Alfin masih belum sadarkan diri, Rafa mengenggam tangan dari Ayana.
Rafa pun merasakan dirinya tertarik ke sebuah tempat, tiba-tiba rafa berada di sebuah kebun bambu di ujung desa.
kebun bambu yang memiliki aura yang cukup menyeramkan, dia melihat Ayana sedang berjongkok di samping tumpukan carang bambu.
tak lama terdengar suara seseorang berteriak mencarinya, "Aira!" teriak bocah pria itu.
Rafa bisa melihat batas antar dua dunia, "kak Alfin," tangis bocah perempuan itu.
Rafa sadar jika itu bukan Ayana melainkan Aira kecil, "ini di mana?" gumam Rafa melihat sekeliling nya itu.
tapi tiba-tiba Alfin kecil berhasil menyelamatkan Aira, tapi semua berubah gelap gulita.
ada sesosok mahluk besar yang ingin membawa mereka, Rafa pun menyerang mahluk itu hingga mahluk itu menyingkir.
tiba-tiba Rafa melihat jika di tubuh kecil Aira di tempeli sebuah benda pusaka.
tiba-tiba sebuah cahaya menyeretnya keluar dari kebun bambu itu, kini dia berada di rumah sakit.
terdengar tangisan Aira yang akan segera melahirkan, dia pun menginggat jika dia merasakan kekuatan besar saat melihat Ayana bayi.
benar saja benda itu kini berada di tubuh Ayana, "kenapa harus gadis mungil ini, aku harus melindungi dia, jika tidak akan banyak orang yang memperebutkan pusaka ini dan membahayakannya," kata Rafa menyentuh pipi bayi itu.
tiba-tiba Rafa kembali ke tubuhnya karena dorongan, saat membuka mata Rafa kaget bukan main.
"kamu hilang lagi," tanya Raka memelototi dirinya.
"astagfirullah, bisakah kamu tidak melakukan itu, itu mengejutkan diriku," kesal Rafa.
"ya maaf," jawab Raka yang sudah memberikan minum pada Aira, Al-Fath dan Abidzar.
Alfin pun baru sadar, melihat ayah mereka bangun, Al-Fath dan Abidzar ketakutan.
"aku kenapa? kenapa kepalaku pusing sekali," kata Alfin.
"mas Alfin kerasukan, dan seperti nya ada orang yang sedang mengincar kalian atau lebih tepatnya Ayana," jawab Rafa.
"kenapa bisa, ah aku ingat jika tadi aku di sawah kenapa sudah di rumah?" binggung Alfin.
"tadi mas ingin membunuh anak-anak kita, bahkan mas terus mengatakan tentang keris, aku juga tak mengerti," kata Aira yang memeluk kedua putranya.
"keris apa sih dek, aku binggung jadinya," kata Alfin yang belum mengerti.
"keris kolo munyeng yang tanpa sengaja tertanam di tubuh mbak Aira, dan kini keris itu berada di tubuh Ayana," jawab Rafa.
"apa maksudmu tadi mas Alfin ingin mengambil keris itu," kata Aira.
"iya mbak, karena keris ini," kata Rafa membuka tangannya yabg terdapat sebuah keris kecil dengan ukiran naga.
Rafa pun memberikannya pada Sesnag, kemudian menyadarkan Ayana, gadis kecil itu pun langsung meneluk Rafa.
"tenang keponakan om yang cantik, sekarang tidak akan ada lagi yang ingin menyakitimu," kata Rafa.
"iya om," jawab Ayana.
Sesnag mengambil dan menyimpannya, karena keris itu akan berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah.
"aku penasaran, bagaimana orang itu bisa memasukkan teluh pada keluarga kalian?" binggung Raka.
"karena pengirim teluh adalah orang terdekat mereka, aku yakin kalian tidak sadar akan hal itu," kata pakde topah.
"besok kamu akan tau, karena Rafa dan Raka tadi mengembalikan teluh itu pada pengirimnya," jawab eyang topah.
mereka pun kini beristirahat, dan Raka membuat kedua keponakannya agar tak takut lagi dengan Alfin.
sore hari, Rafa tanpa sadar tertidur setelah membaca Al-Quran, dalam mimpinya Rafa kesebuah tempat yang begitu gelap.
"tolong aku...." tangis seorang gadis mulai terdengar.
Rafa menutup matanya dan mendengarkan suara itu, tapi saat membuka mata dia kembali ke tengah hutan dengan sebuah gubuk di sana.
tapi saat akan mendekati gubuk itu, tiba-tiba Rafa di dorong oleh Della cukup keras.
"Allahuakbar," kaget Rafa yang terbangun.
"innalilahi wa innailaihi rojiun, kenapa aku terus memimpikan tempat itu," gumam Rafa memegangi kepalanya.
"Rafa, di panggil mbak Aira!"
"iya ka, tunggu sebentar," saut Rafa dari kamarnya.
rafa pun keluar dari kamarnya, dia kaget melihat Abidzar berdiri didepan kamar.
"ada apa Abi?" tanya Rafa.
"ayo om, bunda nanti marah," kata abidzar yang menarik tangan Rafa.
langkah Rafa pun berhenti di depan semua orang, tiba-tiba dia kembali teringat beberapa potongan ingatannya.
"maaf....." lirih Rafa sambil menangis.
melihat Rafa yang bersimpu sambil menangis histeris pun membuat Vera langsung menghampiri pria itu dan memeluknya.
"sudah Rafa, semua adalah takdir Allah, semua kejadian itu pasti ada hikmahnya, jadi kamu terus kirim doa untuk ayah dan bunda mu, dan juga keluarga ibu kecil Ela ya," kata Vera.
"seandainya aku dulu berhasil, mungkin ibu Ela masih berada bersama kita, aku terlalu lemah dan tak bisa melindungi keluarga ku sendiri."
Aira pun tak bisa menahan tangisnya, dia tak mengira Rafa menyimpan semua lukanya sendiri.
"cukup nak, ini takdir, jadi jangan salahkan dirimu," kata Vera.
Rafa mengangguk, sedang Ayana masih memilih bermain bersama Della.
mata batin Ayana tidak bisa di tutup, akhirnya Alfin harus mengajarkan putrinya jika semua yang dia lihat, tidak semua orang bisa melihatnya.
malam itu mereka makan bersama, keluarga Fandi tak bisa pulang karena pekerjaan di Surabaya.
malam itu diadakan acara doa dadakan, sedang di rumah Yadi.
pria itu tengah kesakitan akibat teluh yang dikirim oleh gurunya, kini malah menyerang dirinya.
perut pria itu sudah membesar, bahkan perut buncit itu terus bergerak bergerak seperti ada sesuatu di dalamnya.
sedang guru Yafi sudah tewas karena mahluk ghaib yang dikirimnya sudah di kalahkan oleh Della, Sesnag dan juga Antika.
bahkan ratu siluman monyet itu membuat kondisi dukun itu mengenaskan.
bahkan tak hanya itu, pria yang menyuruh tadi juga ikut terkena imbasnya.
meski bukan luka parah, dia kesakitan dengan luka yang tiba-tiba timbul di punggungnya.
"sialan, sepertinya Yadi tak berguna, aku harus mencari cara lain, ah .. ini sangat menyakitkan!" teriaknya frustasi.
kabar tentang Yati pun menyebar dengan cepat, Aira sedang belanja di temani Raka dan juga Ayana.
"eh ibu-ibu tau gak, pak Yadi sakit Aneh loh, perutnya besar dan bisa bergerak-gerak, dan aku dengar juga dari tubuhnya itu tercium bau mayat," kata ibu-ibu rumpi di tukang sayur.
"aduh-aduh kebiasaan ya ibu-ibu pagi-pagi udah gosip aja," kata penjual sayur yang menanggapi.
"beneran loh, tadi pagi suami saya membantu untuk menaikkan ke dalam mobil, dan kondisinya begitu menyeramkan," kata ibu lainnya.
sedang Ayana malah melambaikan tangan pada sesuatu, Raka sudah ngeri.
pasalnya tiba-tiba dia merinding, "Ayana melambai dengan siapa?" tanya Raka.
"itu ada banyak anak kecil yang lagi main, mereka ingin mengajakku main, boleh om?" tanya gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Sumawita
Ayana masih kecil kenapa jadi incaran org jahat
2021-10-31
1
eza
ngeri kalo bisa lihat gitu.
lanjut ...😆
2021-10-06
1
Nova Yuliati
kasihan ayana.....
2021-10-06
1