“I-ini…”
Raut wajah Scarlesia terlihat tidak baik saat mengecek denyut nadi Ibunya Hana. Begitu pula dengan Hana perasaannya tidak enak soal ini.
“Ada apa Nona? Apakah penyakit Ibu saya parah?”
Sraakkk!
Scarlesia merobek paksa baju Ibunya Hana, mereka kaget saat melihat dada Ibunya yang sangat merah. Scarlesia menyentuh dadanya itu dan terasa sangat panas lalu berlanjut ke keningnya yang juga terasa panas.
“Hana, apakah Ibumu sering terkena demam?”
“Iya Nona,”
“Apakah dia juga sering mengeluhkan kalau paru-parunya serasa terbakar dan jadi susah bernapas?”
Hana meresponnya dengan mengangguk.
“Tidak salah lagi Ibunya terserang virus api. Aku dulu pernah membaca buku pengobatan tradisional milik Ibuku, tidak aku sangka kalau virus api ini benar-benar ada,”
Scarlesia terhanyut dalam pikirannya sendiri, yang dia tahu virus ini sangat susah untuk diobati. Virus api akan menyerang tubuh bagian dalam dan terus menyebar hingga membuat organ dalamnya terbakar sampai membuat si penderita meninggal dalam keadaan tersiksa.
“Bisakah kau tunjukkan padaku obat apa yang biasa dikonsumsi Ibumu?”
Hana bergegas mengambil obat yang biasa diminum Ibunya dan memberikannya pada Scarlesia. Dari luar tampak seperti sekota pil biasa tapi setelah diperiksa oleh Scarlesia, betapa terkejutnya dia saat itu.
“Pil ini terbuat dari biji lotus! Katakan padaku, apakah pil ini diberikan oleh dokter yang dikirim oleh duchess?” selidik Scarlesia.
Ekspresinya semakin tak karuan, keringatnya juga bercucuran keluar dari keningnya. Matanya bahkan tak berkedip sedikit pun, tangannya juga ikut bergetar seolah hal besar sedang terjadi.
“I-iya Nona, itu benar. Tapi kenapa? Apakah ada yang salah dengan obatnya?”
Scarlesia menelan salivanya, ia memijit pelan pelipisnya.
“Hana, Ibumu terserang virus api. Virus ini akan membakar seluruh organ dalamnya, jika Ibumu mengonsumsi biji lotus maka itu akan memperparah penyebaran virusnya. Saat ini paru-paru Ibumu hampir terbakar sepenuhnya dan hampir menyebar ke jantung serta ginjalnya,” jelas Scarlesia.
Hana kehilangan kata-kata sesaat Scarlesia menjelaskan mengenai penyakit yang menyerang Ibunya. Dia bahkan tak bisa mengontrol ekspresinya saat ini, rasanya dia ingin menangis dan berteriak saat itu juga. Tapi ketika dia melihat kedua mata Scarlesia, secercah harapan seolah menghampirinya.
“Saya benar-benar tidak tahu soal ini, apa yang harus saya lakukan untuk menyembuhkan Ibu saya Nona? Saya takut Ibu saya akan semakin menderita karena penyakitnya,” lirih Hana dengan kedua mata berkaca-kaca.
Erin merangkul pundak Hana, dia turut iba dengan Hana sekarang. Mimiknya ikut sendu melihat Hana yang sedang bersedih karena Ibunya.
“Xeon, apakah tidak ada cara untuk menyembuhkan penyakitnya?” tanya Scarlesia.
“Ada, rumput putih yang sebelumnya aku beritahu padamu itu sangat ampuh untuk menghilangkan virus apinya,” jawab Xeon sangat cepat.
Scarlesia menarik bibirnya untuk tersenyum, sekarang dia merasa lega mendengar jawaban dari Xeon.
“Tenang saja Hana, kau tidak perlu bersedih lagi karena aku tahu bagaimana cara menyembuhkan penyakit Ibumu,” ucap Scarlesia.
“Sungguh Nona bisa menyelamatkan Ibu saya? Terima kasih Nona, terima kasih,”
Hana melupakan kesedihannya, ekspresinya berubah seketika. Dia kini tengah bersujud di hadapan Scarlesia sebagai bentuk terima kasihnya pada Scarlesia. Namun, Scarlesia menarik dan mengangkat tubuh Hana untuk berdiri.
“Aku sudah berjanji padamu kalau aku akan menyelamatkan Ibumu,” ujar Scarlesia memeluk tubuh Hana.
“Terima kasih Nona, terima kasih,” balas Hana yang menangis haru.
Kemudian Scarlesia melepas pelukannya karena ada beberapa hal lagi yang perlu ditanyakannya pada Hana.
“Siapa yang merawat Ibumu ketika sedang bekerja?”
“Biasanya yang merawat Ibu saya adalah kakak laki-laki saya,”
“Sekarang dia ada dimana?”
Tiba-tiba saja di tengah pembicaraan mereka seorang pria muda memasuki rumah Hana.
“Hana!” panggil pria itu yang tampak kaget dengan keberadaan Hana.
“Kakak!”
Hana pun berlari dan menghambur ke pelukan pria yang ternyata adalah kakaknya yang bernama Rayn.
“Kenapa kamu ada di rumah?” tanya Rayn pada Hana.
“Karena aku ingin melihat kondisi Ibu,”
Hana menarik Rayn lebih dekat dengan Scarlesia dan Erin. Rayn tertegun saat melihat Scarlesia, wajahnya semakin merona ketika Scarlesia memberinya sebuah senyuman.
“S-siapa Nona cantik ini?” tanya Rayn yang penasaran pada Hana.
“Tidak sopan! Beliau adalah Nona Scarlesia, putri dari Duke Eginhardt!”
Rayn ternganga mendengar perkataan Hana, itu terlihat lucu di mata Scarlesia.
“Maaf karena saya tidak sopan Nona! Saya pantas menerima hukuman mati,” katanya membungkuk meminta maaf.
“Tidak usah dipikirkan, jadi kau yang selama ini merawat Ibumu?”
Rayn kembali berdiri untuk menjawab pertanyaan Scarlesia.
“Iya Nona,”
Kemudian Scarlesia menjelaskan semuanya pada Rayn mengenai penyakit yang sebenarnya diderita oleh Ibunya. Tergambar di wajahnya saat ini sebuah kemarahan yang sangat besar, ia tak menyangka hal buruk seperti ini akan menimpa sang Ibu. Padahal sebelumnya dia senang ketika duchess mengirimkan seorang dokter untuk mengobati penyakit Ibunya tapi kesenangan itu sirna dalam sekejap.
“Sial! Ternyata duchess ingin membunuh Ibuku secara perlahan!” gerutu Rayn mengepalkan kedua tangannya.
Scarlesia lalu menjelaskan kembali kalau dia akan menyembuhkan Ibunya dan memintanya untuk tidak marah lagi. Dia tidak ingin Rayn bersikap gegabah hingga memancing kemarahan Zaneta karena ini akan semakin rumit jika Rayn membuat Zaneta marah.
“Tolong kamu kompres dada Ibumu menggunakan air es, itu akan membuat rasa sakitnya berkurang. Beberapa hari lagi aku akan memberikan obatnya dan jangan pernah berikan Ibumu pil ini lagi,”
“Baik Nona, saya akan melakukan sesuai perintah anda,”
Setelah mengatakan itu, Scarlesia pamit pulang karena cahaya matahari sudah semakin meredup. Nanti akan mendatangkan masalah jika mereka sangat lama berada di luar mansion karena takutnya sesuatu yang buruk menimpa mereka.
Mereka kembali melewati gang kecil yang tadi dikarenakan tidak ada jalan lain lagi menuju jalan utama. Tapi, pada saat mereka tiba di jalan utama Scarlesia melihat pemandangan yang tidak menyenangkan. Dia melihat seorang pria paruh baya sedang menarik-narik tangan seorang gadis dan di belakang gadis itu ada seorang wanita yang menangis sambil memohon, sepertinya mereka adalah Ibu dan anak.
“Aku ini Viscount Edmond! Aku bangsawan, seharusnya kamu bersyukur aku mau menjadikanmu sebagai istriku!” ucap pria yang ternyata bangsawan itu.
“Tidak! Saya tidak mau menikah dengan anda! Saya masih 13 tahun,” tolak gadis kecil yang menangis itu.
“Tuan, saya mohon jangan bawa anak saya,”
Meski sang Ibu sudah memohon-mohon, Viscount Edmond tetap tidak mau melepaskannya dan masih bersikeras ingin menikahi gadis kecil itu. Semua orang di sana hanya menontonnya karena tidak ada satu pun orang biasa yang bisa melawan bangsawan. Awalnya Scarlesia tidak ingin ikut campur tapi dia ikut geram melihatnya kemudian langsung menghampiri pria tua itu.
“Hei kau pak tua! Lepaskan tangan kotormu dari gadis itu,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
‧͙⁺˚*・༓🌌𝙰𝚛𝚊𝚗𝚊 🌌༓・*˚⁺‧͙
Edmond om pedo🌝
2022-04-05
3
Agnes Orindo
sukaaa
2021-09-28
9