“Sia, kenapa kau tiba-tiba menghilang begitu saja? Apakah kau tidak tahu kalau aku sangat mengkhawatirkanmu?”
Suara Andreas bergetar, ini membuktikan begitu besar rasa khawatir yang dia rasakan. Scarlesia tidak mengerti mengapa Andreas menaruh rasa cemas sangat besar padanya, mereka baru bertemu dan masih belum terlalu mengenal satu sama lain. Tapi kenapa perasaannya terlalu dalam pada dirinya?
“Maaf Andreas,” lirih Scarlesia membenamkan kepalanya di pelukan Andreas.
“SIAAAAA!!!”
Dari kejauhan Eldrick dan Carlen memanggil dirinya, mereka berlari menghampirinya. Scarlesia dengan lekas melepas dekapan erat Andreas.
“Kenapa kalian bisa di sini?” tanya Scarlesia.
“Dasar anak bodoh! Kamu tidak sadarkan diri selama 4 hari berturut-turut lalu kamu tiba-tiba menghilang dan mengatakan kalau kamu pergi ke Bukit Grigori. Sekarang semua orang mencemaskanmu karena takut sesuatu yang buruk menimpamu,” oceh Eldrick.
“M-maaf…”
“Ternyata aku sudah 4 hari tidak siuman, aku pikir itu cuma satu malam,” batinnya.
“Aku hampir saja jantungan mendengar kau pergi ke Bukit Grigori sendirian, kenapa kau pergi sendirian tanpa pengawal? Seharusnya kau mengatakan padaku lebih dulu, dasar anak ini!” lanjut Eldrick mengoceh.
“I-itu karena saya tidak ingin merepotkan orang lain,” jawab Scarlesia.
“Justru karena kau pergi sendiri seperti ini malah merepotkan orang lain!”
“Haha iya sih…”
“Kenapa dia marah? Apa dia mengkhawatirkanku? Itu tidak mungkin karena dia tidak menyayangi Sia, kalau dia menyayanginya pasti dia tidak akan mengabaikan anaknya yang meninggal dalam keadaan kesepian itu. Sungguh malang nasib kau Sia,” pikir Scarlesia.
“Sudahlah Ayah, anda jangan memarahinya lagi. Yang penting Sia baik-baik saja,” tutur Carlen menenangkan Eldrick agar tidak memarahi Scarlesia lagi.
“Carlen, kau memang penyelamatku. Jujur saja aku sangat lelah sekarang dan aku tidak ingin mendengar ocehan siapapun,” batinnya.
“Huh baiklah, sekarang mari kita pulang,” ajak Eldrick.
“Tunggu dulu, Sia apakah kau akan membawa harimau itu ke mansion?” tanya Carlen menunjuk ke arah Kitty yang mengikuti Scarlesia dari belakang.
“Aku hampir melupakannya,”
“Kitty, apakah kau mau ikut denganku?” tanya Scarlesia.
Kedua mata Kitty berbinar mengisyarakatkan bahwa dia memang ingin ikut dengan Scarlesia.
“Yang Mulia, apakah saya boleh membawa Kitty ke mansion?” tanya Scarlesia meminta izin.
“Boleh, tapi kau harus mengawasinya agar tidak melukai orang lain,” balas Eldrick setuju.
“Baiklah! Ayo Kitty pulang bersamaku, nanti aku akan memberimu daging yang banyak,”
Mereka kembali ke mansion bersama-sama, dengan begini Kitty sekarang sudah menjadi anggota baru di mansion. Sesampainya di mansion, Hana dan Erin menyambut kedatangannya, mereka berdua lagi-lagi menangis karena Scarlesia.
“Nona, anda jahat sekali membuat saya dan Hana menangis,” ucap Erin yang menangis sesenggukan.
“Maaf, seharusnya aku bilang dulu pada kalian,”
“Lain kali kalau anda pergi ke luar anda harus mengatakannya pada kami Nona. Apakah anda tahu? Bukit Grigori itu sangat menyeramkan, banyak orang yang terluka kembali dari sana katanya mereka dilukai oleh harimau putih,” ujar Erin.
“Oh maksudmu harimau putih ini?”
Kitty muncul dari belakang Scarlesia, dia menampakkan dirinya ke Hana dan Erin.
“KYAAAAAAAAAA!!!!”mpekik Hana dan Erin berpelukan karena terkejut sekaligus takut.
“Tidak apa-apa, dia tidak akan melukai kalian. Benar kan Kitty?”
“Roarrrr,”
Scarlesia mengelus kepala Kitty, dia terlihat senang saat Scarlesia menyentuhnya.
“N-nona a-anda becanda kan?” gagap Hana.
Mereka berdua gemetar karena masih takut dengan Kitty.
“Tidak, mulai sekarang dia akan tinggal di sini. Yang Mulia Duke juga sudah mengizinkannya,”
“Kalau nanti dia melukai Nona bagaimana?” tanya Erin memasang wajah khawatir.
“Tidak akan, karena dia hanya melukai seseorang yang mencoba menyakitinya. Apakah kalian tahu kenapa orang-orang yang masuk ke Bukit Grigori kembali dalam keadaan terluka atau bahkan tak bernyawa?”
Hana dan Erin menggeleng bersamaan.
“Itu karena orang-orang itu mencoba melukainya, keberadaan harimau putih itu sangat langka. Mereka berpikir jika mereka menjualnya maka akan menghasilkan banyak uang, dia hanya melindungi dirinya dari niat jahat. Tidak ada yang salah dengan itu,” jelas Scarlesia sembari mengelus kepala Kitty.
“Darimana Nona tahu itu?” tanya Erin sekali lagi.
“Karena aku bisa memahaminya sejak pertama kali melihatnya, tidak hanya Kitty mungkin semua hewan juga merasakan hal yang sama. Hewan itu sama seperti manusia, mereka juga punya perasaan. Kita tak bisa memahami perkataannya bukan berarti kita bisa seenaknya, sekarang kalian mengerti bukan?”
“Mengerti Nona,” jawab mereka sambil mengangguk serentak.
“Nah, kalau begitu sekarang tolong siapkan air hangat untukku. Aku mau mandi lalu siapkan juga beberapa daging untuk Kitty,”
“Baik Nona,”
Scarlesia membawa Kitty ke kamarnya, sedangkan Erin menyiapkan air untuk ia mandi lalu Hana pergi ke dapur untuk mengambilkan beberapa daging untuk Kitty. Scarlesia merebahkan sejenak tubuhnya untuk mengurangi rasa lelah yang dia dapatkan dari perjalanannya.
“Duke dan juga Carlen tampaknya sangat kelelahan, apakah mereka berdua tidak tidur selama beberapa hari ini? Apakah itu karena aku mereka tidak istirahat? Sejujurnya aku tidak bisa memahami mereka, sikap mereka sangat berbeda dengan ingatan Sia dulunya. Bagaimana jika ada sesuatu di belakang penderitaan Sia selama ini? Apakah itu mungkin? Aku tidak tahu, semuanya terasa sangat menyulitkanku,” pikirnya.
“Nona, airnya sudah siap,” seru Erin keluar dari kamar mandi.
“Oke, aku akan mandi sekarang,”
Usai mandi, Erin dan Hana membantunya berdandan. Kepalanya dipenuhi oleh banyak beban yang tidak bisa dia pahami sedikit pun. Erin dan Hana saling beradu pandang karena mereka juga merasa heran dengan wajah Scarlesia yang terlihat sedang banyak pikiran itu.
“Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran anda Nona?” tanya Hana memberanikan dirinya bertanya.
“Hah? Tidak ada. Oh iya, apakah semua gaun yang kita beli beberapa hari yang lalu sudah sampai?” tanya Scarlesia mengalihkan pembicaraan.
“Sudah Nona,” jawab Hana.
“Bagikan sebagian gaunnya kepada para pelayan, aku rasa itu terlalu banyak. Aku tidak bisa memakai semuanya sekaligus,” suruh Scarlesia.
“Baik Nona, nanti akan kami bagikan ke pelayan,”
“Sekarang aku pakai gaun yang lebih simpel saja karena aku mau memasak di dapur,” pinta Scarlesia.
“Memasak? Tapi kan anda tidak pernah memasak, lalu wanita bangsawan seperti anda tidak boleh berkecimpung di dapur Nona,” larang Erin.
“Tidak apa-apa karena aku ingin membuat sesuatu untuk Yang Mulia Duke dan juga untuk tuan muda karena aku lihat mereka sangat kelelahan gara-gara aku,” ucap Scarlesia.
“Itu sudah jelas bukan? Yang Mulia dan Tuan Muda Carlen tidak tidur selama beberapa hari untuk mencari tahu penawar racun di tubuh anda,” beber Erin.
“ERIN!” sergah Hana memintanya untuk diam.
“Uppss keceplosan,”
Scarlesia tersenyum melihat mereka yang mencoba menutup-nutupinya.
“Seperti yang aku duga, baiklah aku akan membuatkan mereka susu jahe dan nugget pisang sebagai rasa terima kasih dan maaf karena membuat mereka kesusahan,”
Kemudian Hana dan Erin mengantar Scarlesia ke dapur, di sana banyak koki muda yang tengah sibuk bekerja. Kedatangan Scarlesia membuat mereka terkejut karena para bangsawan tidak boleh menginjakkan kakinya di dapur kecuali jika ada urusan mendadak.
“Halo apakah aku mengganggu kalian?” sapa Scarlesia sambil tersenyum manis.
“Ehh Nona! T-tidak, anda tidak mengganggu kami sama sekali,” jawab salah seorang koki.
“Baguslah, aku hari ini mau memasak beberapa cemilan. Apakah boleh?”
“Tidak boleh Nona! Anda tidak boleh menginjakkan kaki di dapur karena itu akan menurunkan derajat anda sebagai bangsawan,”
“Kalau begitu apa kalian bisa memasakkan aku nugget pisang?”
Para koki saling beradu pandang dan mereka sterlihat bingung, mereka sepertinya tidak tahu apa itu nugget pisang.
“Nugget pisang? Apa itu? Kami tidak pernah mendengar cemilan semacam itu Nona,”
“Nah itulah kenapa aku mau memasak,” ujar Scarlesia.
“Baiklah, kalau begitu silahkan gunakan dapurnya sesuka anda Nona. Kalau anda kesulitan, silahkan minta tolong pada kami,”
Scarlesia pun memasuki dapur dengan girang, Hana dan Erin juga membantunya. Saat mereka sedang menyiapkan bahan-bahannya, tanpa sengaja Scarlesia melihat seorang koki muda yang terlihat luang dan terlihat mengasingkan diri dari para koki lainnya.
“Siapa pria itu?” tanya Scarlesia pada Hana.
“Dia adalah Allen, dia koki yang selalu memberikan Nona makanan yang hangat dan baru. Tapi saya tidak tahu kenapa para koki lainnya sepertinya sengaja mengasingkannya,” jawab Hana.
“Apakah kau tidak tahu masalahnya?”
“Katanya ini berhubungan dengan kepala koki,” bisik Hana.
Scarlesia mengangguk, dia mulai membaca situasinya.
“Kepala koki ya? Sepertinya dia bersekongkol dengan Zaneta,” pikir Scarlesia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
AK_Wiedhiyaa16
Tanpa sadar, sedikit demi sedikit Sia mengumpulkan orang2 di sisinya yg mungkin akan tetap setia padanya
2021-09-24
43