Situasi berbeda justru tampak di Istana Xingyue. Jika di Istana Taiji Long Ji Man bersitegang dengan para pejabat istana, di sini, di Istana Xingyue ini, Li Anlan justru sedang bersuka ria. Dia membuat sebuah lelucon besar untuk menghibur dirinya sendiri yang terkurung.
Li Anlan mendandani dua kasim pembantunya dengan riasan wajah yang tebal. Dua kasim muda yang tidak berdaya itu persis seperti badut di acara ulang tahun anak kecil. Hidung mereka dipoles dengan sedikit bubuk sinabar membentuk bulatan, hingga tampak seperti hidung tomat berwarna merah. Pipi dua kasim itu dipoles dengan pemerah pipi yang dibasahi air hingga warnanya lebih pekat. Untuk bagian mata, Li Anlan mewarnainya dengan arang dan serbuk pemerah bibir. Tidak ada eyeshadow, arang dan lipstick pun jadi.
Tidak hanya mendandani mereka, Li Anlan juga menyuruh dua kasim itu memakai pakaian pelayan yang longgar. Tubuh kecil mereka terlihat seperti orang-orangan sawah. Jika mereka disuruh berdiam diri di dalam hutan, hewan buas pun tidak akan berani memakan mereka. Dua kasim itu tidak hanya menjadi badut, tapi juga hantu jelek. Hasil karya Li Anlan kali ini membuat Xie Roulan tidak bisa berkata apa-apa. Xie Roulan hanya bisa mengasihani nasib sial dua kasim itu, yang menjadi apes di tangan Li Anlan.
Li Anlan juga menyuruh badut kasim itu untuk menari. Tarian yang harus dilakukan dua kasim itu adalah gerakan Oppa Gangnam Style. Gerakan yang dirasa aneh itu harus dilakukan dua kasimnya dengan senyuman. Alhasil, gerakannya terasa seperti robot, sangat kaku tidak lembut sama sekali. Dua kasim itu menari dengan canggung, sesekali tidak beraturan karena lupa pada gerakannya.
Si pembuat situasi itu justru malah bersantai. Li Anlan berayun di atas hammock, memakai kacamata hitamnya sambil menikmati angin yang membelai lembut tubuhnya. Tangannya memegang plastik snack jagung yang kebetulan masih utuh. Snack itu adalah stok terakhir makanan ringan modern miliknya. Di sampingnya, Xie Roulan sedang duduk menyaksikan nasib sial dua kasim badut yang sedang menari.
“Jangan berhenti!” peringat Li Anlan saat dua kasim itu terdiam sebentar.
“Nyonya, kami sangat lelah,” ucap salah seorang diantara mereka.
“Aku tidak mau tahu. Cepat menari lagi!”
Dua kasim itu terpaksa kembali menari. Lidah mereka sering keliru saat melafalkan lirik lagu Oppa Gangnam Style. Li Anlan tersenyum puas. Di bawah kacamata hitamnya, dia memejamkan mata, berpura-pura tidur.
“Nyonya, mereka sudah lama menari,” ujar Xie Roulan dengan nada sedih.
“Kau khawatir?”
Xie Roulan mengangguk polos.
“Kalau begitu kau saja yang menggantikan mereka.”
Wajah Xie Roulan cemberut.
“Nyonya…”
Mendengar nada memelas Xie Roulan, Li Anlan bangkit dari posisi santainya. Dia menatap tajam pelayannya. Dahinya berkerut dan wajahnya sedikit kesal. Gadis pelayan itu mengganggu kesenangannya. Biarlah dua kasim itu menyenangkan hatinya hari ini.
“Berapa lama mereka menari?” tanya Li Anlan.
“Kalau sesuai perhitunganmu, mungkin sudah dua setengah jam.”
“Apa?”
Sungguh tidak disangka jika dua kasimnya sudah menari selama itu. Li Anlan terlalu senang hingga melupakan batas waktu. Untung saja tubuh dua kasim itu sedikit kuat. Jika tidak, Li Anlan mungkin harus mengeluarkan uang untuk membiayai pengobatan mereka yang pingsan karena kelelahan. Tidak, Li Anlan tidak ingin merugi lagi.
“Cukup, kalian boleh istirahat.”
Dua kasim itu sudah tidak mampu berbicara lagi. Suaranya sudah habis dipakai untuk menyanyikan lagu. Tubuh mereka terlalu lelah karena mengeluarkan banyak tenaga untuk melakukan tarian aneh yang baru pertama kali mereka lihat. Dua kasim itu mandi keringat. Riasan di wajahnya sedikit memudar. Tidak peduli dengan mereka yang sedang kelelahan dan memerlukan air, Li Anlan kembali bersantai. Wanita itu kembali berayun di atas hammock.
Sementara itu, di Istana Hongwu, Long Ji Man memasang wajah kesal yang tidak sedap dipandang. Alisnya yang tebal menyatu membentuk dua lengkungan. Bibirnya agak ke depan dan matanya menyala tajam. Jika ada wanita yang melihat wajah jeleknya, Long Ji Man mungkin akan kehilangan gelar Raja Tampan yang sudah ia sandang selama empat tahun. Bahkan, seekor semut pun pasti akan lari ketakutan melihat wajahnya.
“Yang Mulia masih marah?”
Xiao Biqi menuangkan teh hangat yang baru diseduh. Kasim muda itu sudah tahu tabiat rajanya yang tidak akan membaik dengan cepat saat marah dan kesal. Kejadian di aula Taiji tadi pasti masih menyisakan kekesalan dan kemarahan di hatinya. Dia yakin Long Ji Man tidak akan melepaskan para pejabat yang telah menyinggungnya dan berani mencampuri urusan pribadi keluarganya.
Dulu, Xiao Biqi pernah menyaksikan kejadian serupa di aula Taiji. Seorang pejabat istana di bawah Kementrian Pertahanan menanyakan hal serupa atas perintah Menteri Pertahanan yang kebetulan tidak bisa hadir. Saat itu, suasana hati Long Ji Man sedang buruk karena Ibu Suri Han Yuemei menambah selir baru lagi untuknya.
Tanpa berpikir dua kali, Long Ji Man langsung mengeksekusi pejabat itu dengan memecatnya dan mengusirnya pergi dari ibukota. Long Ji Man juga menurunkan jabatan Menteri Pertahanan menjadi Asisten Menteri. Dia dicopot dari jabatan menteri dan memotong gaji bulan tersebut sebanyak setengahnya.
Itulah ganjaran menyinggung seorang raja saat suasana hatinya sedang tidak baik.
Kejadian tadi untungnya tidak separah yang dulu, karena Pangeran Agung kebetulan sedang hadir di dalam persidangan. Secara tidak langsung, Pangeran Agung telah menyelamatkan hidup dan masa depan Menteri Ritus dan keluarganya.
“Aku akan memotong gaji Menteri Ritus dan melarang semua putrinya masuk ke istana!”
Sudahlah. Xiao Biqi mungkin telah berharap terlalu banyak. Dia tidak pernah benar-benar tahu isi hati dan pikiran rajanya. Betahun-tahun melayani Long Ji Man, Xiao Biqi tidak pernah bisa mengerti pemikirannya. Memang, memahami pemikiran manusia itu lebih sulit dari memahami pelajaran dalam sebuah buku.
“Yang Mulia, bagaimana jika kau berjalan-jalan?”
Long Ji Man mengabaikan pertanyaan Xiao Biqi yang mengandung saran tersebut. Dia menatap ponsel Li Anlan yang terletak di sudut meja. Selama beberapa hari ini, suara aneh di waktu-waktu tertentu dari benda itu tidak muncul. Bahkan, saat Long Ji Man menyentuh permukaannya, cahaya yang biasanya menyilaukan mata juga lenyap.
Tanpa banyak bicara, pria itu berdiri. Bajunya yang sedikit kusut ia rapikan. Kemudian, dia berjalan keluar dari Istana Hongwu. Xiao Biqi mengikutinya dari belakang sambil bertanya ke manakah tujuan rajanya kali ini. Tapi, Long Ji Man lagi-lagi mengabaikannya.
Langkah lebarnya membawa Long Ji Man menuju Istana Xingyue tanpa sadar. Saat tiba di depan gerbang istana, Long Ji Man terdiam. Dia bertanya pada dirinya sendiri, mengapa ia berjalan ke sini? Bukankah tadi dia berniat pergi ke taman Danau Houchi? Long Ji Man berbalik hendak pergi lagi. Tapi, Xiao Biqi tiba-tiba mencegahnya.
“Yang Mulia, mengapa tidak masuk saja?”
Tidak ingin harga dirinya turun, Long Ji Man memilih untuk masuk. Empat penjaga menundukkan kepala memberi hormat. Saat kaki Long Ji Man menginjak pelataran halaman Istana Xingyue, dia disuguhi pemandangan konyol yang membuatnya penasaran.
Long Ji Man melihat dua kasim memakai pakaian pelayan wanita sedang duduk sambil mengipasi tubuh dengan tangan. Seluruh tubuh mereka dibasahi keringat. Sementara itu, seorang wanita tampak sedang berbaring di atas ayunan dengan nyaman. Satu wanita lagi duduk di bawah.
“Selir An ternyata begitu santai rupanya.”
Li Anlan terperanjat kaget. Dia buru-buru bangkit untuk memastikan si pemilik suara berat nan berwibawa itu. Kacamata hitam Li Anlan refleks dilepas. Xie Roulan dan dua kasim badut menundukkan wajah, tidak berani memandang wajah rajanya.
“Long Ji Man?”
Sadar akan kekeliruannya, Li Anlan segera meralat pertanyaannya.
“Y-Yang Mulia?”
Long Ji Man mengabaikan pertanyaan Li Anlan. Dia beralih menatap dua kasim berpakaian pelayan yang menunduk di depannya.
“Angkat kepala kalian!”
Dua kasim itu memberanikan diri untuk menengadahkan kepala. Melihat wajah para kasim itu, Long Ji Man sedikit terkejut. Wajah dua kasim itu benar-benar jelek, lebih jelek dari wajahnya saat marah dan kesal.
“Kau yang melakukan ini?”
Li Anlan melebarkan senyumnya, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang berjajar rapi. Long Ji Man menghela napas. Selir terbuangnya ini mengapa selalu berulah? Apa dia tidak punya pekerjaan lain selain mengerjai orang?
“Mengapa benda ini tidak mengeluarkan suara?”
Long Ji Man mengeluarkan ponsel dari dalam celah jubahnya. Melihat ponselnya ada di tangan Long Ji Man, Li Anlan langsung merebutnya. Wanita itu lalu membolak-balik ponselnya, khawatir jika Long Ji Man merusaknya.
“Jadi kau yang mencurinya?”
Sepertinya, kata ‘pencuri’ terlalu frontal. Long Ji Man menatap Li Anlan dengan tajam seolah ia ingin memakannya hidup-hidup.
“Bukan pencuri, bukan. Yang Mulia hanya meminjamnya tanpa izin,” Li Anlan memperbaiki kalimatnya.
“Kenapa benda itu tidak bersuara lagi?”
Oh, dia menanyakan suara alarm, batin Li Anlan.
“Baterainya habis.”
“Baterai?”
Celaka, Li Anlan sedang tidak ingin berbicara banyak dengan pria itu. Dia lebih tidak ingin menjelaskan padanya apa itu baterai dan apa fungsinya serta apa yang harus dilakukan jika habis. Li Anlan pikir, penjelasan benda modern seperti itu, mau dijelaskan sedetail apapun tetap tidak akan dimengerti oleh Long Ji Man.
“Yang Mulia, bagaimana jika kau berayun di sini?”
Li Anlan menunjuk hammock miliknya. Long Ji Man sempat ragu, tapi rasa penasarannya pada ayunan aneh itu lebih tinggi. Atas petunjuk Li Anlan, Long Ji Man menaiki hammock, lalu mendudukkan pantatnya di sana. Dengan pelan, Li Anlan mendorong hammock berisi Long Ji Man hingga berayun.
“Nyaman bukan?”
“Emm.”
Bukan Li Anlan namanya jika dia tidak bisa bertindak. Dendam kehilangan ponselnya selama berhari-hari belum terbalaskan. Setelah menunggu Long Ji Man lengah, Li Anlan mendorong hammock itu sekuat tenaga hingga ayunannya lebih kencang. Long Ji Man terpekik kaget. Tubuhnya serasa melayang-layang tidak karuan. Dia berteriak, namun Li Anlan sengaja menulikan pendengarannya.
Brug…
Tubuh Long Ji Man mendarat di atas rerumputan halaman Istana Xingyue. Xiao Biqi terkejut sekaligus menahan tawa. Dua kasim di depannya menunduk semakin dalam, bertindak seolah-olah tidak melihat atau mendengar apapun.
“Li Anlan! Berani kau?”
Saat ia bangun, dia melihat Li Anlan sudah tidak ada di belakangnya.
“Yang Mulia, aku lupa bahwa aku harus mengisi baterai ponselku. Aku tidak akan meminta maaf padamu!”
Li Anlan berteriak sambil berlari menjauh. Xie Roulan menyusulnya. Tidak lama setelah itu, tubuhnya hilang di balik pintu utama bangunan Istana Xingyue, meninggalkan Long Ji Man yang berwajah gelap dan menakutkan.
Entah mengapa, atmosfer di Istana Xingyue berubah ekstrim seperti akan diterjang badai.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Vivi Kareen
karakter anlan ga punya aturan..terlalu
2024-09-11
0
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
2024-01-26
0
Kucing Ireng
bar bar mu bikin ngakak,😂😂😂
2023-10-15
0