Jam 10 pagi Raka baru saja pergi meninggalkan markas bersama dengan Leo.
Hari ini ia ada kelas jam 11 siang sedangkan jarak dari markas ke kampus memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.
Setelah melampiasakan kekesalnnya dengan menembak, tadi pagi Raka melanjutkan latihannya, dengan para pengawal.
Saking serunya Raka berlatih ia sampai lupa waktu dan baru sadar ketika Leo menghampirinya dan berkata sudah jam setengah 10 pagi.
Sekarang bahkan Raka belum sempat sarapan pagi, hanya segelas susu yang ia minum dengan buru-buru sebelum berangkat barusan.
Leo mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, ia tidak mau kalau sampai bos barunya itu sampai marah padanya, karna ia tau bagi Raka kuliah adalah hal yang sangat penting.
" Sial tinggal lima menit lagi" Raka mengumpat begitu Leo memarkirkan mobilnya di tempat biasa.
" Terimakasih Leo" Raka berucap sebelum membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa.
" Tunggu tuan muda!" Leo berteriak panik ketika Raka langsung saja meninggalkannya tanpa mendengar panggilannya.
" Ck, bagaimana ini?" Leo mengacak rambutnya prustasi.
Raka berjalan setengah berlari menuju kampusnya berada, sampai-sampai ia lupa kalau kacamatanya belum di pakainya.
" Raka..!" Suara panggilan dari belakngnya membuatnya menoleh ke belakng.
Terlihat Dito sedang berlari mengejarnya.
" Ka, kacamata loe mana?" Dito langsung bertanya pada Raka dengan panik ketika ia sudah berhasil menyusul Raka.
" Ah... iya gue lupa, untung aja loe ingetin" Ucap Raka mengambil kacamata nya di saku hoodie yang ia kenakan.
"Makasih ya, gue ke kelas dulu" Raka langsung berlari meninggalkan Dito yang hanya mengacung kan jempolnya.
Tanpa mereka sadari ada tiga orang gadis yang memperhatikan mereka dari taman kampus sejak awal Raka datang.
" Gil* ternyata Raka kalo lagi gak pake kacamata ganteng banget ya" Monic berkata sambil matanya terus melihat ke arah Raka menghilang.
" Iya, apalagi pas dia ngomong santai, gak pake bahasa kaku"
" Wiiih ber damage banget..." Regina ikut menimpali.
Ya... yang memperhatikan Raka dan Dito itu adalah, Keyra, Monic dan Regina.
Mereka baru saja keluar dari kelasnya masing-masing dan janjian di taman kampus.
Awalnya mereka hanya memperhatikan Raka karena merasa pernah melihatnya tapi mereka tidak tau siapa.
Hingga mereka bertiga terkejut ketika Dito memanggilnya, dan mereka baru sadar kalau lelaki yang sedari tadi mereka perhatikan itu adalah Raka.
" Pantes aja si Raka di musuhin sama si Rion" Ucap Monik tiba-tiba.
" Maksud loe?!" Regina bertanya dengan penasaran
" Sssttt" Desis Keyra meletakkan telunjuknya di depan bibir, ia tau di kampus ini Rion adalah sosok yang berbahaya, dan ia tak mau sampai berurusan dengan berandal tukang buly seperti mereka.
Monik dan Regina langsung menutup mulut Mereka sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.
Bernapas lega ketika melihat tidak ada mahasiswa di sekitar mereka.
" Emangnya kenapa si Rion musihin si Raka? Bisik Regina masih penasaran.
" Itu sih pasti karena Rion sirik sama ke tampannan dan kecerdasan si Raka" Balas Monic dengan berbisik pula.
" Kalo kecerdasan sih udah jadi rahasia umum kali', Rion itu ga ada apa-apanya kalo di bandingkan sama Raka" Ucap Regina acuh.
" Nah kalo soal kecerdasan aja si Rion udah kelabakan sampe ngebuly si Raka, apalagi kalo dia tau tampang Raka kalo gak pake kacamata..."
" Bisa langsung di gebukin atau bahkan di buat keluar kali tuh si Raka dari kampus" Monic menimpali, mereka menjadikan Raka bahan gosip mereka berdua.
Keyra hanya diam mendengarkan semua celotehan kedua sahabatnya itu.
Dalam hati ia membenarkan omongan kedua sahabatnya, dan merasa cemas memikirkan nasib Raka, jika nanti Rion sudah kembali ber kuliah.
Iya... saat ini Rion dan kawan-kawan nya sedang berlibur ke luar negri.
" Sudah sudah mending kita ke mall yuk, bosen nih" Keyra menghentikan Kedua sahabatnya yang masih saja asyik membicarakan Raka.
" Ayok...!!" Seru Monic dan Regina bersamaan.
Mereka bertiga pun berjalan bersama menuju tempat parkir mobil Keyra.
***
" Ada jadwal apa hari ini ?" Tanya Raka saat sudah berada di dalam mobil.
" Jam dua nanti anda ada rapat bersama tuan Dion di restoran yang terletak di salah satu mall anda tuan muda di daerah selatan, jam tujuh malam anda juga ada undangan ulang tahun pernikahan dari tuan Jason, pemilik perusahaan LUSIA" Ucap Leo menjelaskan sambil terus menyetir, membelah jalanan ibu kota yang sudah mulai lengang kembali, setelah beberapa saat lalu terlihat padat bertepatan dengan jam istirahat kerja.
Raka melihat jam tangan mahal di pergelangan tangannya, saat ini waktu sudah menunjukan pukul 13.15 ada beberapa menit lagi sampai waktu rapat.
" Kita berangkat ke mall sekarang. Saya mau makan siang dulu sebelum rapat" Ucap Raka, merasakan perutnya yang sudah terasa melilit, karena dari pagi tadi hanya segelas susu yang baru sempat ia minum.
" Baik tuan muda" Jawab Leo, menjalankan mobil menuju ke salah satu mall milik keluarga Wiratmadja.
Raka dan Leo masuk ke dalam mall lewat jalur khusus karyawan, hingga tidak ada yang menyadari kehadiran Raka di mall tersebut.
Raka langsung berjalan menuju Restoran tempatnya rapat bersama Dion.
" Selamat siang tuan muda" Manager restoran membungkuk hormat di hadapan Raka, ia turun tangan langsung untuk menyambut kedatangan tuan muda wiratmadja.
" Hmm" Jawab Raka mengangguk samar.
Leo memberi kode kepada manager restoran tersebut untuk segera mengantar mereka ke ruangan VIP yang sudah ia pesan untuk rapat Raka.
" Silahkan tuan lewat sini" Meneger Raka mengulurkan tangan kanannya sambil setengah membungkuk menunjukan jalan menuju ruangan yang di tuju.
Raka melangkah mengikuti manager tersebut dengan tubuh tegapnya, dan pakaian formal mewah yang membalut tubuh indahnya, menjadikannya pusat perhatian pengunjung restoran mewah tersebut.
Kedatangannya siang itu begitu mencolok dengan manager restoran di depannya dan Leo di belakangnya, berjalan dengan pandangan lurus ke depan tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya.
Untung saja saat ini restoran tidak sedang ramai karena sudah lewat waktu makan siang.
setelah ia dan Leo makan siang, tak lama Dion datang bersama sekretaris dan para staf lainnya.
"Selamat siang tuan Raka" Sapa Dion berjabat tangan dengan Raka kemudian beralih pada Leo.
" Selamat siang tuan Dion" Raka membalas sapaan Dion dengan ramah,dan tersenyum samar.
Mereka langsung membahas kerja sama dua perusahaan besar itu. Saat ini perusahaan DWGrup akan merilis perumahan modern di daerah bandung.
Sebagai pengiklan resmi dari DWGrup, Perusahaan DRP entertaiment akan selalu memberikan yang terbaik untuk klien yang telah lama bekerja sama dengan mereka.
Setelah berdiskusi panjang lebar dan melakukan banyak revisi di dalam rencana konsep iklan sebelumnya akhirnya Raka dan Dion menandatangani kontrak kerja sama dua perusahaan besar negri ini.
Raka memang sangat teliti dan perfeksionis dalam pekerjaannya, hingga Dion yang baru pertama kali bekerja sama dengan Raka harus berfikir cepat agar bisa mengimbangi pola berfikir Raka.
Selama Rapat Raka merasa tidak nyaman dengan pandangan sekretaris dan para staf wanita yang Dion bawa, mereka terus saja memperhatikan dan berusaha menggoda Raka.
Hingga setelah Tanda tangan berkas kerja sama Leo meminta Dion untuk menyuruh mereka semua pergi dari ruangan itu, Diaon yang tau kesalahan dari para staf-nya pun langsung meminta maaf pada Raka.
" Maaf tuan atas ketidak nyamanannya" Ucap Dion tidak enak hati.
" Tidak apa, sekarang kan sudah tidak berada dalam suasana formal, lebih baik anda panggil saya Raka saja" Jawab Raka santai.
Saat ini di ruangan itu hanya tinggal empat orang pria yang sama-sama memiliki tingkat ketampanan di atas rata-rata.
Raka bersama dengan Leo dan Dion bersama dengan Eric asisten pribadinya.
" Bukankah kita sudah berteman?" Tanya Raka lagi dengan duduk menyandar santai.
"Hahaha... oke...oke..,Lagi pula sepertinya usia-mu masih lebih muda dariku" Jawab Dion tidak lagi menggunakan bahasa formal.
Semenjak pertemuan pertama mereka di acara pesta kemarin malam, mereka berdua sudah memutuskan untuk menjadi teman.
Apalagi setelah mereka tau kalau kedua orang tua mereka juga berteman, Tama dan Daniel ternyata sudah berteman sejak mereka SMA dan terus berlanjut sampai akhirnya Tama menghilang.
Lagipula Raka memang belum memiliki seorang teman-pun di kalangan pebisnis.
" Sepertinya kita harus lebih banyak lagi meluangkan waktu untuk sekedar nongkrong, atau menikmati hobi bersama" Ucap Dion ketika mereka bersama berjalan ke luar dari restoran.
"Boleh juga" Raka hanya menjawab singkat.
Raka dan Dion berjalan ber'iringan dengan Leo dan Eric berjalan di belakang mereka
Berjalan santai menikmati suasana mall yang memang selalu ramai oleh para pengunjung, dengan jas mereka masukan pada paper bag yang di bawa oleh Leo dan Erik.
Sedangkan mereka serempak menggulung lengan kemeja mereka sampai sebatas siku, dan berjalan santai dengan tangan di masukan ke dalam saku.
Raka sengaja tidak memberitahukan kedatangannya pada manager mall, agar ia tidak terganggu dengan urusan pekerjaan.
Kehadiran empat pria tampan di mall itu menarik perhatian sebagian besar para pengunjung yang memang kebanyakan adalah para gadis muda
Hingga....
" Abang!!" Suara teriakan seorang gadis terdengar.
Raka dan Dion yang mengenali suara itu serentak menoleh ke asal suara.
Deg....
Di sana Keyra, monic dan Regina berjalan dengan paper bag di tangan mereka.
Raka terkejut dengan kedatangan Keyra ia melirik Leo tapi hanya beberapa detik ia bisa menguasai situasi dan bersikap biasa saja.
" Abang lagi ngapain di sini, bukannya abang lagi kerja?" Tanya Keyra setelah ia berada di hadapan Dion dan Raka.
.
.
...Tbc...
Jangan lupa like, comment dan vote nya ya....
...Terimakasih🙏😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments