5. Pak Paijo

“Pssst! Pssst! Pak!” Tini berjingkat dari balik pohon memanggil Pak Paijo yang sedang merokok dan mengobrol santai dengan dua pengemudi ojek lain.

“Padahal sudah ditelfon. Dipanggil tetep aja nggak mudeng,” gerutu Tini. Semesta ternyata mendengarkan keluhan Tini. Tak sampai lima menit kemudian, dua pengemudi ojek teman Pak Paijo mendapatkan penumpang yang datang dari ponsel mereka. Sepertinya dari langganan.

Tini meletakkan tas bawaannya dan keluar dari balik pohon. “Pak!” Seru Tini beberapa langkah dari Pak Paijo.

“Mana tasnya?” tanya Pak Paijo. Tini memang sudah memberitahu bahwa akan menitipkan tas besar padanya. “Memang besok perginya? Di hari pesta pernikahan Coki?” tanya Pak Paijo lagi.

“Kakiku pegel. Cari tempat buat duduk, Pak.” Tini berkeliling mencari tempat untuk mengobrol bersama Pak Paijo, tanpa menarik perhatian orang lain.

“Di sana, Tin. Ayo, tasmu mana?” tanya Pak Paijo lagi. Tini menunjuk sebuah tas besar di balik pohon. “Oh, ya, udah. Taruh situ aja nggak apa-apa. Nanti aku bawa,” kata Pak Paijo. Ia lalu berjalan menuju ke bangku kayu yang dibuat dengan model sembarangan di bawah pepohonan. Biasanya bangku itu menjadi tempat para pemuda bermain gitar, merokok, atau kadang, seorang dua orang melinting ganja di kegelapan.

“Besok, kan? Jam berapa?” tanya Pak Paijo, duduk di bangku mengeluarkan rokok dari kantongnya.

Tini melihat Pak Paijo menyulut sebatang rokok dan mengepulkan asapnya ke atas. “Kok kayaknya enak,” gumam Tini, menatap kotak rokok Pak Paijo.

“Sebenarnya ini rokok murah. Enggak enak. Tapi ketimbang nggak merokok, kepalaku kadang pusing. Kalau lagi emosi atau kalut, kadang habis merokok sebatang, setan di kepalaku ikut keluar bersama asap. Pikiran jadi lebih tenang,” kata Pak Paijo.

“Aku boleh nyoba?” Tini memandang rokok Pak Paijo dengan tatapan penuh hasrat.

“Wanita merokok itu nggak baik. Bahaya,” kata Pak Paijo, tangannya membuka kotak rokok dan menyodorkannya pada Tini. Tini mengernyit. “Bahaya karena merokoknya di pinggir rel kereta. Kuatir kesamber,” sambung Pak Paijo, terkekeh-kekeh.

“Asem! Aku kira karena perempuan aja yang punya paru-paru. Laki-laki bernapas pake insang makanya boleh merokok. Aku coba, ya ....” Tini menyalakan sebatang rokok yang diberikan Pak Paijo padanya. Rokok murah yang diproduksi dari tembakau kelas rendah. Tini ingin mencoba sugesti tentang meringankan beban pikirannya dengan kepulan asap.

Beberapa lama menyesap rokoknya dalam diam, Tini dikejutkan dengan ucapan Pak Paijo. “Gimana? Sensasinya?”

“Setanku kayaknya malah semakin kuat. Aku jadi dapet ide baru buat mengukuhkan namaku di desa ini,” tukas Tini.

“Apa—apa?” tanya Pak Paijo, lalu pria tua itu terdiam. Ia merasa bersalah karena terlihat mendukung hal yang akan dilakukan Tini.

“Pokoknya besok jam 12 siang. Aku nggak mau lama-lama. Yang punya kos-kosan itu dipanggil Nyai. Aku sudah nelfon. Nyai itu bilang, aku ke rumahnya dulu buat bayar dan ambil kunci. Aturan kos-kosannya, lakukan apa maumu, tapi jangan nunggak barang sehari pun. Kok aku serem,” kata Tini.

“Hati-hati selama di kota, Tin. Jangan boros, kalau belum dapet kerja. Di kota rencana mau kerja apa?” tanya Pak Paijo. Ia yakin Tini bisa bertahan di kota. Wanita muda itu sudah kuat sejak dulu. Ditinggal mati ibunya di usia remaja, membuat Tini cekatan dan keras mendidik adik-adiknya. Hatinya saja yang sering kalah dengan bualan laki-laki. Tini terkesan haus kasih sayang dan perhatian.

“Kerja apa saja, Pak. Yang penting nggak ngemis,” sahut Tini kembali menyesap rokoknya.

Malam itu, pertama kali Tini belajar merokok. Bukan dari gemerlap dunia malam yang akan disongsongnya. Tapi, dari seorang pria tua yang mencoba menghiburnya soal asam garam kehidupan.

Sabtu pagi, Tini sudah berpakaian rapi. Ia hanya mempersiapkan sebuah tas tangan yang biasa dipakainya bepergian. Barang-barangnya yang lain, sudah ia titipkan kemarin malam pada Pak Paijo. Hal itu ia lakukan untuk memudahkan kepergiaannya dan menghindari rentetan pertanyaan para wartawan desa.

Dayat sudah merengek sejak kemarin karena mengetahui rencana kakaknya. Adik bungsu Tini yang berusia 15 tahun itu, terus menunggui kakaknya selama di kamar. Sedangkan Evi, terlihat lebih pasrah. Ia paham betul kalau tekad kakaknya tak akan berubah. Kebenciannya pada Coki pun semakin bertambah. Karena pria itu, mereka harus kehilangan Tini yang meninggalkan desa.

Perang dingin Tini dan bapaknya berakhir pagi itu. Tini mendatangi Pak Joko yang ternyata sudah membeli seekor ayam jantan baru. Keberanian pria itu membeli ayam ternyata karena mengetahui bahwa Tini tak akan tinggal di rumah itu lagi. Miris memang.

Alih-alih ikut sedih, mempertanyakan atau malah mencegah anak perempuannya, Pak Joko terlihat santai saja.

“Pak!” seru Tini dari bawah gawang pintu belakang.

Pak Joko menoleh pada anaknya, kemudian kembali menyodorkan pecahan jagung di telapak tangannya untuk dipatuki ayam jantan barunya.

“Jadi berangkat?” tanya Pak Joko.

“Jadi. Sebentar lagi aku pergi. Liat-liatin Dayat. Jangan kasi pulang terlalu malam. Dicari, Pak. Jangan biarkan dia gabung-gabung dengan temannya terlalu lama. Sebentar lagi Dayat ujian kelulusan. Dayat pinter. Sayang kalau nggak dapet negeri.” Tini masih berdiri di ambang pintu.

“Hati-hati, jaga diri. Jangan mau dibawa ke mana-mana sama orang nggak kenal. Jangan mudah percaya orang asing, Tin.” Pak Joko tak mau memandang anaknya. Ia berat membiarkan Tini pergi. Tapi untuk melarangnya pun pasti sulit.

“Mmm,” sahut Tini. “Itu yang baru, siapa namanya?” Tini penasaran dengan nama ayam jago baru bapaknya.

“Puput II,” jawab Pak Joko santai. Ia langsung mengelus kepala Puput II dengan sayangnya.

“Puput II?” tanya Tini setengah tak percaya.

“Iya. Kayak ada Ratu Elizabeth I dan Elizabeth II. Semacam itu,” jawab Pak Joko.

“Oh,” sahut Tini. Entah siapa yang paling stres di rumah itu, Tini tak mengerti. Tinggal di rumah itu juga pasti berat karena harus bersaing dengan ayam jantan bangsawan.

Tini pamit pada keluarganya pukul 10 lewat. Sebelum pergi ia memutari halaman samping untuk mengambil sebuah triplek yang kemarin malam sudah ia tulisi. Inspirasi tambahan yang ia dapatkan dari menyulut sebatang rokok bersama Pak Paijo.

Dengan sebuah triplek berukuran hampir satu meter dan sebuah parang besar, Tini meninggalkan rumahnya menuju jalan besar. Lutut kakinya semakin lemas saat sayup-sayup suara hiburan organ tunggal terdengar di kejauhan. Pesta pernikahan Coki sudah dilangsungkan. Hari sudah menjelang siang, dan pria yang seminggu lalu masih pacarnya, kini telah menjadi suami wanita lain.

Tini berjalan melewati gang di mana rumah Siti Kusmini berada. Saat melintas, sudah pasti Tini menoleh. Dari kejauhan, tamu terlihat masih sepi. Pelataran kosong di dalam gang yang biasa digunakan sebagai tempat parkir jika ada acara di gang itu, terlihat masih lengang.

Setelah berjalan 100 meter dari gang rumah Siti Kusmini, Tini melihat Pak Paijo melambai-lambai dari kejauhan. Tini berhenti celingukan ke arah pepohonan dengan parang dan triplek besar di tangannya.

Melihat gelagat Tini yang aneh, Pak Paijo mematikan motornya dan berlari menghampiri Tini.

“Ini untuk apa? Kamu jangan macem-macem. Sayang hidupmu kalau harus dihabiskan di penjara demi laki-laki itu. Bawa ke sini parangnya!” pinta Pak Paijo. Ia khawatir Tini akan menjadi tajuk utama berita karena membantai mantan pacarnya.

“Ha? Ngapain aku menghabiskan hidup di penjara? Masih banyak tempat lain yang lebih enak. Ketimbang nggak ada kerjaan, mending bantu aku.” Tini mengalungkan tasnya dan mencampakkan triplek ke tepi jalan. Ia bergegas memilih pohon pisang dari pepohonan di sisi kanan-kiri mereka, dan mulai menebasnya. Dalam beberapa kali tebasan, pohon pisang itu tumbang.

“Ngapain berdiri aja? Ayo, bantuin aku.” Tini menyeret batang pohon pisang besar yang baru ditebangnya keluar dari pepohonan.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

Lulu Imaroh

Lulu Imaroh

diperboden jalan kepestanya yaa

2024-03-14

0

Lulu Imaroh

Lulu Imaroh

g bisa move on sama Puput pak e🤣🤣

2024-03-14

0

Lulu Imaroh

Lulu Imaroh

bener itu tin..apalagi ditengah jalan raya ngerokoknya🤣

2024-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 1. Calon Legenda
2 2. Terpincang-pincang
3 3. Kutangkap Kau Dengan Desah
4 4. Harusnya Tanpa Air Mata
5 5. Pak Paijo
6 6. Terciptanya Legenda Desa Cokro
7 7. Perkenalan Kandang Ayam
8 8. Awal Dunia Malam
9 9. Ratapan Berbalut Senyum
10 10. Hidup Di Antara Hitam Dan Putih
11 11. Pembuktian Diri
12 12. Musuh Baru
13 13. Namaku Tini Suketi
14 14. Berita Dari Posyandu
15 15. Awal Mula Terlena
16 16. Awal Kisah Itu
17 17. Perang Dingin
18 18. Mengusik Hati
19 19. Penghuni Satunya
20 20. Tentang Asti
21 21. Penghuni Baru Dengan Speaker
22 22. Calon Legenda Kos-kosan
23 23. Percakapan Tini dan Boy
24 24. Mengukuhkan Sejarah
25 25. Awalnya Persahabatan
26 26. Pengalaman Pertama Dan Terakhir
27 27. Pelajaran Hari Itu
28 28. Titik Balik Kandang Ayam
29 29. Refleksi Hidup
30 30. Kunjungan Sahabat
31 31. Tentang Agus Soang
32 32. Ternyata, Laki-laki itu.
33 33. Pilihan Pertama
34 34. Pilihan Kedua
35 35. Pilihan Ketiga (1)
36 36. Pilihan Ketiga (2)
37 37. Ngalor-Ngidul Pertemuan
38 38. Peran Budhe Tini
39 39. Persekutuan
40 40. Minggu Pagi
41 41. Tak Perlu Taktik
42 42. Kebiasaan Baru Tini
43 43. Efek Puasa Rokok (1)
44 44. Efek Puasa Rokok (2)
45 45. Sore Pertama
46 46. Tini Sebenarnya
47 47. Kebimbangan Tini
48 48. Usaha Untuk Bertahan
49 49. Tini Baik-baik Saja
50 50. Hari Melelahkan
51 51. Hati Nurani Tini (1)
52 52. Hati Nurani Tini (2)
53 53. Obrolan Pria
54 54. Gombal Halus Tini
55 55. Harinya Tini
56 56. Ujian Mental Tini
57 57. Hari Mengeluh
58 58. Kebimbangan Tini
59 59. Mulai Serius
60 60. Dugaan Tini
61 61. Ternyata Wibi
62 62. Melangkah Maju
63 63. Perpisahan
64 64. Katanya Rahasia
65 65. Training Hari Pertama
66 66. Menyerap Ilmu
67 67. Dari Yang Paling Ahli
68 68. Idola Pertama Tini
69 69. Rangkuman Tini
70 70. Penghilang Lelah Tini
71 71. Kumpul Keluarga Kandang Ayam
72 72. Riuh Makan Malam
73 73. Tini Melayang
74 74. Bagi-bagi Rejeki
75 75. Dandanan Tini
76 76. Percakapan Serius
77 77. Calon-calon Ipar
78 78. Terbacanya Taktik Tini
79 79. Hebohnya Hari Tini
80 80. Awal Perjalanan Dimulai
81 81. Renungan Perjalanan
82 82. Keluarga Calon Mertua (1)
83 83. Keluarga Calon Mertua (2)
84 84. Pesona Surabaya dan Kamu
85 85. Jatuh Cinta Yang Sebenarnya
86 86. Pamitan
87 87. Desa Cokro (1)
88 88. Desa Cokro (2)
89 89. Desa Cokro (3)
90 90. Desa Cokro (4)
91 91. Bersama Keluarga Baru
92 92. Menjamu Tamu
93 93. Rencana Pamer
94 94. Mendampingi Bapak
95 95. Saatnya Serius
96 96. Obrolan Tengah Malam
97 97. Perpisahan Sementara
98 98. Obrolan Dalam Perjalanan
99 99. Mematangkan Rencana
100 100. Banyak Rencana
101 101. Tugas yang Sesungguhnya
102 102. Meningkatkan Kualitas Diri
103 103. Kunjungan Profesional Tini
104 104. Nostalgia Versi Tini
105 105. Keberhasilan Pertama
106 106. Rapat Darurat
107 107. Hasil Keputusan Rapat
108 108. Ide Brilian Tini
109 109. Harap-harap Cemas
110 110. Akhirnya Milik Tini
111 111. Kartu Undangan
112 112. Keterkejutan
113 113. Orang-orang Penting Bagi Tini
114 114. Pengobat Rindu
115 115. Hari Halal Tini Wibi (1)
116 116. Hari Halal Tini Wibi (2)
117 117. Hari Halal Tini Wibi (3)
118 118. Tamu Yang Ditunggu
119 119. Dayat Unjuk Gigi
120 120. Pertemuan Para Tamu
121 121. Akhir Pesta Tini
122 122. Tak Sabar
123 123. Setelah Senampan Hidangan
124 124. Teman Saling Mengisi
125 125. Pagi Pertama
126 126. Tetangga Misterius
127 127. Kesan Pesan Tini
128 128. Rangkuman Obrolan
129 129. Hidup Tini Sekarang
130 130. Perpisahan Selalu Ada
131 131. Melangkah Bersama
132 132. Makan Layaknya Keluarga Besar
133 133. Wisuda Evi
134 134. Makan Siang Kelulusan
135 135. Bapak Mengantar Dayat
136 136. Sekilas Kehidupan Baru Dayat
137 137. Keresahan Hidup Lainnya
138 138. Asti Mengantarkan Kartu Undangan
139 139. Masih Dengan Kekhawatiran
140 140. Sebuah Kabar
141 141. Di Balik Cerita
142 142. Pelukan Bahagia
143 143. Kebahagiaan Pada Waktunya
144 144. Sempurna Buat Masing-masing
145 145. Rangkuman Kebahagiaan
146 146. Sekilas Masa Depan
147 147. Akhir Kisah Tini Suketi
Episodes

Updated 147 Episodes

1
1. Calon Legenda
2
2. Terpincang-pincang
3
3. Kutangkap Kau Dengan Desah
4
4. Harusnya Tanpa Air Mata
5
5. Pak Paijo
6
6. Terciptanya Legenda Desa Cokro
7
7. Perkenalan Kandang Ayam
8
8. Awal Dunia Malam
9
9. Ratapan Berbalut Senyum
10
10. Hidup Di Antara Hitam Dan Putih
11
11. Pembuktian Diri
12
12. Musuh Baru
13
13. Namaku Tini Suketi
14
14. Berita Dari Posyandu
15
15. Awal Mula Terlena
16
16. Awal Kisah Itu
17
17. Perang Dingin
18
18. Mengusik Hati
19
19. Penghuni Satunya
20
20. Tentang Asti
21
21. Penghuni Baru Dengan Speaker
22
22. Calon Legenda Kos-kosan
23
23. Percakapan Tini dan Boy
24
24. Mengukuhkan Sejarah
25
25. Awalnya Persahabatan
26
26. Pengalaman Pertama Dan Terakhir
27
27. Pelajaran Hari Itu
28
28. Titik Balik Kandang Ayam
29
29. Refleksi Hidup
30
30. Kunjungan Sahabat
31
31. Tentang Agus Soang
32
32. Ternyata, Laki-laki itu.
33
33. Pilihan Pertama
34
34. Pilihan Kedua
35
35. Pilihan Ketiga (1)
36
36. Pilihan Ketiga (2)
37
37. Ngalor-Ngidul Pertemuan
38
38. Peran Budhe Tini
39
39. Persekutuan
40
40. Minggu Pagi
41
41. Tak Perlu Taktik
42
42. Kebiasaan Baru Tini
43
43. Efek Puasa Rokok (1)
44
44. Efek Puasa Rokok (2)
45
45. Sore Pertama
46
46. Tini Sebenarnya
47
47. Kebimbangan Tini
48
48. Usaha Untuk Bertahan
49
49. Tini Baik-baik Saja
50
50. Hari Melelahkan
51
51. Hati Nurani Tini (1)
52
52. Hati Nurani Tini (2)
53
53. Obrolan Pria
54
54. Gombal Halus Tini
55
55. Harinya Tini
56
56. Ujian Mental Tini
57
57. Hari Mengeluh
58
58. Kebimbangan Tini
59
59. Mulai Serius
60
60. Dugaan Tini
61
61. Ternyata Wibi
62
62. Melangkah Maju
63
63. Perpisahan
64
64. Katanya Rahasia
65
65. Training Hari Pertama
66
66. Menyerap Ilmu
67
67. Dari Yang Paling Ahli
68
68. Idola Pertama Tini
69
69. Rangkuman Tini
70
70. Penghilang Lelah Tini
71
71. Kumpul Keluarga Kandang Ayam
72
72. Riuh Makan Malam
73
73. Tini Melayang
74
74. Bagi-bagi Rejeki
75
75. Dandanan Tini
76
76. Percakapan Serius
77
77. Calon-calon Ipar
78
78. Terbacanya Taktik Tini
79
79. Hebohnya Hari Tini
80
80. Awal Perjalanan Dimulai
81
81. Renungan Perjalanan
82
82. Keluarga Calon Mertua (1)
83
83. Keluarga Calon Mertua (2)
84
84. Pesona Surabaya dan Kamu
85
85. Jatuh Cinta Yang Sebenarnya
86
86. Pamitan
87
87. Desa Cokro (1)
88
88. Desa Cokro (2)
89
89. Desa Cokro (3)
90
90. Desa Cokro (4)
91
91. Bersama Keluarga Baru
92
92. Menjamu Tamu
93
93. Rencana Pamer
94
94. Mendampingi Bapak
95
95. Saatnya Serius
96
96. Obrolan Tengah Malam
97
97. Perpisahan Sementara
98
98. Obrolan Dalam Perjalanan
99
99. Mematangkan Rencana
100
100. Banyak Rencana
101
101. Tugas yang Sesungguhnya
102
102. Meningkatkan Kualitas Diri
103
103. Kunjungan Profesional Tini
104
104. Nostalgia Versi Tini
105
105. Keberhasilan Pertama
106
106. Rapat Darurat
107
107. Hasil Keputusan Rapat
108
108. Ide Brilian Tini
109
109. Harap-harap Cemas
110
110. Akhirnya Milik Tini
111
111. Kartu Undangan
112
112. Keterkejutan
113
113. Orang-orang Penting Bagi Tini
114
114. Pengobat Rindu
115
115. Hari Halal Tini Wibi (1)
116
116. Hari Halal Tini Wibi (2)
117
117. Hari Halal Tini Wibi (3)
118
118. Tamu Yang Ditunggu
119
119. Dayat Unjuk Gigi
120
120. Pertemuan Para Tamu
121
121. Akhir Pesta Tini
122
122. Tak Sabar
123
123. Setelah Senampan Hidangan
124
124. Teman Saling Mengisi
125
125. Pagi Pertama
126
126. Tetangga Misterius
127
127. Kesan Pesan Tini
128
128. Rangkuman Obrolan
129
129. Hidup Tini Sekarang
130
130. Perpisahan Selalu Ada
131
131. Melangkah Bersama
132
132. Makan Layaknya Keluarga Besar
133
133. Wisuda Evi
134
134. Makan Siang Kelulusan
135
135. Bapak Mengantar Dayat
136
136. Sekilas Kehidupan Baru Dayat
137
137. Keresahan Hidup Lainnya
138
138. Asti Mengantarkan Kartu Undangan
139
139. Masih Dengan Kekhawatiran
140
140. Sebuah Kabar
141
141. Di Balik Cerita
142
142. Pelukan Bahagia
143
143. Kebahagiaan Pada Waktunya
144
144. Sempurna Buat Masing-masing
145
145. Rangkuman Kebahagiaan
146
146. Sekilas Masa Depan
147
147. Akhir Kisah Tini Suketi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!