Lintang melanjutkan perjalanannya. Sekalian mencoba penyeberangan, Lintang ingin melihat keadaan para pedagang dan lainnya yang biasa memanfaatkan jasa penyeberangan.
Sampailah Lintang di tepi dermaga.
Tetapi, keadaan dermaga sudah agak sepi. Hanya ada para tukang perahu dan penjual penjual warung.
Ternyata, para pedagang sudah melanjutkan perjalanan mereka, begitu jalur penyeberangan sudah aman.
Para tukang perahu, begitu melihat kedatangan Lintang, segera berlomba lomba menawarkan jasanya.
"Apakah paman semua ada yang perahunya rusak, selama ada siluman buaya ?" tanya Lintang.
Ternyata memang ada beberapa tukang perahu yang perahunya rusak, bahkan tenggelam.
Kemudian Lintang membagikan sebagian uang yang Lintang bawa dari markas Ki Mojo, mereka mendapatkan pembagian uang dari Lintang dengan jumlah yang sama, sebagai pengganti selama para tukang perahu menganggur saat ada siluman buaya. Sedangkan yang perahunya rusak sampai tenggelam, mendapatkan pengganti untuk membeli perahu baru.
Sebenarnya Lintang juga berencana menyeberang.
Akhirnya Lintang minta kepada paman tukang perahu yang kemaren Lintang sewa untuk mencari keberadaan siluman buaya. Sekalian membayar ongkos berlayar kemaren.
Lintang pun akhirnya menyeberang dengan lancar.
Setelah keluar dari dermaga penyeberangan, sambil berjalan biasa, Lintang bertanya kepada Ki Sardulo, "Kira kira kita pergi ke arah mana Ki ?"
"Kita ke selatan saja ya den. Kita ikuti terus jalan ini saja den. Kita akan menuju pesisir," jawab Ki Mojo.
"Ada apa dengan pesisir Ki ?" tanya Lintang.
"Disana ada siluman naga den," jawab Ki Sardulo.
"Baiklah, kita ke selatan," kata Lintang.
Lintang jadi teringat cerita dari eyangnya, Ki Penahun. Bahwa di pesisir juga banyak pendekar pendekar yang tidak mau terikat dengan kraton. Baik pesisir Lor (utara) ataupun pesisir Kidul (selatan). Apalagi yang sudah menjadi pertapa, banyak yang bertapa di gua gua.
Lintang sengaja berjalan biasa, sambil melihat lihat kehidupan masyarakat.
Sudah tiga hari Lintang melakukan perjalanan. Dalam perjalanan itu, banyak diselingi lewat perkampungan. Kadang untuk makan dan juga menginap kalau malam.
Sebenarnya Lintang bisa saja tidur dan makan di hutan dengan berburu di hutan. Tetapi Lintang lebih memilih mampir ke warung dan penginapan, agar mendapat berita berita yang mungkin menarik perhatiannya.
Seperti halnya pada pagi hari ke empat ini.
Lintang sedang berada di rumah makan tempat dia menginap tadi malam. Karena penginapan ini juga menyediakan warung untuk makan ataupun sekedar minum.
Lintang mendengar cerita bahwa akhir akhir ini banyak penduduk sekitar pesisir yang hilang. Yang katanya, orang orang yang hilang itu, diinginkan atau diminta oleh penguasa samudra selatan.
"Apa mungkin itu perbuatan siluman naga ?" kata Ki Sardulo.
"Ki Sardulo tahu tentang siluman naga ?" tanya Lintang.
"Seperti yang saya ceritakan kemaren lusa den, kami berlima rutin bertemu di dunia siluman," Ki Sardulo menjelaskan.
"Siluman naga ini memang unik. Dia perempuan yang sangat angkuh. Walau kami berlima berkemampuan seimbang, tapi dia punya keinginan yang besar. Dia ingin mendirikan kerajaan siluman dengan dia sebagai ratunya. Katanya dia ingin menaklukkan penguasa penguasa di sekitar pesisir, baik di dunia siluman ataupu dari dunia manusia," Ki Sardulo memberikan penjelasan panjang lebar.
"Kenapa empat siluman lainnya tidak menegur atau melarangnya Ki ?" tanya Lintang.
"Kami berlima punya perjanjian untuk tidak saling mencampuri urusan masing masing," jawab Ki Sardulo.
"Kalau den Lintang ingin bertemu dengan siluman naga itu, kita ke arah perbukitan kapur yang berhadapan langsung dengan pesisir den," Ki Sardulo menyarankan.
"Baiklah Ki. Pagi ini kita menuju ke perbukitan itu," ajak Lintang.
Selesai makan dan membayarnya, Lintang menuju tempat yang dimaksud oleh Ki Sardulo.
Lintang mengambil jalan lain. Sekarang perjalanannya melewati sawah, ladang dan hutan dengan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya.
Sore hari saat matahari tenggelam, Lintang sampai di suatu bukit berkapur yang tepat menghadap ke lautan.
Lintang berhenti di dataran tertinggi di perbukitan itu. Sejenak Lintang menghadap ke arah lautan. Saat wajahnya, rambutnya yang sebahu dan seluruh badannya diterpa angin laut. Ada perasaan aneh yang dia rasakan. Perasaan yang hampir sama Lintang rasakan seperti saat Lintang sedang berada di dataran sekitar puncak gunung. Tapi ada sensasi yang berbeda.
Tetapi, dari kedua tempat itu, membawa hal yang sama. Perasaan damai, tenteram dan kesadaran, betapa kecil Lintang sebagai manusia, dikelilingi alam ini. Gunung yang menjulang tinggi, hutan yang luas, lautan yang membentang seolah tak bertepi. Apalagi saat memandang langit malam di mana bintang bintang berkerlip tiada henti.
Lintang jadi teringat petuah petuah eyangnya kala mereka mengobrol di malam hari.
Sementara waktu, Lintang tenggelam dalam perasaan itu. Menikmati sensasi itu. Dirasakan longgar di dadanya.
Kemudian kembali fokus hati dan pikirannya. Ada yang harus Lintang kerjakan.
Segera Lintang mencari tempat yang nyaman untuk duduk bersila, sekedar istirahat dan bersemedi memulihkan tenaga, walaupun larinya menggunakan ilmu meringankan tubuh tadi, tidak banyak menguras tenaga.
Sekitar tiga jam Lintang istirahat duduk bersemedi. Hanya suara hembusan angin yang menemaninya.
Tiba tiba Lintang merasakan ada yang berubah. Hembusan dan suara angin seperti berhenti. Senyap. Kemudian lamat lamat, Lintang mendengar suara bergemerincing, seperti di kejauhan. Suara itu seolah mendekat, terdengar semakin jelas.
Dari arah lautan, Lintang melihat nyala berwarna kuning keemasan. Besar. Seperti semakin mendekat ke arah Lintang.
Lintang memfokuskan penglihatannya.
Terlihat seperti kereta berwarna keemasan, dengan enam ekor kuda menariknya. Kereta itu melayang di udara. Cepat sekali gerakannya.
Sesaat kemudian, kereta itu sudah berjarak tiga puluhan meter dari tempat Lintang yang sekarang sudah berdiri. Kereta itu tetap seperti berjalan di udara.
Lintang melihat, kereta itu dengan sais seorang wanita, berpakaian seperti ksatria wanita dari kraton. Di belakangnya, juga seorang wanita, berpakaian seperti putri keraton. Dan di belakang dan samping kiri kanan kereta, wanita wanita berkuda yang sepertinya mengawal kereta.
Suasana senyap. Suara gemrincing, yang berasal dari kereta kuda yang berjalan melayang juga sudah berhenti.
Lintang hanya diam dan menatap mereka. Para wanita itupun semuanya, menatap tajam ke arah Lintang.
Kemudian terdengar suara, lembut dan pelan tapi seperti dekat di telinga.
"Anak muda, siapakah kamu ? Kami datang karena merasakan energi yang ternyata dari dirimu," tanya sais kereta sambil berdiri dari duduknya.
"Saya Lintang, dari gunung Merbabu," jawab Lintang.
"Kalau kamu ada urusan di daerah sini, segera selesaikan. Dan kemudian segeralah pergi dari sepanjang pesisir ini. Jangan sampai kita punya urusan yang berseberangan. Karena kamipun tidak pernah mengganggu tlatah Merbabu," kata sais kereta lagi.
"Saya hanya beristirahat dan bermalam di sini," jawab Lintang.
Diam diam sais kereta membatin, anak manusia ini kekuatannya besar sekali. Tapi dia tidak berasal dari kerajaan manusia, seperti pemuda yang di temui oleh tuan putri.
Lintang pun membatin, inikah siluman naga yang diceritakan oleh Ki Sardulo. Energinya memang seperti energi siluman, besarnya sama seperti energi Ki Sardulo. Mungkin ini siluman naga itu.
"Saya hanya beristirahat, besok pagi saya sudah meneruskan perjalanan lagi," kata Lintang.
"Baiklah, kami undur diri. Semoga kalau kita bertemu lagi, tidak dalam keadaan berseberangan," kata sais kereta.
Suara gemerincing terdengar lagi seiring dengan perginya kereta kuda menuju lautan, yang sesaat kemudian lenyap dari pandangan Lintang.
Angin kembali berhembus, suaranya bersahutan seperti berkejaran.
Lintang pun duduk kembali. Lintang seperti merasa kelelahan dan butuh istirahat lagi.
\_\_\_ 0 \_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
mania ijo
keren ceritanya
2023-12-05
1
Doel Dz
Keren~
Hal yang susah dilakukan, ketika kita lagi di tengah lamunan akan alam dan pentadabburannya adalah, kembali memfokuskan hati dan pikiran pada apa yang seharusnya kita lakukan di dunia nyata ini~
2023-11-06
0
Mawan Iwan
salut sama neng any sllu ketemu di manapun😂
2023-01-01
0