"mana sih, om tidak bisa melihat mereka Ayana," binggung Raka yang masih duduk di jok motor.
"itu loh om, mereka terus memanggil ku," kata Ayana yang sudah turun dan berlari.
Raka pun buru-buru mengendong keponakannya, dan sebuah motor menyerempet keduanya.
Raka pun jatuh dengan memeluk Ayana, "Ayana, Raka!" kaget Aira melihat keduanya.
"kamu gak papa sayang," tanya Raka menahan sakit di kepalanya yang terbentur jalan paving.
Aira mengendong putrinya, sedang Raka di bantu oleh warga, dan sepeda motor itu sudah kabur.
"bang raja gak papa?" tanya tukang sayur.
"gak papa pak, mungkin hanya benjol saja, tapi beruntung Ayana gak kenapa-napa."
"satang jangan berlarian seperti tadi, untung om Raka ada, kalau gak kamu celaka," kata Aira.
"maaf bunda, Ayana salah," jawab gadis itu.
Antika pun mengusap kepala Raka, dan pria itu pun tersenyum karena rasa sakit susah hilang.
Antika pun duduk di jok motor sambil melambai padanya, "sudah yuk mbak, kita pulang, jangan-jangan Rafa sudah hilang lagi," tebak Raka.
"baiklah, mbak ambil belanjaan dulu," kata Aira.
mereka pun langsung pulang, tapi dugaan Raka salah, saat ini Rafa sedang mengajarkan pencak silat pada kedua keponakannya itu.
tapi alih-alih mengajarkan dengan benar, Rafa malah terus tertawa geli melihat kedua bocah itu.
"kamu itu mengajari mereka, atau membuat mereka seperti menari," kata Raka mengeplak kepala Rafa.
"ya! aku sedang mengajari mereka, tapi gerakan abidzar begitu gemulai," jawab Rafa.
"ih om jahat, Abi kan gak pernah melihat ayah begitu," jawab Abidzar.
"maaf ya, sekarang om ajarin yang beneran deh," kata Rafa tertawa.
Della sedang mengawasi Keluarga itu dari jauh, Antika pun penasaran dan menghampiri kuntilanak itu.
"baru kali ini loh, aku melihat kuntilanak mainnya siang hari."
"memang masalah, aku hanya tak mau meninggalkan Rafa sendiri, apalagi pria ceroboh itu terus mencampuri urusan orang lain," jawab Della sedih.
"tapi keadaan mu juga tak baik-baik saja bukan," tebak Antika.
"benar, sedikit-demi sedikit aku akan menghilang dan menyatu dengan saudara kembar ku, karena aku sudah terlalu lama di dunia ini," kata Della.
"tapi bagaimana kamu akan berpamitan dengannya?" tanya Antika.
"aku juga tak tau, tapi aku berharap Rafa akan bisa mengenaliku di tubuh kembaran ku, dan mungkin aku akan melupakannya," lirih Della.
Antika pun memberikan kekuatannya pada Della. "setidaknya kamu akan berada di sisinya sedikit lebih lama," gumamnya.
"terima kasih, tapi kamu sendiri akan bagaimana?" tanya Della.
"aku sadar, jika aku adalah siluman dan tak mungkin bersamanya, tapi aku akan terus menjaganya selama aku masih hidup."
"baru kali ini aku melihat siluman sebaik ini," kata Della menahan tawanya.
"karena dia adalah orang yang menyelamatkan aku, saat semua orang ingin membunuhku," jawabnya.
keduanya pun melihat dua saudara itu, Rafa dan Raka yang sedang tertawa bersama.
di tempat lain, Yadi sudah tak bisa menahannya lagi, dia mengambil pisau dan membelah perutnya sendiri.
istrinya pun menjerit syok melihat suaminya meregang nyawa seperti itu.
Alfin datang bersama pakde topah dan terkejut menyaksikan itu, setelah seperti itu.
tadi juga tak kunjung mati, Alfin pun menghampiri anak buahnya itu. "aku sudah memaafkan mu, jadi pergilah dengan tenang," bisik Alfin.
Yadi pun berteriak sambil melotot sebelum menghembuskan nafasnya. pakde topah pun menutup matanya.
istri tadi dan keluarganya menangis histeris, pasalnya mereka tak mengira jika Yadi harus meninggal dengan cara seperti ini.
saat Raka dan Rafa membantu Aira, terdengar suara pengumuman kematian dari Yadi.
"sepertinya orang yang mengirimkan santet sudah menghadap Tuhan ya," kata Raka.
"itu benar, sepertinya dia tak tahan dengan santet yang kembali padanya," jawab Rafa.
Aira hanya diam, dia tak mengira orang yang selama ini di percaya Alfin bisa melakukan hal seburuk ini pada keluarganya.
"mbak kita ke rumahnya, kita harus melayat bukan," kata Raka.
"tapi bagaimana dengan ketiga keponakan kalian, tidak ada yang menjaganya," kata Aira.
"aku bisa meminta Antika, dan Dellanya Rafa untuk menjaga mereka," jawab Raka.
"apa? tapi mereka siapa?" binggung Aira.
"seseorang yang istimewa dan bisa di percaya," jawab Rafa.
Antika sudah berubah dalam wujud manusia yang begitu cantik, sedang Della tetap dalam mode kuntilanak cantik.
"kalian mencariku?" tanya Antika yang langsung masuk kedalam rumah.
"hadeh... kamu itu selalu begini, lain kali yang sopan, untuk mbak Aira sudah ganti baju," kata Raka mengacak rambut Antika.
"maaf .... aku sudah begitu merindukanmu," jawab Antika senang.
sedang Rafa masih mencari Della, tapi tak di duga Della malah sudah bermain dengan Ayana.
"begitu marah kah dirimu padaku," gumam Rafa yang berjongkok di samping Della.
"tidak ada yang bisa marah padamu, aku hanya takut jika aku terus bersama mu, aku makin tak bisa ikhlas saat harus pergi," kata Della sekilas.
"kalau begitu terus disini, aku juga akan sangat kehilangan mu saat kau pergi dariku," bisik Rafa sebelum bangun dan meninggalkan keduanya.
ketiganya pun berangkat ke rumah Yadi, dan tiga bocah itu kini dalam pengawasan dari Della dan Antika.
saat sampai, tercium aroma yang begitu busuk, Aira langsung memeluk istri Yadi.
sedang Rafa dan Raka menuju ke samping rumah, ternyata tak ada yang mau memandikan jenazah Yadi.
"kami akan membantu memandikannya, tapi tolong Carikan gedebong pisang untuk alas," kata Rafa.
kini Alfin, Rafa dan Raka memandikan jenazah Yadi, kemudian pakde topah memukulkan daun kelor pada jenazah.
satu persatu susuk pun keluar, bahkan susuk berbeda ukuran dan begitu banyak.
"Allahuakbar!" teriak Alfin yang melihat kaki dari Yadi menghitam.
Rafa segera meminta bantuan bapak-bapak untuk mengangkat jenazah, agar segera di kafani.
tapi saat akan di kafani, kain itu terus kekecilan, akhirnya Rafa mengunakan dua kain.
tapi beruntung tak terjadi hal-hal yang anek lagi, sedang di rumah Abidzar dan Al-Fath bermain bersama Antika.
sedang Ayana menonton tv bersama Della, "kamu menyukai kartun itu?" tanya Della.
"iya Tante, dia seperti om Rafa, punya semua yang aku inginkan," jawab Ayana.
"iya, dia seperti Rafa yang bisa berpindah tempat begitu saja, tanpa tau ada bahaya di tempat yang di tuju nya," lirih Della.
"Tante suka om Rafa ya?"
"iya, aku menyukainya dan berharap bisa bersama selamanya," gumam Della.
"nikah saja, toh om Ayana itu sudah dewasa," kata Ayana antusias.
me dengar itu Della tersenyum, pasalnya dia tak mengira dapat dukungan dari Ayana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Sumawita
semoga kembar, Rania dan kluarga Alfin selalu dlm lindungan Allah SWT amiiiinnn
2021-10-31
1
Nova Yuliati
lanjut
2021-10-07
1