“Ha ha ha kelepasan,”
Scarlesia buru-buru menyimpan pistolnya. Erin terkejut setengah mati mendengar suara tembakan itu.
“Maaf Erin, itu bukan apa-apa kau lanjutkan saja pekerjaanmu lagi,” kata Scarlesia memerintahkannya untuk kembali ke pekerjaannya lagi.
Erin mengedarkan pandangannya, dia mencari ke setiap sudut ruang asal suara tembakan tersebut. Dia mengecek sampai ke luar jendela namun nihil, dia tidak menemukan apapun di sana. Saat Erin menundukkan sedikit tatapannya dia menemukan makanan yang berceceran dan berserakan di atas lantai.
“Ini makanannya kenapa bisa berserakan begini Nona? Apakah anda yang melakukannya?” tanya Erin.
“Ya, begitulah. Penyebab semua ini terjadi adalah Hana, dia memberiku makanan basi jadi aku hanya mengembalikan semuanya padanya,”
Erin kemudian berjongkok, dia bermaksud ingin membersihkan pecahan beling yang berhamburan di atas lantai. Tapi, Scarlesia tidak memperbolehkan Erin untuk membersihkannya.
“Ehh Erin kau tidak perlu melakukannya! Biar Hana saja yang membereskannya nanti, kau lanjutkan saja pekerjaanmu kembali,”
“T-tapi nona…”
Erin terlihat enggan untuk menolak, Scarlesia menepuk keningnya. Dia tahu bahwa Erin sangat mengkhawatirkan dirinya.
“Aduh anak ini. Kemarilah Erin,” seru Scarlesia menyuruh Erin untuk mendekat.
Erin segera berdiri, ia langsung menghadap Scarlesia.
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku lagi Erin. Selama ini kau sudah melindungiku, sekarang giliranku yang akan melindungimu. Kamu tidak usah mencemaskanku, akan aku pastikan kalau di rumah ini kau ataupun aku akan hidup dengan damai tanpa ada yang mengganggu,”
Perkataan Scarlesia yang terdengar sedikit dramatis berhasil melintuhkan hati Erin. Matanya berkaca-kaca menatap Scarlesia yang di hadapannya saat ini. Kedua mata Scarlesia tak sengaja menangkap banyak bekas luka di tangan Erin. Selama ini dia sudah bersusah payah melindungi tuannya yang lemah dari orang lain. Di rumah ini hanya dia sendiri yang memperlakukan Scarlesia dengan baik.
Wajah Scarlesia seketika sendu saat mengingat betapa besarnya pengorbanan Erin untuk pemilik tubuh ini. Ia menggenggam kedua tangan Erin sangat erat, pandangan matanya terlihat penuh dengan tekad dan keyakinan.
“Percayalah padaku ya,”
Scarlesia tersenyum pada Erin yang sejak tadi berusaha menahan air matanya yang hampir terjatuh. Karena senyum Scarlesia itu, air matanya akhirnya tumpah juga.
“Hikss Nona, s-saya tidak pernah menyesalinya. Saya tidak pernah menyesal menjadi pelayan pribadi Nona. Bagi saya Nona adalah orang yang paling baik, saya tidak akan pernah melupakannya saat Nona mengulurkan tangan anda kepada saya,”
Sekarang Scarlesia ingat bahwa Erin adalah pelayan yang dibawa masuk olehnya. Dia dulu pernah menyelamatkan Erin dan adik-adiknya dari kelaparan. Itu adalah kejadian saat Scarlesia berumur 6 tahun, dia sedang berjalan di tengah kota bersama Ibunya. Dia melihat Erin yang mencoba meminta belas kasihan orang lain, dia meminta sedikit makanan pada pedagang di pasar namun bukan kebaikan yang dia dapatkan malah pengusiran dan penghinaan yang dia dapat.
Pada saat itu, Scarlesia merasa kasihan dengan Erin. Dia pun mengulurkan tangannya saat Erin terjatuh didorong oleh pedagang lain.
“Apakah kamu baik-baik saja? Sini aku bantu kamu berdiri,”
Sebuah kata-kata tulus diucapkan oleh seorang anak kecil, Erin pun menerima uluran tangan Scarlesia. Ia tersenyum pada Erin sekaligus merasa iba melihat pakaian Erin yang sangat kotor serta tubuhnya yang kurus dan tak terurus.
“Apakah kamu belum makan?”
Erin hanya meresponnya dengan menggeleng.
“Aku akan membelikanmu beberapa makanan, bagaimana?” tawar Scarlesia.
“Benarkah? Apakah Nona benar-benar ingin membelikan makanan untuk saya? Syukurlah, adik saya tidak akan kelaparan lagi hari ini,”
“Adik? Kamu punya adik?”
“Ya Nona saya memiliki dua orang adik laki-laki, orangtua saya sudah meninggal jadi saya yang merawat adik-adik saya sendiri. Tapi, karena saya masih terlalu kecil saya tidak bisa bekerja,”
Erin yang pertama kali ditemui oleh Scarlesia masih berumur 10 tahun. Dia empat tahun lebih tua dari dirinya tapi sudah mengalami hal yang berat seperti ini. Lalu setelah mengetahui Erin memiliki adik, Scarlesia pun membawa Erin membeli beberapa makanan. Tentu saja sebelum itu dia sudah meminta izin pada Ibunya.
Selesai membeli makanan, Scarlesia meminta Erin untuk membawanya ke rumahnya. Dia ingin melihat keadaan dua adik Erin. Saat dia sampai di rumah Erin, betapa terkejutnya dia saat melihat keadaan adiknya yang tengah terbaring menahan rasa lapar. Erin langsung membangunkan adiknya dan memberikan makanan yang tadi dia beli kepada adiknya.
Wajah adik-adiknya terlihat sangat bahagia saat memakan makanan itu. Padahal itu hanya beberapa buah roti dan kentang saja tapi mereka memakannya dengan sangat lahap. Air mata mereka tak henti-hentinya mengalir sembari mengucapkan rasa syukur.
“Bagaimana kalau kamu bekerja sebagai pelayan pribadiku?”
Hati nurani Scarlesia tergerak dan spontan mengajak Erin bekerja dengannya.
“Apakah anda sungguh-sungguh Nona? Apakah saya boleh bekerja dengan Nona?”
Scarlesia merespon pertanyaannya dengan mengangguk. Erin merasa bersyukur dan langsung menghambur ke pelukan Scarlesia.
“Terima kasih Nona, terima kasih banyak! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikan Nona, saya akan setia kepada Nona sampai akhir hayat saya,”
Erin kecil menangis bahagia, dengan begini dia tidak akan kesulitan lagi memikirkan soal makanan.
“Ternyata pemilik tubuh ini adalah orang yang sangat baik, aku mengerti sekarang kenapa dewa sampai turun tangan untuk memberikan perubahan dalam hidup anak ini,” batin Scarlesia.
“Maaf Erin selama ini aku tidak bisa melindungimu,” ujar Scarlesia meminta maaf pada Erin.
Erin tersentak saat mendengar Scarlesia meminta maaf padanya, segera dia menyeka air matanya.
“Tidak, anda tidak perlu meminta maaf pada saya Nona. Saya melakukannya hanya karena ingin melindungi Nona, bagaimana bisa mereka memperlakukan Nona seperti ini? Padahal Nona orang yang sangat baik, saya tidak tahan setiap kali mendengar ada orang yang berbicara buruk mengenai Nona. Kalau bukan karena anda, saya dan adik-adik saya tidak mungkin bertahan hidup sampai sekarang,”
Ekspresi Erin campur aduk menjadi satu, dia merasa kesal, marah, sekaligus sedih karena majikannya mendapat perlakuan yang tidak adil.
“Andai dia tahu yang berada di hadapannya kini bukan majikannya melainkan orang lain,” batin Scarlesia.
“Tenang saja, aku akan membalas semua perbuatan mereka,” kata Scarlesia sembari tersenyum.
Setelah mereka berbincang, Erin melanjutkan kembali pekerjaannya. Hana juga datang membawakan beberapa makanan yang terlihat lebih baru dibandingkan makanan yang tadi.
“Hana, keningmu kenapa terluka?” tanya Scarlesia yang tak sengaja melihat kening Hana yang sedikit berdarah.
Hana segera menutupi keningnya, mimik wajahnya terlihat sangat muram. Dia enggan menjawab pertanyaan Scarlesia, ia gelagapan dan mengalihkan wajahnya agar tidak bisa dilihat oleh Scarlesia sendiri.
“Jawab saja, kenapa dengan keningmu?” ulang Scarlesia bertanya.
“T-tadi saat saya meminta makanan ke dapur, pelayan lain tidak senang dan mendorong saya hingga terjatuh,” jawab Hana.
Scarlesia menghela napasnya, di sisi lain dia merasa bahwa Hana pantas mendapatkannya. Namun, di sisi lainnya dia juga merasa kasihan.
“Kemarilah biar aku obati,” suruh Scarlesia dengan wajah datar.
“T-tidak Nona, biar saya saja yang mengobatinya. Ini hanya luka kecil,” tolak Hana.
“Tidak apa-apa. Kalau dibiarkan lama-lama nanti lukanya makin terbuka,”
Akhirnya Hana menurut, Scarlesia mengambil kotak obat yang disimpan di laci samping tempat tidurnya. Dia membersihkan luka Hana lalu mengobatinya dengan pelan.
“Hana, aku tahu kau memperlakukan aku dengan buruk karena terpaksa bukan? Sekarang katakan padaku, apa yang sebenarnya membuatmu seperti ini?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘okkk
2024-06-10
0
〒_〒
Berasa baca komik di kkp
2021-10-17
14
Agnes Orindo
lanjut
2021-09-28
3