
Itu adalah cucunya yang juga jarang ia temui, bahkan tidak pernah.
Bukan tanpa alasan, keputusan Dhira yang menikah dengan Indra tanpa restu dari ibunya itu jelas menjadi titik balik merenggangnya hubungan ibu dan anak itu.
Dhira dan Raka telah berada di rumah Bu Kartika, rumah yang menjadi tempat paling menyenangkan sewaktu kecil dulu. Tempat yang menjadi tujuannya pulang saat rindu dengan ibunya.
Air mata Dhira tak bisa di tahan, pertahanannya jebol tatkala melihat tubuh kurus ibunya yang mulai dihinggapi keriput di sudut wajahnya itu tengah berdiri menatap kedatangan mereka.
Bu Kartika juga sama, meski selama ini hubungan mereka terputus namun jauh di dasar hatinya Andhira tetaplah anaknya, tetaplah menjadi orang yang dia sayang.
"Ibu.." Dhira berlari menuju tempat ibunya yang berdiri mematung, ia memeluk tubuh ibunya sampai membuat tubuh wanita itu terhuyung.
"Ibu, maafkan Dhira Bu" Dhira merekatkan pelukannya, makin erat lagi. Seolah tak ingin lepas lagi dari ibunya. Ia berbicara dengan suara yang bergetar.
Bu Kartika juga larut dalam tangisnya, mengusap punggung anaknya yang telah lama berpisah dengannya, berjarak dengan dirinya.
"Maafkan Dhira Bu, sekarang Dhira sudah terima ganjaran karena gak nurut sama Ibu" Isak tangis Dhira makin gencar terdengar.
"Dhira sudah menerima hukumannya Bu" air mata Dhira tak mau berhenti mengalir.
Bastian yang berada di belakang Andhira bahkan ikut menitikan air matanya. Pria itu turut mengharu biru. Ia menyusut sudut matanya yang berair, berusaha tersenyum.
Ada buncahan rasa bahagia meski kakaknya itu tengah diliputi persoalan. Ada hikmah yang timbul dari persoalan ini, hubungan yang dulu meregang kini kembali dekat, jarak dan bentangan masa lalu sudah hilang.
Bu Kartika sebenarnya tahu jika pernikahan anaknya tidak baik-baik saja, Bastian acap kali bercerita. Namun Bu Kartika kerap tak menanggapi, hanya selalu mendoakan di tiap shalatnya.
Semoga anaknya itu selalu berada dalam lindunganNya.
Mereka saling melepas pelukan, Bu Kartika mengusap kedua pipi Dhira yang basah. Orang tua tetaplah orang tua yang selalu mencintai anaknya, sebesar apapun kesalahan selalu ada maaf tersaji.
"Ini cucuku?" ucap Bu Kartika mengusap pucuk kepala Raka.
"Ia Bu, dia Raka" ucap Dhira yang masih berlinang air mata.
"Maafkan Uti nak, tidak pernah mengunjungi kamu" kini Bu Kartika memeluk tubuh kurus Raka.
Raka yang mendapat perlakuan seperti itu hanya diam, ia masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Mengapa tiba tiba Om Bastian mengajaknya untuk datang ke rumah ini, membawa serta baju bajunya pula.
"Sudah, ayo kita duduk dulu" Bas, bawa barang barang itu ke kamar.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
NaJaHu Story
sudah kuduga krn ada Pindang koyongnya 😍😍
2023-09-17
0
Yanthi Chahya Yustikarini
sesek aku baca nya
2023-02-18
0
Heni Yuhaeni
Hai reader, perkenalkan sya Heni, juga buat author, sya baru baca novel ini, karna penasaran, jadi sya lanjut, ternyata ceritanya bagus bgt, dan bikin mewek" 😭😭dan di sini jga kita sebagai wanita bisa merasakan sakitnya di khianati
2023-01-16
0