melati pun kaget saat Rafa menyentuhnya, melati tak berani bergerak sedikitpun.
Rafa pun melihat melati dan kemudian duduk di samping melati.
"Kenapa kamu bisa jatuh tadi?" tanya Rafa.
"aku juga tak tau, aku tadi sedang berada di sebuah tempat sepi, terus berdoa semoga aku bisa di bantu untuk pergi dengan tenang, eh tiba-tiba aku merasa di tarik dengan kuat, terus jatuh di tempat sholat tadi," jawab melati kikuk.
"insyaallah ya, jika aku bisa aku akan membantumu, Sekarang ikutlah pergi dengan Sani," kata Rafa memanggil harimau miliknya.
"terima kasih, dan anda terlihat tampan saat tersenyum," kata melati sebelum pergi.
Rafa pun hanya menghembuskan nafasnya pelan, kemudian berjalan masuk dan sudah dapat tatapan menyelidik dari Raka.
"minggir kamu menghalangi jalanku," kata Rafa menggeser kembarannya itu.
"menyebalkan, bagaimana mau membantu hantu tadi?" tanya Raka penasaran.
"tidak, aku tak ingin berurusan dengan hal seperti itu lagi, cukup aku akan menjalani hidupku seperti biasanya," jawab Rafa yang kemudian msuk kedalam kamarnya.
Rafa pun bermeditasi dan menginggat sebuah tempat yang terus muncul di pikirannya.
serta suara gadis yang minta tolong dan Della yang selalu mendorong dirinya pergi dari tempat itu.
Rafa pun berhasil ke tempat yang dia inginkan, Sesnag dan Linggo menemani dirinya.
"kamu tau ini dimana?" tanya Rafa melihat ke sekeliling hanya ada hutan yang begitu rapat.
"ini hutan alam ghaib prabu, dan sepertinya ini milik sekte hitam yang pernah membunuh Laras," jawab Sesnag.
"ah ... aliran itu, mereka terlalu kejam, tapi kenapa ada gubuk di tengah hutan seperti itu, dan seperti ada sesuatu yang terus menarik diriku untuk kesana," gumam Rafa yang tanpa sadar berjalan mendekat.
"tunggu prabu, itu sebuah jebakan, mereka ingin menguasai anda dan itu akan sangat berbahaya," kata Linggo menahan Rafa.
tapi kemudian seperti yang sudah-sudah, tubuh Rafa terdorong keras hingga terpental dan kembali ke tubuhnya.
Rafa pun pingsan, Sesnag dan Linggo langsung mengambil penjagaan di rumah keluarga Rafa
benar saja ada dua banaspati yang menuju ke rumah itu dan ingin menghancurkan keluarga itu.
tapi tak di duga melati menghadang kedua bola api itu bersama Sena, bahkan keduanya pun berhasil menyingkirkan ilmu hitam itu.
"kamu sebenarnya siapa?" tanya Sesnag.
"maaf panglima, Anda tak bisa mengenaliku, karena ini adalah janjiku pada seseorang," kata melati.
keesokan harinya, Rafa bangun saat melati memperhatikan pria itu, "selamat pagi ..."
"innalilahi wa innailaihi rojiun, kenapa aku bisa ketiduran," kata Rafa memegangi kepalanya.
"kata Sena, prabu terlalu memaksakan diri semalam, oh ya dari tadi Raka terus mengetik pintu, tapi kok sepi ya," kata melati.
tak di duga Raka datang dan langsung menyiramkan air pada Rafa yang sudah bangun.
"eh ku kira belum bangun," kata Raka cengengesan.
"Raka!" teriak Rafa marah.
"maaf ...." jawab Raka berlari ke belakang rumah.
keluarga itu pun sholat subuh berjamaah di mushola di depan rumah.
setelah itu seperti biasa, Rafa akan mendengarkan tausiah ustad setelah subuh.
pukul enam dia bersiap ke sekolah karena liburan sudah selesai, dia pun harus kembali bertugas.
sedang Raka akan membantu Adri mengurus pengilingan dan juga sawah yang di tinggalkan Vian untuk ketiganya.
Rafa mengurungkan niatnya saat akan masuk ke kamar Rania, pasalnya dia mendengar sesuatu yang mengejutkan dirinya.
"apa yang kau katakan, siapa kamu berani memarahinya!" teriak Rafa pada Lulu.
"mas Rafa," kata Lulu ketakutan.
"ada apa Rafa, kenapa berteriak?" tanya Adri yang ikut kaget.
pasalnya Adri sedang menyiapkan bekal cemilan untuk Rania di dapur, tapi kaget mendengar teriakan Rafa yang cukup keras.
"om, aku tak ingin melihat wanita ini saat pulang mengajar nanti, apalagi wanita ini menyentuh Rania, jika tidak aku bisa saja membunuhnya tanpa menyentuhnya," ancam Rafa mengendong Rania pergi begitu saja.
"Rafa apa maksudmu, jelaskan! Rafa!" teriak Adri yang melihat motor Rafa meninggalkan rumah bersama Rania.
Rania pun meneluk Rafa selama di perjalanan, hari ini Rafa tidak mengantar adiknya itu ke sekolah tapi membawanya bekerja.
"kakak kenapa ke sini?" tanya Rania sambil sesenggukan.
"maaf, kakak tak bisa mengantarmu ke sekolah Rania, hari ini mau kan menemani kakak," kata Rafa yang mendapatkan anggukan dari Rania.
Rafa pun mengendong Rania ke kantin untuk membelikan beberapa cemilan.
semua murid perempuan patah hati melihat Rafa yang datang bersama seorang gadis kecil.
saat sampai di kantor miliknya, Rafa duduk bersama Rania, "dek. mau jujur sama kakak gak?" tanya Rafa lemah.
"Mbak Lulu menyukai ayah, dan bilang ingin menikah dengan ayah, tapi mbak Lulu tidak suka Rania, katanya Rania menyusahkan," jawab gadis kecil itu.
Rafa pun naik pitam, tapi dia mencoba bersabar, Raka yang mendengarnya dari telpon Rafa pun langsung marah.
pria itu langsung menyeret Lulu dengan kasar, bahkan Mak nur kaget melihat Raka yang mengamuk.
"siapa kamu berani menyakiti adik ku, berani sekali kamu mengancamnya, sudah bosen hidup hah!" bentak Raka keras.
"kalian ini sebenarnya kenapa," kata Adri.
"tanya dia, kenapa melukai Rania, apa salah bocah itu, kenapa kamu melukainya saat cintamu tidak di balas om Adri!" teriak Raka.
mendengar itu Adri langsung mencekik Lulu, "siapa yang berani membuat putriku menangis, harus membayarnya dengan nyawanya," kata Adri.
kebetulan Rizal dan Luna datang, Mak nur menangis melihat kedua orang itu marah besar.
Rizal memisahkan Lulu dan mendorong Adri hingga cekikan itu terlepas.
"sudah ku katakan, aku tak butuh wanita, kenapa kamu malah melukai putriku, aku harus membunuh mu," kata Adri yang masih kalut.
"maafkan aku, aku hanya kesal dan melampiaskan kemarahan ku padanya, karena mas Adri terus menolak diriku karena Rania," jawab Lulu menangis.
"tapi apa salahnya!" teriak Adri yang benar-benar hilang kendali.
"nak, tolong tenangkan dirimu, Mak mohon, kita bicarakan ini baik-baik," kata Mak nur.
"iya Adri, Raka," tambah Luna.
"ini semua salah kalian yang menginginkan wanita ini disini, sudah ku katakan aku bisa merawat Rania, Rafa dan Raka tanpa dia, tapi kalian tak mau dengar, sekarang lihat apa yang dia perbuat, dia menyakiti putriku," kata Adri.
Rizal pun tak bisa menenangkan Adri, sedang Luna dan Mak nur terlihat begitu sedih.
tiba-tiba Rania memeluk kaki Adri, "ayah tenang, Rania baik-baik saja kok," kata bocah kecil itu.
Adri pun langsung meneluk Rania dan menciumi putri angkatnya itu, dan kembali memeluk dengan erat.
"maafkan ayah nak ....."
Rafa pun melihat Lulu yang sudah menangis sesenggukan, "beruntung karena Rania gadis baik, jika tidak aku bisa saja saat ini membunuhmu tanpa mengotori tangan ku," kata Rafa mengejutkan semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Anonymous
Dsr Rania anak angkat bkin nyusahin
2022-08-03
0
KZ Joong
lanjut dong min
2021-10-21
1
eza
batal jadi mak tiri
2021-10-20
1