“Nona, apakah sudah siap?” tanya Erin.
“Sudah, ayo kita pergi,”
Scarlesia melangkah penuh percaya diri, ia didampingi oleh Erin dan Hana. Hari ini dia berencana untuk pergi ke pusat kota untuk berbelanja. Ia saat ini mengenakan pakaian seperti orang biasa lalu tak lupa rambutnya dikuncir satu.
“Sudah aku duga, Nona memakai pakaian apapun kecantikannya tidak bisa disamarkan sama sekali,” sanjung Erin yang sangat senang memuji Scarlesia.
Hana pun mengangguk setuju.
“Benar, aku juga berpikir seperti itu,”
Scarlesia terlihat bersemangat karena ini adalah kesempatan berharga untuknya mengenal lebih baik dunia ini. Di dalam ingatan pemilik tubuh sebelumnya tidak terdapat banyak info mengenai daerah luar mansion karena sudah 10 tahun lamanya dia mengurung diri di dalam mansion.
“Jangan lupa bawa uang tunai yang diberikan Yang Mulia Duke,” ucap Scarlesia mengingatkan kembali Erin dan Hana.
“Tenang saja Nona kami tidak melupakan uangnya,” jawab Hana.
Tadi sebelum Scarlesia berangkat, Wilson datang ke kamarnya memberikan sekantong koin emas. Itu jumlah yang sangat banyak karena satu koin emas saja bisa membeli beberapa pakaian dengan merek bagus.
“Jika duke terus memberikan aku uang seperti ini, aku yakin aku bisa menjadi wanita kaya raya tanpa harus bekerja,”
Mereka bertiga berangkat ke pusat kota dengan kereta kuda. Ini membuat Scarlesia merasa sedikit tidak nyaman karena dia tidak terbiasa menaiki kendaraan yang terlalu bergoyang ini dan membuat pantatnya sedikit sakit. Tapi dia terpaksa harus menahannya agar tidak mengganggu rencananya. Butuh waktu sekiranya 20 menit untuk sampai ke tujuannya, hingga sampai saat itu dia harus bisa menahan ketidaknyamanannya.
“Aduh aku ingin terbang saja rasanya, ini sungguh tidak nyaman,” batinnya.
“Nona, lihatlah ke luar. Kita sudah sampai di pusat kota,” ujar Erin.
Scarlesia menghadap ke jendela, dia melihat betapa ramainya kota kala itu. Dia menjadi semakin bersemangat untuk menjelajahi seisi kota. Setelah itu mereka pun turun dari kereta kudanya, langsung saja mereka pergi melihat-lihat. Kemudian Erin menarik tangan Scarlesia ke sebuah butik yang katanya terkenal di kalangan bangsawan.
Para pelanggan yang juga sedang berbelanja di butik tersebut, terperangah sesaat Scarlesia masuk ke dalam. Tentu saja itu karena mereka kagum dengan kecantikan milik Scarlesia, namun meskipun cantik dia tetap dipandang rendah oleh perempuan pemilik butik tersebut. Dia tampak tidak menyambut kedatangan Scarlesia karena saat itu mereka memakai baju yang biasa dipakai oleh rakyat biasa. Pemilik toko serta beberapa orang karyawannya menatap sini Scarlesia serta Erin dan Hana juga.
“Maaf Nona-nona sepertinya kalian tidak akan mampu membeli pakaian di toko saya,” ujar si pemilik toko dengan nada meremehkan.
“Kurang aj…”
“Jangan dilawan Erin,” tegur Scarlesia mencegat Erin yang ingin membantah perkataan wanita itu.
“Jadi begitu ya, kedatangan kami di sini tidak disambut begitu hangat,” balas Scarlesia sembari tersenyum.
“Gadis ini cantik sekali, tidak aku tidak boleh terpana oleh kecantikannya,” batin si pemilik butik.
“Ya, karena toko saya hanya melayani para bangsawan. Semua pakaian di toko saya berkualitas tinggi jadi tidak mungkin rakyat biasa seperti kalian ini mampu membelinya,” jawabnya memandang rendah Scarlesia.
Sementara itu Hana dan Erin terlihat sangat geram, mereka ingin sekali menyumpal mulut wanita itu. Tapi Scarlesia melarang mereka untuk membuat keributan dan menyerahkan semua masalah ini padanya.
“Mau bagaimana lagi kalau anda tidak mau melayani saya, kalau begitu saya mencari butik lain saja,” kata Scarlesia membalikkan badannya.
“Oh iya saya lupa memperkenalkan diri, Perkenalkan, saya adalah Scarlesia Eginhardt putri kandung dari Duke Eginhardt,” tutur Scarlesia memperkenalkan diri lalu Erin dengan bangga mengeluarkan lencana pengenal keluarga Eginhardt.
Semua orang ternganga saat Scarlesia memperkenalkan dirinya ditambah dengan lencana pengenal memperkuat bahwa Scarlesia tidaklah bohong mengenai hal ini. Wanita pemilik butik langsung gemetar sedangkan Scarlesia tersenyum miring melihat ekspresinya.
“Astaga, dia adalah Scarlesia Eginhardt? Bukankah tubuhnya sangat lemah dan mentalnya juga kurang baik tapi sekarang setelah aku lihat dia baik-baik saja,”
“Ternyata rumor itu benar,”
“Rumor apa maksudmu?”
“Pelayanku mengatakan kalau Nona Scarlesia menyembunyikan kecantikannya selama ini kemudian dia sekarang juga sudah sehat sepenuhnya, pelayanku mendapatkan info dari temannya yang bekerja di kediaman Eginhardt,”
Para bangsawan membicarakan Scarlesia di dalam butik tersebut, mereka tak henti-hentinya menatap lalu membicarakan Scarlesia.
“M-mati aku, aku sudah menyinggung orang yang salah,” batin si pemilik toko yang ketakutan.
“T-tunggu Nona, saya minta maaf karena sudah tidak sopan kepada anda. Saya benar-benar tidak tahu kalau anda sebenarnya adalah Nona Eginhardt,” kata wanita tersebut memohon maaf sambil membungkukkan tubuhnya di hadapan Scarlesia.
“Baiklah, aku memaafkanmu,” jawab Scarlesia tersenyum lebar.
“Nona, anda yakin memaafkan dia begitu saja? Bukankah tadi dia menghina Nona?” bisik
Erin.
“Betul, seharusnya anda hukum saja dia Nona,” timpal Hana.
“Tenang saja, aku punya rencana bagus,”
Lalu mereka bertiga diperbolehkan untuk masuk melihat-lihat semua gaun di butik itu. Scarlesia mencoba beberapa gaun, begitu juga dengan Erin dan Hana. Mereka membuat seluruh karyawan butik kewalahan melayaninya karena mereka terlalu banyak request dan komentar.
“Tidak, aku tidak suka itu. Bawakan yang lain!” perintah Scarlesia secara terus menerus.
Tak ada satupun pakaian yang menurut Scarlesia cocok untuknya, dia jengkel karena pemilik butik ini sehingga menutup matanya melihat keindahan gaun-gaun di dalam butik.
“Ahh tidak ada yang cocok dengan seleraku. Aku cari di tempat lain saja, ayo kita pergi,” ajak Scarlesia pada Erin dan Hana yang menahan tawanya sedari tadi.
“Oh iya berikan kepada karyawannya masing-masing satu koin emas sebagai imbalan karena sudah mau melayaniku,” suruh Scarlesia tersenyum puas meninggalkan butik tersebut.
Semua orang terdiam karena kelakuan Scarlesia, dia sudah membuat berantakan isi toko tapi pada akhirnya dia tidak membeli apapun di sana. Pemilik toko pun terlihat sangat kesal tapi dia berusaha menahannya, dia tidak mau terkena masalah lebih jauh karena sudah menyinggung keluarga Eginhardt.
“Hahaha tidakkah kau lihat ekspresi pemilik butik itu Hana? Aku sangat puas melihatnya yang merasa dipermalukan,” ujar Erin terkekeh.
“Iya, aku melihatnya. Nona sangat luar biasa menangani masalah seperti ini,” sambung Hana yang juga ikut terkekeh.
“Ini hanya masalah kecil. Sekarang ayo kita cari butik lain,”
Tidak jauh dari sana, Scarlesia berhenti di depan sebuah butik yang tempatnya terlihat lebih kecil dari butik sebelumnya. Lalu juga butiknya sangat sepi bahkan tidak ada satu pun pelanggan yang berbelanja di sana.
“Ayo coba kita lihat di sini,”
Scarlesia membawa Hana dan Erin untuk masuk ke dalam. Di sana hanya ada dua orang wanita yang sedang terduduk lemas di meja. Ketika mereka melihat Scarlesia masuk ke dalam, mereka langsung bersemangat.
“Selamat datang di butik kami,” sambut mereka begitu hangat.
Scarlesia tampaknya puas karena dia tahu bahwa mereka tulus menyambut kedatangannya. Tidak terlihat pandangan yang merendahkan sedikit pun dari mereka berdua.
“Aku ingin melihat beberapa gaun, bisa tunjukkan padaku model terbaru di sini?” tanya Scarlesia.
“Iya Nona, silahkan masuk dan lihatlah terlebih dahulu. Semua gaun di sini adalah model terbaru,”
Mereka bertiga pun menjelajahi butik dan melihat setiap gaun-gaun yang terpajang di sana.
“Hana, Erin, kalian pilihlah gaun yang kalian suka. Nanti biar aku yang bayar,” ujar Scarlesia.
“Benarkah Nona akan membelikannya untuk kami?”
“Iya, silahkan pilih apapun yang kalian suka,”
Scarlesia pun masuk lebih dalam untuk melihat gaun-gaunnya hingga dia terhenti di depan sebuah gaun berwarna putih.
“Gaun ini terlihat unik, gaunnya bisa digunakan tanpa harus mengenakan korset bukan?” terka Scarlesia.
“Iya Nona. Beberapa waktu lalu butik kami memproduksi gaun seperti ini tapi ternyata itu tidak menarik perhatian dan kami menjadi rugi. Itulah kenapa kami menghentikan produksi gaunnya,”
“Inilah yang aku cari-cari! Bisakah kamu mempertemukan aku dengan pemilik butik ini?” tanya Scarlesia sumringah.
“T-tapi Nona…”
“Ada apa ini?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
‧͙⁺˚*・༓🌌𝙰𝚛𝚊𝚗𝚊 🌌༓・*˚⁺‧͙
(:̲̅:̲̅:̲̅[̲̅:♡:]̲̅:̲̅:̲̅:̲̅) ☺
2022-04-05
0
Shhh... 🤫
gue bingung 😕
2021-11-02
1