"aduh kok ini ada rombongan wanita cantik sih?" kata Anang melihat tiga gadis yang baru saja datang.
"ah ... itu adalah teman kekasih ku, maaf ya," kata Rafa tersenyum usil.
"kamu gila Berni memanggil tiga kuntilanak itu, bagaimana jika mereka melakukan sesuatu pada teman-teman kita," bisik Raka.
"Della sudah memberi arahan pada ketiganya, jika mereka tidak di ganggu, maka mereka juga tak akan menganggu teman-teman kita," jawab Rafa.
"idih.... kalian bisik bisik gitu ada apa sih, kok bikin penasaran?" tanya Anang.
"tidak ada, aku hanya ingin mengajak Rafa cari makan, maklum tadi aku belum makan, terlebih ini adalah sudut paling pojok di bagian pasar nih," kesal Raka.
"maaf-maaf, kebetulan aku juga lapar nih, ayo cari makanan dulu yuk, kalian ikut?" tanya Anang.
"tidak lah, lagi pula masak kami meninggalkan para wanita ini di tempat sepi begini," kata Dimas tersenyum licik.
"sudahlah, ayo berangkat," ajak Rafa yang langsung mendorong Anang.
tapi tanpa di duga, mereka malah berjalan terus hingga tanpa sadar sayup-sayup mulai terdengar suara adzan subuh berkumandang.
Anang pun kaget bukan main saat mendengar suara adzan subuh itu, dan mereka berada di tempat sampah di pasar itu.
"kita dimana? kok jadi tempat sampah di pasar dih, bukannya kita lagi kumpul nongkrong ya," kata Anang bingung.
"kamu yang gila, masak nongkrong di wilayah alam ghaib sih, untung kita bisa keluar?" kata Raka yang mengusap dadanya.
"apa! tapi kata Dimas di tempat itu adalah tempat nongkrong paling aman," jawab Anang belum mengerti sepenuhnya.
Rafa pun memegang tangan Anang, dan pria itu bisa melihat jika itu adalah alam Lain.
Anang bahkan mulai menangis saat mrligat teman-temannya dikerumuni oleh para mahluk ghaib.
"tenanglah, aku akan meminta seseorang mengeluarkan mereka dari sana, sekarang kita istirahat dulu," ajak Raka.
Della dan Antika masih melihat ketiga pria itu yang mulai melancarkan jurus-jurus menggoda wanita.
bahkan Dimas yang paling berani di antara ketiganya, "cantik mau ikut dengan ku, aku bisa membuatmu bahagia," kata Dimas.
"benarkah, memang apa yang ingin kamu lakukan dengan ku?" tanya Ina, kuntilanak senior itu yang menyeringai.
"ikut saja," kata Dimas menarik tangan Ina.
"oke, satu itu biarin di kembalikan sama Ina saja, kita bawa dua pria yang lain, ayo," kata Della yang tebang menghampiri mereka.
Antika pun melompat dan sampai, kedua pemuda itu langsung lari terbirit-birit melihat sosok Della yang begitu seram.
Antika juga sudah menjadi sosok monyet yang menuntun keduanya keluar dari alam itu.
tanpa sadar Rafa dan Raka menahan dua temannya Seno dan Reza, "widih ketakutan nih, habis lihat apa bos?" goda Raka usil.
"tolong kami melihat kuntilanak yang begitu menyeramkan, dan untung kami di bantu seekor monyet untuk menunjukkan jalan hingga bertemu kalian," kata Reza sambil ngos-ngosan.
"idih, untung aku mau menyelamatkan kalian, jika tidak udah habis tuh burung di gigit kuntilanak yang kalian goda," kesal Della yang berdiri di sebelah Rafa.
"terima kasih cantik," bisik Rafa yang berhasil memancing tawa Della.
"tapi mana Dimas, jangan bilang jika dia ketinggalan di sana," panik Anang.
"tidak tau, bocah itu sudah pergi dengan seorang wanita cantik temen kekasih nya Rafa, dan meninggalkan kami di sana," jawab Seno bersunggut-sunggut kesal.
"sudahlah, ini sudah pagi lebih baik kita cari sarapan dulu," kata Raka pada semu teman-temannya.
"apa? pagi, bagaimana bisa, kita kan masih nongkrong di sana bahkan masih jam delapan malam tadi," kata Reza bingung.
Rafa pun memegang tangan Rafa dan menunjukkan jam tangannya, dan Reza langsung pingsan setelah itu.
"dasar lemah," kaa raka kesal.
"aduh bantuin dong," kata Seno melihat Reza pingsan.
"ya Tuhan ku, kenapa aku punya teman bodoh bin menyusahkan seperti ini," kata Raka berteriak.
"sudah bantuin, gak usah banyak omong," kesal Rafa.
mereka pun membawa Reza ke tempat satpam, dan para pedagang binggung melihat tiga pria keluar dari tempat pembuangan sampah sambil membopong pria lain yang pingsan.
"kenapa ini?" tanya satpam.
"dia syok habis jalan-jalan di pojok pasar," jawab Raka.
"janhan bilang kalian habis nongkrong di area terlarang, dasar anak-anak bandel," kata satpam.
"maaf pak, karena ini ide dari teman saya yang memang sotoy sampai jadi begini ini," jawab Rafa.
"yasudah kalian istirahat di sini, biar bapak lihat temen kalian yang satu lagi," kata satpam itu.
"eh... kok bapak tau kami tidak berempat saja, wah jangan-jangan bapak peramal ya, mau di ramal dong," tanya Raka penasaran.
"dasar bodoh, tuh lihat ada lima sepeda motor dan dua mobil, berarti masih banyak yang belum kembali, sudah mending istirahat disini saja," kata satpam itu yang pergi.
Della dan Antika mengawasi di depan pos satpam itu, tapi mereka malah melihat beberapa anak kecil yang berlarian.
"cih ternyata madoh banyak orang yang percaya dengan hal pesugihan begitu ya," kata Antika.
"itu hal biasa di dunia ini, siapa yang tak ingin kaya, lihat saja itu tempat sate di bawah pohon itu, idih gila gak kuat aku lihatnya," kata Della.
Antika pun langsung mual melihat apa yang di maksud Della, orang-orang disana makan sambil di temani pocong yang meniup-niup makanan mereka.
"men-ji-jik-kan," kata Antika.
Rafa keluar dan ingin mencari sarapan untuk mereka, Della pun langsung ikut di samping Rafa.
"kita cari apa sih, kok kayaknya cari sesuatu yang begitu sulit,"tanya Della kesal.
"sudah lah Tante Kun, lagi pula kamu gak jalan kaki juga, aku mau cari pecel yang dulu Langganan orang tuaku," jawab Rafa.
Della pun mengikuti Rafa, keduanya sampai di warung yang terlihat begitu sepi.
Rafa pun tak terkejut akan hal itu, pasalnya ada sesosok mahluk besar yang menghalangi pandangan orang.
"Bu As, tolong nasi pecel lengkapnya enam bungkus dan teh hangatnya juga ya," pesan Rafa
"iya le, silahkan duduk dulu ya," kata Bu As mempersilakan.
Rafa mengambil air putih di meja dan meminumnya sedikit, setelah itu membacakan doa dan meniupkan ke air putih itu.
setelah itu menuangkan di bawah kursi yang dia duduki, tiba-tiba terdengar suara jatuh dengan begitu keras.
"innalilahi wa innailaihi rojiun, apa itu!" kaget Bu as.
"mungkin kucing jatuh Bu," jawab Rafa tertawa.
Della sedang mengusir mahluk itu yang kalah telak, apalagi benda yang di tanam pun sudah hancur karena Rafa.
"terina kasih Tante, inilah kenapa aku tak bisa melepaskan mu," lirih Rafa saat melihat Della dari kejauhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Fhebrie
kasihan tukang pecelnya
2022-05-14
1
Sumawita
Lanjut
2021-10-31
1
lembayung senja
lanjut thor
2021-10-10
1