“Hana, aku tahu kau memperlakukan aku dengan buruk karena terpaksa bukan? Sekarang katakan padaku, apa yang sebenarnya membuatmu seperti ini?”
Pertanyaan Scarlesia membuat Hana kaget, dia terdiam dalam beberapa saat karena dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Scarlesia. Kepalanya tertunduk lalu kedua tangannya meremas pahanya. Kemudian Scarlesia menyentuh punggung tangannya sambil mengambangkan senyumnya pada Hana.
“Tidak apa-apa, katakan saja padaku. Aku tidak akan mengadukannya pada duchess,” ujar Scarlesia dengan suara yang terdengar sangat lembut.
“K-kalau saya boleh jujur, sebenarnya saya…”
Hana masih terlihat ragu-ragu ingin mengatakannya pada Scarlesia, tapi dia mencoba memberanikan dirinya untuk menceritakan semuanya.
“Sebenarnya saya diancam oleh Yang Mulia Duchess, beliau menggunakan Ibu saya yang sedang sakit untuk mengancam saya. Ibu saya terbaring sakit dan membutuhkan banyak biaya untuk pengobatannya. Jadi, saya terpaksa menjadi kaki tangan beliau untuk menyiksa anda Nona. Saya mohon maaf karena saya tidak melakukan ini dengan sengaja, saya terpaksa Nona,” jelas Hana.
Air mata Hana berlinang, Scarlesia bisa melihat bahwa Hana berkata jujur padanya. Dia dulu adalah salah satu pelayan yang cukup memperlakukan Scarlesia dengan baik, tapi duchess tidak pernah membiarkan satupun pelayan bersikap baik pada Scarlesia. Sampai pada akhirnya hanya tersisa Erin yang berada di sampingnya.
“Menggunakan Ibunya sebagai ancaman, seorang anak yang sangat menyayangi Ibunya pasti akan melakukan apapun itu. Sekarang aku mulai mengerti situasinya sedikit demi sedikit,” batin Scarlesia.
“Hana, bagaimana jika aku mengatakan kalau aku akan menyelamatkan Ibumu? Apakah kau akan berada di sisiku atau tidak?”
Hana tertegun sesaat karena tawaran Scarlesia padanya, dia kehilangan kata-katanya. Scarlesia masih menunggu jawaban darinya.
“Apakah anda benar-benar bisa membantu saya menyelamatkan Ibu saya Nona?” tanya Hana memastikan.
“Ya, tentu saja itu jika kau ingin berpihak padaku,”
“Baiklah Nona, s-saya bersedia berada di pihak Nona,” jawab Hana dengan sangat bersemangat.
Hana tak henti-hentinya berterima kasih pada Scarlesia, dia juga mengucapkan janji setianya. Tidak lupa juga Hana meminta maaf sekali lagi kepada Scarlesia.
“Satu masalah sudah diatasi, sekarang aku akan menyelesaikan masalah yang selanjutnya,” gumam Scarlesia.
Setelah itu, Scarlesia melanjutkan makannya. Selesai makan, dia pun segera mandi untuk membersihkan dirinya dibantu oleh Erin dan Hana. Pada awalnya Erin tidak setuju dengan keputusan Scarlesia untuk menjadikan Hana menjadi pelayan pribadinya. Dia menganggap bahwa Hana mempunyai maksud tersembunyi tapi Scarlesia akhirnya berhasil meyakinkan Erin.
“Poni ini sedikit mengganggu penglihatanku,” batin Scarlesia yang saat ini duduk di depan cermin riasnya bersama Erin dan Hana yang membantunya merias diri.
“Hana, tolong ambilkan gunting,” perintah Scarlesia segera dilakukan oleh Hana.
“Ini Nona guntingnya,”
Hana menyodorkan gunting tersebut pada Scarlesia.
“Oke saatnya aku menyingkirkan poni yang menyebalkan ini,”
Scarlesia tanpa ragu-ragu langsung memotong poninya.
“Nona! Apa yang anda lakukan pada rambut anda?” seru Erin hendak menghentikan Scarlesia namun sudah terlambat.
“Kenapa? Aku hanya memotong sedikit poni yang mengganggu ini,” ucap Scarlesia sambil merapikan poninya.
Hana dan Erin terkesima melihat wajah Scarlesia sepenuhnya, mereka tak berkedip sedikitpun. Kini kedua matanya yang berwarna merah delima seperti permata itu terpampang sangat jelas, serta bulu matanya yang berwarna silver mengayun panjang juga terlihat. Wajah cantiknya yang tanpa cacat kini bisa dilihat dan dinikmati sepenuhnya.
“Wah Nona ternyata anda menyembunyikan wajah yang sangat cantik di balik poni itu,” sanjung Erin.
“Benar Nona, sekarang saya tahu bahwa rumor yang mengatakan bahwa wajah anda rusak itu tidak benar. Kecantikan Nona berada di atas rata-rata dan melebihi Nona Nieva,” sambung Hana ikut memuji.
“Hahaha ya aku rasa juga begitu,”
“Biar saya rapikan rambut anda Nona,” kata Erin mulai menyisir kembali rambut Scarlesia lalu merapikan potongan poninya.
Dari pantulan cermin, Scarlesia tak sengaja memperhatikan Erin dan Hana yang sepertinya ingin berbicara tapi tampak tertahan.
“Apa ada yang ingin kalian bicarakan?” tanya Scarlesia membuka suaranya.
“Saya ingin bertanya, kenapa bisa Nona tiba-tiba berubah seperti ini?” tanya Erin.
“Pasti kalian cukup terkejut kan? Itu tidak salah sih jika kalian terkejut, tapi beberapa hari yang lalu aku berada di ambang kematian. Lalu dewa yang sangat baik datang kepadaku, dewa mengatakan bahwa aku akan diberi kesempatan yang kedua untuk aku mengubah hidupku. Jadi itulah kenapa aku bisa berubah,” jelas Scarlesia sedikit dramatis.
“Bohong sekali kau,” celetuk Xeon secara tiba-tiba.
“Diam saja kau!” ketus Scarlesia lewat pikirannya.
“Begitu ya, ternyata anda sangat disayang oleh dewa,” balas Erin tersenyum lebar.
Dari yang dilihat oleh Scarlesia tampaknya mereka berdua mempercayainya.
“Haha disayangi ya? Sepertinya yang disayangi itu tuan kalian bukannya aku,” batin Scarlesia.
Setelah penampilannya cukup rapi, Scarlesia melanjutkan kembali aktivitas rebahannya. Dia rasanya tidak ingin turun dari tempat tidur saat ini. Kemudian Hana menyuruh Scarlesia untuk meminum obatnya sebelum tidur.
“Anda harus minum obat dulu Nona,” kata Hana.
“Obat? Aku tidak mau minum obat,” tolak Scarlesia dengan kedua matanya yang tertutup.
“Tapi jika tidak minum obat, anda bisa sakit lagi,”
Terpaksa Scarlesia bangun dari posisi rebahannya, dia mengambil kotak obatnya lalu mencoba memeriksa isinya.
“Sepertinya obat ini yang membuat tubuh ini menjadi lemah, setelah aku perhatikan ternyata obat ini sedikit aneh,” pikirnya.
Scarlesia mengendus-endus bau pil obat itu, baunya sedikit aneh dari pil lainnya. Kemudian dia menghancurkan sebutir obatnya untuk memeriksa lebih dalam lagi.
“Ternyata benar ini adalah racun. Racun yang bisa membuat tubuh ini lumpuh secara perlahan, hah dasar perempuan tua itu dia sudah menyogok dokter yang biasa memeriksa tubuh ini. Sekarang aku sangat marah,” gumam Scarlesia meletakkan kembali obatnya.
“Kenapa tidak anda minum obatnya Nona?” tanya Hana.
“Apakah kau pernah melihatku membaik setelah minum obat ini?”
“Tidak, malah sepertinya kondisi tubuh anda semakin menurun,”
“Itu karena obat ini mengandung racun,”
“Racun? Itu cukup masuk akal untuk menjelaskan alasan kenapa tubuh anda semakin melemah,”
“Iya, untuk sekarang kau letakkan saja obatnya di dalam laci lalu kau lanjutkan kembali pekerjaanmu. Masalah ini biar aku yang urus,”
“Baik Nona,”
Scarlesia berpikir di tengah posisi rebahannya, dia tampak berpikir keras dan mencoba mengingat tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh Zaneta dan Nieva pada pemilik tubuh sebelumnya.
“Ternyata cukup rumit juga ya,” gumam Scarlesia.
“Ya, masalahnya memang cukup rumit. Kau harus mencari orang yang lebih kuat untuk menjagamu, kau tahu bukan di mansion ini terdapat banyak musuh? Tidak hanya di dalam mansion bahkan di luar mansionpun juga ada musuh. Mereka bisa membunuhmu kapan saja jadi kau harus siap siaga,” ujar Xeon.
“Tapi dimana aku bisa menemukan orang yang cukup kuat?” pikir Scarlesia.
“Kau bisa mencarinya di luar mansion ini namun sebelum itu kau harus membuat ramuan yang bisa membersihkan racun yang berada di tubuhmu itu. Meski aku sudah menyembuhkanmu tapi racun itu belum sepenuhnya hilang,” jawab Xeon.
“Ahh kau benar juga, aku harus menetralkan racunnya dulu,”
Tok tok tok
“Permisi Nona, tuan muda pertama ingin masuk untuk melihat keadaan Nona,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Vyrena
haha Anj berani batt nih anak😭😭
2023-03-11
0
NOiR🥀
Bagus dewa take care 😘..
2023-02-24
0
🦆 Wega kwek kwek 🦆
"ha disayangi yah? yang disayang itu tuan kalian bukan aku" asli ngakak bacanya
2021-12-26
2