Bab 15. Aksi Heroik
.
.
.
...🍁🍁🍁...
"Capek!, penuh luka luar dalam.
Dunia memang tidak sempurna, surga tahu itu".
Dengan kepala yang terasa sedikit berat akibat terlalu banyak menenggak minuman, Abimanyu memasuki rumah besar keluarga Aryasatya.
Sudah nampak sunyi, terang saja ini sudah lewat tengah malam, bahkan nyaris dini hari.
Ia tak bisa menolak ajakan Wisang dan Danan, sungguh dua sahabatnya itu selalu saja berhasil menariknya ke dalam arus hingar bingar Pub tersebut.
Namun ia masih bisa lolos dari jeratan para panda lokal yang berlomba-lomba ingin merengkuh tubuhnya itu.
Ia masih bisa menjaga batasan wajar kehidupannya, itu memang kebutuhan biologis namun masih bisa di pending untuk malam ini. Pikirnya.
"Kau baru pulang Bim" ucap nyonya Regina yang baru saja dari dapur mengambil minum.
"Iya Oma" jawabnya sambil mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah.
Nyonya Regini lantas menatap jam besar di sudut ruangan itu.
01.19
Waktu yang tak biasa bagi cucunya untuk pulang dari sebuah acara, mengingat esok Abimanyu masih harus pergi ke kantor.
"Apa karena Gwen lagi?" nyonya regina tak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya.
Abimanyu hanya menggelengkan kepalanya," tidak aku hanya menghabiskan waktu bersama Wisang dan Danan"
"Kami sudah lama tidak bertemu" ucapnya seraya menyulut sebatang rokok.
Mencoba bersikap tenang.
Nyonya Regina memperhatikan cucunya itu dengan seksama, ia merasa cucunya itu menyimpan beban.
"Oma minta maaf, semua ini karena salah Oma" wanita tua itu terlihat sedih melihat nasib cucunya yang teramat menyedihkan.
.
.
Nyonya Regina
Ia sering melihat cucunya melamun dan sedih, kepergian Gwen selama 10 tahun terakhir membuat hidup cucunya itu porak poranda.
Ia bahkan juga tidak tahu kemana rimbanya wanita yang teramat di cintai oleh cucunya itu.
Ia merasa ikut andil dalam persoalan kehidupan cucunya itu.
Ia juga yang memperkenalkan Gwen kepada Abimanyu, Gwen adalah wanita cantik yang berprofesi sebagai seorang artis juga model.
Nyonya regina yang terpukau akan talenta dan ketenaran yang dimiliki wanita berambut pirang itu, tanpa ragu berniat menjadikannya sebagai menantu di keluarga Aryasatya.
Orang tua Abimanyu saat itupun tidak merasa keberatan, melihat dari bibit bebet dan bobot mereka merasa Gwen pantas untuk di daulat menjadi menantu keluarga Aryasatya.
Wajah cantik, terkenal dan juga keadaan yang sepadan sudah barang tentu menjadi keuntungan untuk keluarga Aryasatya.
Namun tak di sangka, sesaat setelah mereka berlibur dari pulau B. Gwen yang berpamitan hendak bertemu dengan managernya tak pernah kembali saat itu.
Rupanya gelimang harta tak menjamin seseorang untuk bisa setia.
Andai ia tak memperkenalkan Gwen kepada Abimanyu, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Banyak spekulasi bermunculan, mulai dari isu perselingkuhan dengan managernya itu, penculikan bahkan ada dugaan Gwen meninggalkan Abimanyu karena sebenarnya dia tidak mencintai pria itu.
Padahal Abimanyu telah mencintai Gwen, karena sikap baiknya juga kasih sayang kepada keluarga besarnya.
"Maafkan aku Bim" nyonya Regina menangis, ia seolah tak mampu menahan lagi kesedihan tiap melihat cucunya dalam keadaan seperti ini.
"Oma apa yang Oma pikiran" Abimanyu malah justru merasa khawatir dengan dirinya.
"Menikahlah lagi dengan wanita pilihanmu nak, bahagialah dan segera lah mempunyai anak"
"Umur Oma tidak tahu sampai berapa lama lagi" kali ini ia makin terisak.
Abimanyu terlihat memeluk tubuh renta itu," apa yang Oma katakan, Oma akan terus sehat" ucapnya mencium kepalanya serta mengelus punggungnya.
"Lupakan Gwen, buka hatimu untuk orang lain" mata yang penuh dengan cairan kristal itu menatap lekat cucunya, seraya berbicara dengan suara bergetar.
"Oma akan menyetujui siapapun orangnya, asal kamu bahagia nak"
...🍁🍁🍁...
🎶"Pagi ini kau awali harimu, dengan kesedihan yang begitu dalam"
"Biar ku usap air matamu, ku kan ada disini selalu bersamamu" 🎶
Alunan lagu pembuka di Chanel radio favorit Bu Kartika tengah terdengar jernih di halaman belakang rumahnya.
Acara yang bertajuk semangat pagi, juga seputar ulasan berita lokal yang menjadi sajian rutin.
Membuat kegiatan Andhira, sedikit tak merasa sepi.
Ia tengah menjemur pakaian yang baru saja ia cuci, sepagi ini ia harus sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Mengingat hari ini ia akan bekerja ekstra untuk membuat banyak sekalian pesanan kue, yang akan di ambil nanti malam oleh para pelanggannya.
Terlihat Raka yang berpindah ke kamar mandi belakang.
"Loh kenapa kesini?" tanya Bu Kartika yang tengah membuka daun daun pisang, untuk di jadikan bungkus kue Mendut.
"Di pakek om Bas di dalam Uti" jawabnya singkat, lalu melenggang ke dalam kamar mandi sempit itu.
🎶"Dan biarlah, semua yang telah berlalu. Jangan kau sesali sambutlah hari baru"
( Gita Gutawa, melangkah lagi)
Lagu di radio itu masih saja mengalun, seolah menjadi original soundtrack kehidupannya yang pelik.
"Dhir kamu kalau ngantar Raka jangan lupa beli box baru"
"Gak cukup itu kalau untuk tempat" tukas Bu Kartika seraya menyobeki daun daun pisang yang sudah layu sebagian.
"Raka sama Bastian Buk, nanti aku biar beli sendiri saja" jawab Dhira seraya mengangkat timba kosong, tempat baju bajunya barusan yang sudah berpindah tempat ke hanger, dan sudah tergantung pada jemuran aluminium itu.
Ini adalah hari Senin, Raka lebih memilih berangkat bersama Bastian yang juga berangkat lebih pagi hari ini.
Akan ada acara pengenalan kepala divisi baru infonya, mengharuskan Bastian untuk berangkat before schedule.
Raka akan mengikuti upacara bendera rutin hari Senin, kedisiplinan nampaknya tercetak di dalam diri putra semata wayangnya itu.
.
.
Ia dan Bu Kartika mendapat pesanan banyak sekali hari ini, dan akan di ambil nanti malam oleh para pelanggannya.
5kg kue Mendut, Onde- onde dan juga Donat menjadi daftar menu pekerjaan yang akan mereka geluti hari ini.
Kue Mendut adalah panganan berbahan dasar tepung ketan, dengan isian kelapa muda yang di sangrai bersama gula dan pandan sebagai aroma.
Daun pisang digunakan sebagai pembungkus, membuat jajanan itu kian terasa nikmat dengan rasa kearifan lokalnya.
Ia teramat bersyukur, di tengah kesulitan dan persoalan hidup yang mendera, Tuhan masih memberikan dirinya rejeki.
Ia mulai berjibaku menyiapkan bahan bahan, Mendut dan Onde-onde berbahan dasar sama, hanya berbeda untuk isian.
Bu Kartika dan Andhira nampak berkolaborasi dengan baik, mereka sudah mengerti tupoksi masing masing. Lihai dan cekatan, itulah kata yang jelas menggambarkan mereka berdua.
Setelah Shalat Dzuhur, Dhira bergegas mencari box tempat kue itu, sebelum tokonya tutup.
Mengingat toko di dekat pasar Krempyeng itu akan tutup saat pasar juga menyudahi kegiatannya.
Ia mengenakan celana jeans, jaket hitam andalan juga tak lupa helm yang selalu setia melindunginya dari paparan matahari.
Namun apes, saat sampai di toko box langganannya itu, toko tersebut rupanya sudah tutup.
"Orangnya keburu ada acara nikahan mbak, jadi tutup duluan tadi" ucap seorang pedagang tahu yang mangkal di depan toko itu.
Membuat Dhira harus memacu kendaraannya lebih jauh lagi, guna mendapatkan box yang dia butuhkan.
Ia menuju toko bahan bahan kue yang terletak di ujung selatan jembatan besar, di pasar besar tepatnya.
Namun saat baru saja dia memarkirkan motornya dan baru saja melepas jaket yang ia kenakan, ia melihat ada seorang wanita tua yang berteriak.
Dengan seorang pria yang tengah berlari kencang, sembari membawa senjata tajam dan juga sebuah tas berwarna coklat. Sudah pasti adalah tersangka.
"Jambret, jambret, tolong jambret" ucap wanita tua itu berteriak, hingga suaranya serak.
Dhira yang mengetahui si penjambret itu lari ke arahnya, tengah bersiap untuk memasang kakinya.
Meski ia sendiri takut karena melihat senjata tajam yang di bawa pria itu, namun karena rasa kemanusiaan entah dari mana keberanian itu muncul
Dan," grubuuukkk" suara tubuh pria itu yang jatuh menabrak sebuah tempat sampah, akibat terjungkal pasca tersandung kaki Dhira.
Penjambret itu menatap tajam ke arah Dhira, sejurus kemudian ia bangkit lalu menyabet lengan Dhira dengan senjata tajam yang ia bawa.
Membuat semua orang serta pejalan kaki disana, mengarahkan pandangan serta perhatiannya kepada kejadian mengkhawatirkan itu.
"Auuuwww" rintih Dhira yang merasa lengannya perih karena sabetan senjata tajam itu.
Namun aksi balas dendam pencopet itu kepada Dhira justru membuatnya rugi, karena puluhan orang yang tengah mengejar dirinya, kini tengah berada di dekatnya, bahkan sudah mengepung pergerakannya.
Kalah telak, itulah kata yang menggambarkan keadaan penjambret itu.
Para warga yang lewat itu, akhirnya melakukan bagiannya.
Bahkan tak sedikit yang memberikan hadiah bogem mentah kepada pria itu.
Menyeret dan menggelandang pria berwajah sangar itu, ke kantor polisi. Guna menghindari amukan masa yang makin banyak.
Dhira lantas mengambil sebuah tas yang ia rasa itu adalah tas branded, kemudian membersihkannya dengan cara mengusap dan menepuk tas warna coklat itu, berharap debu yang menempel segera berjatuhan.
Tak menghiraukan luka yang terpampang di lengan putihnya.
"Astagfirullah mbak, lengannya berdarah" ucap seorang wanita yang ikut melihat aksi jambret itu.
Namun detik itu juga, terlihat seorang wanita tua yang menjadi korban penjambretan itu, datang menghampirinya.
.
.
Nyonya Regina
Siang itu ia berniat ingin menjemput cicitnya ke sekolah bersama karena Abimanyu dan Rania tengah sibuk di kantor.
Hari ini adalah hari dimana Abimanyu telah menetapkan Rania untuk mengawasi bagian keuangan, yang berhubungan langsung dengan Departemen Akuntansi di sektor manufacturing.
Dia berhenti di depan pasar besar ,karena ingin membeli sebuah dagangan lelaki tua. Rasa kasihan dan iba membuatnya menyuruh Bagus, untuk menepikan mobilnya.
Ia merasa terkejut tatkala tas yang hendak ia buka untuk mengambil uang, raib dalam sekejap di gondol penjambret.
Ia berteriak sekeras mungkin meminta pertolongan siapa saja yang lewat disana, Bagus yang masih berada di dalam mobil karena dilarang oleh majikannya itupun sampai kebingungan.
Bagus lalu membuka pintu mobil itu, namun tentu saja pelaku sudah keburu lari, melesat jauh.
Namun tak di sangka, aksi heroik seorang wanita yang menurutnya sangat cantik dalam balutan kesederhanaan itu sungguh membuatnya mengucap syukur.
"Astaga nak, lenganmu berdarah" ucapnya saat melihat lengan itu tersayat benda tajam yang di bawa penjambret tadi.
"Oh, gak terlalu sakit kok Bu. Dan ini tas nya" ucap wanita itu menyerahkan tas.
"Terimakasih banyak nak, kalau tidak ada kamu. Ini pasti sudah di gondol maling tadi"
"Kamu sudah membahayakan nyawa kamu untuk saya"
"Ini untuk kamu" nyonya Regina terlihat mengeluarkan uang dalam jumlah yang banyak, sebagai ucapan terimakasih atas pertolongan yang telah di berikan.
"Saya ikhlas Bu, tolong jangan seperti ini. Saya benar benar ikhlas" tolak wanita itu menaikkan tangannya.
"Ibu adalah orang tua, sudah sepatutnya untuk di bantu" wanita itu tersenyum ramah.
"Benar benar wanita yang baik" batinnya
"Kalau begitu ini, ini adalah kartu nama keluarga saya. Saya mungkin bisa bantu kamu untuk hal lain" ucap nyonya regina menyerahkan sebuah kartu nama.
"Jika kamu butuh sesuatu, nanti bisa hubungi nomer ini. Saya berhutang budi sama kamu nak"
"Terimakasih banyak sekali lagi"
.
.
Andhira
Ia merasa terkejut ketika wanita tua yang ia tolong memberikan sebuah kartu nama, namun ia buru buru memasukkan kartu itu ke dalam saku celana jeans-nya.
Ia menolak di berikan upah, lantaran kebaikan itu sifatnya harus ikhlas bukan.
Untuk membuat hati wanita tua itu tak tersinggung, ia akhirnya menerima saja kartu nama itu.
Meski sebenarnya ia tak membutuhkannya, berharap orang tua itu tak kecewa kepadanya. setidaknya ia tidak memberikan penolakan dua kali.
"Bu, maaf saya buru buru. Saya di tunggu oleh seseorang" ucap Dhira yang merasa ia telah lama meninggalkan ibunya seorang diri dengan kue kue yang musti segera di proses.
"Terimakasih banyak sekali lagi nak" ucap wanita tua itu.
"Saya permisi dulu Bu" ia langsung pergi, mencari box yang ia perlukan. Rasa sayatan yang kini terasa perih itu masih ia coba abaikan.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Sofia Pontoh
Sepertinyq..jalan dah mulai terbuka niih..😁
2022-11-06
0
Nana_Ratna
knp harus sll model/artis seeh,profesi istri yg sll meninggalkan suaminya/selingkuh/egois. dicap ga bener.
2022-08-25
1
hìķàwäþî
rania berjodoh dgn bastian
2022-08-12
0