“Hei kau pak tua! Lepaskan tangan kotormu dari gadis itu!” seru Scarlesia.
“Nona, apa yang ingin anda lakukan? Apakah anda tidak tahu siapa dia? Dia adalah Viscount Edmond si penggila wanita, dia tidak akan pernah melepaskan wanita yang sudah menjadi targetnya,” bisik Erin mencegah Scarlesia untuk ikut campur.
“Sssttt kalian diam saja dan perhatikan,” kata Scarlesia meletakkan jari telunjuknya di bibir Erin seraya tersenyum miring.
Scarlesia melangkah maju sambil berkacak pinggang, Viscount Edmond melepaskan tangan gadis kecil tersebut. Dia memandang Scarlesia penuh hasrat, itu membuatnya merasa jijik pada pria tua yang tidak tahu diri ini.
“Wah siapa ini? Aku baru pertama kali melihat gadis secantik ini di kekaisaran,” ujarnya melirik tubuh Scarlesia dari atas sampai bawah.
“Singkirkan tatapan menjijikkan itu dariku atau aku congkel matamu itu,” ancam Scarlesia menatap tajam.
“Kau tidak tahu siapa aku? Aku adalah seorang bangsawan dan kau adalah rakyat biasa, jadi kau tidak akan bisa kemana-mana jika ketahuan melukai bangsawan hahaha,”
Viscount Edmond tertawa puas, ia sangat membanggakan gelar bangsawannya itu. Hal ini membuat Scarlesia semakin geram. Lalu Viscount Edmond semakin mendekati Scarlesia, kini dia sudah berdiri di sampingnya. Tangan nakalnya mulai merayap di pinggang Scarlesia, suara napasnya semakin dekat dengannya. Hana dan Erin hendak membantu Scarlesia agar bisa lepas dari pria tua itu tapi Scarlesia mengangkat tangan kanannya bertanda bahwa mereka berdua tidak boleh melakukan apa-apa saat ini.
“Apakah kau mau menikah denganku? Aku akan pastikan kau hidup bahagia denganku. Sangat sia-sia jika gadis secantik dirimu ini tidak menikah denganku,”
Scarlesia menyeringai mendengar rayuan bodoh yang entah sudah berapa kali dia dengar sejak dulu. Saat ini tidak ada yang lebih bodoh selain Viscount Edmond yang sudah berani menggoda singa tidur.
“Sepertinya kau tidak tahu posisimu ya pria tua,”
Dengan cepat tangan kanan Scarlesia mengeluarkan pisau dari saku bajunya dan langsung saja dia tusuk sebelah mata Viscount Edmond.
“ARRRGGGHHHHHH MATAKUUU!!!!” teriak Viscount Edmond mundur perlahan.
Darah segar bercucuran keluar dari mata sebelah kanannya, ia mengerang kesakitan karena tusukan pisau Scarlesia cukup dalam. Scarlesia tersenyum mengerikan melihat Viscount Edmond yang kesakitan.
“Ternyata pisau ini ada juga gunanya,” gumam Scarlesia melihat ujung pisaunya yang berdarah.
Hana dan Erin cukup terkejut melihat aksi Scarlesia, dia tidak percaya bahwa Scarlesia tidak ragu-ragu untuk melukainya.
“PEREMPUAN GILA! APA YANG KALIAN LAKUKAN? CEPAT TANGKAP DIA!” perintah Viscount Edmond kepada para ksatrianya.
Para ksatrianya langsung berlari ke arah Scarlesia, mereka berjumlah sekitar lima orang. Scarlesia tersenyum lebar melihat mereka yang begitu antusias ingin menangkapnya. Tanpa ragu-ragu, ia juga ikut melangkah maju dan menerjang para ksatria itu satu persatu.
“Kalian pikir aku akan kalah? Jangan salah, walaupun aku terlihat lemah begini dulunya aku pernah bekerja sebagai agen rahasia negara. Bisa menggunakan pedang, busur, dan juga pistol, membunuh orang juga adalah keahlianku,” batin Scarlesia menyunggingkan senyumnya.
Scarlesia memainkan kembali pisaunya, ia menyerang para ksatria tersebut masing-masing dengan satu serangan. Tangannya sangat lincah menggores leher, tangan, perut, serta kepala mereka. Hanya dalam beberapa detik semua pria itu tumbang dengan berlumuran darah. Viscount Edmond ketakutan melihat Scarlesia yang begitu mudah membunuh orang. Dia perlahan beringsut ke belakang, seluruh tubuhnya juga bergetar hebat.
“Mau kemana kau?” tanya Scarlesia mendekati Viscount Edmond.
“J-jangan mendekat! D-dasar kau perempuan gila!”
Dengan gerakan yang cepat, Scarlesia meraih tangan kiri Viscount Edmond. Cengkramannya yang kuat membuat Viscount Edmond kehilangan ruang geraknya. Perlahan Scarlesia memutar tangan Viscount Edmond.
“AAARRRHHHH J-JANGAN!!!”
Kraakkk
Tulang tangannya berbunyi keras menandakan bahwa tulangnya sudah patah.
“Uuuppsss kebablasan,” ledek Scarlesia sembari tersenyum lalu mendorong tubuh Viscount Edmond ke atas tanah.
Viscount Edmond hampir berada di ambang kematian, karena saking sakit dan takutnya akhirnya dia terbaring tak sadarkan diri. Scarlesia berbalik melihat Hana dan Erin yang ketakutan, dia lupa bahwa mereka masih ada di dekatnya.
“Ahh aku lupa masih ada mereka,” gumam Scarlesia seraya menepuk keningnya.
Scarlesia melihat pakaiannya terkena percikan darah bahkan wajahnya pun juga ikutan kena. Hana dan Erin berusaha menenangkan dirinya agar tidak gemetar lagi, mereka menarik lalu menghembuskan napasnya berkali-kali.
“Kakak ini,”
Gadis kecil yang tadi dibantu oleh Scarlesia memberikannya sehelai sapu tangan untuk menghapus bercak darah di wajah dan pakaiannya.
“Apakah kamu tidak takut denganku?” tanya Scarlesia mengambil sapu tangannya.
Gadis kecil itu menggeleng, kedua matanya menatap takjub Scarlesia.
“Kakak sangat keren, aku juga ingin menjadi seperti kakak,” ujarnya bersemangat.
Scarlesia tersenyum tipis kemudian mengelus puncak kepala gadis tersebut.
“Oke, kalau begitu berusahalah,” jawab Scarlesia.
“Nona, pakailah ini,”
Ibu si gadis itu menyodorkan sebuah jubah pada Scarlesia untuk menutupi pakaiannya.
“Terima kasih,” kata Scarlesia menerima jubah tersebut.
“Seharusnya saya yang berterima kasih pada Nona karena Nona sudah menyelamatkan anak saya, terima kasih Nona,” ucap Ibu si gadis.
“Ya, jika nanti pihak kerajaan menyelidiki kasus ini bilang saja dengan jujur siapa pelakunya,”
“T-tapi nanti jika aku jujur maka mereka akan menghukum kakak,”
“Tidak perlu khawatir karena aku juga bangsawan,”
Karena orang-orang mulai menatap aneh padanya, Scarlesia merasa tidak enak terlalu lama berada di sana. Ia pun mengajak Hana dan Erin untuk pulang ke mansion, tampaknya mereka berdua pun sudah tidak takut lagi.
“Ternyata darah gila milik keluarga Eginhardt mengalir di dalam diri Nona,” bisik Erin pada Hana.
“Iya, Nona sama gilanya dengan Yang Mulia Duke dan kakak-kakaknya,” timpal Hana berbisik balik pada Erin.
“Ada apa?” tanya Scarlesia pada mereka berdua.
“T-tidak ada Nona,” elak Erin berbohong.
Sore ini suasana kota semakin ramai, orang-orang tak berhenti berlalu lalang. Tiba-tiba saat mereka hendak menuju ke kereta kuda, sebuah kekuatan asing mengusik dirinya. Itu sepertinya berasal dari sebuah tempat yang cukup jauh dari kerumunan, Scarlesia seolah ditarik ke sana. Akhirnya tanpa sadar dia pun mengikuti arah dimana kekuatan itu berada dan terpisah dari dua pelayannya.
“Loh? Nona mana?” tanya Hana yang baru sadar Scarlesia tidak ada di dekat mereka.
“Hah? Bukankah tadi Nona ada di belakang kita?”
Erin tak kalah terkejutnya dari Hana, mereka berdua panik karena tidak menemukan Scarlesia.
“NONA!!!”
Mereka berdua berteriak di tengah kerumunan tapi tidak ada respon sama sekali.
Sementara itu, Scarlesia kini sudah berada di depan sebuah bangunan yang tampak mencurigakan. Banyak orang yang memakai topeng masuk ke dalam bangunan yang lokasinya tersembunyi itu. Sebelum itu, dia sudah menutupi wajahnya dengan jubahnya agar tidak ada orang yang mengenali atau melihatnya.
“Perasaan apa ini sebenarnya? Kekuatan asing ini menarik hatiku,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Awwalun
ini sampai part 300 an, smg ga membosankan sampai End
2022-01-29
6
Fikah Herawati
Bru kluar udah nkal y..gmess
2021-12-20
1
senja
kebablasan teh naon?
2021-11-07
0