Presdir Kutu Buku
Raka berjalan tergesa-gesa menyusuri koridor kampus, ia baru saja mendapat telepon dari kepolisisan yang mengabarkan bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan.
Jantungnya berdetak dua kali lipat, pikirannya terus tertuju pada kedua orang tuanya "Ayah, Bunda kalian baik-baik saja kan? Jangan tinggalin Raka" Batin raka
Brak.....
Karena tidak terlalu memperhatikan jalan Raka tidak sengaja menabrak seseorang hingga membuat buku yang ia bawa jatuh berantakan.
" Maaf saya tidak sengaja" Ucapnya sambil berjongkok memungut buku-bukunya
Bugh....
Satu buah buku mendarat tepat di wajah nya
" Heh... kutu buku loe buta ya!" teriak seorang pria yang tadi di tabrak oleh Raka.
Raka mendongak dengan wajah pucat mendengar suara yang sangat ia takuti.
" Mati aku! kenapa harus ketemu sama Reon pas lagi kaya gini" Raka mengumpat dalam hati.
" Maaf Reon aku gak sengaja" Ucap Raka menundukan kepalanya di hadapan Reon dan teman-temannya
Reon adalah pemimpin genk di kampus itu, kumpulan para anak pengusaha kaya, yang sombong dan suka mem buly mahasiswa yang kuliah dengan jalur beasiswa seperti Raka.
Raka juga sudah beberapa kali mendapat Buly an dari kelompok Rion, mulai dari di suruh mengerjakan tugas mereka, sampai terkadang di hajar sampai babak belur bila ia tidak mau melakukan apa yang di perintahkan.
" Maaf...maaf...!! Loe kira semua ini bisa selesai cuma pake maaf hah..!?" sarkas Rion menarik kerah baju Raka.
" Ma.. maaf, ta...tadi sa...saya bu..buru-buru" gagap Raka mendekap erat bukunya.
Bugh...
Satu pukulan Rion berikan tepat pada perut Raka sampai terhuyung beberapa langkah ke belakang.
Melihat ada celah untuknya kabur Raka langsung lari meninggalkan Rion dan teman-temannya.
"Heh kutu buku, mau kemana loe?!" teriak Reon melihat Raka yang berlari.
" Sial, awas kalo ketemu, gue abisin tuh kutu buku" umpat Reon lagi
" Udah lah, buat apa sih loe ngurusin kutu buku kaya dia? Mending kita ke kantin yuk" Kenzi salah satu teman Reon menepuk pundak Reon.
***
Sampai di Rumah sakit, Raka langsung berlari menuju ruang UGD di mana Orang tuanya di tangani.
Dari ujung lorong ia bisa melihat Bang Joni dan beberapa orang yang sedang duduk di salah satu kursi di depan ruang UGD, dan ada dua orang berpakain polisi yang berdiri di sisi pintu ruang UGD.
" Bang gimana keadaan Ayah sama Bunda?" dengan nafas yang masih ter engah-engah karna berlari, ia langsung bertanya pada Bang Joni dengan panik.
Joni adalah orang yang suka membantu Ayah dan Bundanya di toko.
Raka mematung, ia masih mencerna perkataan yang di katakan Bang Joni barusan.
Otaknya yang biasanya pintar dan mudah menagkap materi dan pelajaran, mendadak menjadi bodoh, tak dapat berpikir sama sekali.
" Kak, Raka" sebuah tepukan di bahunya menyadarkannya.
Ia menatap kosong pada Bang Joni yang berdiri di hadapannya.
" Sabar Ka, loe harus kuat" Bang Joni mencoba menenangkan hati Raka.
" Bang" hanya itu kata yang mampu keluar dari mulutnya.
Satu bulir air matanya menetes tak sanggup menerima kenyataan yang saat ini harus di hadapinya.
" Gak mungkin Bang, Ayah sama Bunda gak mungkin ninggalin gue bang" Rancau Raka di pelukan Bang Joni
" Bilang kalau Abang bercanda! Ayah sama Bunda gak mungkin ninggalin gue sendiri Bang" Raka meraung, menagis di dalam pelukan Joni.
" Sabar Ka, loe harus kuat, mending sekarang kita urus jenazah Bang Tama sama Mbak Laras" Lerai Joni.
****
Di rumah sederhana di pemukiman padat penduduk, Raka duduk di depan rumah, ia baru saja sampai dari pemakaman kedua orang tuanya.
Tatapannya masih kosong, ia masih belum bisa menerima kepergian kedua orang tuanya yang sangat mendadak.
Ingatannya kembali pada tadi pagi saat ia dan kedua orang tuanya sarapan bersama, sebelum ia pergi ke kampus dan kedua orang tuanya pergi untuk menghadiri acara di kota sebelah.
" Raka, jaga diri baik-baik ya, jangan menyerah untuk mengejar impian mu, Ayah sama Bunda akan selalu mendukung Raka" Ucap bunda saat mereka sarapan bersama.
" Apaan sih Bun, kaya' mau ninggalin Raka lama aja" Raka tidak terlalu menaggapi ucapan Bundanya.
" Gak apa-apa Bunda cuma lagi mau ngomong gitu aja" Lembut Bunda sambil mengelus rambut Raka.
Raka merasakan ada yang aneh dengan sikap Bunda nya, tapi ia tidak mau ber prasangka buruk.
" Iya Raka belajar lah jadi lelaki yang kuat, karena hidup ini keras nak, kamu harus belajar melindungi diri kamu sendiri" Ayah ikut menimpali omongan Bundanya.
" Iya Yah, nanti Raka akan mulai belajar bela diri sama Dito" Jawab Raka
Satu tetes Air mata kembali jatuh dari matanya yang sudah memerah saat mengingat percakapan terakhirnya bersama kedua orang tuanya.
Buru-buru Raka menghapusnya, ia tak mau terlihat lemah di hadapan para pelayat yang masih berdatangan.
Kalau saja ia tau pagi ini pagi terakhirnya bersama dengan kedua orang tuanya, ia tidak akan mau meninggalkan mereka ke kampus.
Raka akan lebih memilih ikut Ayah dan Bunda nya ke kota sebelah.
" Loe harus kuat Ka, Ayah sama Bunda pasti gak mau liat loe kaya' gini" Ucap Dito menepuk pundak Raka.
Raka menganggukan kepalanya " Iya, makasih ya To" ucap Raka lirih
Saat ini mereka sedang berada di ruang tengah rumah Raka, setelah sebelumnya membereskan kursi bekas para pelayat duduk.
" Loe gak sendiri Ka, masih ada gue sama Bang Joni yang selalu ada buat loe"
" Iya Ka, mulai sekarang Abang akan menginap di sini, biar loe gak ngerasa sendirian" Bang Joni ikut menimpali omongan Dito.
" Iya Bang, Makasih ya Bang, To" Walaupun masih ada kekosongan di hatinya, tapi setidaknya ia masih ada Bang Joni dan Dito yang menguatkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Kinia
seru
2023-09-29
1
Martha
baru juga baca, udh mengalirlah air mataku
2022-08-28
1
Nining Kinar
udah mampir yaa😍
2021-12-14
1