Hari ini adalah hari ketiga Raka menjabat sebagai Presdir baru di perusahaan DWGrup.
Seperti biasa Raka akan mengawali harinya dengan latihan fisik bersama dengan Alex, kakek Reksa pun ikut memperhatikan jalannya latihan Raka pagi ini.
Kekek Reksa terlihat sangat puas dengan perkembangan yang Raka tunjukan.
Jam 8 pagi Raka sudah meng'akhiri latihannya karena hari ini ia ada jadwal kuliah pagi.
" Semakin bagus perkembangan mu Raka" Kakek Reksa menepuk pundak Raka ketika berjalan meninggalakan tempat latihan Raka.
"Terima kasih kek, Saya ke kamar dulu, mau mandi" pamit Raka langsung berjalan meninggalkan kakeknya yang memilih duduk di teras belakang, sambil menikmati teh nya.
" Leo, nanti jemput saya di tempat biasa dan pastikan tidak ada yang melihat" pesan Raka saat ini mereka sedang berada di dalam perjalanan menuju kampus.
" Baik" hanya itu yang keluar dari mulut Leo, sambil tetap fokus menyetir.
Sejak menjadi presdir Raka menjadi sadar dengan waktunya yang sangat sibuk, jadi dia memutuskan untuk naik mobil pribadi tetapi ia akan di turunkan di pinggir jalan, agak jauh dari kampusnya berada.
" Terima kasih Leo" Ucapnya setelah sampai di tempat tujuan, di luar kantor Raka memang tidak mau di perlakukan sebagai atasan oleh siapapun termasuk Leo dan para pengawal.
Tapi tetap saja, mereka akan berlaku sebagai bawahan selama jam kerja mereka.
Walaupun para pengawal itu sebenarnya jam kerjanya 24 jam.
"Baik tuan muda" Leo langsung melajukan mobilnya menuju perusahaan, sedangkan mobil pengawal bayangan yang di tugaskan Alex untuk mengawalnya melesat menuju kampus, setelah menurunkan 2 orang pengawal, untuk mengawal Raka dari jauh.
Raka mengetahui semua itu dan bersikap biasa saja, mereka akan berkomunikasi lewat telpon bila ada sesuatu yang mencurigakan.
Raka juga tidak memperbolehkan mereka untuk menolongnya bila sedang di buly oleh Rion dan kawan-kawannya.
Saat ini Raka sedang menyelidiki siapa sebenarnya Rion, dan apa rencananya di balik pengakuannya sebagai cucu pemilik kampus tempatnya berkuliah, sedangkan yang ia tau kampus itu masih termasuk pada salah satu aset perusahaan DwGrup.
Yang ber'arti seharusnya dia lah yang menjadi cucu dari pemilik kampus itu, dan dari yang kakek ceritakan ia tidak mempunyai anak lagi selain Ayahnya.
" Raka!" Suara riang yang memanggil namanya mengalihkan perhatiannya, dari pemikiran rumit tentang Rion.
Raka menoleh ke belakang, arah suara itu berada, terlihat seorang wanita manis sedang berlari sambil melambaikan tangan ke arahnya.
Raka membetulkan kaca matanya " Keyra" gumam Raka.
" Hai Raka!" sapa Keyra setelah ia sampai di hadapan Raka.
" Hai Keyra" balas Raka dengan nada bicara yang kaku. Ia sedang meredam rasa gugup nya saat ini.
" Sendiri aja?" Tanya Keyra lagi
" Iya, kamu juga sendiri?"
" Iya"
Mereka berdua asik mengobrol sambil berjalan ke kampus, Raka merasa sangat senang hari ini karena bisa berbicara bahkan lebih akrab lagi dengan gadis yang sudah mencuri hatinya sejak pertama kali melihatnya.
Keyra juga merasakan hal yang sama, ia sangat bahagia, karena ternyata Raka cukup asik untuk di ajak mengobrol dan mereka sudah berteman.
Keyra juga sebenarnya memiliki rasa ketertarikan pada Raka, apa lagi setelah mendengar cerita Raka dari dua sahabatnya itu.
Sikap Raka yang cuek dan sedikit pendiam, membuatnya penasaran dan terus memikirkan Raka.
Walaupun Kedua sahabatnya melarangnya dekat dengan Raka, tapi ia tidak memperdulikannya, saat ini ia merasakan sesuatu yang berbeda bila sedang berada di dekat Raka.
" Aku masuk kelas dulu ya, baay!" pamit keyra
" Iya, bye" Raka melihat keyra yang berjalan menuju kelasnya, sesekali ia tersenyum saat keyra menengok ke arahnya, ia baru pergi setelah melihat Keyra masuk ke dalam kelasnya.
Raka memang mengantarkan Keyra ke gedung fakultas Ekonomi, dan setelah itu baru ia berjalan menuju ke labulatorium, karna saat ini ia ada prektek.
Setelah dua jam berada di labolatorium ia langsung menghubungi Leo untuk menjemputnya di tempat biasa.
" Le, saya sudah selesai" Satu kata dan Leo sudah tau apa maksud dari perkataan itu.
" Oke, saya berangkat sekarang" Leo langsung beranjak dari tempat kerjanya, menyambar kunci mobil di atas meja lalu berjalan tergesa-gesa ke parkiran.
Hari ini Leo yang harus menjemput Raka langsung karena mereka ada metting sekaligus makan siang di salah satu restoran mewah di kota itu.
" Hmm..." Raka langsung mematikan telponnya ketika sudah mendengar jawaban dari Leo.
Ia berjalan menuju kantin untuk menunggu Leo.
Lima belas menit menunggu akhirnya ia mendapat kabar dari Leo bahwa ia sudah mau sampai ke lokasi.
Raka langsung membayar minuman yang tadi ia pesan lalu langsung pergi dari kantin.
" KA, RAKA!!" Dito berteriak ketika melihat Raka sedang berjalan tergesa-gesa ke luar kampus. Ia mau mengajak Raka untuk pulang bersama karena hari ini ia juga sudah selesai, dan tidak ada kelas lagi.
" Mau ke mana si dia, buru-buru banget" gerutu Dito sambil berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.
" Raka ngomong ama siapa tuh?" Dito melihat Raka sedang mengobrol dengan beberapa orang lelaki berbadan besar.
" Wah mau di bawa ke mana tuh temen gue?" Dito langsung mengejar mobil mewah yang membawa Raka pergi entah ke mana.
" Sepertinya ada yang mengikuti kita tuan?" para pengawal yang berada di belakang mobil Leo megabari Leo dari alat khusus.
" Tetap waspada, ada berapa orang?" Tanya Leo.
" Ada apa?" Tanya Raka sambil mengganti pakaiannya.
" Ada yang mengikuti kita tuan muda"
" Hanya satu orang, dengan mengendarai motor honda CBR250RR" Jawab Pengawal di belakang.
"Siapa?" tanya Raka lagi, masih sibuk dengan bajunya.
Raka yang sedang merapihkan Rambutnya dan memakai jas, mengalihakn pandangannya pada Leo, saat mendengar jawaban dari Leo.
" Berapa nomor polisinya?" tanya Raka segera, ia tau itu sama dengan motor Dito 'Apa tadi Dito melihat ku?' tanya nya dalam hati.
Leo langsung menyebutkan nomor polisi motor tersebut setelah mendapat jawaban dari pengawal.
" Tenang saja dia sahabatku, kita berhenti di tempat sepi, kalau tidak dia akan mengacau di restoran nanti" ucap Raka yang sudah siap dengan penampilannya yang baru.
" Baik" Leo langsung membelokan mobilnya menuju jalan yang sepi, tidak lama kemudian Leo pun menghentikan mobil yang di Kendarainya.
Dito langsung turun dari motornya dan berlari menuju mobil yang tadi Raka masuki.
" WOY MAU LOE BAWA KE MANA SAHABAT GUE?!!" teriak Dito menggedor pintu mobil Leo.
Para pengawal langsung menyergap dan memegangi Dito.
" APA APAAN KALIAN BR***SEK!!!" Dito terus berontak, berusaha melepaskan diri, dari dua orang pria bertubuh besar yang mengunci pergerakannya.
" Sudah lepaskan, dia teman saya" Raka berucap dengan nada tegas, saat ia turun dari mobil BMW8 series, yang di kendarai oleh Leo.
Para pengawal itu langsung melepaskan cekalannya pada tangan dan pundak Dito.
" SIAPA LOE, MANA TEMEN GUA?!!!" Teriak Dito pada Raka.
Para pengawal langsung memegang Dito kembali, saat Dito mengambil ancang-ancang untuk menyerang Raka.
Dito benar-benar tidak menyadari bahwa orang yang berdiri di depannya itu adalah Raka.
Entah karena rasa khawatirnya atau karena ia tidak memperhatikan Raka.
Raka hanya tersenyum lalu memberi kode kepada Leo untuk mengambilkan kaca matanya di dalam mobil.
" RAKA...! KELUAR LOE, LOE GAK PAPA KAN?!!" teriak Dito lagi.
" g*l* sih temen tuan muda, ternyata bar-bar banget, pantas saja tadi tuan muda bilang bakal bikin kacau" batin Leo mengerutu sendiri, karena mereka sedang buru-buru saat ini, tapi malah terganggu oleh Dito.
"Tuan muda, waktu kita tidak banyak" bisik Leo saat memberikan kacamata Raka.
Raka hanya mengangguk dan memakai kacamatanya.
"To..."
" Loe masih gak percaya kalau gue itu Raka?" Raka berkata dengan nada mengejek dan senyum di sudut sebelah bibirnya.
Dito langsung diam, dan memperhatikan Raka dari atas sampai bawah, saat Raka memanggilnya 'To, karna hanya Raka dan keluarganya yang memanggilnya dengan panggilan itu.
Dito baru sadar kalau pria yang berpakaian rapih khas orang kantoran itu mirip dengan Raka.
" Ra... Raka... ini beneran loe Ka?" Ucap Dito terbata, bahkan sekarang wajahnya menggambarkan bahwa ia sedang terkejut dan tak pecaya sekaligus, takjub pada Raka.
" Iya ini gue, siapa lagi" Malas Raka, tangannya memberi kode kepada pengawalnya untuk melepaskan Dito.
" Loe hutang penjelasan sama gue" Ucap Dito melihat sekelilingnya yang di kelilingi oleh para pria bertubuh besar, dan mobil yang membawa Raka tadi.
" Oke nanti gue jelasin, tapi sorry sekarang gue lagi buru-buru, nanti malam kita ketemu di tempat biasa" ucap Raka.
" Oke, gue tunggu nanti malam"
" Gue pergi duluan" Raka masuk ke dalam mobilnya, setelah di buka'kan pintu oleh Leo.
"Seminggu gak ketemu ama tuh anak, sekarang gue malah dapet kejutan kayak gini"
Batin Dito menyugar rambutnya pusing sendiri akan kejutan yang di dapatkannya dari Raka, sambil melihat mobil Raka dan pengawalnya yang pergi menjauh darinya.
...Tbc...
Jangan lupa like, comment dan Vote nya ya....
...Terimakasih🙏😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments