“EEHH NAGAAA???!”
Scarlesia terperangah melihat seekor naga merah tengah tertidur. Bukannya merasa takut, dirinya malah tertarik oleh keberadaan naga tersebut. Dengan langkah hati-hati dia mendekati sang naga, berharap naganya tidak marah ataupun memakannya.
“Ini bukan mimpi! Ternyata di dunia ini ada naga,” batinnya sangat girang.
Scarlesia mengelilingi naganya, dia menatap sang naga intens. Dia memperhatikan setiap celah dan sudutnya, dia ingin menyentuhnya tapi ia mengurungkan niatnya karena tidak ingin naganya terbangun.
“Jantungku masih berdebar,” batinnya meletakkan tangannya di dada. Dia tidak mengerti apa alasannya bisa sampai seperti ini, seakan jantungnya akan mencuat keluar dari posisinya.
Saat dia sedang sibuk melamun, naganya tiba-tiba membuka matanya. Dia melihat Scarlesia yang sedang hanyut dalam pikirannya sendiri.
“Hei gadis kecil,” sapa si naga dengan suaranya yang besar.
“KYAAAAA!”
Scarlesia memekik karena kaget melihat sang naga terbangun dan menyapa dirinya. Ia pun beringsut ke belakang karena waspada jika naganya tiba-tiba mengamuk.
“H-halo tuan nada,” sapa Scarlesia balik, ia tampaknya sangat gugup.
“Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa kau kemari saat langit belum terang?” tanya naganya.
“Itu karena ada yang mau saya ambil di sini,”
Pada saat yang bersamaan di mansion, Erin yang sudah bangun dari tidurnya masuk ke dalam kamar Scarlesia untuk mengecek keadaannya. Namun, ketika dia sudah di dalam dia tidak mendapati Scarlesia dimanapun itu, sampai akhirnya dia menemukan selembar kertas di atas meja.
“Aku pergi ke Bukit Grigori dulu sebentar, nanti aku akan balik lagi. Jadi jangan khawatir,”
Itu lah yang tertulis di kertas tersebut. Setelah membacanya, Erin berlari keluar menuju ruang kerja Eldrick. Dia menggedor-gedor pintu ruang kerjanya berkali-kali.
“YANG MULIA! YANG MULIA! BUKA PINTUNYA!” teriak Erin.
Tidak lama kemudian, Eldrick keluar dari ruang kerjanya.
“Ada apa Erin? Kenapa kau berteriak-teriak?” tanya Eldrick dengan wajah kelelahan.
“Nona… Nona tidak ada di kamarnya Yang Mulia! Saya menemukan surat ini katanya Nona pergi ke Bukit Grigori,” lapor Erin.
“APAAA???”
Kembali lagi ke Scarlesia yang sedang asik berbincang dengan naga merah. Dia terlihat senang dan tidak takut ketika berbicara dengan nada tersebut.
“Jadi kau kemari ingin mengambil rumput putih dan tulip hitam untuk menetralkan racun yang ditubuhmu?” tanya si naga.
“Iya, begitu lah kira-kira. Tapi, tuan tidak akan memakan saya kan? Saya tidak enak loh jadi jangan dimakan ya nanti anda sakit,” ujar Scarlesia.
“Walaupun aku naga aku tidak memakan manusia, justru sebaliknya aku sangat membenci manusia sampai tidak sudi memakannya,” ungkapnya.
“Membenci manusia? Jadi apakah tuan naga juga membenci saya?”
“Entah apa yang spesial darimu tapi aku tidak membencimu. Bisakah kau buka dulu jubahmu agar aku bisa melihat wajahmu? Aku hanya ingin tahu seperti apa wajahmu,”
Scarlesia membuka jubahnya agar sang naga bisa melihat wajahnya sepenuhnya. Ketika ia melihat wajah Scarlesia dia terdiam dan tertegun sekaligus kemudian dia tersenyum.
“Ternyata kamu sangat cantik ya, siapa namamu?”
“Scarlesia, anda bisa memanggil saya Sia,”
Lagi-lagi dia terdiam, tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya hingga membuat Scarlesia bingung.
“Kenapa tuan? Apakah ada yang salah?” tanya Scarlesia membuyarkan lamunan sang naga.
“Tidak, aku hanya sedikit melamun,”
Lalu kedua mata Scarlesia tak sengaja menangkap luka yang tertoreh di kaki naga merahnya. Tampaknya luka itu masih baru dan belum diobati sama sekali.
“Tuan, kenapa anda bisa terluka?” tanyanya mendekati lukanya dan melihat lebih jelas lagi.
“Ini karena beberapa hari yang lalu aku bertengkar dengan segerombolan makhluk yang merepotkan,” jawab naganya enteng.
“Apakah sakit?”
“Tidak, aku sudah terbiasa terluka,”
Scarlesia memutar badannya, dia tadi melihat beberapa tanaman obat di sekitar itu. Kemudian dia mencari tanaman yang bisa menutupi lukanya dan mengurangi pendarahannya. Setelah ketemu, dia memetik beberapa untuk mengobati luka sang naga.
“Untuk apa tanaman itu?” tanya naganya.
“Untuk mengobati luka anda, saya tidak tahan melihat anda terluka,”
Lalu Scarlesia menggiling semua tanaman itu menjadi satu, sang naga hanya memperhatikannya dan tidak mengganggunya.
“Oke, sudah selesai aku giling semuanya,”
Kemudian Scarlesia mengoleskan obat itu ke luka sang naga, dia mengoleskannya pelan agar tidak menyakiti naganya. Setelah itu dia membalut lukanya dengan syal merahnya karena dia tidak menemukan apapun untuk dijadikan sebagai perban.
“Aku sudah selesai mengobatinya, anda tidak boleh bergerak terlalu banyak agar lukanya tidak terbuka lagi,” ucap Scarlesia.
“Baiklah aku akan melakukan perintahmu,”
“Apakah anda dari dulu tinggal di sini?” tanya Scarlesia penasaran.
“Tidak, aku baru di sini beberapa hari yang lalu,”
“Apakah anda hanya sendiri saja?”
“Iya, aku selalu sendiri karena aku tidak mempunyai keluarga,”
“Apakah anda tidak kesepian tinggal sendiri? Aku merasa anda pasti kesepian kan? Sendiri itu tidak enak dan juga menyakitkan,” kata Scarlesia memasang wajah sendu.
Perkataan Scarlesia membuatnya tidak bisa berkata-kata, bohong jika dia mengatakan tidak kesepian. Pada kenyataannya dia memang sangat kesepian karena tidak ada teman maupun keluarga yang ada di dekatnya. Gadis kecil yang ada di hadapannya kini sungguh membuat hatinya terasa sejuk.
Setelah itu mereka melanjutkan kembali berbincang mengenai beberapa hal, lalu Scarlesia memetik beberapa bunga tulip hitam dan rumput putih yang tumbuh di sekitar sang naga berdiam diri. Selesai memetik semuanya Scarlesia pun pamit pulang pada naga merah.
“Semoga cepat sembuh tuan naga, sampai jumpa lagi!” pamitnya sambil melambai-lambaikan tangannya.
Scarlesia turun dari bukit dengan hati yang girang, dia menatap langit yang sudah terang dan matahari pun sudah terbit. Di bawah bukit ternyata sudah ada Kitty yang menunggunya, ia pun menghampiri Kitty yang tampak sangat bahagia melihat Scarlesia.
“Kitty! Apakah kau menungguku di sini sedari tadi?”
Kitty pun mengangguk sembari menggesekkan tubuhnya ke kaki Scarlesia.
“Anak pintar, sekarang maukah kau mengantarku ke luar hutan?”
Kitty pun bersedia mengantarkan Scarlesia, ia pun duduk menunggangi Kitty lagi. Kitty berlari sangat kencang untuk membawa Scarlesia keluar dari hutan. Tapi, di tengah perjalanan terdengar sebuah pertengkaran di depan sana. Scarlesia menyuruh Kitty sedikit lebih cepat untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Pada saat itu ia melihat bangkai hewan-hewan buas serta darah hewan bersimbah di tanah. Di sana ada Andreas yang menggunakan pedangnya untuk membunuh binatang yang hendak menyergapnya, ternyata semua ini adalah perbuatannya.
“ANDREAS!” panggil Scarlesia dengan suara lantang sambil turun dari punggung Kitty.
Andreas melihat ke arah suara Scarlesia datang, dia pun menyarungkan pedangnya kembali dan berlari menghampiri Scarlesia.
“SIA!!!” panggilnya balik.
Andreas langsung mendekapnya erat.
“Sia, kenapa kau tiba-tiba menghilang begitu saja? Apakah kau tidak tahu kalau aku sangat mengkhawatirkanmu?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
T o R a 21
gak jauh dr kata sial....gpp lah ganbathe thorrrr...sehat selalu
2024-12-23
0
Yunita Widiastuti
nogone lucu...reti cewek ayu melek motone
2023-06-09
0
Stya Wibowo
lah kok nada bukanya naga 😐
2022-01-07
0