Hari berlalu begitu saja tanpa kita sadari, tanpa terasa sudah empat puluh hari dari kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tua Raka.
Sore ini Raka baru saja pulang kuliah, sebelum ke rumah ia menyempatakan untuk mampir dulu ke toko kelontong milik kedua orangtua nya di pasar, yang sekarang di kelola oleh Bang Joni.
Raka berjalan gontai dari halte bis menuju pasar, Dito sedang ada pelatihan untuk mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan pencak silat se ibu kota.
"Bang gimana toko hari ini?" tanya Raka sambil membantu membereskan dagangan.
"Lumayan Ka, rame kaya biasa" jawab Bang Joni tersenyum.
"Alhamdulillah... Bang punya kenalan buat bantu-bantu gak di toko, yang bisa di percaya juga bang?" Tanya Raka
" Emang buat di mana Ka?" bukannya menjawab, Bang Koni malah bertanya kembali.
" Ya buat di sini Bang, buat bantuin Abang" jelas Raka
" Oh, nanti deh Abang coba tanya temen Abang. Mau cewe apa cowo Ka?" tanya bang Joni lagi
" Terserah Abang aja. Tapi kalau cowo bisa di ajak tinggal di rumah bareng sama kita, biar makin rame" Raka duduk di depan toko, sambil menunggu Bang Joni menutup toko.
" Oke, kalau gitu nanti Abang tinggal cari aja, kemaren sih temen Abang katanya Ade nya lagi nyari kerja. Coba deh entar Abang tanyin, mau ngga dia kerja di toko" ucap Bang joni mengingat-ingat temannya yang kemarin minta di carikan pekerjaan untuk adiknya.
" Ini sembako buat nanti malam udah Abang siapain" Bang Joni mengeluarkan dua kardus besar, dari dalam toko, kemudian menutup roling dor nya.
" Makasih ya bang, maaf nih jadi ngerepotin Abang" Raka mengambil satu kardus besar.
" Mana ada Abang Repot, ini Abangbkerjain pas lagi gak ada kerjaan, lagian loe kan lagi fokus buat persiapan ikut olimpiade, jadi ga usah mikirin yang kaya begini, selama Abang bisa bantu, Abang pasti bantu"
Mereka berbicara sambil berjalan ber iringan, di tangannya masing-masjng menenteng kardus besar, berisi bingkisan sembako untuk pengajian empat puluh harian kedua orang tua Raka nanti malam.
" Raka! Kebetulan nih loe juga baru sampe rumah, ini pesenan kue nya" Po Ipah tetangga jualan di pasar menghampiri Raka.
" Oh iya po, makasih, jadi berapa ini semuanya?" Tanya Raka ketika sudah sampai di depan rumahnya.
" Semuanya jadi dua ratus ribu, kemaren kan loe udah ngasih dp seratus ribu, jadi tinggal seratus ribu lagi" Po Ipah menjelaskan sambil menaruh kardus berisi kue di meja ruang tamu, setelah tadi Raka membuka pintu.
" Ini Po, maksih sekali lagi ya po" Raka mengulurkan uang seratus ribu.
" Hehe iya Ka, gua juga makasih ini udah di pesenin kue banyak banget, jangan kapok pesen kue di gau ya, kalau nanti ada acara lagi" Cerocos po Ipah.
" Iya po" jawab Raka
" Ya udah gua pulang dulu kalo gitu, Assalamualaikum.."
" Waalaikumsalam" Jawab Raka dan Bang joni yang baru saja kembali setelah menaruh kardus di belakang.
" Yah Ka, gue lupa bawa aqua gelasnya, gue ngambil ke toko dulu ya Ka" Bang Joni menepuk jidatnya lalu langsung pergi terburu-buru.
" Hati-hari Bang!" teriak Raka sambil geleng kepala.
Raka lanjut mengeluarkan bangku dan meja ke luar rumah, dan menggelar karpet di dalam rumah, agar terlihat lebih luas, dan bisa menampung banyak orang.
Rencananya Acara akan di mulai setelah isya nanti.
Persiapan untuk acara pengajian barubselesai sebelum magrib, Raka langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dito dan kedua orang tuanya baru sampai sehabis magrib, Ibu Dito langsung membantu menata kue di piring, dan menyajikan kopi untuk para lelaki yang sedang mengobrol di teras rumah.
Sehabis isya orang-orang kampung mulai berdatangan, dan pengajian pun di mulai dengan khidmat.
Sekitar pukul sembilan malam pengajian baru selesai.
"Terima kasih ya Pak ,Bu, sudah mau hadir dan membantu saya" Ucap Raka sopan pada kedua orang tua Dito, ketika mereka pamit untuk pulang, setelah membantu membereskan rumah.
" Sama-sama, tidak perlu sungkan begitu Ka, kalau kamu butuh bantuan datang pada kami, kalau? kami bisa bantu pasti kami akan bantu" Ucap Ayah Dito menepuk pundak Raka.
" Iya pak" Raka meng anggukan kepalanya.
****
Raka sedang meng goreng telur untuk lauk makan malam nya dan Bang Joni, ketika ada suara pintu di ketuk padahal waktu sudah menujukan pukul 22.15.
Karna telalu sibuk menyiapkan acara pengajian tadi, Raka dan Bang Joni sampai lupa kalau mereka belum makan apa pun dari makan siang tadi.
Setelah semuanya selesai mereka baru merasakan lapar sekarang. Untungnya Bang Joni selalu mempersiapkan nasi di magic com, jadi ia hanya tinggal menggoreng telur untuk lauknya.
" Siapa Ka, ko ada tamu malem-malem gini?" tanya Bang Joni yang baru saja keluar dari kamar mandi.
" Gak tau Bang" Jawab Raka sambil mematikan kompor setelah telur ke dua matang.
" Kita ke depan bareng-bareng aja yuk Bang" Ajak Raka yang merasa sedikit takut, karna tidak biasanya ada yang ber tamu se malam ini.
" Selamat malam, saya Leo dan ini teman saya" Orang bernama Leo itu memperkenalkan diri dengan ramah
" Selamat malam, ada perlu apa ya anda datang ke rumah saya?" Tanya Raka menatap Leo dan satu orang di sampingnya dengan tatapan penuh selidik.
" Bisa kami masuk, nanti saya jelaskan di dalam" Bukannya menjawab Leo malah meminta masuk ke dalam rumah.
Raka dan Bang Joni saling pandang sebelum, akhirnya Raka mengijinkan Leo untuk masuk ke dalam tumahnya.
***
Raka mematung meliahat bangunan bak istana di depannya. Bangunan Rumah ber lantai dua yang sangat luas,bergaya eropa klasik dengan dominan warna putih dengan pilar-pilar yang besar dan tinggi di depannya, membuat rumah tampak kokoh dan juga mewah.
Ingaatannya kembali pada kejadian malam tadi, saat Leo berkunjung ke rumahnya.
" Kamu adalah cucu dan juga pewaris tunggal keluarga Wiratmadja" itulah yang di katakan oleh Leo tadi malam, beserta bukti-bukti bahwa Ayahnya adalah anak tunggal dari tuan Reksa wiratmadja.
Berbagai pertanyaan berputar di kepala Raka saat ini, kenapa Ayah dan Bundanya hidup dengan sangat sederhana bila sebenarnya Ayahnya seorang pewaris dari keluarga sekaya ini?
Dan kenapa kedua orang tuanya tidak pernah menceritakan tentang keluarga mereka kepadanya selama ini?
Entahlah, mungkin ia akan mendapat jawabannya di dalam sana, pikirnya.
" Ayok" Suara leo menyadarkannya dari lamuanannya.
Raka mengikuti Leo yang berjalan terlebih dahulu masuk ke dalam rumah tersebut.
Sampai di dalam Raka masih saja di buat takjub ketika melihat isi di dalam rumah itu, begitu sangat mewah dan indah, bahkan di dalam mimpi saja Raka tidak berani untuk sekedar memegang barang-barang di dalam rumah itu.
Di lihat ada foto besar tergantung di ruang keluarga, foto sepasang pengantin yang sangat serasi, pengantin perempuan yang sangat cantik dengan kebaya putih sederhana.
Di sampingnya pengantin pria yang sangat tampan dan gagah, dengan balutan jas berwarna hitam, kedua nya terlihat sangat bahagia.
Ya itu adalah foto pengantin kedua orang tua Raka. foto itu sama persis dengan foto yang di pajang di ruang tengah rumahnya.
Baiklah kejutan apa lagi yang akan Raka dapatkan hari ini?
Sepertinya Raka harus menyiapkan dirinya untuk menerima kejutan-kejutan selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
mawar berduri
semangat thor
2021-11-13
1
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
semangat ka, feedback ke novelku yg berjudul kau dan aku
2021-11-11
4