“Yang Mulia, kau harus memberikan keadilan padaku!”
Si Pakaian Merah masih berani bersilat lidah seolah tidak bersalah meski tubuhnya sudah basah kuyup. Di sampingnya, Li Anlan berdiri tegap menatap Si Pakaian Merah dengan sinis dan jijik. Wanita tidak tahu malu itu masih ingin menyalahkannya. Padahal, dia sendiri yang mendorong Li Anlan. Bahkan, semut pun tahu kalau di sini Li Anlan-lah yang dirugikan.
“Oh, Selir Ling, keadilan seperti apa yang kau maksud?” tanya Long Ji Man.
“Dia, dia mencoba membunuhku!”
Li Anlan memutar bola matanya, malas mendengarkan sandiwara kelas rendah seperti itu. Jelas-jelas Long Ji Man juga tahu siapa yang bersalah di sini. Wanita itu malah mengatakan kebohongan yang sangat tidak masuk akal. Li Anlan tahu Long Ji Man sedang mencoba memancing kejujuran selir-selirnya. Jadi, dia akan membantu Long Ji Man bermain peran.
“Nyonya! Mengapa kau basah kuyup?”
Xie Roulan berlari ke arah Li Anlan, lalu menubruknya dan memeluknya. Xie Roulan panik melihat seluruh pakaian dan tubuh majikannya basah kuyup, seperti seekor kucing yang tercebur. Dia mendengar kalau majikannya dihadang selir lain saat hendak menemui raja dari seorang kasim yang baru bekerja beberapa hari di Istana Xingyue. Dia langsung berlari menyusul, khawatir terjadi sesuatu yang buruk karena selama ini, Li Anlan tidak pernah diganggu siapapun.
“Yang Mulia Raja, apa yang terjadi pada Nyonyaku?”
Xiao Biqi menatap tajam Xie Roulan. Gadis pelayan itu terlalu panik hingga lupa memberi hormat pada Long Ji Man.
“Aku baik-baik saja.”
Tatapan Li Anlan beralih kembali pada Si Pakaian Merah.
“Jadi, kau Selir Ling, Xu Lingshu?”
“Benar. Aku adalah Xu Lingshu, seorang guifei!”
Li Anlan semakin malas berdebat dengan wanita ini. Dia menyesal sudah menuruti perintah Long Ji Man untuk menyelamatkan wanita itu. Jika tahu akan begini, Li Anlan lebih baik membiarkan Xu Lingshu tenggelam di dalam danau. Biar saja Long Ji Man yang datang menyelamatkannya. Wanita sombong itu pasti tidak akan berhenti mencari masalah dengan dirinya setelah kejadian hari ini.
“Yang Mulia, berikan keadilan padaku!”
Xu Lingshu kembali bersilat lidah. Li Anlan berdecih.
“Ck.. Seharusnya aku yang mengatakan itu.”
Long Ji Man menghembuskan napas. Xu Lingshu bertindak keterlaluan. Dia berani mendorong istri suaminya yang lain di dalam istana. Bukankah ini sama dengan membunuh secara terang-terangan? Sebagai seorang selir utama, Xu Lingshu seharusnya memberikan contoh yang baik untuk ditiru oleh selir yang pangkatnya lebih rendah. Meskipun tidak pernah mendapat perhatian Long Ji Man, Xu Lingshu seharusnya tetap menjaga citra dirinya sebagai selir utama dan menjaga nama baik istana harem. Tampaknya, Ibu Suri Han Yuemei terlalu memanjakan Xu Lingshu hingga dia berani bertindak tidak masuk akal.
“Guifei, Selir An bahkan tidak menyentuhmu sama sekali.”
Mendengar ucapan Long Ji Man, wajah Xu Lingshu memerah. Tidak pernah terpikirkan olehnya kalau Long Ji Man yang sangat dicintainya akan menyaksikan perbuatannya saat menindas Li Anlan. Xu Lingshu sungguh tidak menyadari kalau rajanya menyaksikan semuanya dari awal. Tidak, dia tidak bisa kalah. Harga dirinya tidak bisa turun hanya dengan kejadian seperti ini.
“Yang Mulia, aku sungguh tidak berbohong.”
Xu Lingshu kembali memelas. Nada bicaranya yang manja membuat Li Anlan berdecak, jijik dengan tingkah laku Xu Lingshu. Sandiwara selir yang licik dan suka bersilat lidah benar-benar disaksikan Li Anlan secara nyata di sini, bukan hanya dalam drama kerajaan di televisi yang sering ditontonnya. Dia bahkan mengalaminya sendiri. Sungguh, sebuah peran yang menguji kesabaran.
“Apa kau meragukan penglihatan rajamu?”
“Yang Mulia, mungkin otak selir utamamu ini rusak karena kepalanya terlalu banyak dimasuki air,” seloroh Li Anlan.
“Yang Mulia, dia menghinaku!”
Xiao Biqi mengisyaratkan lewat gerakan tangan agar Li Anlan jangan berbicara. Melihat isyarat itu, ekspresi Li Anlan kembali datar. Akan lebih baik jika semua sandiwara membosankan ini segera berakhir. Kaki Li Anlan sudah kram karena berdiri terlalu lama, ditambah rasa dingin yang menyusup lewat pori-pori kulitnya.
“Jika kau melakukannya lagi, gelar guifei-mu akan dicabut.”
Long Ji Man meninggalkan kerumunan wanita tanpa berkata apapun lagi. Keagungannya tetap terpancar meskipun wajah dingin dan datarnya mendominasi. Jika cuaca sedang tidak panas, siapapun yang melihat matanya pasti akan membeku.
Meskipun hanya terlihat tubuh bagian belakangnya, Li Anlan merasa kalau ketampanan Long Ji Man masih tetap terpancar. Akhirnya, sandiwara ini berakhir. Long Ji Man memerankan karakternya sebagai raja yang tegas dan jujur dengan baik. Para wanita itu segera beranjak pergi dari tepian Danau Houchi dengan perasaan tidak puas.
Li Anlan mengekori Long Ji Man, mengikuti pria itu ke Istana Hongwu. Tetes-tetes air dari pakaian Li Anlan meninggalkan jejak sepanjang jalan. Rok bajunya yang panjang dan basah ia angkat sampai setengah betis agar tak menyulitkan langkahnya. Kulit putihnya yang basah seperti bersinar terkena cahaya surya.
Sampai di pintu utama Istana Hongwu, Li Anlan menghentikan langkah. Dia melihat ke sekeliling, memastikan apakah ada mata-mata yang akan melaporkannya kepada seseorang yang mungkin akan lebih bisa menyengsarakan dirinya. Setelah dirasa aman, dia langsung masuk tanpa mempedulikan Xie Roulan dan Xiao Biqi.
Long Ji Man duduk di kursi kebesarannya. Saat Li Anlan masuk dengan baju basah, dia sedikit memalingkan wajah. Lekuk tubuh Li Anlan cukup tercetak dengan jelas. Pemandangan ini sama seperti saat Long Ji Man melihat Li Anlan untuk pertama kalinya di Danau Houchi, ketika kepala wanita itu menyembul dari dalam air dengan kening berdarah.
“Katakan, untuk apa kau menemuiku?”
Niat hati Li Anlan sudah ketahuan. Karena Long Ji Man sudah mengetahui niatnya, Li Anlan tidak akan berbasa-basi lagi.
“Yang Mulia, izinkan aku mendaki Gunung Feiyun.”
Bukan hanya sikap terus terang Li Anlan yang membuat Long Ji Man terkejut, tapi juga keinginan yang baru saja diutarakan oleh wanita itu. Masuk ke Gunung Feiyun adalah sebuah pelanggaran. Entah itu rakyat biasa, pejabat, atau keluarga kerajaan tidak bisa memasuki kawasan terlarang yang dilindungi negara. Dia, seorang wanita kecil yang melihat pembunuh saja langsung lari, malah dengan berani mengatakan keinginannya untuk masuk ke Gunung Feiyun secara terang-terangan.
Gunung Feiyun adalah kawasan konservasi untuk melindungi spesies tumbuhan dan satwa langka. Long Ji Man sengaja mengunci kawasan itu agar dia bisa melindungi sesuatu yang sangat penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Jika dia mengizinkan Li Anlan pergi, bukan hanya aturan yang sudah ditetapkan saja yang dilanggar, tapi juga etika dan moral terhadap alam. Apalagi, Li Anlan adalah seorang wanita istana yang ceroboh dan sembrono.
Bagaimana jika dia justru membakar dan merusak habitat hewan di Gunung Feiyun?
“Tidak.”
Li Anlan sudah menduga kalau Long Ji Man pasti akan menolaknya. Berdasarkan tempramen dan sifat Long Ji Man yang cukup tegas, Li Anlan yakin penolakan itu tidak bisa dibantah. Rajanya itu seorang pria otoriter dalam beberapa hal. Jadi, jauh sebelum Long Ji Man memberikan jawaban, Li Anlan sudah menyiapkan alasan dan cara terbaik untuk membujuknya.
“Aku sudah menduganya.”
“Jangan pernah berpikir untuk pergi ke sana!”
“Yang Mulia, kau masih ingat saat kau berkemah bersamaku?”
Long Ji Man mengernyitkan dahi. Dia tidak pernah berkemah dengan siapapun.
“Kau makan mie instan dan mengintip bintang dari teropongku.”
“Oh.”
Wanita itu berdecak tak percaya. Dia belum menyelesaikan ceritanya. Tapi, apa ini? Long Ji Man malah memutuskan topik pembicaraan mereka. Dan juga, ekspresi macam apa yang ada di wajah Raja Dongling yang satu ini? Urat syaraf di wajahnya sepertinya sudah rusak dan mati hingga menyebabkan wajah tampan itu datar tanpa ekspresi.
Bukan Li Anlan namanya jika ia kehabisan cara. Di otaknya, ada beragam ide cemerlang muncul seperti kembang api. Pepatah bilang, mati satu tumbuh seribu. Hilang satu cara, maka muncul ide yang lain. Seperti itulah kira-kira isi otak Li Anlan. Rupanya, bukan hanya kepala Xu Lingshu yang kemasukan air, tapi kepala Li Anlan juga. Hanya saja, air-air itu semakin membuatnya terlihat lebih pandai.
“Kau tidak percaya padaku?”
“Tidak.”
“Aku punya alat-alat untuk mendaki.”
“Aku tidak peduli.”
Li Anlan cemberut. Pria di hadapannya benar-benar keras kepala. Ingin sekali Li Anlan menimpuk kepala Long Ji Man dengan wadah tinta di hadapannya. Dia sungguh berharap otak Long Ji Man bermasalah dan berubah menjadi tidak waras, atau setidaknya kehilangan ingatan hingga Li Anlan bisa menggunakannya untuk mencari keuntungan besar. Tidak, dia seorang raja. Li Anlan tidak boleh menjual raja kepada orang lain.
“Aku akan membalas dendam pada Xu Lingshu.”
“Terserah.”
“Tapi dia guifei-mu!”
“Kau juga selirku.”
Li Anlan menahan gejolak kekesalan di dadanya. Wanita itu menarik napas panjang.
“Bolehkah aku membunuhnya?”
“Tidak.”
“Tapi dia menindasku!”
“Itu urusanmu.”
Long Ji Man meraih sebuah dokumen catatan dari Kementrian Ritus. Matanya bergulir mengikuti jalur tulisan yang tergores di dalam kertas tanpa mempedulikan keberadaan Li Anlan yang mulai kesal. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan wanita ini saat dirinya sedang marah dan kesal. Tapi, sudah hampir lima belas menit, tidak ada reaksi apapun. Li Anlan masih berdiri menatap tajam ke arahnya.
“Tidak berguna,” gumam Li Anlan. Wanita itu berbalik, hendak keluar dari Istana Hongwu karena pemiliknya sangat menyebalkan.
“Hachi…”
Kepala Li Anlan tiba-tiba berdenyut. Seluruh tubuhnya menggigil. Rasa dingin dan panas menjalari tubuhnya silih berganti. Tidak benar, ini tidak benar. Tadi saat ia menyaksikan sandiwara Xu Lingshu tubuhnya masih baik-baik saja. Sekarang, kepalanya tiba-tiba terasa pusing. Samar-samar ia ingat saat ia menyelamatkan Xu Lingshu, wanita itu menusukkan sesuatu ke dalam tubuhnya melalui sebuah jarum kecil di dalam air.
Jarum itu bermasalah, batin Li Anlan di tengah sakit kepalanya.
Tubuhnya tidak bisa berdiri tegak dan kakinya lemas. Li Anlan memutarkan tubuhnya kembali. Seluruh objek di depannya berbayang-bayang dan terasa berputar seperti komidi putar di taman hiburan. Penglihatannya menjadi kabur hingga ia tidak bisa mengenali sesuatu dengan jelas.
“Yang Mulia, kenapa kau ada tiga?”
Setelah mengatakan itu, tubuh Li Anlan langsung limbung. Long Ji Man segera melompat dari kursinya, menangkap tubuh kecil Li Anlan yang hampir menyentuh lantai. Wanita itu terkapar dalam pangkuannya. Long Ji Man menyadari bahwa Li Anlan masih menggunakan baju basah. Pria itu menyentuh kening Li Anlan yang lebih hangat dari biasanya.
“Kau ingin mendaki gunung dengan tubuh lemah seperti ini?”
Long Ji Man menyelimuti tubuh basah Li Anlan dengan jubahnya. Dia lalu memanggil Xiao Biqi dan Xie Roulan, lalu memerintahkan mereka untuk menyiapkan usungan yang besar. Dengan tubuh terbalut jubah, Li Anlan dibaringkan di dalam usungan mewah yang berkilauan. Di depan Istana Hongwu, beberapa orang lantas memanggul usungan itu, membawanya keluar dari Istana Hongwu menuju Istana Xingyue. Xie Roulan mengikuti usungan itu dari belakang.
“Perintahkan Tabib Tao untuk memeriksanya.”
“Baik, Yang Mulia.”
Long Ji Man menyaksikan usungan itu hilang di balik pintu gerbang istananya. Pria itu kemudian masuk, melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Risna Murni
ga peduli gitu..
2024-10-10
0
Asmi Pandansari
aku kira selir li pintar ternyata bodoh
2024-04-01
1
Fifid Dwi Ariyani
trussukses
2024-01-26
0