“Ada apa ini?”
Seorang wanita paruh baya keluar dari sebuah ruangan kecil yang ada di butik ini. Scarlesia langsung tahu bahwa wanita itu adalah pemilik butik ini, segera saja ia menghampirinya.
“Nyonya, apakah anda pemilik butik ini?” tanya Scarlesia to the point.
“Benar Nona, apakah ada yang bisa saya bantu? Saya dengar barusan anda mencari saya,”
“Sebelum itu, perkenalkan saya Scarlesia Eginhardt putri dari Duke Eginhardt,” ungkap Scarlesia memperkenalkan dirinya.
“Scarlesia? B-bukankah…”
“Bukankah itu adalah nama anak Duke Eginhardt yang lemah dan tak disayangi itu? Saya tahu apa yang anda pikirkan Nyonya,” potong Scarlesia.
“Maaf Nona, saya tidak bermaksud seperti itu,”
“Tidak apa-apa, anda tidak perlu khawatir karena saya tidak begitu peduli dengan opini orang lain,”
“Baiklah, perkenal saya Ellie pemilik butik ini. Kenapa Nona mencari saya? Apakah karyawan toko saya memperlakukan Nona dengan tidak baik?” tebak Ellie merasa gelisah.
“Oh bukan, karyawan anda sangat baik nyonya. Saya kemari ingin meminta anda membuatkan sebuah gaun untuk saya,”
“Begitu ternyata. Silahkan masuk dulu ke ruangan saya Nona. Kita akan membicarakannya di dalam,”
Kini Scarlesia berada di dalam ruang kerja milik Ellie. Ruangannya cukup kecil dan di atas mejanya ada banyak design-design gaun yang sangat bagus.
“Maaf jika Nona tidak nyaman dengan ruang kerja saya,”
Ellie merapikan semua kertas-kertas yang berserakan di mejanya lalu ia mempersilahkan Scarlesia duduk di bangku yang sudah disediakan. Tidak lupa juga dia menyuguhkan secangkir teh hangat untuk menemani percakapan mereka berdua.
“Nyonya, tadi saya melihat sebuah gaun yang cukup unik. Gaun itu tidak perlu memakai korset untuk mengenakannya bukan?”
“Betul, saya mencoba sebuah inovasi baru tapi ternyata itu tidak bisa menarik perhatian sama sekali. Jadi saya berhenti untuk mencoba membuat gaun tanpa korset,” jawab Ellie memasang wajah sendu.
“Itulah yang saya ingin katakan pada nyonya. Saya ingin anda membuatkan beberapa gaun tanpa korset untuk saya karena saya membutuhkan gaun yang seperti ini. Jika anda berhasil membuatkan saya gaun seperti itu, yakinlah ini akan menjadi tren di kalangan semua orang,” kata Scarlesia penuh keyakinan.
Ellie tertegun mendengar permintaan Scarlesia, ia melihat sebuah harapan baru di diri Scarlesia. Kemudian dia berpikir sejenak sebelum menjawab permintaannya.
“Bagaimana nyonya?” tanya Scarlesia menunggu jawaban dari Ellie.
“Nona mau gaun yang bagaimana?”
“Saya ingin gaun yang bisa saya kenakan di pesta istana dan perjamuan,”
“Istana? S-saya tidak berani Nona,”
Ellie gugup dan ragu-ragu saat mendengar kata ‘pesta istana’. Dia merasa takut jika nanti dia akan menghancurkan gaunnya, ia takut gaunnya tak sesuai dengan dirinya sehingga membuat reputasi Scarlesia menjadi jatuh.
“Kenapa? Anda tidak perlu takut nyonya. Percayalah kepada saya, saya akan membuat karya anda terkenal di kekaisaran ini,”
Perkataan Scarlesia terdengar sangat meyakinkan sehingga berhasil menghapus rasa takutnya. Kini saatnya Ellie harus memantapkan hatinya karena ini juga merupakan kesempatan sekali seumur hidup untuk dirinya dan karirnya sendiri.
“Baiklah, saya akan berusaha melakukannya semaksimal mungkin,” jawab Ellie dengan kedua mata yang percaya diri.
“Oke, mohon bantuannya ya nyonya,”
Mereka pun berjabat tangan untuk kesepakatan diantara mereka. Scarlesia juga merasa senang akhirnya dia bisa mengenakan gaun yang tidak menggunakan korset.
“Tapi kenapa anda memilih butik saya? Butik saya ini hanyalah butik kecil yang tidak terkenal di kalangan bangsawan,” ujar Ellie merendah.
“Itu karena anda dan karyawan anda tidak memandang rendah orang lain dan tidak menilai seseorang dari luarnya. Itulah yang saya suka dari butik anda,”
“Terima kasih Nona, saya pasti akan berusaha dan memberikan hasil yang terbaik,”
“Baiklah, aku akan menunggunya,”
Setelah itu Ellie mengukur tubuh Scarlesia, baru selesai itu Scarlesia dan Ellie keluar dari ruang kerjanya. Di sana Erin dan Hana sudah menanti Scarlesia, mereka juga memegang masing-masing satu gaun di tangannya.
“Oh iya Nyonya, bisakah anda membuatkan satu gaun untuk mereka berdua?” tanya Scarlesia pada Ellie.
Hana dan Erin terkejut mendengarnya, mereka langsung menolaknya.
“Tidak usah Nona, kami sudah memilih satu gaun. Ini sudah cukup,” tolak Hana.
“Benar Nona, anda tidak perlu lagi membelikan gaun untuk kami,” tambah Erin.
“Tidak apa-apa, anggap ini sebuah hadiah untuk kalian berdua,”
Akhirnya mereka tidak bisa menolak permintaan Scarlesia dan memilih untuk menurutinya saja.
“Oh iya satu lagi, saya akan memborong semua barang di butik anda,”
“APAAAA????”
Mereka semua shock karena menurutnya ini cukup mengejutkan, begitupun dengan Ellie yang sudah shock dengan permintaan yang sebelumnya ditambah lagi dengan hal ini.
“A-apakah anda yakin Nona?” tanya Ellie gelagapan.
“Iya, nanti tolong kirimkan ke kediaman Eginhardt,”
Kemudian Ellie menyuruh kedua karyawannya untuk membungkus semua pesanannya sebelum dikirim ke mansion. Lalu Ellie menghitung semua belanjaan Scarlesia bahkan dia juga memberikan diskon yang cukup besar padanya. Sebelum pulang, Scarlesia memberikan karyawan Ellie masing-masing dua koin emas sebagai balasan karena sudah menyambut mereka dengan ramah. Tangan mereka bergetar saat akan menerima koin emas tersebut, ingin rasanya hati menolak tapi Scarlesia memaksa mereka untuk mengambilnya.
Setelah kelar berbelanja di butik milik Ellie, mereka melanjutkan kembali perjalanannya untuk membeli sepatu, perhiasan, dan juga high heels.
“Hana, apakah rumahmu jauh dari sini?” tanya Scarlesia tiba-tiba.
“Tidak begitu jauh, memangnya kenapa Nona?” tanya Hana balik.
“Bukankah aku sudah janji padamu? Kalau aku akan menyembuhkan Ibumu, oleh karena itu bawa aku ke rumahmu sekarang mumpung kita masih punya banyak waktu,”
“Baiklah Nona, silahkan ikuti saya. Saya akan membawa Nona ke rumah saya,”
Hana menuntun jalan ke rumahnya. Mereka melewati gang-gang yang cukup sempit, di sana banyak tikus yang berkeliaran dan membuat Scarlesia geli melihatnya. Sampah juga berserakan di gang itu tapi di sana juga banyak anak-anak yang sedang bermain bersama. Mereka berjalan selama 10 menit hingga tiba di depan rumah Hana yang cukup kecil terlihat. Hana langsung membawa Scarlesia dan Erin masuk ke dalamnya.
Di dalam rumah, Scarlesia tampak terkejut dengan kondisi Ibunya yang terbaring lemah tak berdaya di atas tempat tidur yang sudah agak reyot itu. Ibunya terbujur tidak sadarkan diri bahkan dia tidak menyadari sama sekali kedatangan mereka. Scarlesia merasa iba melihat Hana yang begitu mengkhawatirkan Ibunya. Hana mengelus wajah Ibunya sambil memanggil-manggilnya agar sadar tapi percuma saja. Wajahnya pun terlihat sangat pucat, tubuhnya juga kurus kering. Bisa dilihat kalau Ibu Hana sudah menderita cukup lama.
Scarlesia mendekat ke tempat tidur, ia memeriksa denyut nadi sang Ibu. Denyut nadinya terasa lemah lalu juga irama napasnya tidak beraturan.
“I-ini…”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
‧͙⁺˚*・༓🌌𝙰𝚛𝚊𝚗𝚊 🌌༓・*˚⁺‧͙
mau meningsoy kah? ☺🗿
2022-04-05
0
Cadis Etrama
semangat thor❤
2021-10-10
8