“Apakah kau tahu bahwa manusia itu dilarang bunuh diri? Urusan nyawa sudah diatur oleh aku dewa takdir, waktu kematian itu urusanku. Manusia tidak berhak mencabut nyawanya sendiri dan kau mencabut nyawamu dengan alasan yang sangat konyol,” omel Xeon.
“Berani-beraninya kau memarahiku! Kau bilang kau adalah dewa takdir tapi kenapa kau menciptakan takdir yang begitu menyusahkan untukku? Aku hanya ingin hidup santai tanpa diganggu orang lain, tapi kau malah membuatku hidup di dalam arena kejar-kejaran!” omel Fyrensia balik.
“Hahaha santai lah sedikit, walaupun aku dewa takdir tapi aku tidak boleh mencampuri urusan manusia terlalu jauh,” balas Xeon tertawa kikuk.
Fyrensia mengelus dadanya sembari mengucap ‘sabar’. Saat ini dia berusaha menahan amarahnya agar dia tidak membuat pembicaraannya terlalu panjang.
“Apakah semua jiwa yang bunuh diri itu melaksanakan tugas juga?” tanya Fyrensia dengan nada bicara yang melunak.
“Iya, semuanya melakukan tugas untuk penebusan kesalahan jadi kau juga harus melakukannya,”
“Apakah tugasnya susah?”
“Tidak, aku akan menjelaskan padamu mengenai apa yang harus kau lakukan,”
Kemudian Xeon memperlihatkan pada Fyrensia seorang gadis bangsawan yang lemah dan hidup dalam kesengsaraan. Dia hidup diabaikan oleh keluarganya dan disiksa oleh Ibu tiri serta saudari tirinya. Seorang gadis lemah dan tak berdaya, tak banyak orang baik di sekitarnya.
“Oke, tugasmu sekarang adalah menciptakan ending yang bahagia untuk gadis ini,” ujar Xeon.
Fyrensia merasa terkejut sekaligus tidak paham mengenai apa yang dimaksud oleh Xeon.
“Menciptakan ending yang bahagia? Apa maksudnya?”
“Jiwamu akan aku kirim masuk ke dalam tubuh gadis itu dan kau akan menggantikan hidupnya. Temukan kebahagiaan untuknya baik itu berupa cinta laki-laki ataupun keluarga, kau tidak boleh menolak tugas ini!” tegas Xeon.
“HEEEEE??? AKU TIDAK MAU!” tolak Fyrensia dengan lantang.
“Aku tidak menerima penolakan. Sekarang aku akan kirim jiwamu,”
Xeon membuka telapak tangannya, dia meniup telapak tangannya dengan pelan. Lalu jiwa Fyrensia secara perlahan mulai menghilang.
“HEI AKU BELUM MENYETUJUINYA SIALAN!” umpat Fyrensia berteriak namun Xeon hanya tersenyum sembari melambaikan tangannya pada Fyrensia.
Fyrensia membuka kedua matanya, ia mendapati dirinya tengah terbaring di atas tempat tidur. Dia bisa merasakan bahwa tubuh yang dia tempati sangat lemah. Fyrensia mengerutkan keningnya, dia merasa sangat marah pada Xeon.
“Cih dasar dewa sialan!” umpatnya berdecak kesal.
“Berani sekali kau mengumpati dewa,”
Suara Xeon terdengar masuk ke dalam kepalanya. Fyrensia refleks bangkit dari posisinya, ia memutar kepalanya melihat ke sebelah kiri dan kanan namun tidak dia temukan keberadaan Xeon saat ini.
“Kau tidak akan bisa melihatku dimanapun. Aku berbicara denganmu lewat pikiran,” tutur Xeon.
Fyrensia mengepalkan tangannya.
“Padahal tadi aku berniat untuk memukulmu,” gerutu Fyrensia.
“Temperamenmu ternyata buruk sekali ya,” ucap Xeon dengan nada mengejek.
“Diamlah!” bentak Fyrensia semakin kesal. “Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Fyrensia menurunkan sedikit emosinya.
“Pertama-tama aku akan mentransfer semua ingatan pemilik tubuh ini kemudian aku akan menyembuhkan tubuhnya, lalu sisanya aku serahkan padamu,” jawab Xeon.
“Baiklah. Cepat transfer sekarang!” perintah Fyrensia tidak sabaran.
Xeon menurutinya, satu persatu ingatan masuk ke dalam kepalanya. Rasa sakitnya sangat menusuk, semakin banyak ingatan yang masuk maka rasa sakitnya akan semakin bertambah.
“Arrhhh ini sakit sekali,” erang Fyrensia menahan rasa sakitnya sembari memegangi kepalanya.
Selang beberapa menit, rasa sakitnya mulai berkurang serta tubuhnya yang lemah kini sudah pulih sepenuhnya. Dia berkeringat sangat banyak hingga membasahi piyama putihnya.
“Aku sudah selesai mentransfer ingatannya padamu, sekarang tubuhnya juga sudah sehat. Mulai dari sini kamu harus bisa menanganinya satu persatu, aku akan mengawasimu dari jauh,”
Setelah mengatakan itu, suara Xeon tidak lagi terdengar. Sekarang hanya ada suara deru napas milik Fyrensia, ia sedang mengatur irama napasnya. Kemudian Fyrensia beranjak dari tempat tidur, ia berjalan menuju cermin yang cukup besar.
Poni si pemilik tubuh menutupi kedua matanya yang indah, Fyrensia menyapu poninya yang panjang ke belakang.
“Wah aku tidak percaya si pemilik tubuh ini sangat cantik,” gumamnya terpukau.
Terungkap nama pemilik tubuh ini adalah Scarlesia Eginhardt berusia 17 tahun . Dia memiliki rambut yang sangat panjang berwarna silver dengan ujung rambutnya yang berwarna merah muda dicampur hijau muda. Kedua matanya berwarna merah delima, kulitnya putih, bibir mungil, bulu mata yang melentik, serta tubuh yang seksi.
“Namanya Scarlesia, aku tak menyangka namanya mirip denganku. Bagaimana bisa gadis secantik ini sangat menderita hidupnya,” gumam Fyrensia.
Satu persatu bayangan menyakitkan masuk ke dalam ingatannya, Scarlesia merupakan anak ketiga dari Duke Eginhardt. Semenjak kematian Ibunya, kehidupan Scarlesia berubah total. Dia dianggap sebagai pembunuh Ibunya sehingga membuat kedua kakak laki-lakinya serta Ayahnya membencinya. Sudah 10 tahun lamanya dia hidup di dalam penderitaan, dia diabaikan oleh keluarganya bahkan para pelayan memperlakukannya secara tidak hormat.
Seolah keberadaannya seperti hantu yang bergentayangan, tidak ada seorang pun yang menyadarinya. Hingga 4 tahun lalu Ibu tirinya yang bernama Zaneta bersama anaknya yang bernama Nieva masuk ke rumah ini. Dia dulunya istri dari seorang viscount yang sudah meninggal, karena itulah dia sekarang bisa menjadi seorang duchess.
Masuknya Zaneta dan Nieva membawa penderitaan yang lebih besar lagi bagi Scarlesia, dia bertahan dalam siksaan mereka bahkan tunangannya yang bernama Vincent juga berselingkuh dengan Nieva secara terang-terangan. Karena Vincent adalah putra mahkota, jadi tidak ada satu pun orang yang bisa menegurnya.
Selama ini Scarlesia lebih sering mengurung dirinya di kamar, dia hanya pernah ke luar sekali pada saat ulang tahun Vincent. Dia datang dengan penampilan yang sederhana lalu poninya menutupi keindahan matanya, sejak saat itu mulai muncul rumor bahwa Scarlesia memiliki penyakit mental dan wajahnya buruk rupa. Oleh karena itulah, Vincent mengencani Nieva yang dianggap sebagai wanita paling cantik di Kekaisaran Roosevelt.
“Huhhh setelah aku bayangkan semuanya, sekarang aku ingin membunuh para manusia tak berakhlak itu!” gerutu Fyrensia.
Ceklek
Suara pintu menuju kamar Scarlesia terbuka (mulai sekarang diganti namanya dari Fyrensia ke Scarlesia). Seorang pelayan bersurai pirang pendek memasuki ruangan, Scarlesia spontan menengok ke arah pintu masuk.
“Ahh Nona, anda sudah sadar,” ucap pelayan tersebut seraya tersenyum.
“Hmm iya,”
“Anda tidak sadarkan diri selama 3 hari, saya khawatir akan terjadi hal buruk pada anda. Tapi, syukurlah ternyata anda sudah siuman,” ujarnya.
Nama pelayan tersebut adalah Erin. Dia satu-satunya pelayan yang memperlakukan Scarlesia dengan baik di rumah ini. Wajahnya cenderung manis dengan pupil matanya berwarna hijau, senyumnya yang hangat dan suaranya yang rendah selalu mengkhawatirkan keadaan Scarlesia. Ketulusan dan sifat baiknya mampu membuat
Scarlesia bertahan cukup lama di neraka ini.
“Ternyata sudah 3 hari ya,” kata Scarlesia yang masih berdiri di depan cermin.
“Iya Nona, sekarang anda harus kembali ke atas tempat tidur lagi karena kondisi tubuh anda masih lemah,”
Erin merangkul pundak Scarlesia lalu menuntunnya ke tempat tidur.
“Aku sekarang sudah tidak apa-apa,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
pertama baca tadi kirain namanya nivea, setelah di ulangi ternyata nieva 🤣
2025-04-09
0
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-06-10
0
Dewi
Benar apa kata Fyrensia, Xeon dewa takdir memberinya takdir yang menyusahkan.
Bahkan pertemuannya dengan Xeon pasti udah ditakdirkan, kayak paradox gitu
2023-02-05
1