“Maaf sudah membuat anda khawatir Yang Mu…lia…”
Brukk!
Scarlesia mendadak kehilangan kesadarannya dan tubuhnya terjatuh ke lantai. Racun yang tersisa di tubuhnya kembali menggerogotinya hingga dirinya tak mampu lagi menahan perlawanan racun tersebut. Lorong mansion kembali riuh karena Scarlesia yang jatuh pingsan, begitu pula dengan Eldrick dan Carlen dilanda kecemasan hebat.
“Sia, sadarlah! Sia!” panggil Eldrick memangku tubuh Scarlesia yang perlahan dingin dan semakin pucat.
“PANGGIL DOKTER CEPAT!” perintah Carlen semakin panik.
Andreas berada di samping Scarlesia menggenggam erat tangannya, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Scarlesia. Eldrick kemudian membopong tubuh Scarlesia ke kamarnya, dia membaringkan tubuhnya perlahan di atas tempat tidur.
“Kenapa seperti ini jadinya?” keluh Eldrick mengacak-acak rambutnya.
Hana dan Erin berlari kian kemari mempersiapkan sebaskom kecil air, handuk kering dan handuk basah, serta alat kompres juga. Mereka berdua tak kalah panik ketika melihat Scarlesia jatuh pingsan tepat di hadapannya.
“Sia…” lirih Andreas menekuk wajahnya, ia berdiri memandang wajah Scarlesia. Dia tidak sanggup melihat Scarlesia yang terbaring tidak sadarkan dirinya. Mereka baru bertemu hari ini tapi malah terjadi hal yang sangat tidak diinginkan.
Eldrick mondar-mandir dengan perasaan gelisah sembari menunggu dokter, sedangkan Carlen duduk di samping ranjangnya Scarlesia sambil menggenggam tangan adiknya yang semakin dingin itu.
“SIAL! APAKAH DOKTER BELUM SAMPAI?” teriak Eldrick tidak bisa bersabar lagi.
Para pelayan hanya menggeleng sambil menundukkan kepalanya, mereka tidak bisa menatap mata Eldrick yang sedang berada di emosi yang tidak stabil. Selang beberapa menit kemudian, seorang dokter pria masuk ke dalam kamar. Dia segera memeriksa keadaan tubuh Scarlesia, raut wajahnya tidak bagus ketika memeriksanya.
“Bagaimana keadaan anak saya? Apakah parah?” tanya Eldrick sangat khawatir.
“Tubuh anak anda sangat lemah Yang Mulia, racun yang ada di tubuhnya bereaksi cepat. Racunnya perlahan menelan kesadarannya lalu jika ini dibiarkan lebih lama lagi maka tubuhnya akan lumpuh atau kemungkinan yang paling buruk adalah kematian,” jelas sang dokter.
Penjelasan dokter membuat semua orang yang berada di sana tidak bisa berkata-kata. Mereka hanyut di dalam pikiran negatif masing-masing.
“Saya tidak tahu bagaimana Nona bisa mendapatkan racun ini tapi yang lebih saya herankan lagi, bagaimana cara Nona menahan racun ini di tubuhnya? Racun mematikan seperti ini sangat susah ditemukan dan hanya ada di pasar gelap,” lanjut dokter menjelaskan.
“Apakah tidak ada penawarnya?” tanya Eldrick.
“Untuk saat ini masih belum ada Yang Mulia,”
“Apakah racun ini sudah lama bersarang di tubuhnya?” tanya Carlen.
“Menurut perkiraan saya, racun ini sudah lama berada di tubuh Nona. Jika itu orang lain maka pasti orang itu sudah meninggal tapi Nona sepertinya berusaha melawan racunnya sendirian tanpa bantuan obat atau apapun itu,” jawab dokter.
“S-sebenarnya beberapa hari yang lalu Nona sudah meninggal,” ujar Erin tiba-tiba ikut berbicara.
“APAA???!”
“Erin, apa yang kau katakan? Meninggal? Itu tidak mungkin!” sanggah Hana mengguncang-guncang tubuh Erin.
“Coba kamu jelaskan apa maksudmu Erin?” selidik Eldrick.
“Pada hari itu Nona tidak bangun seharian, saya pikir Nona masih tidur tapi ketika saya memeriksanya Nona sudah tidak bernapas lagi. Saya panik dan berlari keluar ingin mengatakannya pada Yang Mulia Duke tapi saat itu anda tidak ada di mansion. Ketika saya kembali lagi ke kamar Nona, saya melihat Nona terbangun. Saya sempat shock tapi saya pura-pura tidak tahu apa-apa mengenai itu. Setelah Nona terbangun, tubuhnya terlihat segar dan kepribadiannya berubah,” papar Erin mengusap air matanya.
“Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?” tanya Eldrick sekali lagi.
“Saya pikir itu sudah tidak penting karena Nona tidak jadi meninggal huwaaa hiksss,”
Erin menangis kencang kemudian dipeluk oleh Hana.
“Sudahlah sekarang pikirkan saja bagaimana caranya menyelamatkan Sia,” sela Carlen diangguki oleh Eldrick.
“Apakah sebelumnya Nona ada mengonsumsi obat?” tanya dokter.
“YANG MULIA!!” teriak Wilson menggebrak pintu kamar, napasnya tersengal-sengal karena berlari. Di tangannya ada selembar kertas yang dia bawa, sepertinya ada hal penting yang ingin dia laporkan pada Eldrick.
“Yang Mulia ini gawat!” ujar Wilson mengatur irama napasnya.
“Ada apa Wilson? Apakah kau tidak bisa melihat situasi?”
“Ini Yang Mulia! Hasil pemeriksaan pil Nona sudah keluar!” lapor Wilson kemudian memberikan kertas tersebut pada Eldrick.
“Bisakah saya melihatnya terlebih dahulu?”
Eldrick memberikan kertanya pada sang dokter, dia tercengang melihat apa yang tertulis di kertasnya.
“Ini… Kadar racun yang ada di pil itu sangat tinggi Yang Mulia! Siapa yang memberikannya pada Nona? Selama ini pasti Nona kesakitan,” tutur si dokter memasang raut sedih.
“Apakah anda tidak salah? Berarti benar yang dikatakan Sia kalau pil ini mengandung racun,” ucap Eldrick.
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Tidak bisakah anda menyembuhkannya?” tanya Carlen.
Sang dokter menggeleng pelan.
“Maaf, saya tidak bisa menyembuhkannya,”
“Wilson! Kau cari dokter yang paling berbakat di dunia! Aku tidak peduli berapapun bayarannya yang penting Sia bisa membuka matanya kembali!” perintah Eldrick.
“Baik Yang Mulia, akan segera saya laksanakan,”
Wilson bergegas keluar dari kamar, dokter pun juga pamit undur diri. Begitu pula dengan Eldrick dan Carlen yang tidak bisa berdiam diri melihat Scarlesia tidak sadarkan diri.
“Sia, kita baru bertemu hari ini. Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau tidak membuka matamu kembali,” batin Andreas.
Jauh di alam bawah sadar Scarlesia, ia bertahan melawan racun yang menyakiti dirinya. Dia terbangun di alam bawah sadarnya tersebut. Tempatnya sangat gelap, tidak ada cahaya sedikit pun di sana. Scarlesia bingung tentang dirinya yang berada di tengah kegelapan ini, dia terus melangkah tapi tak dia temukan jalan keluarnya.
“Sebenarnya dimana ini?” tanyanya mengedarkan pandangnya ke seluruh ruang kosong yang gelap itu.
Tiba-tiba di tengah kebingungannya, ada sebuah cahaya yang menyilaukan entah muncul darimana. Scarlesia berlari ke arah cahaya tersebut seraya berharap bahwa dia akan menemukan jalan keluarnya. Namun, saat dia sampai di dalam cahaya tersebut bukan jalan keluar yang dia dapatkan tapi sebuah memori yang ingin dia kubur
selamanya.
“Dasar anak sialan!” teriak seorang pria.
Praaangggg!
Pria tersebut melemparkan gelas kaca ke kening seorang gadis, dia tampak marah padanya. Gadis itu hanya diam tidak melawan meskipun keningnya terluka dan berdarah, dia tetap tidak merespon apapun. Hanya menunduk dan terus menunduk, walaupun sebenarnya dia marah dia tetap tidak bisa melawannya.
“Gadis itu adalah aku yang masih berumur 17 tahun sedangkan pria itu adalah Ayahku dari kehidupanku sebelumnya,” ujar Scarlesia menyaksikan secara langsung ingatan masa lalunya.
“Anak perempuan itu memang tidak ada gunanya! Aku hanya menyuruhmu untuk melayani anaknya presdir tapi kau malah kabur bahkan melukai kepalanya! Apa susahnya berhubungan badan dengannya? Dia hanya menginginkanmu tapi kau malah sok jual mahal!” omel Ayahnya.
“Tidak! Aku tidak akan melakukannya! Aku tidak akan menyerahkan diriku pada siapapun itu! Terserah kau mau memukuliku atau menendangku keluar dari rumah ini! Yang jelas aku tidak akan melayaninya,”
Plakkkk!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
‧͙⁺˚*・༓🌌𝙰𝚛𝚊𝚗𝚊 🌌༓・*˚⁺‧͙
pengen tak hiih bapake nya ☺
2022-04-05
1
Annisa Wibowo
Harimau bilek -> gue macaaaan bukan kuciiiing
2022-03-18
1
Shina Yuki
Wajar sih pilih bundir karena terlalu cantik kalo kisah kelamnya kek gini.
2022-02-18
1