"kalian berdua sholat, apa ngelawak di sana, cepat kemari setelah selesai," panggil Adri.
"iya om," jawab Raka.
sedang Rafa dengan santai membereskan sajadah dan meletakkan kopiah pada raknya.
"sudah ayo kedepan, sebelum om ngamuk lagi," ajak Rafa.
"tapi hantu ini bagaimana?" tanya Raka.
"aku tak ingin berurusan dengan hantu lagi," jawab Rafa dingin.
Antika pun yang mengawasi hanya tak mengira Rafa akan kehilangan tawanya seperti ini.
Raka pun memberi kode pada Antika, kemudian dia berlari menghampiri Rafa yang sudah berkumpul di ruang keluarga.
Rania langsung memeluk Rafa erat, Rafa pun mencium pipi adiknya itu.
"kakak, besok kan sekolah, Rania boleh ikut kakak gak?" mohon gadis kecil itu.
"boleh dong, memang Rania ingin di belikan sesuatu?" tanya Rafa.
Rania mengeleng, "terus kenapa gak mu di antar ayah sih sayang," tanya Adri sedikit sedih.
"habis ibu-ibu temen Rania berisik, sering cubit pipi Rania karena suka sama ayah," jawab Rania.
Alfin dan semua orang pun menahan tawanya, pasalnya ibu-ibu muda itu akan selalu begitu saat melihat bocah cantik seperti Rania.
apalagi Adri yang juga menggoda dengan wajah dan tubuh kekarnya.
"aku sedih karena Rania tak mau di antar ayah," kata Adri pura-pura menangis sambil memeluk Mak Nur.
"Rania mau ikut kak Rafa saja," jawab Rania kekeh.
"sudah-sudah ayo makan, setelah itu kita ngobrol-ngobrol dan main, karena Aira kan jarang-jarang main kesini," kata Mak nur.
"siap Mak," jawab semua serempak.
Antika sudah mengajari hantu yang baru jatuh itu agar bisa berubah menjadi cantik.
tapi sayangnya punggung wanita itu tetap saja bolong, "kamu matinya kenapa sih, kok punggung mu bolong gini," tanya Antika penasaran.
"Aku mati karena berusaha lari dari kejaran para preman yang ingin melecehkanku, tapi aku malah jatuh dan punggungku tertusuk besi," jawab hantu itu.
"punya nama dong? siapa nih?" tanya Antika.
"Melati," jawab hantu itu.
"nama yang bagus, tunggu aku kenalkan dengan yang lain ya, Sesnag, Linggo dan si kucing besar Sani," panggil Antika pada tiga mahluk yang datang.
melati pun kaget melihat tiga mahluk yang kini berjajar di samping Antika, hantu wanita itu bahkan baru pertama kali melihat perwujudan seperti ini.
"kalian semua siluman?" tanya melati.
"kami adalah khodam penjaga pria yang pakai baju Koko putih itu, sedang Antika adalah penjaga pria yang mengenakan Koko merah bata," jawab Linggo.
"ah.... pria dingin itu," jawab melati keceplosan.
mendengar itu Sani langsung mengeram marah, pasalnya tak ada yang boleh menghina Rafa.
"maafkan aku, bulan maksudku mengejeknya, dia memang terlihat begitu dingin tadi," kata melati menjelaskan.
"tenanglah Sani, dia hanya baru mengenal Rafa, Linggo ajak dia pergi berkeliling dan menjelaskan siapa Rafa," perintah Sesnag.
"Sendiko dawuh prabu," jawab Linggo yang langsung merubah dirinya.
melati pun mengikuti Linggo yang ingin mengenalkan siapa Rafa dan Raka.
Antika pun sekarang malah di tahan oleh Dani dengan cakarnya, "eh mau apa ini?" tanya Antika mencoba melepaskan ekornya yang di tahan oleh Sani.
"itu mengenaskan, seorang ratu kera malah memilih berada di samping pria biasa itu," ejek Sani menarik ekor Antika.
"kau mau mati hah!" teriak Antika yang menyerang Sani dengan ilmunya.
Sani pun langsung terpental jauh, Rafa pun menghampiri ketiga mahluk itu di belakang rumah.
"kalian bisa tenang, atau aku perlu ikut turun tangan," kata Rafa menatap ketiganya.
"sebelum itu, lebih baik ajari harimau mu itu dulu, jika tak ingin dia mati," kata Antika sebelum pergi.
"tunggu Antika, biarkan Sano meminta maaf, aku tak ingin dia melecehkan seorang wanita," kata Rafa memanggil harimau miliknya.
Sani pun awalnya menggeram marah pada Antika, tapi rafa pun berlutut di depan Antika.
"aku mewakili Sani meminta maaf pada anda ratu kera, maafkan jika perilakunya menyakiti anda," kata Rafa tanpa ragu.
Sesnag pun berubah menjadi sosok manusia dan ikut berlutut bersama Rafa.
"maaf karena aku tak bisa mendisiplinkan anak buahku ratu," kata Sesnag.
"sudahlah, aku hanya terbawa amarah tadi, aku juga sudah melukai Sani, Anda tak perlu seperti ini Prabu Agung," kata Antika membangunkan Rafa.
"maafkan hamba prabu, ini kesalahan saya," kata Sani.
"tidak masalah," jawab Rafa.
sedang Linggo pun berkeliling ke dunia lain bersama melati, mereka pun sampai di kerajaan ghaib.
saat memasuki kerajaan itu, melati merasakan aura yang begitu kuat mengintimidasi dirinya.
ternyata ada sosok tiga harimau putih yang menjaga tempat itu, tapi Linggo meminta ketiganya menyingkir.
kemudian linggo mengajaknya masuk dan saat di depan singgasana Linggo langsung berlutut.
melati pun tak mengira apa yang dia lihat, dia bahkan tak menyangka akan menyaksikan ini dengan matanya sendiri.
seorang abdi datang memberikan minuman pada melati, "minumlah, itu akan membantumu," kata Linggo.
melati pun meminum air itu, dia pun menginggat semua kejadian yang menimpa dirinya.
"sampun nyimpen dendam ingkang badhe ndamel sampeyan teluka lan tebih margi Tuhan, ngapuntenaken piyambakipun sedaya puniku badhe sae, (jangan menyimpan dendam yang akan membuatmu teluka dan jauh dari jalan Tuhan, Maafkan mereka itu akan baik.)" kata pria yang duduk di singgasana itu.
linggo pun kemudian pamit membawa melati pergi, tapi mereka malah melihat sosok Rafa yang meminta maaf pada Antika.
melati menutup mulutnya tak percaya melihat itu, pasalnya kasta Rafa lebih tinggi di banding Antika.
begitupun dengan Sesnag yang tak segan mengikuti tuannya, karena Sesnag hanya pengawal dan pelindung setia Rafa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
GALAXY GAMING
kalau berdasarkan novel yg sebelumnya, itu raka juga ada khodam harinau juga warnanya hitam, kl Rafa warna putih ko ini semua sekarang jadi punya rafa, aku agak belibet sama alur deh
2022-09-24
0
Vina Safitri
sampun artinya sudah
ampun = jangan
2022-06-30
1
lembayung senja
laanjut Thor
2021-10-17
1